home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Bangku Taman ( Oneshoot)

Bangku Taman ( Oneshoot)

Share:
Author : NWicahya
Published : 08 Oct 2014, Updated : 28 Jun 2019
Cast : Song Hyesun (OC) , Jae Hyun NCT , Kai EXO
Tags :
Status : Complete
1 Subscribes |6087 Views |5 Loves
Bangku Taman ( Oneshoot)
CHAPTER 1 : BANGKU TAMAN

 BANGKU TAMAN

Terlihat seorang gadis sedang sibuk dengan kertas - kertas didepannya , ia sangat fokus membaca tulisan dalam buku – buku itu dan sesekali ia mengeram karena tidak paham dengan maksud bacaan tersebut. Song Hyesun, gadis berumur 20 tahun ini sedang sibuk menyelesaikan tugas akhir kuliahnya, ia terlihat sangat frustasi dengan tumpukan -tumpukan buku disampingnya. Ia melihat kanan kirinya, namun tidak ada seorangpun. Hanya dia dan sebuah bangku taman disungai Han.

"Lebih baik aku bernyanyi", katanya, iapun menyanyikan suatu lagu yang amat sangat dia sukai dari Mandy Moore yang berjudul  "Only Hope". Seperti namanya sendiri, Song. Dia amat gemar menyanyi namun dia hanya menjadi penyanyi kamar mandi saja.

Trerrrttt tretttt

Ponsel milik Hyesunpun berdering, Hyesun mulai mencari keberadaan ponselnya, setelah melempar beberapa buku akhirnya ia menemukannya.

"Sun-ah, gwencanayo? Apa kamu sudah makan ? ", tanya seorang pria dari jauh sana

"Apa ? , na.. Gwencana. Oh iya aku lupa belum makan malam", kata Hyesun sambil tersenyum tersembunyi

"Iya kan ! Aku sudah menebaknya! Aigooo Sun-ah, jangan belajar terlalu keras!! Memang bagus kamu itu belajar tapi jangan seperti ini, kamu bisa sakit ", omel namja yang bernama Kang Joon ini.

"Dasar namja ini, memangnya dia tidak bosan apa memarahiku tiap hari, heol ", batin Hyesun

"Kamu pasti membatinku ya? ", kata Joon tiba - tiba

"Aigooo, ada apa menelponku? ", tanya Hyesun santai

"Ohh... Aniyo, hanya ingin menelpon saja ", kata Kang Joon

"Hanya apanya? Tiap hari kamu menelponku, apa tidak bosan? Aku saja bosan, menganggu saja " batin Hyesun

Sepertinya Hyesun tidak peka dengan segala sinyal dan kode yang sudah diberikan oleh Kang Joon, iya benar Kang Joon terlihat menyukai Hyesun sudah dari bangku sekolah menengah. Kang Joon adalah namja yang amat sangat menawan, walaupun mereka seumuran tapi Kang Joon terlihat sudah dewasa belum lagi dengan kekayaan keluarganya yang luar biasa.

"Pulanglah, besok kamu harus kuliah. Aku akan menjemputmu ditaman", kata Kang Joon

"Joon ah, apa kamu tidak bosan menjemputku setiap hari? Bahkan disaat jadwal kuliahmmu kosong kamu tetap mengantarku. Sudahlah biarkan besok  aku berangkat sendiri saja lagi pula jarak ke kampus juga tidak begitu jauh. Aku bisa naik bus umum", kata Hyesun, mungkin Hyesun sudah sangat bosan karena setiap hari dia harus mengatakan itu pada Kang Joon. Tapi bukan Kang Joon jika dia menyerah.

"Aniyo, aku akan menjemputmu, segeralah pulang, maaf aku tidak bisa menemanimu saat ini, bye", kata Kang Joon

"Joon a.. Jebal. Biarkan aku sendiri, aku sudah amat sangat merepotkanmu", kata Hyesun dengan nada sedikit naik.

"Aku merasa sangat tidak direpotkan olehmu, tenang saja", kata Kang Joon

"Apa..kamu..menyukaiku?", tanya Hyesun tiba - tiba, membuat Kang Joon harus menelan ludahnya

"Aaaaaaaaa..", kata Kang Joon

" Apa kamu mau tahu apa jawabanku? ", kata Hyesun

"Iya", kata Kang Joon tegas, membuat Hyesun harus membuka matanya lebar –lebar.

"Aku sudah menyukaimu dari dulu Hyesun ah, aku ingin selalu berada didekatmu, jadilah yoejachinguku", pinta Kang Joon

"Aku akan menjawabnya besok di kampus", kata Hyesun santai

"Mwo? Baiklah, aku akan menjemputmu", kata Kang Joon.

"Jangan menjemputku, biarkan aku berangkat ke kampus sendirian saja", kata Hyesun

"Arrasseo, kali ini aku akan membiarkannya dan berjanjilah kamu memberikan jawabannya besok", kata Kang Joon.

"Okay, sampai jumpa besok ", kata Hyesun lalu mematikan ponselnya dan iapun berkemas untuk pulang.

Hyesun sedang duduk dimeja belajarnya dan Ia melihat foto - foto didepannya bersama teman -temannya lalu tersenyum.

