[PREVIOUS]
Jongin menatap Sooyeon dengan tatapan heran, ia seperti risih dengan keramaian yang ada disini. Wajahnya menunjukkan bahwa ia tak suka berada disini.
“Mengapa wajahmu seperti itu?” bisik Jongin
“Aku hanya.. hanya gugup...”
“Jangan buat aku kecewa di acara sebesar ini...” Jongin lalu mengambil minum dan memberikan satu untuk Sooyeon. “Minumlah,,, agar tidak terlalu gugup..” timpalnya
“Jongin... apa lebih baik aku berada didalam mobil?”
“Tidak, sebelum Baekhyun melihat keberadaan kita disini...” ucap Jongin santai sambil memainkan gelas yang ada di tangannya.
Sooyeon mendengus kesal. Sooyeon tak tahu apalagi yang akan dilakukan Jongin pada Baekhyun.
Sooyeon berharap dia tidak akan menyakiti Baekhyun karena Jongin sudah berjanji padanya. Dan sialnya Sooyeon ragu dengan janji Jongin padanya.
“Kim Jongin...” panggil seorang pria dari punggung Sooyeon. Ia menghampiri Jongin dan juga Sooyeon.
Tepat sasaran! Decak Jongin
“Ah.. kau datang?” ucap Baekhyun.
“Ya,, seperti yang kau lihat bukan? Ah aku juga mengajak kekasihku... Lee Sooyeon..” ucap Jongin sambil memperkenalkannya lagi dihadapan Baekhyun.
Baekhyun sontak terkejut melihat Jongin datang bersama Sooyeon. Sooyeon nampak menunduk saat Baekhyun melihatnya kaget. “Ah.. bukankah kau sudah mengenalkannya padaku?” ucap Baekhyun tersenyum pahit.
“Ah.. benarkah? Aku lupa,,” ucap Jongin bohong.
“Senang berkenalan denganmu Mr. Byun..” sapa Sooyeon.
Baekhyun hanya membalasnya dengan senyuman. “Ah.. silakan menikmati hidangannya..” ucap Baekhyun kemudian berlalu.
Jongin menatapnya penuh dengan kemenangan. Ia begitu senang ketika melihat temannya menjadi mati kutu dihadapannya. Apa yang akan Jongin rencanakan sebenarnya?
“Hey.. borther!” pria itu menepuk pundak Jongin.
“Ya! Kau.. kau datang?”
“Ya... seperti yang kau lihat..” Mata Sehun menangkap seseorang dibalik badan Jongin.
“Ah.. mengapa menyembunyikannya dariku, Jongin?”
“Jangan mengganggunya..” ucap Jongin sedikit bernada tinggi.
“Aku tidak menganggunya hanya ingin berkenalan saja.. apa itu tidak boleh hoh?” Sehun mulai merayu Jongin.
“Baiklah.. kau bisa mengajaknya ngobrol. Aku ingin menyapa relasiku yang lain. Tapi ingat jangan macam-macam!” kali ini nada suara Jongin membuat Sehun hampir tak percaya. Ia tak pernah mendengar sahabatnya bernada seperti itu padanya.
“Kau tunggu disini. Aku akan menemui beberapa relasiku. Sehun akan mengawasimu, tetaplah bersamanya sampai aku datang, mengerti?” titah Jongin kemudian Sooyeon mengangguk cepat.
“Jaga dia..” bisik Jongin tepat ditelinga Sehun lalu ia berjalan menuju beberapa relasinya yang berada tak jauh dari mereka.
“Apa kau mau ke atas balkon?” ajak Sehun yang masih canggung menghadapi Sooyeon.
“Apa Jongin tak akan marah?” tanya Sooyeon. “Tidak akan. Aku akan menjamin. Dia pasti sedang sibuk mengobral ketenarannya... Ayo,..” jawab Sehun santai sambil mengenggam tangan Sooyeon dan mengajaknya pergi dari keramaian.
Sooyeon bisa merasakan angin yang berhembus kencang menyentuh tubuhnya. Langit masih sangat terang. Ia begitu nyaman setiap kali ia melihat langit. Sehun hanya menatapnya aneh. Ia jarang melihat wanita berkelakuan seperti itu.
“Ah.. Sooyeon? dengan pertanyaanku waktu lalu.. apakah kau ingat kita pernah bertemu sebelumnya?” tanya Sehun canggung.
Sooyeon tersenyum dan menatap Sehun. “Ya. Aku ingat..”. “Dan soal itu, kau tiba-tiba menjadi ketakutan? apa waktu itu kau sedang ada masalah?”
Bibir Sooyeon berjeda. Ia bingung apa yang ia jawab. Ia tak mungkin berkata jujur pada Sehun. Itu sangat panjang dan akan membuat Jongin marah lagi. Ia tak mau membangunkan singa di siang hari seperti ini. “Ah.. ada seseorang yang mengikutiku.. dan aku begitu takut.. sepertinya saat itu aku sedang berhalusinasi..” jawab Sooyeon bohong.
Sehun mendengarnya ada yang janggal dengan jawaban Sooyeon saat itu. Tapi ia tak ingin menjadi panjang dan menjadi pembicaraan yang serius. “Ah.. jadi kau sepupu Jongin? Bagaimana bisa ia menyembunyikan sepupu cantik sepertimu?” puji Sehun
Sooyeon tersenyum malu. “Sangat berlebihan bukan?”
“Aku sangat tertarik padamu.. Lee Sooyeon..” ucap Sehun sedikit bergetar membuat tubuh Sooyeon kaku seketika.
“Tak ada yang menarik dihidupku....” ucapnya dengan mata yang sendu.
“Aku tak tahu apa yang menarik di dirimu. Hanya saja saat melihatmu pertama kali, aku sangat tertarik...” ucap Sehun sambil menghadapkan dirinya menyamai arah gadis itu berdiri.
Sooyeon tersenyum dan memberanikan diri untuk menatap Sehun. “Ku rasa kau salah telah tertarik padaku. Jangan membuat dirimu menjadi sulit nantinya...” ucap Sooyeon lembut dan berlalu pergi meninggalkan Sehun sendiri. Sehun masih menatap punggung Sooyeon hingga berlalu. Ia memikirkan apa maksud dari ucapannya.
Mata Sooyeon mencari keberadaan Jongin, nampaknya ia mulai resah saat Jongin tak berada disisinya. Tiba-tiba tangan Sooyeon dengan cepat ditarik oleh seseorang dan menutup mulutnya agar tak berteriak.
“Ah...” rintihnya sakit.
“Sooyeonna....” panggil Baekhyun yang ada dihadapannya itu.
“Baekhyun.. apa yang kau lakukan?” tanya Sooyeon dengan nada bergetar.
“Mengapa kau hadir bersama Jongin hoh?” tanya Baekhyun dengan nada membentak.
“Jongin yang mengajakku, bukan aku yang mau, Baekhyun..” jawab Sooyeon seadanya.
“Mengapa kau tak kabur saja hoh? Banyak kesempatan bukan?” kata-kata itu begitu mencecar Sooyeon.
“Jika aku bisa pergi aku akan pergi dari dulu, Baekhyun! Aku tak akan pergi darinya...” Sooyeonpun ikut bernada tinggi.
“Ah.. apa maumu sekarang? Ingin menjatuhkanku?” ucap Baekhyun, matanya memancarkan amarah yang sangat dalam.
“Aku tak ingin menjatuhkanmu.. kau salah jika menilaiku seperti itu. aku mencintaimu Baekhyun, untuk apa aku melakukan itu padamu???”
“Bulshit!” elak Baekhyun. “Apa yang kau inginkan hoh? Apa kau ingin uang?” Baekhyun dengan cepat mengambil dompet yang berada di saku belakang celananya dan menebarkan uang di wajah Sooyeon.
