home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > NICE TO MEET YOU

NICE TO MEET YOU

Share:
Author : lianosss
Published : 17 Mar 2015, Updated : 23 Apr 2016
Cast : Kim Jongin Byun Baekhyun Lee Sooyeon
Tags :
Status : Ongoing
5 Subscribes |174432 Views |14 Loves
NICE TO MEET YOU
CHAPTER 14 : Thankyou, Kim Jongin!

Baekhyun mengacak rambutnya asal, dilihatnya jam yang terpasang di tangan kirinya dan waktu menunjukkan pukul 11:00 malam tepat. Padahal tadi pagi dirinya mengatakan ke ibunya akan pulang cepat. Kenyataannya saat hampir tengah malam seperti ini dirinya baru sampai.

 

“Baekhyun-ah?” panggil Ibu Byun yang menunggunya pulang kerja.

 

Baekhyun menoleh ke arah dimana ibunya berada.

 

“Ibu? belum tidur?”

 

“Aku menunggumu.. aku ingin bertanya padamu”

 

“Ingin bertanya apa bu?” tanyanya kemudian berjalan mendekati ibunya.

 

“Bagaimana tender itu? Apa kau bisa mengatasinya?”

 

Bakhyun mengira Ibunya akan bertanya tentang Sooyeon. Tapi tebakan Baekhyun meleset. Ibunya lebih mementingkan tender besar itu.

 

“Ya. Besok aku akan tanda tangan kontrak bu..”

 

“Ah.. syukurlah.. kalau begitu ibu tidur ya. Ohya, sudah kubuat kan makan malam. Jangan lupa dimakan” katanya lalu berlalu pergi dan menghilang dibalik pintu kamarnya.

 

Bukankah pilihan Baekhyun kali ini benar? Ia lebih memilih tender itu dibanding Sooyeon. Jika Baekhyun tidak memilih tender itu, mungkin Ibu Byun akan nekat bunuh diri. Dia adalah satu-satunya wanita yang Baekhyun sayang sekarang. Ibu Byun tidak mau hidup susah. Dia tidak pernah susah selama ia hidup. Ia akan berjuang mati-matian agar hidupnya terangkat. Begitupun Baekhyun ia terlahir sebagai anak yang  kaya raya, tidak pernah ia merasakan bagaimana hidup susah. Untung saja Baekhyun tidak seperti ibunya, yang ingin selalu punya segalanya. Dia terdidik sebagai anak laki-laki penurut, pendiam dan bahkan pengecut. Semua ucapan orangtua Baekhyun selalu Baekhyun turuti. Bukan karena ia sangat hormat terhadap orangtuanya tetapi karena dia tidak berani mengambil keputusan sendiri. Ia begitu pengecut. Tidak berani berkata ‘tidak’ jika ia tidak menyukai suatu hal yang di pinta ibunya atau ayahnya

 

Dulu, setiap apapun yang Baekhyun inginkan selalu dikabulkan oleh kedua orangtuanya, apapun itu. Mereka tidak pernah menolak apa yang diminta Baekhyun. Dan saat itu diusianya yang ke 17 tahun ayahnya selalu berkata. “Ibu dan Ayah tidak akan menolak apapun permintaanmu sampai kau besar nanti, jadi kau harus patuh terhadap apapun ibu dan ayah pinta”. Dan dari situlah karakter pengecut itu muncul, Baekhyun tidak pernah sama sekali menolak apapun pinta orangtuanya, karena ia berfikir itu adalah bentuk balas budinya terhadap orangtuanya.

 

Sampai saat itu...

 

Orangtua Baekhyun memutuskan untuk tidak melanjutkan pertunangannya dengan Sooyeon berlanjut. Hal ini pun sulit untuk Baekhyun, mengingat dia begitu mencintai gadis itu. Dan ia kembali teringat perkataan ayahnya. Sampai akhirnya keputusan yang bukan berasal dari hatinya pun terucap. Ia memutuskan hubungannya dengan gadis itu.

 

Sampai kapan hidup Baekhyun disetir oleh kedua orangtuanya? Sampai kapan Baekhyun terus memendam semua ketidak inginannya?

