Acara kelulusan terlihat ramai akan kepadatan Siswa yang duduk mendengarkan sambutan dari Kepala Sekolah yang dihadiri oleh teman dan keluarga juga. Acara ini adalah hari dimana awal baru hidup Seolhyun dimulai, dimana semua terlihat seperti jembatan panjang yang harus dilewatinya.
“Mari kita beri sambutan kepada salah satu siswi berprestasi kita.yaitu Seolhyun dari kelas 3-3”
Semua siswa memberi tepuk tangan, namun ada yang aneh. Seolhyun ternyata tidak mengikuti acara kelulusan sampai selesai. “Dimana Seolhyun?” tanya semua siswa dengan mata mencari gadis berambut panjang itu.
“Seonsaeng-nim !!!” panggil seorang siswa yang terlihat lelah seperti habis berlari.
“Ada apa?” tanya Wali kelas 3-3, Guru Jang.
“Seolhyun tidak ada dikelas” ucap pria itu.
“Ya ampun, dimana lagi dia pergi...” ucap Guru Jang panik.
SKIP
Semester kedua dihari Valentine, Seolhyun si gadis pintar penuh tawa sedang berjalan masuk menuju gerbang sekolah, ia melihat Seulgi memanggilnya dari jendela kelas bersama seorang pria yang tak asing dimatanya.
“Seolhyun cepat naik !!!!” teriak Seulgi melambaikan tangannya.
Memakai mantel coklat yang merupakan hadiah ulang tahunnya dihari natal kemarin, Seolhyun kemudian menaiki anak tangga setelah mengganti sepatunya.
Ia tiba dikelasnya, merasakan kerusuhan yang terjadi dikelasnya membuat nya terlihat santai saja menghadapi itu.
“Ketua kelas !!! kau sudah tahu bukan?” tanya Jimin yang biasanya mengatai Seolhyun.
“Apa itu?” tanya Seolhyun menaruh tasnya.
“Anak baru” jawab Jimin spontan.
Seolhyun memiringkan kepalanya kearah jendela, “ahh.. Anak baru!! Sepertinya begitu” ucap Seolhyun tersenyum.
Seolhyun menatap kearah jendela lagi saat ia duduk. Menatap kearah pria yang terlihat dingin dimatanya.
Bel berbunyi, Guru Jang memasuki kelas. “Hari ini ada siswa baru bukan?” tanya Guru Jang tersenyum.
“Siswa baru, ayo perkenalkan dirimu” ucap Guru Jang.
Pria itu beranjak dari duduknya dan berdiri didepan 24 siswa dikelas 2-3.
“Annyeonghaseo. Kim Jongin Imnida. Panggil aku Kai. Senang bertemu denganmu” sapanya tersenyum paksa.
Guru jang kemudian menyuruh pria yang bernama Kim Jongin itu duduk kembali. Karena keadaan sedang hamil, Guru Jang hanya beberapa menit mengurus siswa kelasnya.
“Seolhyun-ah. Tolong keruang guru sebentar”
Seolhyun kemudian mengikuti Guru Jang menuju ruang guru.
Begitu tiba diruang guru, Seolhyun dihadapkan bersama banyak kertas.
“Kau sedang tidak mengerjakan apa-apa kan?” tanya Guru Jang.
“Ya” jawab Seolhyun.
“Ini... ini adalah data seluruh siswa kelas 2. Tolong kau susun dulu. Aku seperti tidak kuat menghadapi orang sebanyak itu” ucap Guru Jang yang telah mempercayai Seolhyun untuk menyusun data.
Seolhyun memulai semuanya dengan santai tanpa beban. Saat menyusun data anak-anak dikelasnya, ia melihat sebuah kertas berupa identitas Kim Jongin.
Seolhyun tak sengaja menemukannya lalu ia membacanya secara detail. “Ahh.. dia ulang tahun tanggal 13 mei” ucap Seolhyun menggigit bibir bagian bawahnya.
Song Minho yang juga ketua kelas sekaligus ketua osis menghampiri ruang guru untuk bertenya sesuatu. “Seolhyun kau juga disini” ucapnya tersenyum pada Seolhyun.
