Lonely, lonely, I’m getting lonely
If you’re with me, this night will be great
Sialan! Kenapa aku harus terjebak di rumah sakit sedangkan sekarang aku berulang tahun? Dan, apa yang lebih menyakitkan? Tak ada satupun yang ingat dengan ulang tahunku. Semua orang berlalu menyapa dan menjengukku tanpa mengucapkan selamat ultah atau menyisipkan doa. Saat ini aku juga dibiarkan tergeletak sendirian tanpa ada seorangpun yang menjagaku.
Kurapatkan selimut ke tubuhku. Suhu kamar ini semakin dingin sejalan dengan moodku yang sudah tak karuan. Waktu telah menunjukkan pukul 23.55 KST pertanda lima menit tersisa di hari kelahiranku. Aku pasrah, tampaknya keberadaanku dilupakan. Kupejamkan mata seerat mungkin dan berharap bisa tertidur lelap melupakan semua ini terjadi. Tapi, terdengar suara pintu kamar terbuka. Siapa yang datang? Perawat jaga kah?
“Seunghyun-ah. Kau sudah tidur kah?” tanya seseorang. Tunggu, aku mengenal suara ini. Jantungku berdetak kencang menebak-nebak pemilik suaranya. Niatku untuk tidur telah menguap. Kubuka perlahan mataku dan terlihat sosoknya di hadapanku.
“Bukankah jam besuk telah lewat? Kenapa kesini?” tanyaku balik dengan wanita itu. Dia hanya terkekeh menanggapinya. Dengan sigap, dia menunjukan kue tart yang sedari tadi disembunyikannya.
“Saengil chukha hamnida, Seunghyun-ah. Wish you all the best!” ucapnya sambil tersenyum. Segala amarah dan kekesalan yang telah kutahan sepanjang hari hilang begitu saja. Siapa yang menyangka wanita yang kusukai selama bertahun-tahun ini adalah orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun padaku.
“Kenapa diam saja? Ayo tiup lilinnya!” pinta wanita itu. Aku memejamkan mata dan berharap agar aku nanti bisa menyatakan perasaanku padanya. Setelah membuat harapan, kuhembuskan lilin berbentuk 24 di atas tart itu.
###