“Lay ssi, apa kamu tau siapa aku ?”, tanya Jungshin. Laypun menatap datar Jungshin.
“Kamu tau siapa aku ?”, tanya Jungshin
“Memangnya kamu siapa? Aku tidak peduli siapa kamu tapi sepertinya kamu anak orang kaya”, kata Lay sambil melihat Jungshin.
“Ah sudahlah. Bersiap – siaplah kesekolahan. Aku akan ke rumah Joy “, kata Jungshin
“Biar aku antar ke rumah Joy “, kata Lay sambil merapikan buku – bukunya.
“Dengan senang hati”, kata Jungshin sambil tersenyum melihat tingkah aneh Lay.
Lay dan Jungshin sudah berada didepan rumah Joy, Jungshin memutuskan untuk mengetuk pintu rumah Joy.
“Hyung, aku berangkat dulu saja ya”, kata Lay
“Kenapa tidak berangkat dengan Joy ?”, goda Jungshin
“Aniyo”, kata Lay sambil tersenyum.
“Arraseo, hati – hati dijalan. Ah kamu ini. Harusnya kamu berangkat dengannya, jinjja. Kamu harus jadi namja yang romantis “, kata Jungshin, tapi Lay hanya tersenyum malu. Laypun akhirnya pergi, Jungshin mengetuk pintu rumah Joy, tapi tidak ada jawaban lagi. Iapun akhirnya membuka pintu itu, dan tidak dikunci.
“Noona, lihat. Pasta giginya mulai habis “, kata Jongdae dari dalam kamar mandi.
“Nanti noona akan beli. Pakai dulu yang ada”, kata Joy sambil menyiapkan baju adiknya.
“Aku pulang”, kata Jungshin
“Oh silahkan masuk. Jungshin ssi, bajumu ada dikamarku dan tasmu. Kau bisa pergi. Terima kasih sudah menemani adikku “, kata Joy dari dalam kamar adiknya. Jungshinpun mendekati Joy.
“Joy ssi? Gwencanayo ?”, tanya Jungshin saat melihat sesuatu yang aneh.
“Nde, gwencana”, kata Joy sambil menyembunyikan wajahnya.
“Apa kamu menangis?”, tanya Jungshin
“Anni”, jawab Joy sambil menatap Jungshin.
“Noona!! Bawakan handuk untukku!!”, teriak Jongdae
“Iya”, jawab Joy
“Biarkan aku saja yang memberikannya”, sahut Jungshin. Joy hanya biasa saja ketika handuk itu diambil Jungshin.
“Hyung!!”, teriak Jongdae saat melihat Jungshin
“Aku kira hyung akan pergi “, kata Jongdae, Jungshinpun tersenyum sambil menganduki Jongdae diruang tamunya.
“Jongdae segera pakai bajumu sendiri. Jangan manja “, kata Joy saat muncul membawa baju Jongdae.
“Arraseo noona. Noona kamu sudah memasakkan ? Dimana appa? Noona terlukakan?”, tanya Jongdae.
“Sudah. Itu makanlah ramennya. Appa sudah berangkat kerja, aniyo. Noona tidak apa – apa “, kata Joy sambil tersenyum lembut diadiknya.
“Oh Tuhan, sepertinya ada yang aneh dari keluarga ini “, batin Jungshin
“Gamshahabnida noona”, kata Jongdae sambil menyantap ramen.
“Kamu tidak makan ?”, tanya Jungshin yang juga makan ramen.
“Aku tidak lapar. Jaga adikmu sebentar. Aku ingin mandi “, kata Joy lalu bergegas mandi.
“Why? Kenapa ini terjadi ?”, kata Joy sambil membersihkan lukanya.
Joypun sudah selesai dan siap berangkat kesekolahan.
“Hyung!!”, kata Jongdae sambil memeluk Jungshin. Jungshinpun tersenyum.
“Kajja Jongdae, biarkan Jungshin oppa pulang kerumahnya”, kata Joy sambil menarik Jongdae.
“Hyung, terima kasih sudah menemaniku. Jujur saja aku jarang bermain dengan hyungku apalagi noonaku. Mereka selalu meninggalkanku “, kata Jongdae
“Jinjja? Noonamu sedang sibuk “, jawab Jungshin
“Lihat saja hyung, sepatuku sampai rusak dan belum dibelikan. Apalagi sepatu noona, lihat. Sudah berlubang “, kata Jongdae. Joypun mencoba menyembunyikan sepatunya. Jungshin hanya tersenyum.
“Hyung, 3 hari lagi aku akan berulang tahun yang ke 8, hyung bermainlah ketempat ini, jika hyung punya waktu “, kata Jongdae sambil tersenyum.
“3 hari lagi ? Ah, aku akan usahakan Jongdae yah “, jawab Jungshin.
“Kajja”, kata Joy
“Jongdae, apa hyung boleh meminjam topimu ?”, tanya Jungshin
“Ambil saja hyung”, kata Jongdae, Jungshinpun tersenyum.
Merekapun bersama mengantar Jongdae kesekolahannya.
“Apa tidak berlebihan kamu memberikan tasmu untuk adikmu dan kamu menggunakan kantong plastik “, kata Joy
“Sudah santai sajalah “, jawab Jungshin
“Sudah sampai sini saja”, kata Joy pada Jungshin
“Oke, terima kasih Joy sudah merawatku dan menemaniku. Jika ada waktu aku akan main ke tempatmu “, kata Jungshin sambil tersenyum.
“Sama – sama. Segeralah pergi “, kata Joy sambil melihat kanan – kiri.
“Ini untukmu “, kata Jungshin
“Apa ini ?”, tanya Joy datar