“Huh? Annyeong” balas Seolhyun yang kembali disibukkan dengan susuan identitas diri anak-anak kelas 2-3.
30 menit kemudian, Seolhyun sudah menyelesaikan semua nya dengan teliti. “Guru Jang !! Ini..” ucapnya memberi tumpukan kertas dimeja guru Jang.
“Mino aku duluan” ucap Seolhyun dipintu.
Mino kemudian tersenyum menggaruk kepalanya. “Apa kau sudah menyatakan cintamu padanya?” tanya Guru Ahn, Guru olahraga.
“Apa yang kau maksud hyung?” tanya Mino.
“Kau menyukainya bukan?” tanya Guru Ahn yang masih berumur 23 tahun.
Seolhyun kembali kekelas melihat Kai telah menemukan teman baru yaitu Sehun teman sebangkunya.
“Seolhyun kau tidak bawa bekal?” tanya Seulgi.
Seolhyun kemudian menatap kearah jendela lagi, melihat Kai lagi.
Seulgi merasa aneh pada Seolhyun. “Apa dia menyukai Kai?!” tanya batin Seulgi.
Keesokan harinya, Semua siswa 2-3 mengganti baju dengan baju olahraga. “Apa itu bisa kau handle semua?” tanya Seulgi.
“Apanya?” tanya balik Seolhyun.
“Kau juga bisa baseball sampai guru ahn memberimu nilai tinggi. Kau juga tugas kesehatan kelas kita. Aku khawatir dengan semua peran yang kau terima” ucap Seulgi yang masih saja selalu panik.
“Gwenchana. Itu semua akan baik-baik saja” ucap Seolhyun yang memegang stick pemukul homerun.
Peluit guru ahn berbunyi, Seolhyun segera focus memukul bola. Bola terpantul, ia kemudian lari sebelum bola didapat oleh tim lawan.
Untung saja, Seolhyun berhasil mendapatkan 1 poin untuk permainan ini. “Benar dewi baseball sedang bermain !!!” teriak supporter dari tim Seolhyun.
Seolhyun kemudian kembali memegang stick pemukul, HAPP !!! Bola itu mengenai wajah Jongin. Bola itu melejit begitu saja diwajah Jongin. Seolhyun kemudian menghampiri dengan wajah panik.
“kau baik-baik saja?” tanya Seolhyun melihat wajah Jongin.
Seolhyun menatap wajah Jongin dari dekat. Dugdugdugdugdug,,, Jantung Seolhyun berdetak begitu cepat.
“Aaaaakkk !!!” teriak Jongin merinti kesakitan.
“Tolong bawa dia keruang UKS dulu !!” ucap Seolhyun menyuruh salah satu pria menggendong Jongin.
Diruang UKS. “Katanya perawat ijin selama seminggu” ucap Seulgi.
“kau bisa seolhyun. Obati saja!!” perintah Seulgi menepuk pundak Seolhyun.
Seolhyun kemudian membuka kotak P3K dan mengoleskan alkohol diluka Jongin.
“Kau harus berhati-hati lain kali” ucap Seolhyun kemudian menyapu pipi atas Jongin dengan kapas. “Ini sedikit perih tahanlah” ucap Seolhyun.
Jongin hanya menutup matanya saat merasakan keperihan. Seolhyun menutupi luka dipipi atas Jongin dengan plaster putih.
“Kau merasa baikan?” tanya Seolhyun membantu Kai duduk dikasur UKS.
Seulgi pergi memanggil Guru Ahn meninggalkan Jongin dan Seolhyun berdua. “Kau sangat cerewet” ucap Jongin menatap Seolhyun.
“Maaf. Tapi tadi aku—“ ucapannya terpotong disaat itu Jongin pergi meninggalkan Seolhyun sendiri.
Seolhyun membalikkan badan melihat punggung Jongin yang berdiri didepan pintu.
“Mianhe !!!” teriak Seolhyun dibelakang Kai.
Kai mengentikan langkahnya. Apa dia bermaksud memaafkan Seolhyun? TO BE CONTINUED.