“Oeeemmmmaaaa ..”
“Aku pergiiiiiiii ..” teriak seorang yeoja berambut hitam lurus panjang dengan poni depan menutupi keningnya jarang, mengenakan outfit serba klop bak fashionista.
“Oeemmmaaaa ..”
“Aku juga pergi sekaraaaannggg ..” teriak yeoja lainnya, yeoja dengan pakaian seadanya, jeans panjang, kaos longgar dan rambut di cepol simpel.
“Ana-yyaaa .. Ade-yyaaa ..” teriak Ibu mereka bergegas berlari kecil menghampiri kedua anak gadisnya di depan pintu rumah
“Oddiga ? Kenapa sepagi ini ?” tanya Ahjumma bermarga Lee itu setengah ngos-ngosan melirik jam dinding dan sekarang masih jam enam pagi. Karena ini adalah hari sabtu, tak ada jadwal kuliah maupun jadwal sekolah.
“SM TOWN Concert !!” jawab dua gadis itu hampir bersamaan langsung saja melesat tanpa menunggu jawaban lain dari Ibunya yang langsung saja menghela nafas berat.
Apalagi yang bisa Ia dilakukan jika kedua putrinya telah “kecanduan” oleh gelombang Hallyu Wave yang sangat-sangat-sangat happening tak hanya di negara mereka, Korea Selatan namun juga diseluruh dunia. Terlebih ini bukan kali pertama bahkan bukan tahun pertama mereka menjadi “fans girl” seperti ini, jadi sama sekali bukan hal aneh bagi Ahjumma paruh baya itu menyaksikan “kegilaan” kedua putrinya
* * *
Kim Ana POV
“Ade-yya .. Pinjami aku karton dan lem dulu ..”
“Akan ku ganti besok” ucapku sedikit ketus berdiri santai di pintu kamar gadis yang baru saja lulus SMA, berada tepat di sebrang pintu kamarku.
“Shierroo !!”
“Beli saja sendiri” jawabnya tak kalah ketus tak bergeming terus menggunting-gunting kertas warna dan sibuk dengan “spanduk” ala fangirl yang memang menjadi kegiatan rutin kami hampir setiap hari.
“Onnie malas keluar, pinjami aku duluuu .. Toh kau masih punya banyak” ucapku sedikit memaksa sembari melirik gulungan karton di samping meja belajarnya yang mungkin akan cukup untuk stock satu bulan.
“No !” jawabnya datar
“Onnie ganti dua kali lipatttt !!” paksaku tak menyerah
“Kalau Onnie punya uang sebanyak itu, beli saja saaannnnaaaaa ..” teriaknya langsung bangkit, mendorongku keluar kamarnya dan DUUAAARRRRR .. suara bantingan pintu kamar ittuuu ..
“Hyaaaaaa ..”
“Apa kau tak punya sopan dengan Onniemu ini ? Haaaa ?”
“Apa kau pikir dengan membuat nama EXO dan menempelkannya di karton itu kau akan mengalahkan SUPER JUNIORKU ?” teriakku super kesal memukul-mukul pintu kamar bocah tengil itu
“Oh yaaa ? Jangan banyak bicaraaa .. Kita lihat saja nanti !!” teriaknya dari dalam kamar dengan suara tak kalah menggelegar
“Ahhh .. dasar bocaaahhh .. faaannnsss laaabbbiiillll !!” teriakku menendang pintu kamarnya dan mencoba menahan diri untuk tak menghajar bocah tengil itu, hinggaaa ..
BUUUUUGGGGGGG
“Bilang dengan Ahjussi-Ahjussimu itu untuk tak bertingkah konyol dan menggelikan !!” bentaknya padaku setelah melemparkan bantal yang berhasil dan tepat mengenai kepalaku
“Mwooo ????”
“Ahjuusssiiii ???” teriakku tak terima dan langsung mengeluarkan langkah kaki seribu untuk mengejar gadis kurang ajar itu, berani-beraninya diaaaa ...
“Ade Kiiiiimmmmmmm” teriakku murka mengejar gadis kurang ajar itu yang tak lain dan tak bukan adalah adik kandungku.
Meskipun begitu, tak pernah ada ketenangan dan perdamaian jika itu menyangkut “Idola” kami. Entah siapa dulu yang memulai peperangan dengan ledekan-ledekan kecil, akan membuat rumahku lebih ramai dibanding taman hiburan.
Sebelum Ade memutuskan menjadi penggila EXO, aku bukan ELF yang aktif seperti sekarang. Namun setelah EXO booming dengan single “MAMA” dan setiap hari, setiap waktu gadis itu selalu membuat kupingku berdengung dengan semua tentang EXO, perangpun dimulai .. sepertiii ..
“Maa ..” puterin EXO dong ..” teriak Ade dari ruang keluarga yang sedang asik main catur dengan Tuan Kim, Sang Ayah
“Ma .. biar aku aja ..” halang Ana langsung berlari pelan menuju dvd dan bersiap dengan aksi jahilnya
“Heyy .. Mr Simple ..”
“Maaa .. Itu BUKAN LAGU EXOOO !!” teriak yeoja itu lebih keras dan jelas saja mulai kesal
“Bodo !! Kalau gak mau denger, tutup kuping” ledek Ana ketus membuat Ade langsung membalikkan tubuhnya, menatap kakak perempuannya itu sinis
“Onniiieee ..” teriak Ade berlari ke arah Ana mencoba merebut remote dvd dari tangan kakaknya itu. Tarik-tarikan remotepun tak terelakkan, mengeluarkan kekuatan masing-masing dan alhasiill ..
“Ini sudah ke berapa kalinya kalian berdua ngerusak dvd Oemma ?”
“Uang jajan DIPOTONG !!” omel Nyonya Kim pada ke dua putrinya yang tengah menunduk bersalah karena perang fandom yang pada akhirnya menewaskan dvd.
Tak pernah ada yang salah jika aku mencintai Super Junior dan adikku lebih memilih EXO. Semua orang pasti sependapat jika siapapun berhak menyukai siapa saja, lagipula Super Junior dan EXO kan satu agency, terus kenapa harus sampai seperti itu ? Itulah pertanyaan yang tak pernah ada jawaban bagi kami, ELF dan EXO L. Meskipun slogan “Your Music Your Way” sudah menjadi aturan untuk kami berdua, namun slogan tinggalah slogan.
Secara pribadi, kemarahan-kemarahanku bukan sepenuhnya karena dia menyukai EXO. Ketidaksukaanku mungkin akan lebih tepat disebut iri. Bagaimana tidak ? “Anak Baru Gede” yang masih bau kencur itu selalu mengalahkanku dalam segala hal, kedua orangtuaku lebih membela dan memperhatikannya dalam segala hal. Cantik ? jelas dia dengan gaya chic dan trendynya. Pintar ? tentu saja, calon dokter kebanggan Appa.
Aku ? kedua orangtuaku lebih memberiku banyak kebebasan dan tak pernah mau peduli mengenai apa yang aku suka, apa yang aku lakukan, apa yang aku kerjakan. Cantik ? semua isi lemari pakaianku hanya celana jeans, kaos longgar dan kemeja, tidak ada bedak, tidak ada make up. Pintar ? sepertinya aku cukup beruntung memiliki orang tua kaya, sehingga tak perlu mati-matian cari kerja dan duduk manis di kursi menjanjikan dengan IQ pas-pasan. Karena itu aku memilih Oppadeul untuk mengalahkannya dibidang ini, FANDOM.
* * *
Kim Ade POV
“Onnie .. Aku numpang ke kampus ya ..”
“Kalau naik bis pasti telat” pujukku dengan wajah melas nyembul di jendela mobilnya, berharap kakak perempuanku satu-satunya itu memberiku tumpangan di keadaan genting seperti ini
“Kau pikir Onniemu ini bodoh ?”
“Kau kira Onnie tak tahu kalau kuliah aktif belum di mulai ?” ketusnya langsung menginjak pedal gas dan berlalu cepat dari hadapanku
“Ahh .. Sial !” rutukku kesal tak berhasil menipunya kali ini
“But, dont worry” senyum smirkku ketika melihat mobil berwarna merah itu berhenti di ujung jalan
“Adeeeeeeeeeee” teriaknya murka menyadari ada sesuatu yang janggal dengan mobilnya
“Rasain, siapa suruh pelit, cuman minta tumpangan doank !!” tertawa ku puas melihatnya murka karena ban mobilnya kempes.
Mungkin aku harus menginap di depan gedung SM atau mungkin menyewa apartemen dimana member EXO tinggal, sehingga di saat-saat berharga seperti ini aku tak akan pernah kehilangan kesempatan untuk melihat ke 12 namja itu.
Seminggu lagi perkuliahan kedokteranku akan dimulai dan semua orang tahu bagaimana beratnya menjadi mahasiswa dibidang itu. Aku tak akan punya banyak waktu untuk bertemu atau datang ke konser mereka, karena itu ku putuskan menjadi sasaeng fans seminggu ini.
Jika semua orang lantas mengerutkan alisnya dan bertanya-tanya bagaimana aku bisa menyukai EXO, karena mereka adalah “My New Life”. Aku belajar setengah tahun di kelas 1 Sekolah Dasar lalu melewatkan kelas 2 dan langsung naik ke kelas 3. Lalu duduk setengah tahun di kelas 5 dan langsung mengikuti ujian kelulusan untuk kelas 6.
Begitu pula masa SMPku, hanya butuh satu setengah tahun untuk menamatkannya yang tak jauh berbeda dengan masa SMAku. Lalu kemana saja aku ? aku melalui banyak kegiatan pertukaran pelajar, Rusia, Inggris, Jepang, German, Amerika hingga liburan selama setengah tahun di Bali.
Jangan pernah membayangkan hidup yang sempurna dengan semua itu, karena semua orang selalu mensalahartikan betapa mudah dan beruntungnya hidupku. Dengan prestasi cemerlang, orang tua kaya dan lain-lain karena hingga hari ini .. satu yang tak pernah aku punya .. “Teman”.
Flashback
“Nilai ujian sudah keluar” riuh suara siswa-siswa sekolah bertaraf internasional itu segera berlarian ke papan pengumuman dan aku rasa aku tak perlu ke sana
“Ahh .. aku urutan 27”
“Aku 50”
“Yeesss !! Aku 11” begitulah kira-kira reaksi yang akan terdengar ketika mereka dengan penasaran menyusuri setiap baris berharap nama mereka berada di atas.
“Kim Ade ? Siapa dia ?” dan begitulah kira-kira semua orang bertanya-tanya tentang siapa yeoja yang berada di urutan pertama itu.
“Apa ini tahun pertamanya mendapat peringkat satu ?” tanya yang lain saling pandang keheranan, jelas saja .. tahun lalu aku menghabiskan kelas 2 SMA ku dengan berselancar ria di Brazil ketika mereka mati-matian belajar dengan giat untuk menjadi “Sunbae”.
FlashbackEnd
Meskipun aku selalu mondar-mandir dengan leluasa di gedung “Kementrian Pendidikan” Korea Selatan, atau naik turun panggung untuk mendapatkan trophy kemenangan, tak ada yang mengenalku .. karena bukan seperti itu hidup seorang siswa yang sebenarnya. Semua yang kulakukan hingga detik ini, seperti kegiatan terstruktur yang telah di susun matang oleh kedua orangtuaku, karena itu aku begitu iri dengan kehidupan Ana, Onnieku
Dia yang bebas melakukan apa saja, dia yang bebas ingin kemana saja, dia yang bebas menentukan hal apa yang akan dia lakukan dan hal apa yang tak ingin dia lakukan. Dengan mudahnya mengatakan “Aku tidak mau” pada kedua orangtuaku dan langsung mereka setujui. Tentu saja itu hal yang sangat ingin aku rasakan, hingga pada suatu saat ..
Flashback
“Oppa .. Aku di sebrang gedung yang kau maksud” ucapku pada namja di ujung telfon yang tak lain dan tak bukan adalah Kakak laki-laki kandungku, Kim Ahn. Anak laki-laki kebanggan keluarga yang sukses dengan berbagai bisnisnya, mulai dari perusahaan bisnis, departement store hingga sekarang agency artis.
“....”
“Cepatlah kemari, aku tak punya banyak waktu” ucapku berdiri di depan meja kasir, tempat dimana biasa orang memesan minuman atau makanan ringan. Meskipun aku tak punya teman yang menungguku di meja, setidaknya aku selalu bersikap normal dengan mencoba berbagai kegiatan yang dilakukan remaja normal lainnya, sekalipun kulakukan “sendiri”
“Mocca latte dan waffle” aku pikir aku butuh sesuatu yang sedikit pahit mengingat aku akan belajar hingga malam untuk tes kedokeran besok
“Semuanya $10” segera kurogoh tas dan saku celanaku untuk menemukan beberapa lembar uang daann .. mereka tak ada di sana, dompetku maupun selembar uang sama sekali tak ada di sakuku. Bagaimana aku akan membayarnyaaaaaaaa ..
“Oppa .. Cepat ke sini, aku lupa membawa dompetku dan aku harus membayar minuman yang sudah ku pesan”
“Cepaaaatttt, atau suruh supirmu berlari ke sini, Oh ?” ucapku buru-buru sangat panik dengan bahasa cantoness, andai saja aku memiliki satuuuu saja teman yang pergi bersamaku setidaknya ada dompetnya yang akan menyelamatkan kami.
“Biar saya yang bayar” suara seorang namja langsung memotong antrian dan berdiri di depanku, membayar makanan dan minuman yang kupesan dan pertanyaannya .. Bagaimana dia mengerti bahasa itu ?
Gumamku masih sedikit takjub, heran dan tak enak hati namun juga sangat lega karena pada akhirnya ada yang menolongku meskipun dia bukan teman seperti yang ku khayalkan.
“Krriiiissss ..” panggil seorang namja yang sedikit atau mungkin jauh lebih pendek darinya dan langsung mendapat anggukan dari namja yang ternyata bernama Kris itu
“Oh, Soal ini .. Gumawoyo” ucapku pelan menundukkan sedikit kepalaku
“Gwenchanayo” ucapnya ramah menepuk bahuku .. Yaa .. dia menepuk bahuku, seperti seorang teman ..
“Apa yang sedang kau lakukan ?” tanyaku menghampiri Ana, Onnieku yang tengah serius dengan laptopnya
“Super Junior dongsaeng” jawabnya datar membuatku penasaran dan langsung menghampirinya
“Boyband baru SM ? Adiknya Super Junior ?” tanyaku ikut melihat dengan seksama layar laptop yang sedang berselancar di sebuat situs video terkemuka
“Waaaahhh .. Kyeoptaaaa ..” decak kagum Onnieku melihat seorang namja dalam teaser 0:52 detik yang baru saja di rilis siang itu, menampilkan seorang namja berjalan menaiki tangga dengan pakian serba putih menuju atap gedung dan ..
“Itu KRISSS !!” teriakku tak kalah kagum melihat namja yang kutemui kemarin siang, namja yang menepuk bahuku .. namja yang membayar makanan dan minumanku .. namja itu ..
FlashbackEnd
Begitula hidup baruku dimulai, ketika aku punya satu hal yang sangat aku gilai dan sangat aku sukai. Satu hal yang setidaknya aku mulai karena aku menginginkannya bukan karena itu ada dalam daftar kegiatanku. Menjadi fans girl dan tak ada satupun yang bisa melarangku .. begitulah kira-kira kehidupan fandomku dimulai.