"Aigoo ini foto sudah sudah lama sekali, ah saat ini aku seperti bukan manusia saja, jarang sekali bermain bersama mereka, aku merindukan mereka", kata Hyesun.

Ia bangkit dari meja belajarnya dan membuka jendela kamarnya, dilihatlah pemandangan kota Seoul dari rumah sederhananya. Ia menutup matanya dan merasakan hembusan angin menampar kedua pipinya.

"Aigooo, aku melewatkan keindahan dunia ini", katanya sambil membuka lebar - lebar kedua tangannya.

Tiba - tiba ia seperti melihat sebuah cuplikan yang memperlihatkan kaca yang bertebaran dan teriakan, ia membuka matanya.

"Appa!! Eomma!!! ", teriaknya lalu berlari menuju kamar orang tuanya, dan iapun tersenyum saat melihat kedua orang tuanya sedang tertidur pulas.

Iapun memutuskan tidur bersama kedua orang tuanya.

"Appa biarkan malam ini aku tidur bersama kalian ", pinta Hyesun.

Akhirnya mereka tidur bersama. Matahari mulai menampakkan diri, sinarnya mulai menusuk mata Hyesun yang masih tertidur.

"Hyesun ah, bangunlah", kata eommanya

"Arrasseo", kata Hyesun lalu bangkit dari tempat tidur itu.

"Yakk!!! Bangunlah!!! ", omel Song Minwoo, kakak laki - laki Hyesun

"Oppaaa!!! Kapan kamu pulang!!! Omoo!", teriak Hyesun saat melihat kakaknya. Minwoo juga seorang mahasiswa, tapi dia mendapatkan beasiswa dan berkuliah di universitas yang jauh dari rumahnya, jadinya jarang sekali pulang.

"Hahhaa mandilah lalu makan bersama ", kata Minwoo sambil tersenyum.

"Nanti aku antar ya", kata Minwoo lagi

"Ah oppa, aku sudah berjanji pada seseorang , aku harus naik bus, aku sudah berjanji", kata Hyesun dengan sedih.

"Kang Joon ? Yak! Kalian menikah saja", goda Minwoo

"Oppaaaa!!! Jinjaaa ", kata Hyesun sambil memukul kepala kakaknya

"Oppa, temani aku pergi ke kafe kesukaanku saja, setelah itu aku akan ke kampus, kajjaaa!! ", tarik tangan Hyesun pada oppanya.

Hyesun dan Minwoo pergi menuju kafe dengan sepeda motor. Tiba – tiba ada sebuah van yang  datang dan seperti ingin menabrak mereka, membuat Hyesun berteriak. Mereka terjatuh karena terserempet sebuah mobil van tadi, mobil van itu berhenti, pintunya terbuka, namun tiba - tiba mobil van itu berjalan dengan keadaan pintu terbuka lalu seseorang menutup pintu itu.

"OPPPPPAAAAAAAA!!!! ", teriak Hyesun

Setelah beberapa saat Hyesun merasakan mual, seketika ia melemas namun kembali normal lagi. Dilihatlah sekitarnya namun samar – samar.

“Hyesun ah, gwencana ?”, tanya Minwoo dengan panik

“Aku baik – baik saja oppa”, jawab Hyesun sambil tersenyum, lalu ia melihat mobil van berwarna hitam yang sudah berjalan menjauhi mereka.

Kajja “, tarik Minwoo pada Hyesun karena terjatuh dari sepeda motor.

Minwoo dan Hyesun sudah berada di kafe kesayangan Hyesun. Terdapat seorang gadis yang melambaikan tangan pada mereka, Kim Nana. Tetangga mereka yang bekerja di tempat itu.

Anyong, OMO! Apa yang terjadi pada kalian ? Lihatlah dagumu berdarah, seharusnya kalian ke rumah sakit bukan ke tempat ini “, kata Nana sambil memegang dagu Minwoo.

“Ada yang menyerempet kami “, kata Hyesun sambil mengingat – ingat mobil van yang menyerempet mereka tadi.

Degggg..

XOXO XOXO XOXO yeahh

salmyeosi immatchun X neun kiss

donggeurake aneun O neun hug

hoksi beolsseo algo isseulkka oh

 

haruharu mollae sseun pyeonji

geureoke kkeuteumage jeogeotji

geuraebwatja jun jeok eobtjiman ah~

 

Terdengar sebuah lagu dari EXO. Hyesunpun terbawa oleh irama dari lagu ini.

“Ah lagu ini, aku suka “, kaya Hyesun sambil menyanyikan lagu XOXO.

“Siapa yang tidak suka lagu mereka, mereka EXO. Semua mengilai mereka hahaha apalagi unnimu ini hahaha “, kata Kim Nana sambil tertawa lalu menyalakan gambar dari audio itu.

“Apa kamu hafal mereka semua ?”, tanya Nana

“Aku rasa secara tidak sadar aku mengenali mereka, entah, aku tahu mereka hanya karena musik mereka, tidak lebih “, kata Hyesun sambil membalut luka kakaknya.

“Ah suaramu itu sangat bagus Hyesun ah, sangat bagus. Aku berharap suatu hari nanti kamu bisa bernyanyi dengan mereka”, kata Kim Nana sambil membuatkan vanilla latte kesukaan kakak beradik ini.