 

----

 

Pada pagi yang masih belum menampakkan mataharinya itu Sooyeon terbangun tiba-tiba. Matanya langsung terbuka tanpa kantuk dirasa karena mimpi buruknya. Dia bermimpi bahwa dia mengalami kecelakaan. Keringat dinginnya keluar disekujur tubuhnya, ia merasakan takut itu. Mimpi itu seperti kenyataan baginya. Sooyeon menoleh ke sebelah ranjangnya dan sontak kaget melihat Jongin yang duduk dipinggir ranjang sedang memerhatikannya.

 

“Apa kau bermimpi?”

 

Sooyeon memberi jeda diantara kedua bibirnya. Tangannya memegang erat selimut yang masih berada diatas tubuhnya. Sooyeon kemudian mengangguk perlahan.

 

“Mimpi buruk?” tanya Jongin dengan wajahnya yang serius dari sebelumnya.

 

Sooyeon kemnali mengangguk lagi. “Tabrakan itu...” ucapnya sepotong.

 

“Tabrakan?” tanya Jongin bingung.

 

“Apa aku pernah mengalami tabrakan?” tanyanya dengan nafas menggebu.

 

“Ya, kau mengalami amnesia ini karena kecelakaan. Kau berlari pergi dariku dan tiba-tiba saja truck besar menabrakmu..” jawab Jongin perlahan, agar tidak membuat Sooyeon panik atau shock.

 

Sooyeon menggeleng cepat. Sooyeon kembali mengingat mimpi itu. Mimpi itu bukan seperti yang Jongin katakan.

 

“Bukan.. aku sedang berada di dalam mobil...”

 

DEG!

 

Jongin kembali mengingat saat dimana hidupnya seperti sudah tidak bernyawa lagi, saat dimana ia menangis sekeras mungkin, menyesal, marah.

 

“Tolong... jangan bahas itu..” ucap Jongin yang tiba-tiba dingin kemudian ia meninggalkan Sooyeon sendiri dikamar.

 

Sooyeon menatapnya bingung melihat tanggapan Jongin terhadap mimpinya itu. Ia sekarang benar-benar bingung dengan mimpinya ditambah lagi tanggapan Jongin terhadap mimpinya itu.

 

---

 

Dengan tekat yang masih kuat Sooyeon memberanikan diri untuk menelpon Baekhyun dan mengajaknya bertemu. Baekhyun pernah berjanji untuk menceritakan semua masa lalunya jika ia mulai mengingatnya. Ia harus menjelaskan tentang kecelakaan itu. Menurutnya, Baekhyun adalah satu-satunya harapan Sooyeon untuk pulih kembali.

 

Sesampainya Sooyeon di cafe dekat rumah, Sooyeon kembali menghubungi Baekhyun. Jika ia sudah sampai di cafe. “Aku hampir sampai..” ucap Baekhyun melalui sms.

 

Dengan sweater hitam panjang dan celana jeans yang sedikit robek membuatnya good looking untuk semua wanita yang melihatnya.

 

“Hai...” sapa Baekhyun pada Sooyeon yang sedang terduduk sambil meminum segelas hot green teanya.

 

Sooyeon tersenyum membalas sapaan Baekhyun.

 

“Apa kabar?” tanya Baekhyun basa-basi

 

“Seperti yang kau lihat, aku baik...” ucapan Sooyeon seperti mengantung, Baekhyun tahu Sooyeon ingin meneruskan ucapannya. Ia pun memberikan raut wajah yang menegaskan ingin tahu.

 

“Tapi aku sedang bingung...” lanjutnya.

 

Baekhyun menyipitkan matanya sedang menerawang apa yang Sooyeon bingungkan kali ini.

 

“Mengapa menatapku seperti itu? tanya Sooyeon melihat tingkah aneh Baekhyun.

 

“Aku hanya ingin menebak apa yang membuat wanita cantik ini kebingungan” jawabnya terkekeh.

 

“Aku tidak bercanda, Baekhyun...” ucapnya dengan tatapan serius kepada Baekhyun.

 

Lalu kemudian raut wajah Baekhyun menjadi serius dan monoton. “YA!” teriaknya kesal.

 

“Aku sudah serius. Apa yang membuatmu bingung?”

 

Sooyeon terdiam sejenak, mengambil nafas berat dan berkata. “Apa kamu akan berkata jujur jika aku bertanya padamu?”

 

Baekhyun kemudian mengangguk cepat disertai senyumnya yang lembut.

 

“Apa aku pernah berada didalam mobil dan mengalami kecelakaan?”