Sooyeon tak sanggup menahan air mata yang sebentar lagi turun membahasi pipinya. “Kau pikir aku wanita jalang hoh? Apa kau sudah tidak mencintaiku lagi?? apa selama itu kau bisa melupakanku dengan cepat?” ucap Sooyeon dengan suara parau.
“Kau masih berfikir bahwa aku masih mencintaimu? Kau salah Sooyeon.. aku ini lelaki brengsek. Kau terlalu bodoh untuk menyadarkan itu. Stupid!” bentaknya
Tangis Sooyeon semakin jadi. “Aku harap kau tak akan menyesal mencampakkanku seperti ini...” ucap Sooyeon menahan isakkan tangisnya.
“Dan ku harap kau tak menyesal telah membelaku dulu.. jangan menganggu hidupku lagi! Kau mengerti!” bentak Baekhyun dan berlalu pergi meninggalkan Sooyeon dilorong sendirian.
Kaki Sooyeon tak mampu menopang tubuhnya. Ia tak pernah berfikir bahwa Baekhyun akan berkata pahit seperti itu. Membuat hatinya sangat sakit. Ia merasa seperti orang bodoh. Ia membenarkan ucapan Baekhyun kali ini. Sooyeon benar-benar merasa tak berguna sekarang. Baekhyun benar-benar berubah. Sebelumnya ia tak pernah melihat kilatan kemarahan Baekhyun, dan ia baru saja melihatnya.
Jongin mencari dimana keberadaan Sooyeon dan juga Sehun. Ia tak tahu bahwa Sooyeon sudah tak bersama dengan Sehun.
“Sehunna...” panggil Jongin
“Ada apa?” tanya Sehun santai.
“Dimana Sooyeon?” Jongin tak melihat Sooyeon berada di dekat Sehun.
“Ah.. ku kira dia pergi dan menemuimu? Aku sudah tak bersamanya...” ucap Sehun bingung.
“Brengsek!” ucapnya pelan. Ia kembali mencari Sooyeon di beberapa sudut gedung. Matanya tak melepaskan pencariannya. “Dimana kau brengsek? Beraninya kau mencari masalah hoh?” decaknya kesal.
Jongin melihat Sooyeon yang masih terduduk lemah dan beberapa uang bertebaran di lorong yang sedikit cahaya. Ia mendekatinya perlahan. Sooyeon tak sadar Jongin menemukannya dengan keadaannya seperti itu.
“Sooyeon? ada apa ini?” tanya Jongin khawatir. Sooyeon menghapus air matanya. “Tidak,,, kakiku sedikit pegal...” lagi-lagi Sooyeon berbohong.
“Kau tak bisa berbohong denganku Sooyeon. Apa yang terjadi hoh?”
“A-ku.. aku bertemu dengan Baekhyun...” ucapnya kemudian hening.
Jongin tersenyum bengis. Sepertinya rencana Jongin sudah berhasil. Menghancurkan Sooyeon dan juga Baekhyun.
“Dia sudah tidak mencintaimu kan?” tanya Jongin yang kemudian menyamai Sooyeon yang masih terduduk lemah. Sooyeon tak perlu menjawab pertanyaan yang Jongin berikan padanya.
Jongin berusaha membangunkan Sooyeon dan membawanya pergi dari lorong itu. “Hapuslah air matamu.. jangan terlihat lemah dihadapannya..” bisik Jongin.
Acara inti sudah dimulai semua tamu yang datang sedang memperhatikan Baekhyun yang memulai pembukaan di atas panggung. Sooyeon tak berani menatapnya. Ia tahu betapa sakit hatinya tiap kali menatap Baekhyun sekarang. Ia tak mau Jongin melihatnya menangis lagi dihadapan rekan kerjanya.