“Jika wajahku cantik seperti Miranda Kerr aku akan menampakkan diri, tapi realitanya hahaha menyedihkan sekali “, kata Hyesun santai.

“Dasar manusia tidak punya rasa syukur!!”, kata Minwoo sambil memukul kepala Hyesun.

Oppa!! Sakit!!! “, omel Hyesun. Nana yang melihat itu hanya bisa tersenyum.

Yeah, o..ho~ hu wa~

Stop, stop, stop, stop… geu nalgaega jeojeuni

Gipeojin haru teum sai neoneun joyonghi dagawa

eodumeul geodeonaego naei jameul kkae-wo

geurigon meoleojyeo yeorrin changmun neomeoro

Aigoo lagu ini, aku suka lagu ini “, kata Hyesun sambil menyanyikan lagu ini.

“Aku juga menyukainya, wah mereka sangat tampan”, kata Nana unni.

“Hyesun ah, kamu tidak merasakan ada keanehan ? Apa pundakmu sering nyeri atau berat seperti itu “, tanya Nana

Anni, aku biasa saja. Memangnya ada apa ?”, tanya Hyesun santai

“Oh anniyo “, kata Nana sambil tersenyum dan menatap aneh sekitar Hyesun. Apa yang dia lihat.

Setelah mereka menikmati vanilla latte dan berbincang singkat. Hyesunpun memutuskan untuk pergi.

Oppa, unni. Aku harus ke kampus, ah pabo aku pasti telat, aku pergi dulu bye”, kata Hyesun lalu bangkit berdiri dan meninggalkan kakaknya. Hyesun menghentikan langkahnya tiba - tiba dan memutar balik, menghampiri kakaknya dan mencium pipi kakaknya.

Oppa, aku masih ingin bertemu denganmu tapi aku harus ke kampus, berhati – hatilah dengan motormu, arraseo oppa?”, kata Hyesun dengan senyum manisnya. Minwoo hanya terdiam saat melihat adiknya berlari meninggalkannya.

“Song Hyesun!!!”, teriak Nana saat melihat Hyesun hampir tertabrak motor, Hyesun terlihat membungkukkan badannya dan kembali berlari.

“Dia sungguh ceroboh “, kata Minwoo pelan

Aigoo, aku hampir saja mati karena terkejut, bagaimana jika ia tertabrak. Ah Hyesun ah, dia harus lebih berhati – hati “, kata Kim Nana sambil tetap melihat Hyesun yang berlari. Tapi sepertinya ia dapat melihat sesuatu yang hanya dirinya yang dapat melihatnya. Dilihatnya Minwoo yang terdiam, ia terlihat aneh.

“Ada apa denganmu Minwoo ? kamu aneh sekali “, tanya Nana

“Entah kenapa aku jadi teringat mimpiku tadi malam “, kata Minwoo pelan

“Sudahlah itu hanya mimpi”, kata Nana lalu meninggalkan Minwoo untuk melayani pelanggan.

Hyesunpun menunggu cukup lama di halte bus, bus yang ia tunggu tidak segera datang semua ini karena ada kemacetan yang dikarenakan ada perbaikan jalan. Dan bus yang ia nantipun datang, ia segera masuk kedalamnya.

“Omo, tumben sekali bus ini sepi. Biasanya jika aku melihat pasti penuh, ya beruntunglah aku ! Haha “, batin Hyesun sambil tersenyum. Iapun memilih tempat duduk didekat jendela, sambil menatap jalanan yang super macet.

“Jika begini caranya aku bisa terlambat”, kata Hyesun sambil membuka ponselnya dan terdapat pesan dari Kang Joon.

Hyesun ah,

sepertinya aku datang terlambat, aku sedang bersama hyungku tapi tenang saja aku akan segera datang.. Wait Me

 

Hyesun hanya membacanya tanpa membalasnya. Iapun malah mengeluarkan headsetnya dan mendengarkan musik. Iapun memutar playlist kesukaannya dan  lagu Wolf terputar.

Chogiwa danbeone neukkyeo

Neol hanibe chijeu choreom jibeo noeul tteda

Hyangi madgo, saekkal, aemihago

Wain boda uahage jaba meogeul tteda

Ageureonde ppaltobe himi ppajyeo imatkkaji eu~ Eobseojyeo

Hokshi naega apeungolka byeongirado geollin geoni

 

"Karena sampai saat ini aku baru memutar lagunya EXO saja , maka untuk hari aku akan memutar lagu mereka saja ", kata Hyesun sambil menatap jalanan yang macet.

Hyesun menatap bayangan wajahnya dikaca jendela, lalu ia seperti melihat seseorang yang duduk disampingnya lalu ia menatap bangku sebelahnya, tapi kosong. Lalu ia melihat sosok yang tidak asing baginya.

"Kang Joon ? Sedang apa dia ?", kata Hyesun sambil memandang aneh

“Oh dengan hyungnya “, kata Hyesun sambil menatap Kang Joon yang sedang berada di mobil miliknya.

Hyesunpun tiba – tiba berdiri dari bangkunya, ia ingin turun di halte berikutnya.

Ajussi, apa bisa aku turun disini saja ?”, tanya Hyesun

Joesonghabnida, sepertinya kita akan lewat jalan tol  karena didepan jalan sedang diperbaiki, jadinya kita akan berada halte berikutnya, jinjja joesonghabnida”, kata Ajussi itu.

