Aku ingin memberinya sesuatu, tapi apa?
L.Joe terus berpikir sambil berjalan menuju ke meja order. Ahh, I know!
“ Aku mau pesan Americano satu dan… Oh, dia mau apa ya??”
L.Joe menoleh sebentar ke belakang menatap Hyeri yang sedang duduk diluar kafe. Ia menebak-nebak apa yang kira-kira disukai Hyeri.
Apapun itu, kuharap dia suka apa yang aku pesan.
“Satu lagi aku pesan Orange Waffle Ice Cream.”
“Ne, tunggu sebentar.”
“Permisi, aku mau ke tempat sebelah. Apa boleh aku tinggal? Aku akan kembali dengan cepat. Untuk jaga-jaga, pegang dulu kartu kreditku. Bolehkan nuna??” ucap L.Joe kepada kasir kafe itu.
“Tentu. Tapi, apa kau cukup lama? Aku takut Waffle Ice Cream-mu meleleh.”
“Emm, 5 menit saja. Tidak akan lebih. Aku janji nuna.” Jawab L.Joe dengan santai.
“Baiklah. Tidak malasah.” Kasir itupun tersenyum dan mengangguk.
“Gamsahamnida nuna. Seperti biasa kau memang selalu baik padaku.” Rayu L.Joe kepada kasir yang sudah cukup lama mengenalnya itu.
“Sudahlah jangan merayuku. Cepat pergi sana.”
“Oke nuna. Aku segera kembali.”
L.Joe pun pergi melewati pintu samping kafe itu tanpa diketahui Hyeri. Tak lama, ia pun sampai ditempat yang tepat berada disebelah kafe. L.joe meminta kepada salah satu karyawan toko untuk mencetak sebuah foto yang ada di flashdisk-nya.
“Harap tunggu sebentar.” Ujar salah seorang karyawan.
L.Joe mengangguk dan menjawab pelan.
“L.Joe-ssi. Foto anda sudah siap. Ada yang bisa dibantu lagi?”
“Ah, gamsahamnida. Tidak, ini saja.”
“Ne. Pacar anda yang difoto sangat cantik.” Komentar karyawan tersebut sambil tersenyum menatap L.Joe.
“Ah, bukan. Dia bukan pacar saya.”
“Oh, begitukah?”
“Ne.”
“Kalau begitu, silakan bayar dikasir depan. Terima kasih.”
L.Joe pun berlalu meninggalkan tempat tersebut dan kembali ke kafe tak lebih dari 5 menit sesuai janjinya.
“Nuna, aku tidak lama kan?”
“Wah, cepat juga. Ini pesananmu. Lebih baik kau segera kesana, sepertinya gadis itu cukup bosan menunggumu.” Jawab kasir itu sambil mengarahkan wajahnya kearah Hyeri duduk.
“Aku tahu nuna. Bolehkah aku pinjam pulpen?”
“Pulpen? Ini.”
L.Joe kemudian menuliskan sesuatu dibelakang foto yang tadi ia cetak ditoko sebelah. Entah apa yang L.Joe tulis, yang pasti ia berharap akan menjadi suatu permulaan bagi L.Joe untuk bisa bertemu kembali dengan Hyeri.
“Nuna, thankyou. Aku kedepan dulu.” L.Joe mengembalikan pulpen dan mengambil pesanannya.
L.Joe berlalu meninggalkan nuna si kasir. Sambil tersenyum, L.Joe terus memperhatikan Hyeri yang sibuk dengan ponsel dan bunga ditangannya.
Semoga kau suka. Hal terakhir yang diucapkan L.Joe dalam hatinya sebelum ia bersiap memberikan secarik foto tersebut.
***
“Ini foto sewaktu aku mengantarmu pulang kan?”
“Iya… Dia memberikan padaku. Seonmul katanya”
“Seonmul?” Minah sedikit mengerutkan dahinya.
“Ehm, seonmul karena aku sudah mau difoto olehnya walaupun tanpa izin.”
