"Lu-luhan shi..?? A-a-aniyo.. Tidak usah.."
Karena hari sudah malam, Luhan langsung keluar dari mobil, menarik tangan Chorong dan membawanya ke mobilnya.
"Tidak baik seorang yeoja pulang sendiri di malam hari seperti ini"
Dengan terpaksa Chorong menuruti Luhan.
Saat sampai di depan rumah Chorong, Luhan terlihat heran.. "Jadi disini rumahmu??"
"Nde, disini aku tinggal, aku bukan berasal dari keluarga seperti kalian. Kumohon kau mengerti"
"Aniyo, gwenchana.. Aku bukan orang jahat yang akan menjauhimu.." Luhan tersenyum. Hal itu membuat Chorong lega...
"Ehhmm.. Chogiyo.. Boleh minta nomor handphonemu??" Luhan keluar dari mobil menahan Chorong yang akan memasuki rumahnya.
"Eohh?? Baiklah.. Ini.."
"Arrasseo. Aku pulang dulu. Selamat malam, Chorong"...
Keesokan paginya, terlihat sebuah mobil di depan rumah Chorong.
" Annyeonghaseyo, Chorong..."
"Luhan-shi?? Sedang apa kau disini??"
Chorong dan Hayoung yang akan berangkat kesekolah merasa terkejut dengan kehadiran Luhan.
"Aku menunggumu untuk pergi bersama kesekolah. Ayo ku antar.."
Hayoung tersenyum, "Eonni, kau pergilah.. Aku lupa sesuatu. Aku pergi duluan ya, eonni.."
Chorong tidak punya pilihan..
Kedatangan Chorong dan Luhan ke sekolah bersama-sama seperti berita besar di pagi hari.. Xiumin yang melihat hal ini merasa tidak percaya, Luhan akan mengembil langkah cepat seperti ini. Suho dan Sojin juga dikejutkan dengan kedatangan merek..
"Chorongaaa.. Aiiee kau tidak bilang kalau ada yang mengantarmu sekarang.." Goda Sojin..
"A-aniyo...." Chorong menjadi gugup.
Tiba di akhir minggu..
Chorong terlihat bersiap-siap di kamarnya. Ia mendapat alamat rumah Sojin yang ia catat di handphonenya.
"Kau mau kemana??" Eomma melihat Chorong sedang menata rambutnya.
"Eoh,Eomma. Aku ingin menginap di rumah temanku sampai besok.."
"Hhmm.. Arrasseo. Kau tau kan Appamu sedang sakit?? Jangan lupa besok sebelum kau pulang kerumah, kau beli obat untuk dia. Obatnya hanya cukup untuk malam ini saja"
"Arasseo ,Eomma.."
Sampai di gerbang rumah Sojin...
Sojin terlihat kebingungan.. Terdapat dua rumah bersebelahan. Ia tidak tahu yang mana rumah Sojin..
Dia membunyikan bel rumah yang pertama..
Terdengar suara anjing menggonggong didalamnya.. Dan seorang namja membukakan pintu...
"Eohh?? Suho-shi??.... Aku kira ini rumah Sojin. Cheosonghamnida.." Chorong tampak membungkukkan badannya dan melihat seekor anjing di bawahnya.
"Annyeong, Bingo.." Sambil mengelus-elus anjing itu.
"Eoh.. Gwenchana.. Rumah Sojin yang ada di sana"
"Arrasseo. Kamsahamnida.. Annyeong, Bingo"
Chorong terlihat berlari kecil ke arah rumah Sojin.
"Rajin sekali dia datang pagi hari seperti ini.. Ayo,Bingo, kita sarapan"..
Chorong membunyikan bel rumah Sojin...
Dan dibukakan oleh seorang pelayan.
"Annyeonghaseyo. Aku Chorong teman Sojin."
"Nde.. Nyonya muda sudah menunggu anda. Silahkan masuk"
"Kamsahamnida"
Chorong memasuki ruangan yang luas. Dia menunggu di ruang tamu. "Lebih besar dari rumah Bomi.." Chorong hanya menatap patung-patung kucing kecil yang ada di ujung ruangan...
"Chorongaaa..!!"
"Sojin.."
"Mian.. Aku sedang mengerjakan sesuatu. Ayo kekamarku.."
"Waahh. Kau sedang mengerjakan rajutan??"
"Nde.. Ini untuk Suho oppa. Aku ingin membuatkannya topi rajutan dengan gambar Bingo ditengahnya"
"Terlihat sulit. Aku yakin Suho-shi akan menyukai hadiah darimu"
"Nde.. Aku harap begitu.." Tiba-tiba senyuman Sojin memudar.
"Gwenchana ??"
"Eoh.. Hanya.. Aku kurang yakin dengan sesuatu.."
"Apa maksudmu??"
"Kau lihat kan?? Hubungan ku dengannya? Terlihat biasa saja. Tapi aku merasa sangat kecewa. Oppa akan membuang hadiahku ini....."
Sojin merasa nyaman bercerita banyak hal dengan Chorong... Dari masalahnya dengan Suho sampai bisnis keluarganya. Chorong juga terlihat mengerti..
"Sudah sore.. Ayo kita jalan-jalan mengitari taman belakang"
Sojin mengajak Chorong ke taman belakang rumahnya. Ternyata dari kejauhan terlihat Suho yang sedang bermain dengan Bingo.
"Bingo segalanya bagi oppa. Aku harap ia akan selalu ceria seperti ini"
Sojin mendekat, lalu Bingo berlari ke arah Chorong dan memintanya untuk mengelusnya. Saat Sojin berada di dekat Suho..
"Aneh.. Bingo sangat tidak suka denganku, kenapa dia berlari ke arah Chorong??"
"Entah, aku juga berpikir ada yang aneh dengan Bingo".
Chorong berlari dengan Bingo mendekati Suho dan Sojin..
Sementara dari kejauhan Xiumin dan Luhan juga berlari mendekat, rupanya mereka bertiga akan bermain basket bersama..
Hari sudah malam...
Mereka mengadakan pesta barbeque bersama..
Chorong mengambil sisa daging yang akan dipanggang di dalam rumah Sojin. Luhan mengikutinya dari belakang... Saat berada di dalam rumah Sojin. Luhan memegang tangan Chorong tiba-tiba dan memutar badannya sehingga berhadapan dengannya.. Chorong yang terkejut berusaha melepaskan genggaman tangannya tapi tidak bisa..
"Luhan-shi.. Apa yang kau lakukan??"
Di tempat barbeque.. Bingo terlihat menggigit celana Suho dan menyeretnya ke arah rumah Sojin..
Suho melihat Luhan yang sedang memandangi Chorong dan memegang tangan Chorong... Suho bisa mendengar percakapan mereka berdua..
"Luhan-shi?? Apa yang kau lakukan ??"
"Park Chorong.. Nan... Chowayeo.."
"Mwo??" Chorong sangat terkejut dengan pernyataan Luhan..
"Jadilah yeojachinguku.."
Suho juga terkejut dengan pertanyaan Luhan tersebut.. Bingo terlihat menggonggong keras sampai terdengar oleh Chorong dan Luhan.. Suho yang sedang bersembunyi, merasa panik..
Chorong yang mendengar suara Bingo langsung melepaskan genggaman tangan Luhan dan menghampiri Bingo..
"Su-suho shi ??"
"A-a-aku hanya ingin memastikan daging yang kau ambil cukup atau tidak. Hehee.." Ucap Suho gugup
Tiba-tiba handphone Chorong berbunyi..
"Nde.. Aku masih dirumah Sojin?? Mwo???!! Appa??!!"
Mendengar hal itu, Suho terlihat khawatir..
"Apa yang terjadi??"
"A-appaku... Suho... Ottokhae??"
Air mata Chorong jatuh..
"Ada apa dengan appa mu??"
"Ru-rumah sakit" ucap Chorong gemetar..
Luhan yang baru menghampiri mereka melihat Chorong menangis..
"Wae gaerae, Chorong??"
Dengan refleks, Suho memegang tangan Chorong..
"Kajja.. Aku antar kau ke rumah sakit..."
==== To be continued ====