“Ahhhhh “, omel Hyesun

Hyesunpun kembali ketempat duduknya, dimainkanlah ponsel miliknya. Walaupun terlihat jelas jika pikirannya tidak terfokus pada ponselnya.

“Kenapa perasaanku tidak enak ?”, kata Hyesun pada dirinya sendiri, lalu ia memutar lagu Miracle in December milik EXO agar ia melupakan perasaan buruknya.

Dan benar, tiba – tiba saja ring as bus yang Hyesun tumpangi patah, dan membuat satu rodanya terlepas. Ditambah lagi mereka semua sedang berada dijalan turunan yang sangat curam. Tubuh mereka terlempar kesana dan kemari, dan darahpun mulai nampak dari mereka. Semua orangpun berteriak saat melihat bus yang mereka tumpangi melaju dengan kecepatan penuh tanpa rem sama sekali ditambah suara dentuman yang amat keras. Sebagaian mulai menangis dan sebagian mulai berdoa dan mengucapkan kata – kata terakhir. Hyesun tetap membatu dan memegang erat besi pegangan disampingnya walaupun tubuhnya terlempar. Matanya memerah, ia terlihat sangat shock.

“Aku pikir, hidupku akan berakhir “, kata Hyesun sambil menitikkan air mata dan tersenyum pasrah

***

Siang itu, semua media di Korea Selatan heboh dengan kecelakaan naas tersebut. Hampir semua orang yang berada di dalam bus itu tewas. Namun sepertinya Tuhan memiliki rencana lain untuk Hyesun. Hyesun dinyatakan hidup ketika tim evakuasi menemukannya masih bernafas berat sambil memegangi ponselnya. Saat ini Hyesun belum sadarkan diri, sepertinya ada gangguan pada kepalanya, mungkin dia akan sadar diwaktu yang belum mampu ditentukan.

“Hyesun, ommo bagaimana ini bisa terjadi denganmu anakku! Kenapa tidak eomamu saja, anakku! Bangunlah ! “, teriak ibu Hyesun saat melihat Hyesun belum sadarkan diri di ruang ICU.

Pabo!jinjja Pabo! Aku tahu perasaanku tidak pernah salah ! Seharusnya aku menahannya, sebentar saja “, kata Minwoo dengan lirih. Ayah Hyesun hanya bisa duduk disamping ranjang Hyesun dan memegangi tangan anak perempuan satu – satunya. Nana yang sedari tadi berdiri disamping Minwoo hanya bisa menangis melihat keadaan Hyesun yang diluar pemikiran. Namun.

“Eomma !! Eomma !! aku disini !! “, kata Hyesun sambil berdiri disamping ibunya. Namun ibunya tidak menjawab. Sudah jelas ibunya tidak menjawab karena ibunya tidak dapat melihatnya, seorang roh yang berada diambang hidup dan mati.

“Apa kalian tidak bisa mendengarkanku ? “, kata Hyesun sambil melihat Minwoo  dan Appanya.

Jinjja, aku benar – benar tidak terlihat. Ini sungguh menyiksaku !! “, kata Hyesun dengan panik.

Unni, kamu bisa melihatkukan ? aku tahu kamu bisa melihatku “, kata Hyesun sambil mendekati Nana. Merasa ada yang mengajaknya berbicara, Nanapun menatap tubuh Hyesun dalam – dalam lalu ia tersenyum.

Aku tahu kamu disampingku Hyesun ah, walaupun aku tidak bisa melihatmu tapi aku bisa merasakannya “, batin Nana dengan mata kaca – kaca.

Hyesunpun berteriak ketika melihat seorang namja dari kehidupan yang lain yang menatapnya dengan iba. Ia merasa ketakutan karena baru pertama kali saling bertatap mata dengan mahluk lain.

“Hyesun”, kata namja itu

Mwoo, siapa kamu ? Kenapa kamu tahu namaku ? Jangan mendekat!Eomma, aku takut eomma  “, kata Hyesun sambil berteriak. Ia takut melihat namja yang memiliki wajah cukup pucat yang mendekatinya.

“Wajahmu pucat sekali, jangan dekat – dekat ! sungguh menkutkan, menjauhlah!!! “, teriak Hyesun sekali lagi.

“Kenapa kamu takut? Kamu juga seperti aku saat ini, lihatlah wajahmu, wajahmu juga tidak jauh berbeda denganku “, kata Jaehyun santai

“Oh ya? Sepertinya benar. Tunggu jangan mendekat, jangan menatapku seperi itu ”, kata Hyesun dengan lirih

“Apa kamu tidak mengenaliku? Hari ini kamu melihatku “, kata Jaehyun tiba – tiba.

“Melihatmu? Kapan ? Tidak mungkin “, kata Hyesun tanpa memandang Jaehyun

“Saat dikaca bus, kamu sekilas melihatku”, kata Jaehyun

“Jadi benar, kamu memang hantu. Kenapa kamu mengikutiku! Dasar penguntit, pergilah!  “, teriak Hyesun

“Hantu? Kita sama. Entahlah, tapi aku mengikutimu sejak kamu berada di kelas 3 bangku SMA”, kata Jaehyun santai sambil mendekati Minwoo yang masih menangis.

