home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > NICE TO MEET YOU

NICE TO MEET YOU

Share:
Author : lianosss
Published : 17 Mar 2015, Updated : 23 Apr 2016
Cast : Kim Jongin Byun Baekhyun Lee Sooyeon
Tags :
Status : Ongoing
5 Subscribes |174432 Views |14 Loves
NICE TO MEET YOU
CHAPTER 12 : Who I Am?

“Dan apa kau sama sekali tidak mengingatku? Atau setidaknya mengingat namaku, Kim Jongin?” Jongin kemudian berjalan mendekat, dia mengambil kursi dan meletakkannya disamping tempat tidur Sooyeon, agar mereka dapat berbicara dengan jarak yang memadai.

Ya, lagi-lagi Sooyeon mencoba memejamkan matanya, masih berharap bisa mengingat sesuatu tentang pria yang berada dihadapannya dan mengaku sebagai kekasihnya itu.

Matanya terbuka perlahan dan didapatinya Jongin yang menatap kearahnya dengan penuh harapan.

Ia menggeleng lemah. “tidak.. aku sama sekali tidak mengingatmu..”

Well, seharusnya Lee Sooyeon bersyukur memori lamanya bersama Jongin telah hilang. Dan begitupun Jongin, seharusnya ia senang bukan, Sooyeon tak ingat apa saja yang ia lakukan padanya dulu?

Tapi itu bukan itu mau Jongin. Cepat atau lambat Sooyeon akan mengingatnya sebagai pria brengsek yang telah menghancurkan hidupnya. Ia akan tetap membenci Jongin, Jongin akan kehilangan Sooyeon, cepat atau lambat.

Jongin menghela nafas berat.

“Jika kau kekasihku mengapa aku sama sekali tidak mengingatmu?”

“Apa aku sangat mencintaimu dulu?

Bibir Jongin berjeda. ia ingin menjawabnya tapi tidak tahu harus menjawab apa.

“Apa buktinya kau kekasihku?”

Dor! Jackpoint untuk Jongin.

Jongin kemudian memutar bola matanya dan meremas rambutnya karena sedikit pusing dibuat gadis itu.

“Hm,, Sebelum kecelakaan, kau dan aku bertengkar hebat. Karena salah paham... kau dan aku tinggal bersama.. dan luka didaerah leher dan lainnya itu...”

“Apa??! Kita tinggal satu rumah? Jadi maksudmu luka ini adalah buktinya?”

“YA! Bukankah itu hal wajar? Kau menyukaiku dan aku juga. Kita tinggal satu rumah hal- hal itu bisa saja terjadi jika hanya ada aku dan kau disana...” ucap Jongin sedikit bernada tinggi.

Well, Jongin memang pandai sekali memanipulasi keadaan, bukan?

Sooyeon terdiam, mengigit bibir bawahnya. Ia tidak tau harus percaya atau tidak. Ya, benar tidak dapat dipungkiri bukti luka-luka itu memang masih ada.

“Apa kau belum percaya?” tanya Jongin selembut mungkin.

“Tapi mengapa aku hanya mengingat Baekhyun?”

“Dia itu mantan kekasihmu”

“Benarkah? Sejak kapan aku dengannya? Dan kapan kita mengakhiri hubungan?” tanya Sooyeon sangat excited.

Jongin menatap Sooyeon tajam. Ia benar-benar muak dengan semua pertanyaan yang dilontarkan Sooyeon padanya.

“YA! Mengapa bertanya itu padaku? Aku ini kekasihmu! Mengapa membahas itu?!” ucap Jongin kesal, kali ini ia tidak peduli dengan perilakunya yang terlihat menyeramkan.

Ucapan Jongin membuat Sooyeon menjadi takut. Gadis itu mengulum bibirnya, nafasnya memburu dan tidak berani menatap Jongin.

Jongin berdecak kesal. Ia serba salah.

“Maaf..” suaranya terdengar dingin. Ia tahu tak sepantasnya ia begitu kasar kepada gadis itu.

---

“Hai.. selamat malam Lee Sooyeon...” sapa Baekhyun ramah.