“Kau baik-baik saja?” tanya Sehun yang berada disebelahnya. Sedari tadi Sooyeon selalu mendengakkan kepalanya keatas.
Sooyeon hanya mengangguk tak berani menatap Sehun. Dan Sooyeon tiba-tiba pergi. Ia tak tahu kemana ia pergi, ia hanya mengikuti arah kakinya melangkah. Sehun melihatnya bingung ia mengikutinya. “Sooyeonna?” panggil Sehun. Jongin mengikuti mereka dari belakang.
“Kau menangis?” tanya Sehun khawatir. Dengan cepat tangan Sooyeon menghapus airmatanya. “Ah,, tidak...” elaknya. “masih saja mengelak? Aku melihatnya..”. Sooyeon hanya tersenyum Sehun mengetahui ia berbohong.
“Mengapa tersenyum sekarang?” tanya Sehun bingung. “Aku tak tahu, aku ingin tersenyum saja padamu...” jawab Sooyeon. Mereka saling bertatapan dan tersenyum satu sama lain. Itu yang membuat Jongin gerah melihatnya.
“Sedang apa kalian?” tanya Jongin dingin. Sehun dan Sooyeon langsung mencari dimana sumber suara itu.
“Jongin...” batin Sooyeon.
“Ah.. Jongin... aku hanya menemani Sooyeon disini...” gumam Sehun.
“Sooyeon, ayo pulang.. aku akan ada meeting lagi setelah ini..” Jongin menarik kasar Sooyeon. Sehun melihatnya ada yang aneh diantara mereka berdua.
-----
“Jongin.. maafkan aku yang tiba-tiba pergi saat acara masih berlangsung. Aku benar-benar tak bisa melihatnya lagi..” ucap Sooyeon yang berdiri dibelakang Jongin.
“Aku tak peduli!” ucapnya kasar.
“Tolong maafkan aku.. aku tahu kau marah padaku..”
Jongin geram dengan omong kosong Sooyeon. “Kau tidak tuli kan? Aku sama sekali tidak peduli!”. “Ah.. apa kau tidak meeting?” ucap Sooyeon yang ingat perkataan Jongin tadi. “Kau percaya?” Jongin melirik Sooyeon tajam. Ia menggeleng ragu. “Maaf...”
------------------------
Pagi ini Jongin sangat sibuk, mungkin bisa seharian ia menghabiskan waktunya di tempat kerja, dan meninggalkan Sooyeon sendiri dirumahnya. Seperti biasa ia menitipkan pesan pada bibi Ahn untuk Sooyeon. Dan ‘post it’ yang menempel di beberapa sudut. Sayangnya Baekhyun sangat pintar untuk menggunakan kesempatan emas ini untuk bertemu Sooyeon dirumah Jongin.
Bel rumah Jongin berbunyi. Membuat Sooyeon mau tak mau pergi beranjak membukanya. Ia sangat terkejut melihat Baekhyun yang berada dihadapannya. Mau apalagi dia menemui Sooyeon?
“Sooyeonna... aku mohon kau pergi dari sini dan memulai hidupmu dengan baik... aku tahu kau disini menjadi bulan-bulanan Jongin, dan aku tak mau kau menjadi seperti ini...”
Sooyeon menatap Baekhyun tajam. “Aku sudah pernah mencoba untuk kabur, aku sudah melakukannya dua kali, saat aku berada di amerika dan pergi ke Seoul. Dan terakhir saat aku bertemu dengan laki-laki yang dulu pernah mencintaiku.. aku sudah pernah mencoba untuk kabur... aku tidak bodoh seperti yang kau pikirkan Baekhyun!” ucap Sooyeon parau. Kali ini isakkannya semakin jelas.
Baekhyun mematung sesaat “Lalu apakah ingin mencoba untuk ketiga kalinya bersama ku?”
Pertanyaan itu membuat Sooyeon menatap Baekhyun penuh pertanyaan. “A-apa maksudmu?”