“SMA? Sudah 3 tahun ini? Apa yang kamu lakukan !! Kenapa kamu mengatakan ini padaku!! ”, kata Hyesun dengan tidak percaya

“Iya, jangan memasang wajah panik seperti itu”, kata Jaehyun santai

“Bagaimana bisa, kamu mengikutiku?”, kata Hyesun, kali ini ia berani menatap Jaehyun.

“Apa kamu mau mengikuti tour dunia lain ? Sepertinya ini akan menarik “, kata Jaehyun mengalihkan pembicaraan.

“Apa yang kamu katakan! Aku akan berdiam diri di tempat ini sampai aku bisa kembali! “, tolak Hyesun

“Aku pikir kamu ingin mencari tahu sosok seorang Kang Joon yang sebenarnya “, pancing Jaehyun

“Ya dasar gila! Kamu bahkan tahu tentang hal ini, jinjja ! jangan ikuti aku, pergilah ! “, usir Hyesun

“Apa kamu yakin kamu tidak membutuhkanku ? Sosok yang selalu menemanimu ? Aku pikir kamu akan amat sangat ketakutan jika tidak ada teman sepertiku. Diluar sana adalah tempat amat sangat mengerikan Hyesun ah”, kata Jaehyun dengan santai

“Apa Tuhan membenciku ?  Kenapa Ia tidak membuatku meninggal saja? Ini sangat berat”, kata Hyesun sambil menatap tubuhnya yang berada diranjang.

“Justru karena Tuhan itu baik, karena ia masih ingin memberikanmu kesempatan untuk hidup. Kajja, kita pergi, namun kita harus menunggu salah satu dari  mereka yang membuka pintu “, kata Jaehyun.

“Kamu kan hantu, kenapa tidak langsung menembus tembok saja seperti di film – film”, protes Hyesun.

“Lihat dirimu, kamu berada diambang kehidupan, kamu tidak bisa menembus tempat – tempat seperti ini Lihatlah dirimu, sepertinya kamu sudah berani menatapku“, kata Jaehyun sambil tertawa. Tawanya terdengar menyeramkan.

“Aku...tidak ingin keluar dari tempat ini, aku hanya ingin menemani ragaku. Diluar sana pasti banyak sekali yulyeong. Aku akan memanggilmu yeong saja”, kata Hyesun

“Apa ? yeong? Panggil aku Jaehyun, aku juga punya nama “, balas Jaehyun santai

“Hantu juga punya nama? Omo, oh sungguh gila keadaan gila, jinjja ! “, kata Hyesun dengan perasaan campur aduk.

“Terserah kamu saja, kajja kita temui Kang Joon”, kata Jaehyun santai

“Bagaimana kamu bisa tahu tentang dia ?”, kata Hyesun polos

“Kamu masih sempat tanya seperti itu? Tiap hari aku bersamamu, bagaimana aku tidak tahu? ”, kata Jaehyun santai

“Dasar pencuri, kamu mengikutiku dan selalu mencuri rahasiaku dan kamu tidak merasa bersalah ? ”, kata Hyesun kesal

“Aku tidak mencuri aku hanya mendengar dan melihat saja. Merasa bersalah ? Salah apanya ”, kata Jaehyun sambil tersenyum. Melihat Jaehyun tersenyum malah membuat Hyesun tambah ketakutan walaupun misal Jaehyun tidak pucat, ia sebenarnya sangat tampan.

“Sama saja, tapi tentang Kang Joon, apa kamu melihat apa yang aku lihat juga ?”, tanya Hyesun

“Tentu saja, dia berbohong denganmu kan ? Dia bilang sedang dengan hyungnya padahal dia sedang dengan seorang gadis di mobilnya, kebetulan sekali mobilnya berada disamping bus yang kamu tumpangi, bukankah itu seperti jackpot untukmu ?”, kata Jaehyun super santai

Daebak, sepertinya kamu sudah mengetahui semuanya. Aku tidak perlu menceritakannya “, kata Hyesun sambil duduk di sudut ruangan. Jaehyunpun mendekat dan duduk disamping Hyesun.

“Untung saja aku melihat dia, jika tidak aku akan tertipu. Ottoke oppa “, kata Hyesun dengan pandangan kosong.

“Kamu menyukainya ? Jika aku melihat, kamu masih sangat ragu dengannya. Tunggu kamu memanggilku oppa? Itu lebih baik daripada kamu memanggilku hantu “, kata Jaehyun sambil tersenyum.

“Sepertinya kamu juga bisa membaca pikiranku, tapi dia selalu ada disaat aku sendirian “, Hyesun langsung melirik Jaehyun

“Yang bisa aku lihat dengan kasat mata”, sambung Hyesun.

Arraseo, jadi kamu menyukainya karena dia selalu ada denganmu ? “, tanya Jaehyun.

“Entahlah, aku tidak akan pernah menerima cintanya jika aku bisa bangun nanti, dia hanya pembohong. Tapi kapan aku akan bangun ? “, kata Hyesun sambil menatap raganya.

“Kamu harus kuat Hyesun ah, kamu jangan terjatuh. Kamu harus percaya jika kamu bisa bangun lagi “, kata Jaehyun sambil tersenyum, kali ini Hyesun membalas senyuman Jaehyun. Nana yang merasa mendengarkan suara Hyesunpun mulai fokus agar bisa mendengarkan, matanya mengitari ruangan tersebut berharap bisa menemukan jiwa Hyesun. Dan mata Nanapun bertemu dengan mata Jaehyun, Jaehyun hanya tersenyum. Nana tersontak karena melihat sosok yang sebenarnya sudah sering ia lihat walaupun hanya sekilas.

Kamu lagi “, batin Nana sambil tersenyum seperti biasanya.

***

Jaehyun  berhasil membawa Hyesun keluar dari kamar rawatnya. Dan Hyesun langsung bersembunyi dibalik punggung Jaehyun ketika melihat sebuah dunia yang lain yang berada didunia nyata. Sebuah kehidupan lain di tengah – tengah kehidupan manusia.

“Kenapa kamu takut?”, tanya Jaehyun

“Aku sangat takut oppa, oppa, kembali ke kamar saja “, kata Hyesun dengan menangis. Ia melihat sosok anak kecil dengan wajah pucat yang mengengam tangan seorang manusia. Ini sungguh menyeramkan. Jauh dari akal sehat. Ada juga sebuah mahluk yang berada dipundak manusia dan membuat manusia itu berjalan membungkuk. Adapula segerombolan yang seperti penguasa tempat tersebut.

“Ah jinjja, mereka sepertimu. Tidak perlu ditakutkan lagi”, kata Jaehyun santai.

“Aku masih anak baru, aku belum berani untuk melihat hal – hal mengerikan seperti itu “, kata Hyesun dengan ketakutan.

“Apa kamu anak baru ?”, tanya seorang mahluk pria dengan postur tubuh yang sangat besar. Hyesun yang merasa diajak bicara hanya bisa terdiam saat menyadari jika ia diajak berbicara.

“Sudah – sudah, abaikan gadis ini. Lihatlah, dia terlihat sangat shock kan ? sudahlah, biarkan saja “, kata Jaehyun pada pria itu.

“Lihatlah wajah gadis itu, sangat ketakutan. Wah lucu sekali “, kata pria itu lalu meninggalkan mereka.

“Lucu ?”, kata Hyesun lirih

“Aku lucu dari mananya? Mukaku pasti sudah seperti mayat “, kata Hyesun dengan tubuh tetap membatu

“Ah katanya kamu pemberani, kamu selalu mengatakan kamu pemberani. Sudahlah mereka tidak akan mengganggumu, mereka semua temanku. “, omel Jaehyun lalu merangkul Hyesun sambil mentupi mata Hyesun. Terdengar “mereka” sedang melakukan kegiatannya masing, ada yang biasa saja namun ada juga yang tidak bisa. Suara mereka, bentuk tubuh mereka. Hyesun sama sekali tidak pernah bermimpi mendapatkan kejadian seperti ini. Ia hanya bisa menangis saat matanya ditutup oleh Jaehyun. Jaehyun hanya bisa menatap Hyesun tanpa ekspresi.

Oppa, aku sangat takut “, kata Hyesun sambil menangis, tangan Jaehyunpun basah karena air mata Hyesun.

“Ah jinjja yeoja ini, baiklah mari kita menuju tempat kesukaanmu saja”, kata Jaehyun

“Kamu tahu?”, tanya Hyesun polos

“Ah dasar bodoh, jelas aku tahu. Dimana lagi jika tidak dibangku taman kesukaanmu di pinggir sungai Han “, kata Jaehyun sambil tetap menutupi mata Hyesun.

“Lepaskan tanganmu”, pinta Hyesun tiba – tiba, Jaehyunpun tetap menutupnya rapat – rapat.

“Kamu belum bisa melihat semua ini, kamu belum kuat iman Hyesun ah“, kata Jaehyun halus, sangat berbeda dengan suaranya yang “nyeleneh”.

“Sudah lepaskan saja, mau tidak mau aku harus mau menerima keadaanku “, kata Hyesun yakin. Jaehyunpun akhirnya melepaskan tangannya. Hyesun mulai membuka matanya. Dan.

Hyesun ah, jangan takut, jangan takut, jangan takut, jangan panik, aniyoo, aku tidak bisa menahannya, ini sangat menyeramkan, Omo lihatlah dia, sungguh menakutkan “, batin Hyesun sambil mencoba rileks, namun tiba – tiba tangan Jaehyun menutupi mata Hyesun lagi.

“Dasar munafik, jika takut katakan saja takut. Tidak perlu berbohong “, kata Jaehyun, lalu mereka berjalan menuju sebuah taman di dekat sungai Han.

“Ini tempat kesukaanmu”, kata Jaehyun sambil duduk.

Daebak, aku berjalan amat sangat jauh tapi aku tidak lelah sama sekali “, kata Hyesun dengan heran.

“Kamu bahkan tidak akan lapar, bukankah itu hemat “, kata Jaehyun sambil duduk disebuah bangku.