Sooyeon tersenyum melihat kedatangan Baekhyun. Entah mengapa hatinya sangat senang ketika bertemu dengannya.

“Maaf... siang tadi aku tidak bisa menemanimu, karena ada beberapa pekerjaan yang tidak bisa kutinggal..”

Sooyeon mengangguk. “tidak apa-apa.. ah.. aku ingin bertanya padamu..”.

“Katakan saja..”

“Apa kau dulu adalah kekasihku?”

Baekhyun terdiam, bibirnya berjeda. Apa Sooyeon telah mengingatnya?

“Hey? Mengapa kau diam?”

“Ah.. dari mana kau tahu? Apa kau sudah mengingatnya?”

“Jadi itu benar?”

Baekhyun mengangguk pelan.

“Ah.. maaf, jika pembicaraan ini menjadi tidak nyama..”

“It’s okay... malam ini aku menemanimu disini... jangan terlalu memaksakan ingatanmu, cepat atau lambat ingatanmu pasti akan kembali...” ucap Baekhyun lalu tersenyum hangat.

“Ah ya.. bagaimana rasanya hilang ingatan?” tanya Baekhyun dengan sedikit tawa untuk menghilangkan suasana canggung diantara keduanya.

“Rasanya? Tidak enak, seperti terus tertipu setiap orang yang bertemu denganku...” jawab Sooyeon polos.

“Kau bisa mempercayaiku.. tapi tidak sepenuhnya..”

“Mengapa tidak sepenuhnya?”

“Karena setiap orang mempunyai sisi negatifnya, Sooyeon. Tidak semua orang dapat sepenuhnya berkata jujur tentang apapun. Bahkan hal yang baik sekalipun.”

Sooyeon hanya bisa diam. Menyerap semua kata-kata Baekhyun.

“Lalu bagaimana aku dulu?”

“Mengapa bertanya itu padaku?”

“Aku tidak tahu, mungkin karena kamu satu-satunya orang yang aku tahu? Setiap aku berbicara denganmu rasanya itu seperti kebiasaanku. Aku sangat nyaman.”

“Mungkin jika kau mengingatku, aku adalah laki-laki brengsek untukmu.” Batin Baekhyun.

“Lee Sooyeon, gadis berumur 23 tahun. Gadis yang sangat tangguh, pintar, baik dan cantik. Tapi sedikit dingin. Orang tuamu meninggal semejak umurmu 17 tahun. Mereka mengalami kecelakaan dan nyawanya tak terselamatkan. Lalu dia tinggal sendiri dirumah peninggalan orangtuanya. Sampai akhirnya dia bertemu dengan pria yang menurutnya sangat menyebalkan, awalnya. Tapi seiring berjalannya waktu, mereka saling jatuh cinta. Sampai suatu saat pria itu mengajaknya bertunangan dan setelah itu, belum lama mereka memutuskan untuk berpisah. Ohiya, Sooyeon tidak menyukai makanan pedas, dia sangat membencinya. Dia sangat menyukai coffee americano.”

Sooyeon kembali terdiam dan masih memperhatikan Baekhyun yang asik sendiri bercerita tentang dirinya.

“Apa pria itu dirimu?” tanya Sooyeon sedikit ragu.

“Hmm..” Baekhyun hanya bergumam menjawabnya.

“Siapa yang memutuskan hubungan itu?”

Baekhyun menggeleng lemah. “tidak ada. Waktu dan keadaan yang memaksa kita dulu untuk berpisah ..”

“Mengapa kita berpisah?”

Baekhyun terdiam sejenak, menatap dalam mata hazel gadis itu dan tersenyum.

“Kau harus cepat pulih, Sooyeon. Dan kau akan tahu jawabannya” ucap Baekhyun sambil mengusap puncak kepala Sooyeon lembut.

---

Sudah hampir 1 minggu Sooyeon menginap di rumah sakit semejak gadis itu sadar. Dan hari ini Sooyeon sudah diperbolehkan untuk pulang.

Sooyeon menatap bingung ke tiga lelaki dihadapannya.

“Kau bisa pulang kerumahku, Sooyeon” ucap Baekhyun.

