“Kalian tau, kemarin adalah sebuah kecelakaan yang luar biasa menyenangkan,”ucap Raegun seraya berjalan mendekati meja taman kampus yang sudah ditempati Shin dan Minyoung.
“Wae?,”tanya mereka antusias.
“Kemarin aku bertemu Taecyeon sunbae. Aigooo~ dia tampan sekali. Apalagi saat berlari pelan menuju ke arahku sambil melepaskan kacamata hitamnya. Oh Tuhan!,”jelas Raegun dengan wajah memerah.
“Nado. Nado,”sahut Minyoung. “Kekasihku baru pulang dari Seattle kemarin. hihihi,”jelas Minoung malu-malu
“Jadi kau sudah punya kekasih? Pantas saja matamu tidak bergeriliya mencari laki-laki di sini,”kata Raegun. Minyoung tertawa malu mendengar ulasan Raegun. Kemudian beralih menatap Shin.
“Kau sendiri bagaimana? Ada hal yang menyenangkan?,”tatapnya bersama dengan Raegun.
“Hah?,”Shin mencoba mengingat-ingat. “Ani. Kemarin aku dilempari telur busuk oleh kelompok sunbaenim yang suka dengan Minho itu”
“Jinjja? Lalu kau tidak apa-apa kan?,”tanya Minyoung Khawatir.
“Gwenchana. Yoseob melindungiku. Tapi jadi dia yang terkena imbasnya,”jelas Shin.
“Anyeong chagi,”seseorang merangkul Shin dan mencium puncak kepalanya, berhasil membuat Minyoung dan Raegun menatap tak percaya.
“Anyeoong,”balas Shin sambil tersenyum kepada Yosoeb.
“Ka….Kalian…Aigo. Kalian sudah pacaran?,”tanya Raegun tak percaya.
Shin menatap Yosoeb sambil tertawa kecil. “Kemarin,”lanjutnya yang diiringi ucapan selamat dari Raegun dan Minyoung yang turut bahagia.
-Only You-
“Hei,”sapa laki-laki kepada Raegun.
“Sunbaenim,”Raegun membungkukkan badannya.
“Kau tidak apa-apa?,”laki-laki itu menatap Raegun dari atas sampai bawah yang nampak lebih dari baik-baik saja.
“Ne. Gwenchana,”jawab Raegun sambil menggaruk tengkuk leher yang tidak gatal.
“Baguslah. Kalau terjadi apa-apa pada dirimu. Beritau aku ya.”laki-laki memberantaki rambut Raegun pelan.
“Y…Ye. Taecyeon sunbae,”ucap Raegun terbata-bata karena jantungnya berdegup kencang saat tangan besar Taecyeon menyentuh pucuk kepalanya.
“Oke. Aku masih ada mata kuliah lagi. Duluan ya. Anyeong,”Taecyeon melambai tangan dan berjalan dengan gagahnya melewati lorong.
Dari tempat yang sama Raegun menatap punggung Taecyeon yang semakin menjauh, menikmati keindahan laki-lak yang ia kagumi beberapa belakangan ini, namun disela-sela lorong muncul seorang perempuaan cantik dengan dress berwarna putih dan rambut terurai panjang. ’Minyoo onni?’,terka Raegun dalama hati. Lalu dia teringat dengan kejadian saat Taecyeon mencium seorang perempuan. ’Jadi benar dia perempuannya? Dia kekasih Taecyeon sunbae?’,Raegun terus menatap kedua pasang manusia itu yang langsung mempersatukan diri saat mereka bertemu. ’Haaaaah,’Raegun menundukkan kepalanya. ’Sudahlah, dia memang lebih dariku’.
-Only You-
“Aaaaaaaa!,”Shin berteriak kencang saat sebuah mobil van hitam mendekat seakan ingin menabrak dirinya. Beruntung mobil itu tidak dengan sigap berhenti tepat di hadapan Shin. “Agassi, kau tidak apa-apa?,”Seorang pria paruh baya keluar dari mobil dan mendekati Shin. Shin yang masih shock menjatuhkan diri ke atas aspal.
“Aigo,”pria itu mengangkat Shin. “Pasti dia Shock,”ucap pria itu sambil memasukkan Shin kedalam mobil van hitam tersebut.
“Ya. Ba…,”seorang laki-laki memberhentikkan kata-katanya saat melihat sosok Shin yang di bawa masuk kedalam van.
“Kau masih ada schedule. Kita bawa kerumah sakita saja?,”ucap laki-laki paruh baya itu.
“Ani. Bawa saja ke dormitori. Hanya pingsan saja kan?”
“Itu akan sangat berbahaya kalau di bawa ke dorm. Kau bodoh sekali!,”ucap pria itu kesal sambil menjalankan mobilnya setelah menaruh Shin cukup nyaman di sebuah kursi tepat di samping laki-laki itu.
“Terserah…,”ucap laki-laki itu sambil memandangi Shin lekat-lekat
Pria itu lantas menggendong Shin masuk ke dalam rumah sakit, meninggalkan laki-laki yang terus memandang kepergian hyung dan perempuan di atas gendongannya. Tak melihat kedua sosok itu dari pandangan mata lagi, ia beralih pada buku yang masih berada di genggaman tangannya.
“Bilang padanya untuk menunggu kami menjenguknya. Oke,”ucap pria itu kepada suster yang menjaga ruang Shin, sebenarnya bukan ucapan pria itu secara langsung, tetapi pesan yang diberikan dari laki-laki yanng menunggu di mobil.
“Ye,”ucap suster itu mengangguk.
-Only You-
“Hmm...,”Shin mengerjapkan matanya yang semakin lama semakin jelas menampakkan sisi ruangan yang tengah ia tempati. “Aku dimana?,”Shin berhasil membuka penuh matanya. Kini hamparan langit-langit berwarna putih sudah menghiasi pemandangannya.
“Rumah sakit?,”tak lama seorang suster masuk, menanggapi celotehan Shin yang terdengar seperti meracau. “Kata seseorang yang mengantarmu. Kau harap tunggu sampai dia datang kemari. Ye?,”ucap Suster itu manis.
“Ne,” Shin mengangguk.
“Tasku?,”Shin nampak panik karena semua barang-barangnya tidak ada. “Aigo,”Shin merebahkan kembali tubuhnya di kasur, merasa tubuhnya masih limbung.
‘Klek’ suara klop pintu terdengar, mengalihkan pandangan Shin pada sebuah pintu yang mulai terbuka perlahan. Seorang laki-laki bertubuh tinggi masuk kedalam kamar rawatnya sambil tersenyum.
“Ya! Choi Minho! Sedang apa kau disini!,”teriak Shin pada Minho yang membawa se-bucket bunga mawar merah.
“Tenang dulu. Tadi kau hampir tertabrak mobilku. Sudah tenang saja,”ucap Minho. menenangkan, lalu memberikan tas kepada Shin, dan menaruh bunga mawar tersebut tepat dipangkuannya. “Aku lupa menaruhnya tadi,”lanjut Minho.
“Gomawo,”Shin tertunduk malu.
“Oiya,”ucap mereka bersamaan.
“Kau dulu,”pinta Minho.
“Hmm,”Shin mulai menata kalimatnya. “Masalah gosipmu. Mian, waktu itu aku kesal dengan perlakuan dosen jadi emosiku masih terbawa saat kau mengejarku, tapi aku akan mencoba menanganinya. Kau juga, jangan dekati aku saat kita di kampus atau di tempat lain sebelum rumor ini hilang.”
“Ani. Kau tidak perlu serepot itu. Pihak managementku sudah membereskan semua rumor kita,”jawab Minho dengan senyuman simpul di bibirnya. “Kau sudah lebih baik?,”Minho menatap Shin yang warna wajahnya kian segar. “Akan aku antar kau pulang sampai rumah dengan selamat. Karena kau masih tanggung jawabku.”
“Aniyo. Aku bisa pulang sendiri. Aku bisa menyuruh kakakku menjemputku. Ini demi keselamatan kau dan aku,”Shin meyakinkan.
“Hmm,”Minho terlihat berpikir. “Baiklah. Hati-hati di jalan. Aku bisa keluar kan sekarang?”
“Ya. Silahkan,”Shin mengangguk sambil tersenyum.
“Anyeong,”Minho membungkukkan badannya dan mulai berjalan menuju pintu, namun langkahnya terhenti dan membalikkan tubuhnya untuk menghadap kearah Shin.
“Wae?,”tanya Shin bingung.
“Walaupun pihak managementku sudah membereskan rumor di antara kita. Lantas kalau sudah terlanjur seperti rumor yang diperbincangkan. Kenapa tidak kita lanjutkan saja?,”Minho melipat kedua tangan di depan dadanya
“Mwoya? Sudah untung kau tidak aku benci seperti beberapa hari yang lalu. Sekarang kau memintaku seperti itu? Apa maksudmu?,”Shin meningginya suaranya. “Kau aman. Tapi aku? Kau tidak tau kan? Aku sudah diserang lebih dari satu kali oleh sunbaemu itu,”Shin terus mencerca Minho dengan berbagai alasan, namun langkah Minho terus mendekati Shin. ”Jangan cari masalah Choi Minho. Kecuali kau bisa menja….,”kata- kata Shin terhenti saat bibir lembut Minho menyentuh bibirnya. “Ya! Apa yang kau lakukan!,”Shin memukul bahu Minho kencang
“Kau akan mengatakan jika aku bisa menjagamu kau mau kan meneruskan rumor ini? Iya kan,”Minho menatap Shin lekat-lekat. “Aku akan tanggung jawab atas semua kesalah pahaman ini. Tidak perlu meminta bantuan dengan temanmu untuk berpura-pura menjadi kekasihmu. Aku yang akan bertanggung jawab atas semuanya. Aku akan menjagamu 24 jam,”tegas Minho yang mampu membuat Shin terdiam. “Lihat,”Minho memperlihatkan layar telepon genggamnya, disana ada foto ciuman mereka sudah diabadikan. “Mulai hari ini kau menjadi kekasihku,“Minho tersenyum simpul pada Shin yang membuat Shin tertunduk. “Kajja. Akan aku antar kau pulang,”Minho menarik tangan Shin.
“Ani. Aku akan pulang dengan kakakku,”berontak Shin menahan tangannya yang sudah ditarik Minho
“Ingat janjiku. Aku akan menjagamu 24 jam. Tidak akan ada yang berani denganmu,”seketika Minho mengangkat Shin dalam gendongannya, mengambil tas milik Shin dan membawa Shin keluar kamar rawat yang membuat pria paruh baya yang merupakan manager SHINee itu terperangah dengan perlakuan Minho
“Ya! Pabbo! Banyak orang disini Choi Minho!,”bentak sang manager sambil mengikuti langkah Minho
“Hyung! Dia kekasihku. Sebarkan saja,”ucap Minho enteng sambil terus berjalan, sedangkan Shin sibuk menutupi wajahnya dengan se-bucket bunga mawar yang diberikan Minho.
-Only You-
Didalam mobil keduanya hanya terdiam. Sesekali Shin menatap Minho yang memejamkan matanya dengan headset yang bertengger ditelinganya. ‘Apakah ini mimpi? Ciuman itu?’, Shin tersenyum lalu membalikkan kembali tubuhnya ke arah kaca yang berada di sebelah kanannya.
“Sudah. Tidak usah turun,”Shin menahan langkah Minho yang ingin mengikutinya masuk ke dalam apartemen
“Kau kekasihku. Jadi hakku untuk mengantarmu sampai depan pintu apartemenmu”
“Tidak perlu,”pinta Shin lembut dengan sedikit mendorong tubuh Minho.
“Baiklah,”Minho mengiyakannya namun, tangan Shin ditariknya lagi. “Hati-hati,”sebuah ciuman lembut mendarat di kening Shin. Beberapa orang disekitarnya melihat mereka dengan tatapan bingung. “Anyeong,”Minho tersenyum manis sambil terus menatap Shin yang berjalan masuk ke dalam apartemen.