“Ya.. pergi bersamaku? Itu yang kau inginkan bukan?” tanyanya. Dengan cepat Sooyeon melayangkan tangannya ke wajah pria yang berada dihadapannya itu.
“Kau pikir aku apa?! Tiba-tiba seperti malaikat yang datang disiang hari seperti ini? Kau memakiku, membuatku seperti wanita jalang?? Kau pikir aku tak punya hati hoh?”
Baekhyun mendengus kesal. Ia menahan amarahnya. “Maafkan aku Sooyeon...”
“I hate you for giving up on me. I hate you for giving up on us. I hate you for hurting me. I hate you for making me cry. I hate you for leaving me. I hate you for not being there when i needed you the most. I hate you for what you’ve done. I hate you for ruining everything we had. I hate you for making me trust you when you were just gonna break that trust. I hate you for making me love you so much. I hate you for making me a foll because i still love you despite everything you put me through..”
Baekhyun terpaku, matanya memanas, bibirnya bergetar. Ia menatap gadis dihadapannya dengan tatapan menyedihkan. Ia tahu semua salahnya. Sooyeon memang pantas membencinya. Ia memang bukan pria yang sempurna lagi dimata Sooyeon. Ia sangat merasa bersalah kepada Sooyeon. Ia tahu, dialah yang menghancurkan hidup Sooyeon karena egonya sendiri.
Dengan cepat Baekhyun memeluk Sooyeon erat. Sooyeon sedikit berontak dan mendorong tubuh Baekhyun. Tetapi Baekhyun malah makin mengeratkan pelukkannya.
“Aku benar-benar minta maaf, Sooyeonna..” ucap Baekhyun bergetar, ia tak bisa menahan airmatanya kali ini. “Aku memang bukan pria yang bisa kau andalkan...” tambahnya.
“I hate you....” ucapnya pelan. Baekhyun melepaskan pelukannya perlahan dan mencoba menghapus airmata Sooyeon. “Ayo.. kita harus cepat sebelum Jongin datang dan melihat kita Sooyeon...”
Sooyeon menggeleng histeris. “Tidak... aku tidak akan keluar dari rumah ini Baekhyun... jika aku melakukannya maka Jongin akan membunuhmu dan aku tak mau itu...” ucapnya masih bersuara parau.
Baekhyun hampir pasrah mendengar ucapan Sooyeon. “Apapun itu, yang penting kau keluar dan pergi dari sini...” ia mencoba meyakinkan Sooyeon.
Sooyeon sangat ragu dengan apa yang akan dilakukannya. Ia benar-benar takut. Dan tak mau apapun terjadi terhadap Baekhyun jika ia memilih untuk pergi dari rumah ini.
Tetapi Baekhyun meyakinkannya terus menerus dan membuat Sooyeon. Mau tak mau melakukannya. Mereka bersiap keluar dan memasuki mobil dengan cepat tangan Sooyeon ditarik kasar seseorang. Yang membuat Sooyeon dan Baekhyun tercengang kaget.
“Mau kemana kau ?!” pekik Jongin.
Baekhyun terlihat sedang mencari alasan yang tepat untuk ini. Badan Sooyeon bergetar hebat.
“A-aku..” Sooyeon benar-benar tidak bisa berfikir jernih sekarang.
“Jongin.. dengarkan aku dulu... aku hanya ingin mengajak Sooyeon untuk berjalan-jalan saja.. tidak lebih.. kau jangan salah paham dulu..” Baekhyun membuat alasan.
“Oh begitu? Apa kau sudah bertanya pada Sooyeon bahwa dia akan menurutimu hoh?” ucapan Jongin benar-benar mencecar Sooyeon.
“Sooyeonna... apa kau benar-benar ingin pergi jalan-jalan bersama dengan Baekhyun hoh?”
o0000o
Gimana-gimana sama Chapter ini? Siapa yang paling jahat sebenernya Baekhyun atau Jongin?