“Malam ini malam pertama aku menjadi seperti ini. Aku sangat tidak menyangka, kemarin malam aku sedang duduk di meja belajarku, tidur dengan eomma , appa. Tapi sekarang, aku pikir aku akan gila “, kata Hyesun lirih

“Kehidupan itu tidak bisa ditebak”, kata Jaehyun pelan. Hyesun hanya tersenyum. Hyesun hanya terdiam, menatap sungai Han, ia tidak mengeluarkan sepatah katapun. Dia hanya diam, merenung, hanya ada pilihan saat itu, dia akan seperti itu atau dia akan kembali seperti sedia kala. Hyesun memang orang yang sangat kuat dan tegar, tapi dia orang yang sebenarnya cukup pemberani, hanya saja kali ini ia benar – benar menjadi penakut karena semua ini sudah beda “konteks”.

“Andai suaraku sebagus dirimu, aku akan menyanyikan lagu untukmu “, hibur Jaehyun. Tapi Hyesun hanya terdiam, menatap sungai dengan lurus namun matanya terlihat kosong.

“Aku ingin mati saja, ini pasti akan merepotkan “, kata Hyesun sambil meneteskan air mata

Hyesun a, kamu harus tetap kuat! Eomma akan selalu bersamamu, kamu harus berjuang untuk bisa bangun kembali ya nak, eomma mencintaimu, kamu harus kuat! “, kata eommanya dari jauh.

Eomma, aku bisa mendengarkan suaranya. Bagaimana bisa aku mendengarnya ?”, kata Hyesun dengan menangis

“Jelas kamu bisa, kamu kan masih belum seutuhnya meninggal, ragamu masih ada, berbaring di rumah sakit, kamu bisa mendengarnya “, kat Jaehyun sambil tersenyum.

Eomma, eomma !!! Eomma, aku akan berjuang untuk bangun, doakan aku eomma ! “, kata Hyesun sambil menangis histeris, Jaehyunpun tidak tega dan memilih untuk memeluk hangat Hyesun.

“Kita menabrak mereka !!! “, teriak seorang pria. Hyesun dan Jaehyunpun menatap sumber suara.

Chen, Kai, Lay dan Tao sedang bersepeda di pinggir sungai Han. Ia beristirahat disebuah lapang dan di dekat sebuah bangku.

“Kai, kamu masih marah dengan Suho hyung ?”, tanya Chen

“Bagaimana aku tidak marah dengannya, dia gila. Seharusnya kita menolongnya, kita malah meninggalkannya !”, kata Kai dengan emosi.

“Kamu benar tapi semua itu membinggungkan, kita saat itu harus mengambil keputusan dalam waktu singkat. Kita juga terburu – buru dari tadi”, kata Tao sambil mengosok – gosokkan kedua tangannya.

“Jika saja kita menolongnya, pasti perasaan bersalah ini pasti tidak akan ada, ah jinjja, bagaimana bisa aku menemukan mereka dan meminta maaf “, kata Lay dengan perasaan bersalah

“Itu akan sangat sulit, melihat wajah mereka saja tidak, ahhh “, kata Chen sambil melempari batu – batu kecil.

“Mana Sehun dan Xiumin hyung, mereka ingin menyusul tapi tidak datang – datang, ah jinjja malam ini sangat dingin, ah kenapa kalian membawaku jalan di malam penuh salju, ah ”, kata Tao sambil mengosokkan kedua tangannya,

Chenpun membuka matanya lebar – lebar saat merasa mendengar seorang wanita menangis didekatnya. Ia melihat sekitar namun tidak ada orang.

“Kenapa perasanku jadi tidak enak ?”, kata Chen dan membuat yang lainnya menatapnya.

“Ya hyung! Jangan berkata aneh – aneh lagi, kamu tahu kan aku sangat takut “, kata Tao sambil mendekati Chen. Kaipun melihat sekitar dan biasa saja, tidak ada apa – apa.

“Bagaimana ini, berbaikanlah dengan Suho hyung”, pinta Lay

“Kita menabrak mereka !!! “, teriak Kai dengan sangat keras, ia terlihat sangat marah.            

“EXO?”, kata Hyesun

“Aku mendengarkan lagu mereka waktu di bus, benar kata Nana unni, mereka tampan. Tapi kenapa Kai marah – marah seperti itu “, kata Hyesun.

“Kamu ingat van hitam yang menabrakmu dengan oppamu, itu van mereka. Dan Kai marah karena saat dia hendak  menolongmu, malah bajunya ditarik oleh Suho “, kata Jaehyun

“Bagaimana kamu bisa tahu ?”, kata Hyesun dengan tidak percaya.

“Aku ikuti mereka, aku masuk kedalam van mereka dan mendengar dan melihat reaksi mereka semua “, kata Jaehyun santai. Hyesun langsung bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri sebagian member EXO tersebut.

“Ya!!! Kalian harusnya turun dan menolong kami!! Main kabur semaunya sendiri, utung aku dan oppaku tidak kenapa – kenapa ! Dasar gila, mempentingkan urusan pribadinya sendiri ! Aku Song Hyesun ! sangat kecewa dengan kalian ! “, kata Hyesun sambil membentak – bentak. Tapi percuma mereka tetap sibuk dengan aktivitas mereka. Hyesun menarik nafas dalam – dalam dan duduk disamping Kai.

“Dasar hitam ! “, celetuk Hyesun

“Ahhhhhhhhh “, teriak Kai

“Ada apa Kai? Kamu membuatku terkejut!! “, omel Tao

“Mianhae”, jawab Kai singkat lalu fokus ke ponselnya kembali.