Hyeri menghempaskan tubuhnya ke sofa dan menyandarkan kepalanya dibahu kanan Minah yang duduk disebelahnya. Sambil terus mengunyah pop corn dan menatap layar tv dihadapannya, Hyeri melanjutkan pembicaraannya dengan Minah.
“Minah-ya… Kau tau tidak? Aku merasa ada yang aneh.”
“ Ya! Aku juga merasa ada yang aneh.”
“Oh, kau juga?? Jangan-jangan apa yang kau pikirkan sama denganku?!” ucap Hyeri yang kemudian mengangkat kepalanya dan menatap Minah.
Minah pun ikut menatap Hyeri dengan semakin banyak kerutan didahinya. Lima detik berlalu, tidak ada dari kedua gadis itu yang bersuara, sampai akhirya Minah pun memecahkan keheningan mereka.
“Kau tidak cemas sama sekali saat bertemu dengannya? Waktu dia mengajakmu makan?”
Hyeri lalu menggeleng tanpa sepatah kata.
“Jantungmu tidak berdebar sama sekali? Keringat dingin bagaimana?”
Hyeri menggelengkan lagi kepalanya tetap tanpa suara.
“Hyeri-ah, apa kau sudah mulai sembuh?”
“Molla-yo. Tapi, aku merasa seperti itu hanya saat bersamanya. Di situasi lain, aku tetap bisa merasakan penyakitku terus muncul.”
“Daebak!! Dia keren sekali. Penyakitmu bahkan seperti sembuh saat bersamanya. Apa dia malaikat yang turun dari langit untuk menyembuhkanmu ya?” Minah tiba-tiba bersemangat karena sosok L.Joe yang bagaikan sihir.
Hyeri menggeleng dan kembali menyuapkan pop corn kedalam mulutnya. Hyeri terus menerawang kedalam lubang pikirannya yang paling dalam. Ia membayangkan kembali pertemuannya dengan L.Joe siang tadi. Pertemuan yang rasanya telah menjadikan harinya hari yang paling menyenangkan seumur hidupnya.
Selama ini – semenjak ayahnya meningggal – , Hyeri tidak pernah merasakan hidupnya menyenangkan lagi seperti dulu. Hidupnya selalu dihantui rasa takut dan cemas. Jika sampai saat ini dia masih bisa menjalani kehidupan dan sekolahnya dengan baik, itu berkat obat-obatan yang dikonsumsinya. Tapi, karena Hyeri tipe orang yang tidak menyenangi obat, keluarga terdekatnya pun menjadi penolong terbesar untuk Hyeri. Karena itulah Hyeri disekolahkan bersama dengan Minah.
Tiba-tiba saja, Minah memecahkan lamunan Hyeri yang menatap kosong layar tv.
“Ya Hyeri-ah, lihat! Ada sesuatu difotomu!”
“Sesuatu apa?”
***
“My princess, mwohaneungeoya?” Chanyeol menyapa kekasihnya Hyeri lewat ponselnya.
“Na? Aku sedang membuat tugasku. Kau sedang apa oppa?”
“Aku sedang mempersiapkan dokumenku. Besok pagi aku harus ke rumah sakit. Kau tidak merindukanku hari ini? Aku sangat rindu, bahkan untuk melihat fotomu di ponsel saja sungguh sulit.”
“Begitu sibuknya… Aku benar-benar cemburu dengan pekerjaanmu oppa.” Suara Hyeri terdengar sedikit murung.
“Jangan bilang wajahmu sedang cemberut sekarang??
“Bagaimana kau tau wajahku cemberut?”
“Tentu aku tahu.”
“Oppa sok tahu!”
“Sudah, jangan cemberut ya. Aku video call oke??”
“Ne, oppa.”
Dalam sekejap, wajah Chanyeol muncul dilayar ponsel Hyeri. Hyeri masih memasang wajah cemberutnya untuk menjahili kekasihnya itu.
“Kenapa masih cemberut? Padahal aku mau lihat wajah cantik pacarku.”
“Jadi, sekarang aku tidak cantik ya?? Arasseo. Oppa pacaran saja dengan dokumen pekerjaanmu. Aku juga mau pacaran dulu.”
Tiba-tiba wajah Chanyeol berubah kaget mendengar ucapan terakhir Hyeri. Dengan wajah yang tampak sedikit gusar, Chanyeol lalu buru-buru merayu Hyeri.
“Pacaran? Kau mau kemana? Jangan bilang kau mau menemui Changjo tetanggamu yang selalu datang seenaknya kerumahmu itu?”
“Changjo?? Oppa, aku mau pacaran dengan tugasku dulu. Kenapa kau malah kepikiran Changjo? Ahh, kau cemburu yaa??” rayu Hyeri.
Chanyeol seketika salah tingkah karena tebakannya yang salah tersebut.
“Ahh, ani.”
“Jangan bohong. Wajahmu memerah begitu. Haha” Hyeri tertawa kecil melihat wajah Chanyeol yang memerah dilayar ponselnya.
“Ani. Ya sudah, aku tau kau sedang menjahiliku lagi. Pacarku ini memang jahil.”
“Dari dulu memang begitu kan oppa?” Hyeri tersenyum manis sambil menggoda Chanyeol.
“Iya memang.” Chanyeol pun ikut tersenyum bersama Hyeri.
Chanyeol lalu memandang dalam wajah Hyeri dari layar ponselnya. Ia memadang dengan begitu teliti, seperti ingin tahu apakah hari yang dilalui Hyeri hari ini baik atau malah sebaliknya.
“Bagaimana harimu? Gwenchana?”
“O, nan gwenchana.”
Syukurlah!
“Kalau ada apa-apa, hubungi aku ya?”
“Iya, pasti. Fokus saja dengan rumah sakit, kau baru saja akan diterima oppa. Jadi, jangan terlalu risaukan aku. Semangat oppa, oke??” ucap Hyeri sambil mengangkat tangan kanannya yang dikepal kedepan layar ponsel.
“Ne. Thankyou my princess. Lanjutkan pacaranmu sana, aku juga mau pacaran lagi disini.”
“Haha, oke my prince. Bye oppa.” Hyeri kemudian melambaikan telapak tangan kanannya didepan layar ponselnya.
Chanyeol menutup video call itu dengan kecupan manis melalui telapak kanannya. Begitu manisnya Chanyeol membuat Hyeri tersenyum dan berpikir betapa beruntungnya ia mendapatkan kekasih sebaik Chanyeol.
***
“Oppa, what are you doing?” Chorong tiba-tiba melingkarkan kedua lengannya dileher L.Joe dari belakang.
L.Joe pun sedikit menolehkan wajahnya kearah belakang dan mengelus kedua lengan yang sedang melingkar dilehernya itu.
“Oh, aku sedang meng-copy file yang mau kubawa besok. Tidurlah. Mau kuantar kesekolah besok?.”
‘Ehm” Chorong mengangguk manja pada kakaknya.
“Kau tidak sibuk besok?” sambung Chorong.
“Ada pemotretan Sohyun, kebetulan set-nya outdoor dekat dengan sekolahmu. Jadi, sekalian saja mengantarmu kesekolah.”
“Arasseo. Thankyou oppa. Bangunkan aku seperti biasa yaa.” Ucap Chorong berterima kasih.
Chorong lalu mengecup pipi kanan L.Joe kemudian berlalu ke kamar tidurnya.
“I love you oppa!” teriak Chorong sambil berlalu meninggalkan L.Joe.
“I love you Chorong-ah”
Chorong adalah adik perempuan satu-satunya yang paling L.Joe sayang. L.Joe dan Chorong hanya tinggal berdua di apartemen lantai 10 itu. Selama 2 tahun L.Joe mengurus Chorong sendirian di Korea tanpa kedua orang tuanya. L.Joe yang dua tahun lalu awalnya hanya berniat untuk pindah ke Korea sendirian, tiba-tiba harus membawa serta adiknya Chorong untuk ikut. Chorong yang terus merengek pada L.Joe untuk ikut membuat L.Joe tidak bisa menolak. Chorong adalah adik yang sangat manja dan terlalu dekat dengan L.Joe, saking dekatnya itulah membuat Chorong rela meninggalkan sekolahnya dan orang tuanya di Amerika daripada ditinggalkan oleh kakaknya.
