Chorong melihat kearah bawah sana dengan hati-hati. Kedua kakinya kini sudah berada diatas ujung gedung sekolah berlantai empat. Angin malam yang datang bertiup melewati dirinya, dan menyisir setiap helai rambut panjangnya. Berkibar-kibar dan menutupi sebagian wajah yeoja itu yang terlihat sedih.
“Eomma....appa....mianhe... hiks!” Ujarnya seraya meneteskan air mata dan putus asa.
Tidak ada lagi semua orang di dunia ini yang akan mempedulikan dirinya. Eomma dan appa yang selalu memarahinya setiap hari hanya kerena dirinya. Semenjak Chorong memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliahnya ke Universitas kedokteran, yeoja itu ingin mengejar cita-citanya untuk memasuki trainning menjadi seorang idol di agensi. Tapi, kedua orang tuanya tidak menyetujui cita-citanya. Chorong tetap bersikukuh dan keras kepala. Yeoja itu pun nekad akan mengakhiri hidupnya di atas gedung sekolah ini. Tidak ada lagi yang peduli kepadanya. Percuma! Appa hanya mencintai dirinya bila dia mengikuti keinginan appa untuk menjadi dokter! Dan Eomma? Ibunya hanya sibuk shopping sana-sini memuaskan nafsu belanjanya. Tanpa mempedulikan anak perempuannya!
Mereka bukanlah kedua orang tua ku... Aku ingin mengakhiri hidup ini...
Perempuan itu lalu bergerak semakin maju kearah depannya. Kaki-kakinya secara perlahan menaiki pagar pembatas balkon yang memisahkan gedung sekolah dengan bawah sana. Kini tubuhnya sudah berdiri di atas sebuah gedung sekolah. Hingga tinggal sejengkal lagi, tubuhnya akan melewati batas gedung ini dan terjun bebas kebawah sana. Tinggal sejengkal lagi, dirinya mungkin akan terhempas jatuh kebawah sana.
DUUUAAR!!!!
Bunyi letusan kembang api terdengar lagi. Memekikan telingannya. Yeoja itu pun kaget, tanpa sengaja bergoyang kearah depan.
“Omo!!” Pekiknya sambil memegang pagar agar menyeimbangkan tubuhnya.
“Chorong ssi!!! Apa yang kau lakukan!!” Tiba-tiba terdengar seorang namja yang datang mendekati dirinya.
Chorong menoleh kearah belakang. Dilihatnya seorang namja berpakaian seragam sekolah mendekati dirinya, “Min Seok??” Tatap Chorong heran kerahnya. Ia tidak menyangka jika seorang siswa seperti Min Seok akan menghentikan dirinya.
“Ya!! Naiklah! Kau tidak boleh melompat ke bawah!” Kata Min Seok mengulurkan tangannya secara perlahan dan hati-hati ke Chorong. Ia takut kalau yeoja itu akan langsung turjun bebas ke bawah sana.
“Pergilah, ini urusanku....” Sahut Chorong tanpa menoleh sedikit pun kearah Min Seok. “Siswa teladan seperti dirimu, tidak mungkin mengerti apa yang kurasakan...”
“Mwo? Apa maksudmu?” Dibelakangnya Min Seok mngerutkan dahinya, ia tidak mengerti maksud perkataan yeoja itu.
Chorong hanya terdiam, tanpa mempedulikan tatapan Min Seok yang heran kearahnya. Yeoja itu hanya menoleh kearah belakang dan melihat namja itu sambil memincingkan matanya.
Kau adalah orang yang beruntung! Kau berbeda denganku Kim Min Seok.... Desisnya iri menatap kearah Min Seok.
Min Seok adalah salah satu siswa berprestasi di sekolah. Dia adalah seorang ketua osis, kapten sepak bola, pandai bernyanyi dan berdance dengan lihai. Di mata Chorong, Min Seok, terlihat tanpa kecacatan sedikit pun dari namja itu. Min Seok mempunyai teman yang banyak, disukai banyak orang disekolah ini. Tidak seperti dirinya, Chorong yang selalu mendapatkan nilai pas-pasan di akhir remidialnya. Chorong harus berjungkir balik dahulu jika ingin mendapatkan nilai sempurna seperti Kim Min Seok. Yeoja itu juga selalu sendirian. Selalu di bully karena entah kenapa? Para siswa perempuan di sekolah ini tidak ada yang menyukai dirinya. Semenjak ia pindah ke sekolah ini.
Min Seok selalu mendapatkan senyuman manis dan ramah dari guru ataupun murid di sekolah ini. Tetapi Chorong? Yeoja itu selalu di ejek dengan sebutan ikan Fugu karena tubuhnya yang sedikit gemuk. Dan selalu mendapatkan hukuman dari gurunya karena sering tidak bisa menjawab pertanyaan di depan papan tulis.
Di rumah pun sepertinya Kim Min Seok, adalah seorang namja yang patuh dan penurut dengan kedua orang tuanya. Tidak seperti, Chorong, ia selalu membangkang kepada orang tuanya, jika mereka memaksa dirinya harus memasuki jurusan kedokteran di Universitas. Eomma!!! Aku ini bodoh! Aku tidak pandai! Dan kalian memaksaku untuk memasuki jurusan kedokteran?? Pekik Chorong suatu hari kepada kedua orang tuanya.
“Apa maksud perkataanmu kalau aku ini berbeda, Chorong?” Min Seok di belakangnya bertanya lagi kearahnya. Mengagetkan Chorong yang sejak tadi hanya diam membisu di depannya.
“Kau sama sekalih tidak melihat perbedaan kita? Kau itu orang yang sangat beruntung, Min Seok. Sejujurnya aku tidak menyukai dirimu....” Jelas Chorong akhirnya.
Min Seok hanya mendesah pelan mendengarkan yeoja itu. Namja itu lalu mencoba mendekati pagar balkon. Menatap langit malam yang kini sudah di penuhi oleh berbagai letusan kembang api.
“Malam ini indah yah?” Tanya Min Seok tersenyum, di wajahnya terpantul kilatan cahaya kembang api dari langit. “Sayang sekalih kalau kau harus mengakhiri hidupmu begitu saja....”
“Ini bukan urusanmu! Hidupku berbeda denganmu! Aku adalah yeoja yang selalu sial! Sedangkan kau selalu beruntung! Tak ada orang lagi yang peduli denganku!!” Sahut Chorong ketus kearahnya. “Pergilah dari sini!! Jangan mengangguku!!”
“Mwo? Haruskah aku pergi? Ya, memangnya ini sekolah punyamu? Kalau kau ingin melompat. Lompat saja sekarang. Dan aku akan tetap disini.” Disampingnya Min Seok hanya berkata tanpa menoleh sedikit pun kearah Chorong. Kedua mata namja itu hanya terpaku melihat bagimana keindahan kembang api yang berpijar di langit malam sana.
“Ya!!” Timpal Chorong sambil menggeram. Namja di depannya ini sudah keterlaluan!
“Wae? Kenapa kau tidak melompat saja? Lompatlah! Apa kau takut?? Anggap saja aku tidak ada disini...” Seloroh Min Seok cuek kearahnya. Tanpa mempedulikan wajah yeoja itu yang sepertinya sudah akan memakanya dengan lahap.
“Ugh! Ye!! Tentu saja aku tidak takut!!” Teriak Chorong kearah Min Seok agar terdengar menyakinkan. Jika dirinya sama sekalih tidak takut untuk melompat!
Tapi...
Apa aku harus melompat??
Apakah nanti akan menyakitkan??
Pikirannya berkecamuk hebat. Kenapa dia terus-terusan berpikiran yang aneh-aneh kalau saja dia niat ingin bunuh diri. Bukankah sebelumnya dia sudah membulatkan tekad untuk melakukan ini?
Chorong hanya menutupkan kedua matanya dengan perlahan. Mencoba tidak mengubriskan, Min Seok yang mungkin nanti akan melihat bagaimana dirinya melompat kebawah sana. Sambil menelan ludahnya dan menahan napas lalu menghembuskan lagi. Yeoja itu berniat ingin melompat dengan menutupkan kedua matanya rapat-rapat.
Dan,
DUUUUAAAARTTTT!!!
Suara letusan kembang api yang sepertinya sangat besar terdengar dari langit sana. Karena keget, badan yeoja itu bergoyang-goyang kedepan. Chorong yang matanya tertutup, ia merasakan badannya sudah kehilangan keseimbangan dan melompat terjun jatuh ke bawah.
***
Apa aku sudah di surga?
Ini aneh. Kenapa ketika melompat aku tidak merasakan sakit?
Ugh!! Tapi tangan kanan...Ugh!! kenapa bisa sakit sekalih?
Chorong membuka matanya secara perlahan-lahan. Hembusan angin malam yang melewati dirinya menyapu rambut panjangnya. Yeoja itu melihat kearah atas sana. Ia menyadari sesuatu. Kalau dirinya belum berada di surga!
“UUGH!!” Di lihatnya Min Seok yang kini tengah memegang erat tangan kanannya yang membuatnya sakit. Namja itu sedang menyelamatkan Chorong yang tadi sempat melompat kebawah.
“Min Seok!!!” Pekik Chorong kaget. Yeoja itu lalu melihat kearah bawah. Ia baru menyadari jika badannya sedang melayang di atas gedung sekolah. Sedangkan Min Seok diatasnya sedang berusaha menahan badannya agar tidak jatuh kebawah.
“Ya!!! Kenapa kau benar-benar melompat!!!” Teriak Min Seok kearah Chorong di bawah sana. Tangan namja itu dengan kuat menggemgam pergelangan tangan Chorong yang badanya mungkin beberapa menit lagi akan terlepas. Akibat dirinya tidak kuat menahan terlalu lama berat badan Chorong.
“Lepaskan aku!!” Kata Chorong kemdian. “Tanganku sakit!!”
"Berapa berat badanmu sih!! Kenapa kau begitu berat!!!" Min Seok sepertinya tidak akan melepaskan Chorong begitu saja. Namja itu malah dengan teganya menanyai berat badannya yeoja yang sedang ditolongnya ini.
"Mwo?! YAAA!!" Timpal Chorong yang merasa tersindir Min Seok mengungkit-ungkit berat badannya. "Kenapa kau peduli denganku!! Lepaskan saja aku yang berat ini kalau katamu!!!"
“DIAAMLAAH!!” Min Seok berteriak membentak kearah yeoja itu sambil tetap terus menahan agar yeoja itu tidak terjatuh.
Di bentak demikian Chorong hanya terdiam. Lalu memincingkan matanya melihat Min Seok tidak suka. Namja itu telah mengagalkan rencananya...
“Chorong ssi...” Panggil Min Seok pelan tiba-tiba kearahnya. “Kenapa kau lakukan ini??”
Chorong tidak menjawab. Yaoja itu hanya cuek. Ia membiarkan namja itu yang terus mengemgam tangannya diatas sana, sampai Min Soek kecapaian dan melepaskan dirinya.
“Hei? Apa kau mengira betul-betul tidak lagi ada orang yang peduli padamu??” Tanya Min Seok lagi.
Chorong tetap tidak peduli. Tetapi, tiba-tiba saja, yeoja itu merasakan kalau kepalanya seperti kejatuhan sesuatu diatasnya. Seperti tetesan air hujan di malam hari. Chorong menoleh keatas tepat kearah Min Seok. Ia lalu tercekat.
“Ka-kau me-menangis??” Tanya Chorong terbata-bata kearah Min Seok yang sedang menangis.
Ternyta tadi bukan tetesan hujan. Tapi air mata Min Seok yang jatuh mengenai kepalaku...
Ya, chorong melihat dengan kedua matanya sendiri, kalau kedua mata namja itu basah dan mengeluarkan air mata. Mengalir di pipi Min Seok hingga ke dagu namja itu dan kemudian menetes jatuh kebawah, tepat mengenai kepala Chorong.
“Yaaa Chorong ssi...” Panggil Min Seok lagi kearahnya sambil terisak.
Chorong hanya diam dan heran sambil menatap namja itu yang berkata sambil menangis. Kenapa Min Seok menangis?
“Maafkan aku, kau tadi berkata kalau tidak ada yang peduli kepadamu kan? A-a-aku...” Namja itu tidak melanjutkan perkataannya. Karena tangisannya yang sepertinya membuat dia kesulitan berbicara.
“Kau kenapa?” Tanya Chorong.
“A-a-aku adalah mungkin satu-satunya namja yang peduli kepadamu. Aku mungkin telah menyukaimu, Chorong....” Lanjut namja itu kearahnya
Membuat Chorong hanya membuka mulutnya tidak percaya. Menatap wajah Min Seok di atasnya yang sedang berusaha memegang erat lengan kanannya agar ia tidak terjatuh.
“Sarang heyooo...” Kata Min Seok lagi. Bersamaan dengan suara letupan kembang api di langit malam diatas mereka berdua.
Chorong hanya terpaku diam melihat bagaimana namja itu yang berusaha menahan badannya dan mengucapkan kata-kata barusan kepada dirinya.
DRUUUAAAAA!! DRUUUUAAA!!!
Di lihatnya wajah Min Seok yang sudah basah dengan tangisannya. Di wajah namja itu terdapat pantulan cahaya kembang api dari langit sana. Di kedua mata namja itu, Chorong juga melihat pantulan kembang api yang berpijar di langit sana. Mata Min Seok yang berwarna kecoklatan bening, tanpa lipatan matanya, namja itu mempunyai mata yang indah. Tatapan mata kedua namja itu yang melihat kearah Chorong dengan terpaku dan dalam. Chorong baru menyadari jika di mata namja itu hanya ada dirinya seorang....
Apa kah dia sungguh-sungguh peduli padaku??
Dan, menyukai ku??
Aku tidak menyangka....
DRRRUUUAA!! DRUUUA!!!
END_
HAPPY NEW YEAR 2015 J
Moenzy Oezy_