 

Mata Baekhyun membulat, wajahnya berubah menjadi pucat pasi dan tenggorokannya seketika kering. Jantungnya berpacu lebih cepat daripada sebelumnya. Baekhyun tahu apa yang sedang dibicarakan Sooyeon, dia amat, sangat tahu mengenai hal itu.

 

“Baekhyun?” Baekhyun hanya terdiam sama sekali tidak menggubris Sooyeon.

 

“Apa.. kau tahu sesuatu tentang itu? Pasti kau tahu, kan?”

 

Baekhyun benar-benar lepas kontrol saat ini. Baekhyun tidak percaya secepat ini Sooyeon akan mengingat kejadian itu, malah ia berharap Sooyeon bisa melupakan kejadian itu. Tapi semua kebusukkan pasti akan tercium bangkainya, bukan?

 

“Jadi.. Saat itu adalah hari aku melamarmu. Saat perjalanan pulang tiba-tiba mobil yang membawa kita tergelincir kepinggir sampai menabrak pohon. Kita tidak mengalami luka yang serius. Hanya saja, aku melihat sesuatu yang baru saja tertabrak....lalu aku mengeceknya dan benar ada seorang wanita dibalik tempat sampah dekat pohon. Aku panik saat itu, aku khawatir denganmu akhirnya aku membawamu cepat-cepat pergi dari sana dan mengucapkan itu baik-baik saja...”

 

Tiba-tiba Sooyeon menghentikan penjelasan Baekhyun. Dia mengambil kesimpulan cepat atas penjelasan Baekhyun, bahwa dialah yang menyetir mobil itu dan menabrak seseorang sampai akhirnya ia dipenjara.

 

“Sudah cukup... Aku sudah tahu sekarang, mengapa aku menjadi mantan nara pidana...”

 

Baekhyun hanya bisa terdiam. Ia tidak mengerti apa maksud dari perkataan Sooyeon.

 

“Jadi aku benar-benar pembunuh?”

 

“Sooyeon dengarkan aku dulu, itu sudah menjadi masa lalumu...”

 

“Lantas dengan benar-benar lupa ingatan itu menjadi lebih baik?” ucapnya nada suara meninggi.

 

“Hey... jangan seperti ini, kita sedang berada dicafe, Sooyeon.”

 

“Kau pikir lupa ingatan akan membuatku menjadi lebih baik? Tidak, Baekhyun. Aku seperti orang bodoh, semua orang sepertinya berkata jujur padaku tapi aku sama sekali tidak percaya pada mereka. Aku seperti terus ditipu habis-habisan. Karena sama sekali tidak mengingat apapun dari mereka. Otakku serasa mau pecah...” ucapnya makin meninggi dengan isakkan yang mulai terdengar.

 

Baekhyun mengerti dengan semua keadaan ini, memang sangat sulit menjadi orang yang tidak tahu apa-apa.

 

“Aku mengerti, Sooyeon. Tapi tenanglah kali ini. Kau tak mungkin membuat yang lain menjadi memerhatikanmu, kan?”

 

Sooyeon mengambil nafas dalam yang sangat berat. Ia mulai mengatur dan mengkontrol emosinya.

 

“Maaf...” ucapnya singkat lalu menghapus airmatanya.

 

“Baiklah... lebih baik kau kuantar pulang. Jongin pasti akan mencarimu... apalagi jika dia tahu kau bersama ku sekarang...”

 

---

 

Jongin duduk di ruang tamu dengan perasaan gusar. Kedua kakiknya tak berhenti bergerak dan matanya tak ada henti memandang pintu depan rumah, menunggu seseorang akan datang melewati pintu itu.

 

Hingga tiba-tiba dilihatnya pintu terbuka perlahan, dan Jongin langsung berdiri dari duduknya menghampiri siapa yang datang.

 

“Sooyeon?” Jongin menatap Sooyeon lembut, tangannya langsung mengenggam lengan Sooyeon. “Dari mana saja?”

 

Sooyeon berhenti dan menatap Jongin kemudian ia berjalan lagi menuju kamar. Jongin bingung melihat tingkah Sooyeon yang aneh. Jongin kemudian mengikuti Sooyeon dari belakang.

 

“Mengapa kau tidak menjawab ku?” Jongin mencoba tidak meninggikan suaranya.

 

“Aku mau mandi...”

 

“Baiklah. Setelah selesai mandi ku tunggu kau di ruang tv”

 

Setelah hampir setengah jam Jongin sibuk mengonta-ganti channel televisi. Ia benar-benar muak dengan semua ini. Menunggu wanita berdandan memang sangat membosankan menurutnya.

 

“Apa yang dilakukannya sampai selama ini?” ucap Jongin kesal lalu mengecek ke kamar.

 

Terlihat punggung Sooyeon sedang berbaring diranjang. Dan membuat Jongin benar-benar kesal dibuatnya. Ia hampir tidak percaya Sooyeon begitu menyepelekan ucapannya.

 

“Hey! Aku tahu kau belum tidur” ucap Jongin.

 

“Sooyeon? apa kau tuli?” ucapnya sekali lagi.

 

“Aku tidak ingin diganggu. Bisakah kau malam ini tidak tidur bersamaku?”

 

Kerutan di dahi Jongin terlihat karena mendengar ucapan Sooyeon yang tidak biasanya.

 

“Ada apa ini? apa kau tidak mau bercerita padaku?”

 

Tak ada jawaban yang terlontar dari mulut gadis itu, sesekali Jongin mengambil nafas dalam agar emosinya tidak meledak karena tingkah Sooyeon hari ini. Ia belum pernah sesabar ini dalam menghadapi gadis itu. Telinga Jongin mendengar isakan tangis gadis itu yang sepertinya ditahan olehnya.

 

“Kau menangis?” tanya Jongin yang semakin tidak mengerti. Kemudian Jongin berjalan menghampiri gadis itu dan terduduk dihadapan gadis itu. Reflek Sooyeon dengan cepat menghapus air matanya.

 

“Apa perkataanku tadi sangat kasar?”

 

Sooyeon menggeleng. “Lalu apa yang terjadi sampai kau menangis?”. Sooyeon kemudian bangun dan duduk, Jongin pun menyamai Sooyeon.

 

“Apa kau benar-benar mencintaiku?” tanya Sooyeon yang masih menangis.

 

“Mengapa bertanya seperti itu?”

 

“Mengapa kau mencintaiku?” tanyanya lagi

 

“Karena... karena aku terlalu membencimu...” jawab Jongin jujur.

 

“Bagaimana bisa kau begitu mencintaiku padahal aku hanyalah mantan nara pidana yang menghilangkan nyawa seseorang.” Sooyeon semakin terisak mengingat perkataan Baekhyun tadi tentang masa lalunya.

 

Jongin hanya terpaku menatap Sooyeon. Tidak ada satu katapun yang Jongin akan katakan. Jongin membasahi kedua bibirnya yang terasa kering. Dan menghempuskan nafas berat. Tidak bisa dipungkiri tangisan Sooyeon membuat Jongin ikut menangis. Bukan menangis karena Sooyeon, tapi karena mengingat masa lalu kekasihnya yang terbunuh tragis. Sooyeon tiba-tiba bangkit dan entah bagaimana Sooyeon menemukan jalannya untuk memeluk lelaki dengan pembawaan begitu tenang di depannya. Kedua tangannya melingkar di leher Jongin dengan erat dan kepalanya ia sandarkan ke pundak Jongin yang terasa nyaman bagi Sooyeon.

 

“Menangislah..” ucap Jongin sambil menahan air matanya.

 

Gadis itu makin terisak dan semakin menenggelamkan kepalanya di bahu Jongin, lalu yang Jongin lakukan hanyalah membalas pelukan Sooyeon dan ikut menenggelamkan kepalanya di sela-sela rambut Sooyeon. Sooyeon yang menangis tiba-tiba masih tak ingin bicara dan Jongin benar-benar mengerti tentang hal itu. Malam semakin larut ketika akhirnya Jongin memutuskan menemani Sooyeon dikamar.

 

---

 

Waktu mungkin menunjukkan waktu tengah malamnya dan Jongin masih terjaga. Beberapa saat yang lalu, Sooyeon melepaskan pelukan mereka berdua dan tanpa kata-kata apapun Sooyeon berbaring. Meninggalkan Jongin yang masih berada di tempat yang sama sejak awal. Lalu Jongin tak ingin meninggalkan gadis itu sendirian dan memutuskan untuk tinggal lebih lama, ikut membaringkan tubuhnya dan menghadap ke arah punggung Sooyeon.

Jongin tahu Sooyeon masih belum terlelap. Gerakan yang berkali-kali dibuat Sooyeon membuat Jongin mengetahui itu, lalu dengan perlahan Jongin mendekatkan dirinya ke arah Sooyeon, melingkarkan sebelah tangannya ke pinggang Sooyeon, menyandarkan kepalanya di sela-sela rambut Sooyeon dan dada bidangnya pada punggung gadis itu. Jongin bisa merasakan gadis itu terkejut namun Jongin juga bisa merasakan bahwa Sooyeon menikmati kehangatan yang ia berikan.

 

“Tidurlah. Aku akan menemanimu malam ini... ” ucap Jongin sambil mengeratkan pelukannya.

 

“Bisakah menemaniku setiap malam?” tanya Sooyeon mulai membuka suara untuk pertama kali sejak tangisannya malam itu.

Sooyeon merasakan anggukan Jongin dalam pelukannya.

 

---

 

Sooyeon terbangun dengan perasaan asing yang hinggap di benaknya. Bangun dengan pipi yang tersandar pada dada seorang pria merupakan hal yang asing bagi Sooyeon, namun ketika dilihatnya pemilik dada bidang itu masih tidur terlelap dengan nafas yang terdengar beraturan membuatnya sedikit merasa tenang.

 

Jongin masih terpejam setelah semalaman ia mengelus puncak kepala Sooyeon sampai Sooyeon tertidur. Sooyeon tak memintanya, namun Jongin melalukannya demi Sooyeon, agar gadis itu merasa nyaman dan aman,, meyakinkan bahwa semuanya akan baik- baik saja walaupun Jongin tahu jawabannya adalah tidak.

 

Sooyeon menguncang tubuh Jongin perlahan dan beberapa detik kemudian Jongin membuka mata dengan Sooyeon yang sudah berada di depannya. Jongin sedikit meregangkan badannya dan tersenyum ke arah Sooyeon.

 

“Kau terlihat cantik saat bangun tidur..”  ucap Jongin.

 

“Kau terlihat buruk waktu pagi,” ucap Sooyeon diikuti dengan tawa kecilnya.

 

Jongin hanya bisa tersenyum dan mendekatkan Sooyeon padanya.. “Kau baru mengetahuinya, Sooyeon?”

 

“Ya, kurasa begitu.”

 

“Bagaimana jika hari ini kita bersenang-senang?” tanya Jongin.

 

Sooyeon menaikkan alisnya dan Jongin menatap Sooyeon dengan keseriusan yang terbaca jelas di wajahnya.

 

---

 

Jongin membawa gadis itu sedikit melupakan penat didalam hidupnya. Ia membawa Sooyeon ke salah satu tempat taman hiburan yaitu everland.

Terlihat jelas dari raut wajah Sooyeon ia begitu menyukai dan menikmati hari ini sekaligus menghabiskan waktunya bersama Jongin. Tidak terasa malam pun tiba Jongin dan Sooyeon tidak akan pernah melupakan hari ini.

 

“Apa kau sangat senang?” bisik Jongin karena terlalu ramai disekeliling mereka.

 

Sooyeon mengangguk dan tersenyum lembut. “Apa kau menikmatinya Kim Jongin?”. Jongin menangguk cepat disertai senyuman yang hangat.

 

“Ah lihat indah sekali kembang api itu...” sambil menunjuk kelangit kembang api yang begitu indah.

 

“It’s so beautiful..” decak kagum Sooyeon.

 

Setelah melihat keindahan kembang api malam ini. Jongin dan Sooyeon melanjutkan perjalanannya. Terlihat beberapa kali Sooyeon tersenyum sendiri.

“Mengapa tersenyum?” tanya Jongin penasaran.

 

Sooyeon berhenti kemudian Jongin pun ikut berhenti sambil terlihat bingung. “Mengapa berhenti?”. Sooyeon menghadapkan dirinya ke arah Jongin dan menatap Jongin sambil melangkah perlahan menuju Jongin.

 

*CUP*

 

Sooyeon mencium bibir tebal milik Jongin dengan lembut. “Terima kasih, Kim Jongin” lalu Sooyeon berjalan lebih dulu karena ia tahu pasti saat ini mukanya sedang memerah.

 

Jongin yang masih terpaku ditempatnya. Belum bisa berkata apa-apa. Ia hampir tidak percaya apa yang tadi menyentuh bibirnya. Bukankah Jongin sudah sering mencium paksa bibir gadis itu? itu seperti bukan Sooyeon. Gadis yang dulunya begitu dingin dan membencinya tiba-tiba menciumnya.

Ayolah Jongin. Bukankah kau memang ingin memiliki Sooyeon seutuhnya? Bukankah kau benar-benar merindukan wanita untuk menjadi pendampingmu?

 

Jongin kemudian berlari mengejar Sooyeon sambil tersenyum dan memegangi bibir tebalnya itu. “YA.. Lee Sooyeon.. tunggu aku!”

 

---

 

Sesampainya dirumah. Jongin dan Sooyeon mencari kesibukan masing-masing. Sooyeon masih tidak percaya mengapa dirinya seberani itu. Dan Jongin pun tidak percaya mengapa ada yang aneh dalam dirinya setelah ia mendapatkan ciuman itu. Tiba-tiba mata mereka bertemu kemudian hening beberapa saat.

 

“hmm.. aku hanya ingin minum.. iya minum..” ucap Sooyeon salah tingkah.

 

“Y-yaa.. kurasa aku perlu menyiram tanaman” Jongin pun ikut salah tingkah.

 

Ayolah Jongin, sejak kapan kau mengurusi tanaman-tanaman itu? apa lagi menyirami tanaman itu? Bukankah kau terlihat bodoh sekarang?

Sudah sampai jam 9 malam mereka sama sekali tidak menampakkan dirinya sejak siang tadi mereka bertemu. Sooyeon tahu Jongin berada diruang tv dan dia tidak mau tingkah bodohnya terulang lagi.  Jongin pun tahu Sooyeon akan terus berada didalam kamarnya jika ia masuk dan tidur disana pasti hanya ada hening diantara mereka.

 

“Tenanglah Jongin... kau akan mengambil selimut setelah Sooyeon sudah tertidur... mungkin 1jam dari sekarang” batin Jongin yakin.

 

Setelah ia menunggu hampir satu jam, akhirnya ia memberanikan diri dan melangkah menuju kamar.

 

“Ada apa?”  langkah Jongin terhenti melihat Sooyeon yang sudah berada diluar kamar.

 

“aaa... aku hanya ingin mengambil selimut.. ku kira kau sudah tidur..” ucapnya begitu polos.

 

“ini sudah aku bawakan... aku tidak bisa tidur.”

 

Jongin sesekali menggaruk tengkuk lehernya bukan karena gatal tapi ia benar-benar bingung dihadapan Sooyeon. “Ah terima kasih..”

 

Sooyeon kembali menuju kamar. “Apa kau ingin minum? Bukankah kau tidak bisa tidur?” ajak Jongin.

 

Sooyeon mengangguk pelan sambil tersenyum.  

 

---

 

Sudah ada 1 botol soju dan 2 gelas kecil yang berada dihadapan mereka. Sambil mengganti channel tv.

 

“Kau tidak lelah seharian?” tanya Jongin memulai pembicaraan.

 

“Tidak..” jawabnya singkat sambil meminum soju dihadapannya itu.

 

“Apa kau peminum yang kuat?” tanya Jongin begitu takjub melihat Sooyeon sudah 4 kali meminum soju tanpa henti

 

Sooyeon hanya menganggukan kepala sambil mengganti channel tv.

 

“tentang ciuman itu... aku benar-benar kaget dengan itu...” ucap Jongin menatap layar tv karena ia takut gugup  melihat Sooyeon.

 

“Itu adalah ciuman pertama ku denganmu yang begitu cepat. Dan kau yang memulainya...” lanjut Jongin.

 

“Apa kau sekarang telah menyukaiku? Lee Sooyeon?” tak ada satu kata pun yang terdengar dari bibir Sooyeon. Jongin memberanikan diri untuk menatap gadis itu. Namun yang di lihat Jongin adalah gadis itu benar-benar tertidur disampingnya.

 

Jongin tersenyum simpul dan menatap Sooyeon dengan lembut. “Ya, ku rasa kau peminum yang kuat,”.

 

 

 

----ooo000ooo----

Maaf ya agak lama karena sering dirombak karena ada beberapa yang kurang enak.

dan ini sudah final.. karena gak mau kelamaan akhirnya aku keluarin versi ini.

Semoga suka terima kasih sudah mau meninggalkan comment disini :)

Sangat berharga jika kalian membaca ff ini lalu comment disini :)

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK