home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > NICE TO MEET YOU

NICE TO MEET YOU

Share:
Author : lianosss
Published : 17 Mar 2015, Updated : 23 Apr 2016
Cast : Kim Jongin Byun Baekhyun Lee Sooyeon
Tags :
Status : Ongoing
5 Subscribes |174432 Views |14 Loves
NICE TO MEET YOU
CHAPTER 19 : Secret

“Hey ada apa ini Jongin?” tanya Sehun yang baru saja datang dan kemudian membantu Jongin untuk berdiri.

 

“Jongin? Kau tidak apa-apa?”

 

Sepertinya wajar jika Sehun melontarkan pertanyaan itu dengan nada yang begitu cemas.

 

“Kim Jongin.” Sehun menepuk pundak Jongin. “Ada masalah?”

 

“Tidak.” Jongin  mendesah pelan. Lalu turun dari kursi dan menatap Sehun . “Aku butuh bantuanmu.”

 

“Lalu siapa yang membuatmu seperti ini?” Sehun menatap Jongin dari ujung rambut hingga ujung kaki.

 

“Apa gara-gara gadis itu lagi?” kemudian Sehun berjalan mencari kotak p3k yang berada tak jauh dari dapur lalu kembali menuju Jongin.

 

Jongin menggeleng lemah, kemudian sesekali merasakan ngilu di daerah pinggir bibirnya.

 

“Lalu siapa? siapa yang berani memukuli tuan Kim sampai seperti ini?”

 

“Ck… apa kau benar-benar bodoh? siapa lagi dalang dari semua ini?!” decak Jongin sambil membersihkan lukanya di daerah pelipis mata dan pinggir bibir.

 

Mata Sehun menyapu ke seluruh sudut rumah Jongin. “Dimana gadis itu?”.

 

Tanpa Jongin membuka mulut, Sehun langsung menghembuskan nafas kasarnya. “Brengsek! benar-benar bernyali besar pria itu.”

 

“Apa yang akan kau lakukan selanjutnya? Kau tidak akan membiarkan gadis itu bersamanya, kan?”

 

“Kau tahu jawabannya Oh Sehun. Itu sebabnya aku menelfonmu kesini”

 

Sehun tediam bibirnya tetap mengatup rapat sementara sepasang irisnya yang tajam kini tengah memperhatikan Jongin yang masih membersihkan luka-lukanya.

 

“You’re not going to kill him, right?  it’s so dumb if you do that, jongin!”

 

“Jika itu yang dapat kulakukan u tuk membuatnya berhenti, why not?”

 

“YA! YA! Jongin, tidak mudah mencuci tangan untuk masalah ini, lebih baik kau fikirkan lagi dengan kepala dingin.”

 

“Aku juga tidak bodoh, Oh Sehun. Aku tidak akan membunuhnya dengan tanganku sendiri.”

 

Lagi-lagi Sehun menghembuskan nafas yang berat karena melihat tingkah Jongin yang begitu extream dimatanya. “Coba kau fikirkan matang-matang jangan terlalu gegabah dan akupun-”

 

“Kau angkat tangan? kau tak mau membantu ku? begitu? Ya, bisa saja. asalkan semua uangku harus kembali besok dengan jumlah dan nominal yang sama saat aku memberikan padamu”

 

Mata Sehun membulat bibirnya dibiarkan terbuka karena mendengar sahabatnya ini sekarang sedang mempermainkannya.

 

“Ck.. baiklah-baiklah, aku - akan - membantumu. Ah, tapi kau tidak akan menyuruhku untuk membunuhnya,kan?” Sehun menegaskan kalimatnya dengan sedikit decakan.

 

Jongin menampakkan wajah liciknya. Siapa yang bisa menduga apa yang akan Jongin lakukan nantinya. Sekalipun itu Oh Sehun, dia pun pernah salah memperkirakan sahabatnya yang begitu gila itu.

 

---

 

Pria itu menatap Sooyeon dingin. Setelah ia menyelamatkannya dari niat busuk pria-pria bejat tadi. Tak bisa dipungkiri dalam hatinya Sooyeon ingin sekali mengucapkan terima kasih. Tapi rasa malunya yang begitu besar menyelimutinya sekarang membuatnya mengurungkan ucapan itu. Dia tidak begitu jelas menangkap wajah pria yang baru saja menolongnya itu, karena ruangannya begitu gelap dan lagi pula Sooyeon tidak berani menatap ke arah pria itu.

 

“Sooyeon….” pria itu memanggil lembut gadis yang berada dihadapannya dengan pakaian yang benar-benar minim.

 

Dengan itu Sooyeon pun memberanikannya untuk menatap dan melihat wajah dari si pria itu untuk lebih jelas.

 

“Kau….bisakah kau membawa pergi ku dari sini?”

 

Pria itu mendekat semakin bisa Sooyeon melihat jelas wajahnya.

 

“Baekhyun?” ucapnya lemah.

 

“Aku tidak bisa membawamu pergi dari sini.” jawabnya begitu tenang.

 

“Mengapa? kau bisa memukul pria-pria tadi dan mengusirnya? mengapa tidak bisa membawaku pergi dari tempat ini? I’m afraid.”

 

“Karena ini tempatku Yeon.. Maaf atas perlakuan suruhanku yang semana-mena tadi. Aku tak akan membiarkan siapapun menyentuhmu.”

 

Sooyeon pun hampir tak percaya dengan penjelasan Baekhyun. “Lalu apa maumu? Mengapa kau sangat aneh Baekhyun? Menyerahkanku lalu membawaku bersamamu lagi seperti ini? Apa yang sedang kau permainkan?” ucap Sooyeon yang begitu menggebu-gebu.

 

“I’m sorry Yeon. Pakailah pakaian ini setidaknya kau tidak menggoda suruhanku dengan menggunakan dress mini itu.” Baekhyun memberikannya baju dan celana untuk gadis itu. Tidak lama ia pergi meninggalkan Yeon yang menyisakan kerutan di dahinya.

 

Isakkan tangis itu malah makin menjadi setelah Baekhyun meninggalkannya. Ia benar-benar bingung apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa menjadi seperti ini? Itu sangat membuatnya frustasi.

 

Setelah beberapa menit kemudian dengan Sooyeon yang sudah mengganti pakaiannya, Baekhyun datang membawakan makan dan minum untuknya.

 

“Kau makanlah dulu, biar nanti ku jelaskan semua pertanyaanku” ucapnya yang masih begitu tenang.

 

“Aku tidak lapar” ucap Sooyeon dingin.

 

Baekhyun menghembuskan nafas berat kemudian mendekati gadis itu ingin membukakan tali yang mengikat di kedua tangan gadis itu.

 

“Aku tidak seburuk apa yang kau fikirkan. Aku hanya ingin menyelamatkanmu dari Jongin. Kau harusnya berterima kasih padaku, Yeon”

 

Sooyeon yang masih memegang kedua pergelangan tangannya hanya bisa diam ketika Baekhyun membuat penjelasan itu tanpa Yeon bertanya.

 

“Lalu mengapa aku berada ditempat seperti ini?”

 

“Kau tidak mengingat tempat gelap seperti ini?” Ya, lagi-lagi Baekhyun membuatnya bingung.

 

“Dengarkan aku, aku akan membuat kau mengingat semuanya, tentang Jongin. Dia hanya ingin kau mati ditangannya perlahan-lahan. Dia hanya ingin kau mati seperti tunangannya yang kau bunuh Yeon.”

 

Nafas Sooyeon seakan berhenti seper sekian detik. Kemudian bernafas lagi dengan begitu susahnya. Matanya perih, air matanya menumpuk mendengar perkataan Baekhyun yang entah dari mana ia sepercaya itu.

 

“Yang kutabrak adalah tunangannya?”

 

Baekhyun mengangguk cepat. “Jadi ku mohon, kau harus tinggal bersamaku kali ini. Jangan memilihnya dan ingin bersamanya lagi.” ucap Baekhyun yang terdengar memohon.

 

Air matanya jatuh begitu saja, tapi tidak ada isakan seperti sebelumnya. Dia menangis dalam diam. Menyesalkan yang selama ini ia lakukan bersama Jongin. Dadanya sakit, seperti dihantam karang. Bagaimana tidak, Jongin terlihat manis dan baik dimatanya. Dia tidak pernah memperlalukan kasar atau jika pernah pun dia akan kembali memperlakukan gadis itu dengan baik. Apa yang harus Sooyeon percayakan dari ucapan Baekhyun tadi? Sooyeon pun sudah tahu niat busuk Baekhyun bersama keluarganya yang ingin memisahkannya dengan Jongin.

 

“Aku tidak percaya padamu” ucap Sooyeon.

 

“Kau harus percaya padaku. Bukankah aku satu-satunya orang yang kau percaya?”

 

“Tidak lagi. Lalu untuk apa kau ingin aku bersamamu? Untuk apa kau memisahkanku dengan Jongin? Mengapa kau malah membiarkanku bersama Jongin saat itu?”

 

“Itu karena aku di jebak dengannya, pria itu begitu licik kau harus tahu itu. Dia tidak semanis yang kau lihat. Kecelakaan yang membuatmu lupa ingatan itu semua karena Jongin.” ucap Baekhyun yang mulai meninggikan nada bicaranya.

 

“Sebelum kau lupa ingatan, kau dipenjarakan dirumahnya dengan begitu tidak layak, kau sempat memintaku untuk menolongmu saat itu, dan kau tahu semua bekas luka ditubuhmu itu perbuatannya, dia menyiksamu Yeon, kau harus sadar itu.”

 

“Lalu dimana kau saat aku seperti itu?”

 

Pertanyaan itu membuat Baekhyun skakmat.

 

“Apa kau tidak menolongku saat itu?”

 

“Aku tidak bisa berbuat apa-apa saat itu Yeon.” sangkal Baekhyun.

 

“Aku tidak akan mempercayai lelaki gila yang berbicara omong kosong sepertimu.” Jawab Sooyeon datar. Perkataan menyakitkan yang dikeluarkan pria itu seperti tidak membuatnya ciut sama sekali.

 

“Ayolah Yeon, aku tidak ingin kau terus menerus dibodohinya. Lihat dirimu begitu rusak dan berantakan. Aku hanya ingin menolongmu. Apa kau telah mencintainya?”

 

Sooyeon tidak memberikan respon apapun pada pertanyaan itu. Membuat Baekhyun semakin yakin kalau pertanyaannya barusan mendapatkan pembenaran. “Uh, apa yang diberikan Kim Jongin padamu hingga kau dengan sukarela mau menjadi bonekanya seperti sekarang?”

 

“Aku bukan orang jahat, Sooyeon. Jongin yang penjahat. Ah, meskipun aku orang jahat sekalipun. Aku tidak akan menyakitimu. Tapi Jongin menyakitimu. Dia yang menghancurkan hidupmu, jika kau masih munafik untuk tidak bisa mengingatnya.” Baekhyun berkata dengan nada yang jauh lebih kalem daritadi.

 

Kata-kata Baekhyun hanya omong kosong, kan? Jongin mana mungkin melakukan segala hal busuk seperti yang Baekhyun katakan padanya. Jongin bukan penjahat, pria ini hanya mencoba mencuci otaknya dengan segala fitnah yang ia berikan kepadanya. Sooyeon melihat dan merasakan sendiri kalau Jongin itu baik hati, bahkan terlalu baik untuk melakukan apapun untuknya. Tapi disaat yang bersamaan, dia tidak tahu…ucapan Baekhyun terasa benar untuknya.

 

“Aku tidak percaya padamu!” dia mengulang jawaban yang sama seperti sebelum-sebelumnya. Sayangnya Baekhyun menyadari itu. Sooyeon mulai terpengaruh dengan doktrin yang sudah ia tanamkan, dalam waktu secepat ini. well, cepat atau lambat, dia merasa yakin kalau Sooyeon akan berada dipihaknya.

 

“Jika kau sudah mengingat semuanya. Kurasa kau akan membenarkan semua perkataanku.”

 

--

“Jongin? Kau tidak apa-apa?”

 

Sepertinya wajar jika Sehun melontarkan pertanyaan itu dengan nada yang sedikit lebih keras dari sebelumnya. Karena selain keadaan club yang hingar bingar ditambah dentuman musik yang menggema ke seluruh sudut ruangan, di samping Sehun, Jongin terus menunduk sembari memainkan gelas berisi winemiliknya. Sedikitpun tidak memperdulikan Sehun yang sedari tadi terus memanggilnya.

 

“Kim Jongin.” Sehun menepuk pundak Jongin. “Ada masalah?”

 

Jongin memberhentikan pergerakan tangannya, bibirnya tetap mengatup rapat sementara sepasang irisnya yang tajam kini tengah memperhatikan wine yang masih tersisa banyak di dalam gelas miliknya.

 

“Aku sedang berfikir.” Jongin mendesah pelan. Lalu turun dari kursi dan menatap Sehun tanpa minat. “Aku akan pulang.”

 

“Apa?” Sehun menatapnya heran. “Hey! Ini masih terlalu awal untuk—Ya! Jongin!” Sehun berseru ketika tiba-tiba Jongin berbalik, memasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket dan melenggang santai meninggalkan Sehun yang kini menatap punggungnya dengan tatapan bingung. “Ck! Benar-benar..”

 

“Kenapa? Dia mulai lagi?”

 

Sehun menoleh ke sumber suara. Ke arah seorang bartender yang kini tengah sibuk mengikis batu es, yang kemudian Ia masukkan ke dalam gelas, lalu menuangkan wine di sana.

 

“Jongin  menjadi lebih pendiam akhir-akhir ini.” Kata bartender itu.

 

“Ya, kau benar, D.O.” Sehun menundukkan pandangan. Mengetuk-ngetukkan ujung kukunya di permukaan meja bar tanpa memperdulikan D.O yang mulai menatapnya penasaran. “Dia menjadi seperti itu semenjak sesuatu yang sangat di inginkannya dirampas begitu saja.” Sehun menggeleng pelan, kemudian melanjutkan dengan nada gumam. “Aku yakin dia akan gila bila terus seperti ini”

 

--

 

Jongin memberhentikan mobil sport miliknya di sisi jalan, di depan sebuh minimarket yang letaknya tak jauh dari persimpangan. Setelah menutup pintu mobil, Jongin masuk ke dalam mini market untuk membeli sebungkus rokok di sana. Selesai membayar, Jongin keluar dari pintu mini market menuju mobil seraya kedua tangannya sibuk membuka bungkus rokok ditangannya. Ia baru saja akan mengambil sebatang rokok dari dalam bungkus saat ujung matanya kini menangkap sesuatu.

 

Jongin menghentikan pergerakan tangannya, bahkan kakinya. Ia kemudian menoleh dan mendapati sosok gadis itu baru saja berhenti di depan sebuah cafe tak jauh darinya.

 

“Halo? Baekhyun-ah, kau di mana?”

 

Jongin menatap gadis itu lekat-lekat. “Soo Jung.” Gumam Jongin dalam hati, masih memperhatikan Soo Jung yang tengah berdiri di depan sebuah toko kue di depan sana. Gadis itu juga terlihat tengah berbicara pada Baekhyun lewat ponsel yang Ia tempelkan di telinganya. Dan Jongin bisa mendengar suara gadis itu samar-samar tempatnya berdiri.

 

“Sebentar lagi? Baiklah, aku akan menunggumu. Hm, jangan lama-lama.”

 

Jongin tidak mengerti mengapa dirinya malah terdiam dan terus mengamati gadis itu. Bukankah hal yang sangat aneh, saat Soo Jung ingin bertemu dengan Baekhyun. Terlebih lagi, untuk pertama kalinya gadis itu kembali setelah ia meneruskan kuliahnya di amerika. Soo Jung adalah gadis yang sangat menyukai Jongin. Sebelum Jongin bertunangan dengan kekasihnya dulu, ia telah berteman lama tapi Jongin tetaplah Jongin, dia tidak menyukai gadis seperti Soo Jung yang begitu manja dan terlalu lemah untuknya. Tidak ada yang special dimata Jongin padahal Soo Jung begitu menyukai Jongin yang akhirnya rela menunggu Jongin sampai saat ini. Bagaimanapun Jongin menolaknya, Soo Jung akan berusaha mati-matian untuk bertemu dengannya lagi. Benar-benar tidak ada lelahnya.

 

“Baekhyun-ah!!” Soo Jung berseru, seraya melambaikan satu tangan pada Baekhyun yang baru saja datang mengendarai mobil  berwarna silver. Lalu ketika Baekhyun berhenti di tepi jalan, Soo Jung bergegas menghampiri Baekhyun dan menunjukkan ekspressi kesal pada pria itu. “Ya! Kau membuatku menunggu lama kali ini.”

 

Baekhyun menghiraukan keluhan Soo Jung. “Lebih baik kita membicarakannya di cafe saja. Setelah ini aku harus buru-buru pulang” ucap Baekhyun tanpa basa-basi ia masuk ke dalam cafe tanpa menunggu persetujuan dari gadis itu.

 

Jongin terus membuntuti mereka dari jarak yang memadai, tapi tidak akan terlihat oleh mereka. Layaknya detektive handal. Yang membuntuti mangsanya.

 

“Gadis itu sudah bersamaku.” Baekhyun membuka pembicaraan setelah tadi ia memesan minuman.

 

“Lalu? Apa yang sekarang aku harus lakukan?”

 

“Tidak sulit, kau hanya terus menganggu Jongin saja. Jika perlu kau menjebaknya agar tidak bisa lari darimu.”

 

Soo Jung tersenyum girang. “Ah.. Aku tak habis fikir. Kau ternyata sangat licik, Byun Baekhyun.” kata Soo Jung.

 

Tanpa mereka tahu, di sisi lain, Jongin yang mendengar itu langsung menunjukkan sorot mata yang tajam. Jongin bahkan tidak sadar jika satu tangannya kini meremas kuat sebungkus rokok yang masih berada dalam genggamannya. Terlebih saat Ia melihat Soo Jung turut ikut dalam masalah yang Baekhyun buat, lalu gadis itu dan Baekhyun tertawa bersama seakan rencananya berjalan dengan mulus. Membuat Jongin semakin memanas hingga tangannya kini meremas bungkus rokok itu semakin kuat. Tangannya bergetar, membuat urat-urat di punggung telapak tangannya kini tampak semakin nyata.

 

Rahang Jongin mengeras. Tangannya masih meremas bungkus rokok itu kuat-kuat sementara sorot matanya kini terlihat semakin tajam. Semakin menusuk saat bibirnya kini bergumam. “Kau lihat saja sampai sejauh mana permainan yang kau buat sendiri!”

 

---

 

Gadis itu masih enggan menatap sekelilingnya selain langit-langit kamar yang gelap itu. Sesekali menghembuskan nafas berat, lalu memejamkan matanya dan membukanya kembali. Benar, ucapan Baekhyun terputar dengan jelas dalam ingatan Sooyeon. Dia berharap ingin tidak memikirkan ucapan itu, tapi hal aneh pada dirinya malah terus memikirkannya. Setengah dari dirinya seperti membenarkan ucapan Baekhyun saat itu.

 

Gadis itu kemudian terbangun setelah bunyi pintu kamar yang menandakan seseorang telah masuk ke dalam kamarnya.

 

“Sudah makan?” tanya Baekhyun yang masih berpakaian kantor.

 

Sooyeon menggeleng lemah. ”Aku tidak lapar”.

 

“Jangan menyiksa dirimu Yeon, aku sama sekali tidak berniat mengurungmu seperti ini. Aku hanya ingin kau sadar akan kebenarannya. Aku hanya ingin membantumu. Bukan ingin menyiksamu.”

 

Sooyeon menggeleng cepat. “Tidak. Kau menyiksaku, Baekhyun. Kau sedang menyiksaku perlahan-lahan.”

 

“Ayolah buka fikiranmu, Yeon. Kau telah dibutakan oleh Jongin. Kau harus sadar itu. Aku disini yang akan membantumu.”

 

“Dia telah menyiksamu sampai kau seperti ini, dia telah membuatmu melupakan hal yang sebenarnya terjadi. Dia sudah berhasil menghancurkan hidupmu. Dan -”

 

“Cukup! Aku tidak ingin kau terus menerus menjelek-jelekkan Jongin dihadapanku.” ucapnya begitu frustasi.

 

Melihat gadis itu yang malah menjadi takut padanya, Baekhyun pun berhenti setelah ucapannya begitu menggebu-gebu.

 

“Maafkan aku, mungkin ini sangat berat, tapi aku hanya ingin membantumu untuk lebih cepat sadar. Aku pergi.”

 

---

Hari ini matahari belum menampakkan sinarnya, tapi Jongin sudah terbangun lebih cepat dari hari biasa. Pagi ini dia sangat terburu-buru. Sesuatu penting yang tidak bisa ditunda-tunda, sesuatu yang menurutnya sangat penting untuk kelangsungan hidupnya.

 

“Aku akan segera meluncur kerumah Baekhyun, kau siapkan yang lain untuk mengawalku.” ucap Jongin yang baru saja menelfon Sehun sambil mengendarakan mobilnya.

 

Dan dengan itu Sehun pun bergegas menyusul Jongin beserta antek-anteknya. Tidak mengendarai mobil, Sehun lebih memilih menggunakan motor sportnya yang baru saja ia beli pekan lalu.  Dengan kaos hitam dibalut dengan jaket kulit berwarna putih dan juga celana jeans hitam yang terkesan bad boy ini menambah ketampanan pria itu.

-

Jongin menggedor-gedor rumah Baekhyun dengan begitu membabi buta, terkesan tidak punya sopan santun sama sekali. Baekhyun benar-benar telah membangunkan singa yang seharusnya sedang tertidur nyenyak di dalam raga Jongin. Baekhyun benar-benar membuat Jongin sudah tidak akan menahan amarahnya. Jongin akan membunuh Baekhyun jika dia tidak memberitahu dimana Sooyeon berada. Jongin sudah berniat akan membunuh pria itu, tidak peduli sekalipun dengan tangannya sendiri.

 

Ketukan pintu Jongin cukup terdengar, dan bahkan sangat tidak manusiawi, pagi-pagi sekali sudah bertamu dan menggedor-gedor pintu rumah dengan sangat keras.

 

“Keluar kau pengecut!” kutuk Jongin.

 

Pintu itu kemudian terbuka perlahan dan didapatinya Baekhyun yang masih menguap dengan masih berpakaian piyama.

 

“Dimana Sooyeon?!!!” Jongin menarik ujung kerah piyama milik Baekhyun. Baekhyun sontak kaget dengan apa yang dilakukan Jongin.

 

“Hey! Lepaskan aku!”

 

“Tidak sebelum kau membawaku menemui gadis itu!”

 

“Kau benar-benar bodoh! Untuk apa mencari gadis itu lagi? Dia tidak akan mau denganmu”

 

“SHUT UP!” Jongin meninju wajah Baekhyun, dia sudah benar-benar ingin meledakkan semuanya.

 

Baekhyun malah tersenyum renyah, setelah tinjuan Jongin mengenai pinggir bibirnya. “Kau ingin membunuhku? Bunuh saja! Aku sama sekali tidak takut, Mr.Kim!” Baekhyun menyodorkan tubuhnya kepada Jongin.

 

Jongin tersenyum miris. “Dimana Sooyeon berada bajingan!!!!!”

 

“Baiklah, baiklah jika kau memaksa, dia berada di dalam kamar masih tertidur pulas. Dan kau ingin membangunkannya dan membawanya per- ”

 

Tidak ada alasan Jongin menunggu Baekhyun menyelesaikan ucapannya. Semua perkataan Baekhyun akan membuatnya menyia-nyiakan waktunya. Ia mendorong Baekhyun hingga terjatuh dan pergi menelusuri satu per satu kamar yang berada di rumah Baekhyun.

 

“Sooyeon.” Jongin menemukan gadis itu yang sudah terbangun sedang terduduk sambil memeluk kedua kakinya yang ia tekuk. Gadis itu kaget melihat seseorang yang baru saja datang dan berlari menghampirinya.

 

“Apa Baekhyun melukaimu? Dimana dia melukaimu, hoh? Kau baik-baik saja?” Jongin mengecek kesemua tubuh gadis itu, berharap ada bekas luka yang Baekhyun buat. Dan dengan itu Jongin dapat membuat alasan untuk memukulnya lebih parah lagi. But she’s okay. Semua pertanyaan Jongin membuat gadis itu menangis. Sooyeon benar-benar tidak mengerti mengapa hatinya sekarang menjadi aneh, ia seperti meng-iya-kan perkataan Baekhyun waktu itu.

 

“Dia tidak melukaiku. Kau yang melukaiku!” ucapnya begitu dingin.  

 

~oo000oo~

 

Happy reading guys!

Btw author lagi seneng bgt, gegara MV Lightsaber keluar! Yeay!

Dan kebetulan juga di MV itu hanya ada SeKaiBaek, pas banget karakter mereka di MV badboy gitu, sama kaya di FF yang kubuat ini. Berasa FF ku di MV-in

 

Nah jangan lupa ya, baca FF ini sambil dengerin lagu Lightsaber hehe^

Terima Kasih!

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK