“Kau diantar siapa?,”Yosoeb sudah menunggu Shin tepat didepan pintu utama dormitori. “Minho…,”ucap Shin telak.
“Tapi bukankah….,”belum selesai Yoseob melanjutkan kalimatnya Shin sudah memotongnya.
“Kita akhiri saja kebohongan ini. Minho akan bertanggung jawab atas semua rumor yang beredar,”Shin menatap Yoseob yang tampak kecewa. “Yosoeb-ah~ gomawo…,”Shin menatap Yosoeb lekat-lekat dengan tatapan bersalahnya.
“Kukira semua akan bertahan lebih lama,”Yosoeb menghela nafas panjang.
“Mianhaeyo, masih untung dia mau bertanggung jawab.Benar kan?,”Shin menepuk bahu Yosoeb dengan senyum merekah.
“Benar juga,”Yosoeb terkekeh kecil sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. ‘Drrtt….Drrttt…’ponsel milik Shin bordering, menandakan sebuah pesan telah masuk.
From: Namja Chingu
Anyeonghasaeyo Kim Shin Neul^^ Sudah masuk apartement kah?
Shin mengerutkan keningnya. ’Ah. Choi Minho. Jadi dia sudah men-setting semua ini’
To: Namja Chingu
YA ! seenaknya saja kau mengutak-atik handphoneku!
From: Namja Chingu
Tidak ada salahnya kan? Kau kan gadisku sekarang^^
Shin memasukkan kembali ponselnya kedalam saku jeansnya.Menarik tangan Yoseob yang terasa kaku di tempat. “Kau tidak mau masuk?,”Shin memandang Yoseob yang juga tengah memandangnya.
“Ani. Aku mau keluar sebentar. Kau duluan saja. Oke,”jawab Yoseob sambil melepaskan cengkraman tangan Shin.
“O. Baiklah,”Shin mengangguk, dan melanjutkan perjalanan menuju apartemenennya seorang diri. Suara pintu dormitori yang tidak terkunci mulai terbuka, klop nya kini sudah mampu membuka pintu yang ditinggali oleh Shin dan Eunhee. Sebuah suara yang meneriakkan nama ‘Kim Shin Neul’ menyambutnya. Eunhee, sang kakak perempuan melompat tak percaya dengan kedatangan adik satu-satunya.
“Wae onni? Wae?,”bentak Shin. “Tidak bisa kah menyambutku dengan sedikit ramah. Aku baru pulang dari rumah sakit. Kau tidak tau kan kalau aku hampir tertabrak mobil,”jelas Shin panjang lebar membuat kakaknya terdiam di hadapannya.
“Aku tidak butuh penjelasanmu,”Eunhee menggeleng, menarik tubuh Shin menuju televisi yang berada di ruang utama. “Lihat,”sebuah televisi yang memamerkan foto kemesraan Shin dengan Minho menjadi pemandangan otomatis di hadapan Shin.
“Igo mwoya?,”Shin terbelalak dengan apa yang dilihatnya, ia menatap kakaknya tak percaya.
‘Choi Minho salah satu personil SHINee angkat bicara tentang tragedi yang terjadi di kampusnya dengan seorang gadis. Dia membenarkan bahwa gadis yang terdapat dalam video berdurasi kurang lebih tiga menit itu memang adalah pacarnya. Bahkan sore ini, berita mengejutkan datang dari account Weibo pribadi milik Minho yang memuat foto mesra ciumannya dengan gadis pujaanya tersebut.’
“Neo mischeoso?,”Eunhee menggeleng tak percaya. “Aigo. Kau baru datang ke Seoul sudah berbuat macam-macam. Aku tidak mau tanggung jawab ya kalau banyak surat atau benda-benda aneh datang ke tempat tinggal kita,”keluh Eunhee yang kini membaringkan tubuhnya di sofa yang menghadap ke arah televisi.
From : Raegun
Beritamu! Kau sungguh berciuman dengan Minho? Bukannya kau? Jinjja. Cceriatakan padaku besok. Oke !
From : Minyoung
Ya, Shin Neul. Aku tidak mengerti. Sebenarnya kau pacaran dengan siapa? Pokokny. Kau harus cerita besok. Oke
“Hah,”Shin merebahkan tubuhnya di kasur. “Ottokhae,”Shin memandang poster besar Minho yang terpasang di dinding kamarnya. “My dream come true,”Shin tertawa girang.
“Ayo ceritakan bagaimana kronologisnya,”tanya Eunhee saat Shin sudah duduk tenang di kursi makan. Sambil melahap makanan yang disediakan Eunhee, Shin mulai menerangkan satu- per-satu cerita sedetail mungkin. “Jadi begitu,”Eunhee mengangguk dengan penjelasan Shin. ”Jadi, mulai besok? Bahkan tadi sore? Kau sudah menjadi ‘kekasih’ Minho,”ucapnya dengan tangan kutip. “Atau kekasih minho?,”ucapnya lagi tanpa tanda kutip.
“Mollaseo onni,”Shin menggeleng.
“Lucu juga kalau mengingat-ingat kau datang ke Seoul tujuan utamanya bukan seratus persen untuk kuliah. Tapi karena Minho, dan sekarang? Hahahaha,”Eunhee tertawa terbahak-bahak mengingat alasan Shin yang tidak diketahui orang tuanya.
-Only You-
“Aaa... Aaa...,”suara teriakan para gadis membangunkan tidur Shin. “Aigo,”Shin membuka matanya perlahan diiringi sinar matahari yang menyengat masuk kamarnya.
“Kim Shin Neul! Bangun,”teriak Eunhee sambil membuka pintu kamar Shin. “Minho sudah datang. Kau tidak kuliah?,”Eunhee memandang Shin yang masih menutup diri di bawah selimut hangatnya.
“Sepagi ini? Aku bingung kenapa aku bisa ngefans dengannya,”Shin terduduk di pinggir kasur dan merenggangkan tubuhnya sebentar.
Shin berjalan gontai kedalam kamar mandi. Memandang pantulan wajahnya di depan cermin. ‘Aku masih di dalam mimpi ya?,’ Shin menatap wajahnya sambil mencubit-cubit pipinya, namun rasa sakit menggerayangi pipinya yang beberapa dicubit. ‘Kenapa aku malah sedih ini menjadi nyata?,’ Shin beralih pada tub di kamar mandinya. Membiarkan air mengisi penuh tub tersebut.
“Aaa!,”Shin berteriak kencang saat melihat Minho tengah duduk di kasurnya.
“Mwo?,”Minho mengalihkan pandangannya. “Mian,”Minho berjalan keluar kamar membelakangi Shin yang hanya memakai handuk, menelanjangi pundaknya yang tak tertutup handuk.
“Pabbo!,”Shin berteriak sambil menutup pintu kamarnya dengan hentakan yang kencang.
“Sudah?,”Minho menatap Shin yang baru saja keluar kamar.
“Kau tidak sopan.”
“Kakakmu yang menyuruh,”jelas Minho tak mau dianggap sebagai laki-laki. “Dia sudah berangkat kerja,”lanjut Minho, melihat Shin yang menelisik ruangan ke penjuru arah, mencari sosok Eunhee. “Pakai ini,”Minho menyodorkan tiga buah kantung besar.
“Ige mwoya?,”tanya Shin heran memandanga tiga buah kantung besar yang disodorkan Minho.
“Pakai saja, mana mungkin kekasih dari seorang artis memakai pakaian seperti itu?,”ucap Minho meledek.
“Ya! Ini gayaku. Kalau tidak mau, kita putus saja”
“Mau aku pakaikan atau pakai sendiri?,”ancam Minho sambil mendekat ke arah Shin.
“Ya. Ani,”Ucap Shin ketakutan sambil mengambil tiga kantung itu dan berjalan masuk ke dalam kamarnya.
“Yeppotta,”Minho tersenyum simpul sambil mendekatkan diri ke arah Shin yang sudah kembali setelah mengenakan pakaian pemberian Minho.
“Tidak terlalu terbuka kah bajunya?,”Shin menutupi bagian bawah lehernya yang memang lebih terbuka. Minho menggeleng, tersenyum menatap Shin yang masih ragu dengan pakaian yang dikenakan.
“Ya! Kau sedang apa,”Shin memukul dada Minho yang jaraknya tak terhitung.
“Mengikat tali bajumu,”Minho mengikat tali yang berada di belakang baju Shin dan membuatnya bentukan pita. Shin menatap simpulan pita itu dan menatap Minho,”Gomawo.”
“Ppoppo,”Minho menunjuk bibirnya.
“Aniyo,”Shin menggeleng kencang. “Aku saja tidak tau ini hubungan resmi atau hanya main-main”
“Ini hubungan resmi. Kemarin adalah tanggal kau dan aku menjadi seorang kekasih,”Minho menarik tubuh Shin perlahan dan mengecup bibirnya dengan lembut. “Saranghae,”bisiknya.
“Na…do…,”ucap Shin ragu karena ia merasakan jantungnya berdegup sangat kencang.
-Only You-
“Ya! Choi Minho putuskan pacarmu!,”teriak para gadis saat Minho dan Shin keluar dari gedung tempat tinggal Shin. “Ya!,”teriakan mereka sangat kecang seperti ingin merobohkan apartemen.
“Aku takut,”pekik Shin yang berada dalam rangkulan Minho
“Aniya. Percaya padaku,”Minho menutupi kepala Shin dengan jaketnya, sedangkan Minho terus merangkul Shin. Minho,Shin beserta managernya berjalan menerobos gadis-gadis yang memenuhi halaman gedung, namun semua tidak berjalan lancer, seorang gadis menarik paksa jaket yang menutupi wajah Shin, berhasil menelanjangi wajah Shin yang menjadi objek foto para fans maniak Minho. Seseorang berhasil menerobos dan berjalan berdampingan dengan Shin, menutup kembali kepala Shin dengan sebuah jaket yang lain.
“Yosoeb-ah,”Shin menoleh karah kanannya, ia mendapati sosok Yoseob tengah tersenyum dan ikut berjalan di sampingnya.
“Kau kan mantan kekasih bohonganku, jadi boleh kan aku menjagamu,”Yoseob menatap Shin lalu beralih ke Minho. Mereka bertiga terus menerobos gerombolan gadis-gadis itu sampai Shin dan Minho masuk kedalam mobil.
“Yosoeb-ah gomawo,”ucap dengan memberikan isyarat dari dalam mobil
“Gwencahana,”Yosoeb melambaikan tangan sambil tersenyum dan mobil itu berjalan perlahan meninggalkan apartemen
“Laki-laki yang kau minta untuk menjadi pacar bohonganmu ya?,”Minho menatap Shin serius
“Ya! Kenapa kau menatapku begitu?”
“Aku cemburu. Hukumannya. Kau harus menemaniku seharian penuh”
“Apa? Memang aku salah apa?,”Shin tidak mau kalah
“Karena kau pura-pura berpacaran dengan laki-laki lain,”belum sempat Shin mengutarakan maksudnya ‘menyewa Yoseob, Minho melanjutkan kalimatnya.
“Aku tidak perlu penjelasanmu. Ikuti saja mauku,”Minho membuka buku dan mulai membacanya
-Only You-
“Shin!,”Raegun melaimbaikan tangannya saat melihat Shin tengah berjalan dengan Minho dan mendekatinya. “Jadi,”Raegun menunjuk Shin dan Minho. “Kalian,”Reegun membisikkan sesuatu kepada Shin. “Yosoeb bagaimana?”
“Nanti aku jelaskan. Aku ada mata kuliah. Oke Raegun,”Shin menepuk bahu Raegun dengan senuym penuh teka-teki. Mendengar ulasan Shin, Raegun hanya mengangguk mengantarkan kepergian Shin bersama Minho.
“Tidak bisa dilepas ya? Aku risih,”pinta Shin kepada Minho yang sedari tadi merangkulnya.
“Ani. Sampai kau benar-benar aman”
“Eng? Itu Shin yang aku kenal? Berbeda sekali,”ucap Raegun sambil memandang Shin dan Minho yang semakin menjauh.
“Yo whats up!,”seorang merangkul Raegun yang masih terpaku pada sosok Shin dan Minho.
“Ya! Sunbe !,”bentak Raegun sambil memukul lengan laki-laki yang kini melepaskan rangkulannya di pundak Raegun..
“Peace Raeguna-ah~”laki-lakiitu memberantaki rambut Raegun pelan.
“Ish,”Raegun meyingkirkan tangan laki-laki itu dari kepalanya.
“Oke”lak-laki itu mengangkat kedua tangannya, menandakan bahwa ia menyerah.
“Ya Jaebom!,”panggil seorang laki-laki berkulit putih.
“Nichkhun sunbae,”Raegun terpana melihat Nichkhun yang semakin mendekat.
“Can you help me now?,”pinta Nichkhun yang sebelumnya menayapa pada Raegun
“Of course brother,”Jaebom merangkul pundak Nichkhun walaupun agak susah untuk digapai olehnya karena Jaebom lebih pendek.
“You want to Join?,”ajak Nichkhun pada Raegun
“Nan?,”Raegun terpana
“Of Course,”Raegun mengangguk tanpa ragu, padahal dia tidak tahu apa yang akan dikerjakan.
-Only You-
Raegun bersama dengan Jaebom dan Nickhun mulai menelusuri lingkungan kampus. Masing- masing membawa kotak bertuliskan ‘Charity’, program sumbangan untuk membangun rumah bacaan di wilayah terpencil di Korea Selatan. “Ya!m”suara teriakan mulai mengganggu pendengaran Raegun, apalagi ditambah dengan suara tamparan yang sangat kencang, membuat Raegun meringing mendengarnya. ‘Apakah masih jaman bully?’pekik Raegun yang kemudian teringat dengan Shin. Raegun pun memberanian diri mengendap-endap dari balik tambuhan yang menjulang tinggi.
“Ya!,”tanpa disadari Nichkhun sudah beranjak langsung ke arah kegaduhan itu. “Kau mau berbuat apa dengannya?,”Nichkhun menahan tangan perempuan itu untuk melayang lagi ke pipi seorang gadis yang sudah terduduk di rerumputan taman.
“Shin,”Raegun berlari kecil saat melihat bahwa benar temannyalah yang sedang terduduk lemah di rumput taman. “Gwenchana?,”Raegun mengangkat tubuh Shin.
“Ya! Mau dibawa ke mana dia?,”bentak perempuan itu saat Raegun hendak membawanya pergi dan beberapa temannya menghadang Raegun.
“Kwon Yuri ! Lepaskan dia, atau kau,”Nichkhun mengarahkan jari telunjuknya tepat di hadapan perempuan yang bernama Yuri itu.
“Lepaskan,”Yuri menyuruh temen-temannya untuk membiarkan Shin dan Raegun pergi.
“Ingat kata-kataku. Sekali lagi kau melakukannya. Habis kau!,”ancam Nichkhun
-Only You-
“Gwenchana?,”Nichkhun mendekati Shin dan Raegun yang sudah duduk di bangku taman. Shin hanya merespon dengan anggukan.
“Kim Shin Neul,”sosok Minho terlihat berlari mendekati Shin. “Gwenchana,”Minho mengelus kepala Shin lembut.
“Aku takut,”Shin langsung memeluk Minho dengan erat yang langsung disambut dengan elusan mesra di rambur Shin.
“Sunbaenim, Raegun,”panggil Minho, keduanya menoleh saat hendak meninggalkan Shin dan Minho berdua. “Kamsahamnida,”Minho membungkukkan tubuhnya.