Drrt!!! Ponsel L.Joe bergetar dan satu pesan baru masuk.
Nomor siapa ini?
1 message!
[ Annyeonghaseyo. Hyeri imnida. Apa kau ingat namaku? Kita tadi bertemu dihalte dan makan dikafe :) ]
“Oh, Hyeri? Jinjja?” wajah L.joe tiba-tiba berubah drastis setelah membaca pesan tersebut.
Drrt!!! Satu pesan lagi muncul.
1 message!
[ Oh iya, terima kasih sekali lagi untuk fotonya L.Joe-ssi.]
Akhirnya dia membacanya. Hatiku rasanya penuh, seperti ingin meledak. Aku harus jawab apa? Oh Tuhan, apa aku benar-benar menyukainya?
***
Pukul 9 malam…
Hyeri sudah duduk dimeja belajarnya semenjak 1 jam yang lalu, dan 30 menit belakangan hanya dihabiskan dengan memandang foto yang diberikan oleh L.Joe. Hyeri bersandar dikursi dengan kedua kaki yang diangkat dan disilangkan diatas kursi, sambil terus memandangi dan membolak-balik foto yang ada ditangannya. Hyeri kemudian memperbaiki posisi duduknya dengan benar dan membaca pesan yang ada dibelakang foto itu.
Kuharap kau menyukainya. Aku akan memberikan foto lainnya untukmu jika nanti kita bertemu lagi, tapi aku tidak ingin wajahmu sendu lagi. Tersenyumlah, dan aku akan memotretmu. Jika kau mau :)
010-271XXXXXX ~ L.Joe
Minah lah yang menemukan pesan dibalik foto itu pertama kali. Hyeri awalnya mengerjapkan mata tidak percaya melihat pesan tersebut. Apa benar ini tulisan dari laki-laki yang ditemuinya tadi? Sampai pada malam itu, Hyeri pun percaya bahwa pesan itu bukan hanya khayalan atau mimpinya. Tak lama, Hyeri segera mengambil ponsel disaku celana tidurnya dan mulai memcari kotak pesan. Tanpa ragu, Hyeri memasukkan nomor yang ada difoto itu dan mulai mengetik sesuatu disana.
To: 010-271XXXXXX
[ Anyyeonghaseyo, Hyeri imnida……. ]
Hyeri beberapa kali menghapus dan menulis kembali pesan tersebut di ponselnya. Sampai akhirnya, Hyeri pun yakin dengan pesan yang sudah ditulisnya.
Message sent.
Tak lama Hyeri mendapat balasan pesan dari nomor yang baru saja ia kirimi pesan.
Omo, dia membalas pesanku!
1 message!
[ Tentu aku ingat. Terima kasih sudah menghubungiku. Maaf tadi tiba-tiba aku meninggalkanmu. Kapan-kapan kita makan bersama lagi, aku janji tidak akan meninggalkanmu ^^~ ]
Seketika senyuman indah Hyeri merekah setiap kali L.Joe membalas pesannya.
[ Ani, tidak apa-apa. Kau terlihat sibuk tadi, jadi apa boleh buat. Kapan-kapan pasti kita bertemu lagi, karena kau sudah janji akan memberiku foto :D ]
Message sent.
1 message!
[ Ahh, tentu ^^ Kalau begitu, bagaimana kalau besok kau datang ke taman dekat kafe tadi? Aku ada pemotretan disana hingga sore. ]
[ Taman dekat kafe?? Apa boleh aku datang ke tempat pemotretanmu? Disana banyak orang kah? ]
Message sent.
1 message!
[ Tentu boleh. Iya, cukup banyak karena ada kru pemotretan juga. Datanglah. Kutunggu yaa~ ]
Pesan terakhir itu seketika menghapus senyuman Hyeri yang dari tadi tidak mau lepas dari bibirnya. Hyeri tampak sedang berpikir keras untuk membalas pesannya.
Kubalas apa ya?