Jongin melirik tajam ke arah Baekhyun. Sehun melihat itu, dia tahu sahabatnya tak menyukai ucapan Baekhyun tadi.

“Hey.. kau tinggal dirumahku... jadi kau pulang kerumah bersama denganku.” Ucap Jongin dingin.

“aaa... atau kau ingin tinggal bersamaku?” ajak Sehun dengan intonasi sedikit konyol.

Jongin dan Baekhyun secara bersamaan menatap tajam ke arah Sehun.

“Aku hanya menawarkan, lebih baik Sooyeon bersamaku, bukankah itu adil?”

Jongin berdecak kesal. Mengapa menjadi sesulit ini.

“Jadi? Kau ingin tinggal dengan siapa? Aku, Baekhyun atau Jongin?”

Mata Sooyeon seperti memilih diantara ketiga lelaki tampan dihadapannya. Sangat sulit bukan untuk memilih salah satunya?

“Baekhyun”

“HEY! Kau harus pulang denganku. Aku ini kekasihmu.. bukan Baekhyun”

“Tapi aku sama sekali tidak mengingatmu. Aku hanya mengingat Baekhyun, dan hanya dia yang aku percaya sekarang”

Jongin mengacak-ngacak rambutnya kesal. Sumpah, ia benar-benar tidak terima dirinya diacuhkan oleh gadis itu.

“Dia itu hanya mantan kekasihmu. Dan aku adalah kekasihmu sekarang” Jongin lagi-lagi membuat Sooyeon menjadi ketakutan.

“Hey! Cukup Jongin, kau membuatnya menjadi takut” Sehun mencoba meredam amarah Jongin. Sehun tahu kali ini Jongin tak akan mengalah begitu saja.

“Bukankah itu sudah pilihannya?” ucap Baekhyun yang terdengar seperti menyindir.

Jongin melirik tajam ke arah Baekhyun. Hembusan nafasnya terdengar cukup berat dan cepat. Rasanya Jongin ingin membunuh Baekhyun saat ini juga.

Sehun yang melihatnya seikit kesal dengan perilaku kedua sahabatnya itu.

“Tolong jangan buat keributan disini, Jongin. Jika kau membuatnya takut, dia tidak akan merasa nyaman bersamamu dan tak akan memilihmu...” bisik Sehun yang baru saja menghalangi niat busuk Jongin.

“Baiklah... jika kau ingin tinggal bersamanya, tapi aku harus memastikan dia sampai dengan selamat” ucap Jongin kemudian pergi menuju parkiran mobilnya.

---

“Ini rumahku dan disini ada 1 kamar utama 1 kamar tamu dan kamar orangtuaku...”

“Apa orangtua mu tidak keberatan jika aku tinnggal sementara disini?”

Baekhyun berfikir sejenak.

“ah.. it’s okay.... jangan memikirkan itu..”

“Baekhyun-ah...” panggil seorang wanita paruh baya.

Ya. Itu adalah Ibu Byun, ibu dari Baekhyun dia baru saja mendengar kedatangan Baekhyun.

“Lee Sooyeon?!” Ibu Byun hampir terlonjak kaget melihat Baekhyun tak pulang sendiri. Baekhyun menatap ibunya cemas.

“ah.. ibu bisakah kita berbicaa sebentar?” Baekhyun ingin memberitahu ibunya mengapa ia membawa gadis itu kerumahnya. Baekhyun sangat tahu ibunya tidak begitu menyukai Sooyeon semenjak ia menjadi tahanan polisi.

“Apa kau gila??! Kau hampir saja membuat ibumu mati berdiri karena membawa gadis itu kerumah ini lagi. dan sekarang kau memintaku untuk mengizinkannya tinggal bersama kita, disini? Itu tidak mungkin Baekhyun...”

“Ibu tolonglah aku... Sooyeon sedang sakit, ia baru saja mengalami kecelakaan dan lupa ingatan. Dan yang dia ingat hanya aku bu...” jelas Baekhyun sangat hati-hati.

“Mungkin saja dia sedang berbohong. Ibu tidak setuju! Kau mau melihat ibumu mati karena terus bertengkar dengan gadis itu?”

“Ibu, tolonglah aku.. setidaknya untuk 1 bulan ini saja... setelah memorinya pulih aku akan memindahkannya...”

“Kau benar-benar keras kepala. Apa kau akan menjalin hubungan lagi dengannya?” tanya Ibu Byun, Sinis.

“Kau harus percaya padaku bu...”

---

“Lihatlah... sepertinya kau tidak diizinkan tinggal disini...” sindir Jongin

Baekhyun dan ibunya pun datang setelah perundingan yang amat sulit itu.

“Baiklah.. kau bisa tinggal sementara disini. Tapi jangan merepotkanku..” ucap Ibu Byun, sinis.

Kemudian Ibu Byun melirik seorang pria di balik tubuh Sooyeon dan ia seperti mengenalnya.

“Bukankah kau direktur besar Kim Jongin?” tanya Ibu Byun, excited.

Jongin tersenyum ramah. “Ah benar...”

“Ah... sudah lama sekali kita tidak bertemu, apa kau masih mengingatku?” perilaku Ibu Byun berubah lebih cepat dari sebelumnya.

“Ya tentu saja. Nyonya dan tuan Byun dulu pernah menjadi pathner bisnisku bukan?”

“Ya... kau mengingatnya?”

“Ya.. bagaimana aku bisa melupakan pathner hebat seperti anda, nyonya”

“Ah.. Terima kasih.. kalau begitu saya tinggal dahulu ya”

Jongin memberi bow kepada Ibu Byun. Jongin mengingatnya Ibu Byun-lah yang telah membesarkan kiprahnya didunia bisnis. Ibu Byun tidak memungkiri bahwa kecerdasan Jongin melebihi anaknya sendiri, Baekhyun.

“Sooyeona.. ayo ku antar kau ke kamar untuk beristirahat..”

Baekhyun mengantarkan Sooyeon ke kamar tamu yang dekat dengan kamarnya, jongin kemudian membuntuti mereka dari belakang.

“Hey! Apa kau tak punya tata krama dirumah orang, hah? Tunggulah diruang tamu.. kau disini sebagai tamu”

Jongin mengalah untuk kali ini. dia benar-benar ingin sekali membunuh Baekhyun atau setidaknya memukulnya. Jika tidak ada Sooyeon saat ini.

Setelah 10 menit Baekhyun pun turun dan langsung menemui Jongin.

“Kau sudah mengantarnya. Lalu mau apa lagi?” tanya Baekhyun sesantai mungkin.

“Heh! Dengar! Kau boleh saja tertawa dan merasa menang sekarang. Tapi kau akan lebih terpuruk nanti...” ancam Jongin kemudian pergi.

“Ah ya.. jangan salahkan aku karena aku akan sering bertamu kerumahmu ini..” lanjutnya, kemudian ia benar-benar pergi dari rumah Baekhyun.

Ya, Baekhyun sadar atas ancaman Jongin adalah peringatan baginya. Cepat atau lambat Sooyeon akan mengingat semua, semua perbuatan Baekhyun selama ini dan peristiwa itu.. dimana Sooyeon yang menjadi saksi bisu dalam kecelakaan itu.

---

“Selamat pagi, Nyonya Byun” sapa Sooyeon lembut.

Ibu Byun hanya meliriknya sinis.

“Apa ada yang bisa ku bantu?” tanya gadis itu melihat kesibukan nyonya Byun didapur sendirian.

“Baguslah, kau tahu diri. Ah itu tolong potong sayurannya”

“Baiklah...”Sooyeon bergegas melakukan perintah nyonya Byun. Dia sama sekali tidak memikirkan sindiran nyonya Byun padanya.

Sooyeon tahu dirinya memang tidak diterima disini. Terlihat karena perlakuan nyonya Byun padanya yang begitu dingin. Tetapi dia tidak tahu apa alasannya ia tidak diterima oleh nyonya Byun.

“Apa nyonya dulu sangat mengenalku?” tanya Sooyeon.

“Tidak terlalu...” jawabnya malas.

“Maaf jika lancang, sepertinya nyonya tidak menyukaiku. Apa aku sebelumnya pernah berbuat salah padamu?”

Nyonya Byun yang sedang menata makanan tiba-tiba berhenti dan menatap ke arah Sooyeon lekat-lekat.

“Tidak usah sebelumnya. Sekarang pun kau salah hadir lagi menemui Baekhyun. Seharusnya kau tahu malu. Kau sudah tahu kan kau adalah mantan kekasih dari anakku?! Aku tidak akan pernah merestui anakku dengan mantan nara pidana sepertimu!”

Tiba-tiba nyonya Byun sangat berapi-api. Niatnya membuat sarpan pagi ini hangus karena pertengkarannya yang begitu hebat dengan Sooyeon. Nyonya Byun pergi meninggalkan Sooyeon didapur dan Sooyeon masih dengan posisi yang sama seperti sebelumnya, berdiri dan terdiam.

Semuanya terasa begitu berat untuknya, apalagi setelah ucapan nyonya Byun yang entah kenapa ia percaya begitu saja. Sooyeon benar-benar shock mendengar pernyataan pahit itu. Tapi memang itu adanya. Dia adalah mantan nara pidana, kasus tabrak lari.

Matanya mulai memanas, ia tidak dapat menahan airmatanya lagi.

“Siapa aku dulu?” ucap Sooyeon terus menerus ke udara.

“Apa salahku??”

Semua pertanyaan-pertanyaan yang entah datang terus menerus dikepalanya, membuatnya pusing. Ia terlalu memaksakan otaknya bekerja terlalu keras.

Ia memegang keningnya. Kepalanya mulai berat. ia mencoba menyeimbangkan tubuhnya untuk berjalan menuju kamar. Sesekali berpegangan dengan dinding atau apapun yang dapat menopangnya.

Baekhyun keluar dari kamarnya dan mendapati Sooyeon menaiki tangga menuju kamarnya. Tetapi ia melihat tingkah Sooyeon dan raut wajah gadis itu seperti menahan sakit.

“Sooyeon??!” teriak Baekhyun.

Tubuh Sooyeon langsung terjatuh di dekapan Baekhyun. Jika lengah sedikit mungkin Sooyeon akan jatuh terguling dari tangga. Baekhyun dengan cepat membawanya kekamar. Dan segera menelpon dokter untuk memeriksa keadaan Sooyeon.

Baekhyun tidak bisa tenang. Ia selalu menatap jam tangannya dan kemudian beralih menatap wajah pucat Sooyeon yang masih belum sadar. Ini masih terlalu pagi baginya untuk dibuat panik seperti ini.

Dan setelah 25 menit, dokter datang dan segera memeriksa Sooyeon.

“Tidak apa-apa, diminum saja obatnya dengan teratur.. hanya otaknya lelah dan belum mampu untuk mengingat kembali masa lalunya. Jadi jangan terlalu memaksakan. Jika dipaksakan otaknya akan mengalami gangguan fatal, atau bisa-bisa ia benar-benar melupakan masa lalunya.”

“Baik dokter.. terima kasih”

“Biarkan dia beristirahat untuk memulihkan otaknya...” ingat Baekhyun sebelum dokter itu pergi.

----------

“Apa kau sudah lebih baik?” tanya Baekhyun yang sedari tadi menunggu Sooyeon sadar.

Ia mengangguk lemah. “Kau semalaman disini?”

“Aku khawatir takut terjadi apa-apa jika aku tidak ada”

Sooyeon tersenyum mendengar ucapan Baekhyun yang begitu perhatian padanya. Tapi senyuman itu luntur seketika setelah Sooyeon mengingat perkataan nyonya Byun.

“Baekhyuna~” panggil Sooyeon.

“Ya?”

“Siapa aku dulu?” tanya Sooyeon membuat Baekhyun mengkerutkan keningnya.

“Apa benar aku mantan nara pidana?”

“Apa salahku sampai aku menjadi tahanan?” 

 

~o000o~

Maaf terlalu lama, karena ada kendala dalam menyelesaikan part ini :(

semoga masih ada yang read ff ini terima kasih :)

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK