Saat melihat Chorong duduk sendiri , Suho menghampiri Chorong..
"Park Chorong....." Suara Suho membuat jantung Chorong kembali berdegup kencang....
"Wae ??"
"Bisakah......
Belum sempat Suho berbicara, Sojin muncul entah dari arah mana.
"Chorong'a... Kakimu tidak apa-apa?? Lihatlah, tumitmu membiru seperti itu.."
Chorong yang tidak terbiasa memakai heels memang menahan rasa sakitnya daritadi.
"Tunggulah disini, aku akan mengambil kotak obat, eoh??" Sojin sedikit berlari dan meninggalkan mereka berdua
"A-ani.. Gwenchana.. Jinjja..."
Chorong sedikit berteriak dan berusaha berdiri tetapi keseimbangannya belum terjaga, hampir terjatuh, dengan cepat Suho memeluk Chorong dengan erat.. Sojin tidak melihat kejadian itu.
Muka Chorong memerah. Degupan jantung Suho sangat kencang, sampai terdengar oleh Chorong . Dengan cepat Chorong melepaskan pelukan Suho..
"A-a-aku benar-benar tidak apa-apa.. Gomawo.."
Mereka mengalihkan pandangan ke arah lain, tidak berani untuk menatap muka masing-masing..
"Chorong'a, ini minumanmu.." Luhan muncul dari belakang Suho.
"Eoh.. Gomawo.. Aku rasa, aku harus pulang sekarang.." Sambil melepaskan jas Luhan dan mengambil gelas yang ada di tangan Luhan..
"Gomawo, Luhan-shi.. Aku pulang duluan"
Luhan menggenggam tangan Chorong, "Mau ku antar??"
"A-ani.. tidak usah.." Chorong sedikit membungkukkan badan dan berpamitan kepada Luhan dan Suho..
Chorong berjalan keluar gedung dengan tangan mengepal di depan dadanya.. Ia merasa aneh dan bayangan akan pelukan Suho selalu berada dipikirannya.
"Kemana Chorong??" Sojin menghampiri Luhan..
"Dia pulang duluan, katanya tidak apa-apa"
"Aiisshh.. Lalu kenapa kau diam saja, oppa?? Apa oppa tau kalau kakinya sakit?? Kenapa kau tidak mengantarnya pulang??
"Eoh.. Mungkin ini bukan kesempatanku.."
Perkataan Luhan membuat Sojin bingung..
Di halte bus, Chorong tampak duduk sendiri.. "Maafkan aku Sojin..." Sambil melihat tumitnya yang luka....
Sebuah mobil berhenti di depan Chorong dan seorang namja keluar dari dalam mobil tersebut.
Chorong masih menunduk melihat kakinya yang terluka itu lalu dia dikagetkan dengan jas yang sudah melingkar di pundaknya..
"Eoh??"
"Kau akan pulang dalam keadaan seperti ini??"
"Aku sudah bilang tidak apa-apa..." Chorong melepaskan jas namja itu dan berjalan menjauhinya..
"Park Chorong!!" Namja itu setengah berteriak.. "Aiisshh jinjja.."
Namja itu mengejar Chorong dan memakaikan kembali jas nya ke pundak Chorong dan memegang pundaknya untuk mengarah ke mobilnya..
"Apa yang kau lakukan???"
"Diamlah, kakimu akan semakin sakit.."
Chorong hanya mengikuti namja itu dan masuk kedalam mobil tersebut.
Mobil melesat ke sebuah klinik kecil..
"Kau masih bisa berjalan ??" Tanya namja itu
"Eoh... tapi kenapa kita ke klinik, Suho-shi??"
"Kajja.."
Setelah mengobati luka di kaki Chorong, dia berjalan dengan sedikit pincang. Suho berusaha menuntunnya memasuki mobil..
Perjalanan pulang menuju rumah Chorong..
"Gomawo Suho-shi.... Sebenarnya kau tidak perlu melakukan hal ini padaku"
"Hhmmm.." Hanya itu yang dijawab Suho.. Jantungnya berdegup tak beraturan..
Chorong terkejut saat bangun dari tidurnya, ia sudah berada di kamarnya..
"Mwo??? Jadi cuma mimpi?? Aiisshh jinjja.." Dia langsung bangun dan menggaruk-garuk rambutnya.
Saat turun dari kasurnya.. "Awww..." Tumit yang diperbannya masih terasa sakit, dia juga masih mengenakan dress yang ia pakai ke pesta ulang tahun Sojin kemarin..
Chorong menemui Hayoung yang sedang menyuapi eomma di meja makan..
"Aiieee.. Eonni, kau kemana kemarin malam?? Sampai mendapat seorang oppa yang tampan??"