“Percuma aku berteriak – teriak mereka tidak bisa mendengarkanku.”, kata Hyesun.  Tiba – tiba Jaehyun sudah ada disamping Hyesun.

“Jika aku sudah bangun aku akan menuntut mereka! “, omel Hyesun, tapi malah terlihat sangat lucu.

“Hahaha semoga saja. Aku ingin memberitahumu...... oh aniyo..ahh “, kata Jaehyun dengan terbata – bata.

“Dasar setan gila  ! “, omel Hyesun

“Ya! Kamu sama saja denganku !”, balas Jaehyun.

“Jaehyun oppa berhantu, dengarkan aku ya, aku adalah seorang manusia, aku hanya sedang koma karena kecelakaan, aku yakin aku bisa bangun! Aku bukan hantu gila sepertimu ! “, kata Hyesun sambil berteriak.

“Jika kamu bangun kamu tidak akan bisa melihatku lagi, sebenarnya aku sangat senang saat kamu bisa melihatku seperti ini, selama ini hanya aku yang bisa melihatmu dan saat ini kamu bisa melihatku”, kata Jaehyun tiba – tiba.

“Dasar penguntit, kamu menyukaiku kan ? katakan saja! Jika tidak kenapa 3 tahun ini kamu mengikutiku , mengakulah saja ! “, kata Hyesun malas

“Yayayaya kamu ini tidak tahu malu! Segeralah kembali ke ragamu dan bangun ah,, setidaknya aku tidak pernah menganggumu”, bela Jaehyun

“Tetap saja penguntit”, balas Hyesun.

“Terserah kau saja”, omel Jaehyun.

  “Oppa, apa oppa dulu manusia ? apa memang sudah seperti ini dari dulu? Kamu sudah hidup 500 tahun ? “, kata Hyesun tiba – tiba.

“Rahasia”, jawab Jaehyun singkat

“Ah pelit! Lupakan saja! Dasar penguntit “, omel Hyesun,

“Ya Kai, kenapa kamu senyum – senyum sendiri. Wah Wendy memang selalu membuatmu tersenyum “, kata Tao sambil tertawa.

“Kai ? Wendy ? Red Velvet ? Daebak, oppa apa diduniamu juga ada acara gosip ? kita punya berita besar! Hahaha “, kata Hyesun sambil tertawa. Tapi Jaehyun malah memasang wajah horrornya, Hyesun langsung terdiam.

“Kalian sudah berkencan hampir 1 tahun tapi kenapa aku selalu merasa ada yang mengganjal ya”, kata Chen

“Apa maksudmu ?”, kata Kai singkat

Aniyoo”, balas Chen

Anyong.. Sehun disini “, kata Sehun sumringah sambil membawa bola basket

“Ya! Sehun, kenapa kamu lama sekali ?”, tanya Lay polos

“Aku harus membersihkan kamarku sebentar, minhae “, kata Xiumin sambil mengosok – gosok rambutnya

“Oh tidak apa-apa. Kajja, kita bermain basket dilapangan itu “, kata Kai sambil menunjuk sebuah lapangan yang tidak jauh dari mereka.

“Yak hyung! Udara sangat dingin, kita pulang saja “, omel Tao dengan manja

“Kamu akan merasa tambah dingin jika hanya berdiam diri saja, ikutlah bermain saja “, balas Chen sambil memainkan bola. Tao malah bergaya layaknya anak kecil yang merengek, namun tidak ada yang menanggapinya. Hyesunpun mengikuti mereka, ia duduk dan  berdiam diri sambil memeluk erat kedua kakinya dan dipandangnya mereka yang sedang bermain basket.

Oppa, apa oppa dulu juga manusia?”, tanya Hyesun pada Jaehyun

Oppa”, kata Hyesun lagi

“Jaehyun oppa, jawab aku “, kata Hyesun sambil menangis. Namun Hyesun tidak dapat menemukan Jaehyun. Hyesunpun panik dan tetap meneriakkan nama Jaehyun. Kaipun tiba – tiba duduk disamping Hyesun, ia terlihat berkeringat namun ia tetap wangi. Hyesunpun mulai menangis saat Jaehyun tidak ada disampingnya.

Uljimayo “, kata Kai, Hyesun menatap aneh.

“Jangan takut Kai “, kata Kai lagi. Hyesun hanya terdiam.

“Jangan takut, kamu tidak sendirian. Semua akan baik – baik saja “, kata Kai sambil memegangi pergelangan kakinya. Merasa dapat membaca keadaan Kai, Hyesunpun mendekati Kai.

“Kai eh Kim Jongin ya? Sepertinya kamu cedera, segeralah beri pengobatan sebelum sesuatu buruk terjadi “, kata Hyesun sambil mencoba menyentuh kaki Kai namun ia tidak bisa.

“Lihat, aku lihat kakimu memar. Segeralah beri pengobatan, jangan menunda, pergilah . Ah pabo, percuma aku berbicara”, kata Hyesun, lalu tiba – tiba Jaehyun berada didepannya.

“Ya Jaehyun oppa!! Dari mana saja dirimu! Meninggalkanku begitu saja”, omel Hyesun

“Bukannya kamu mengusirku? Kenapa kamu mencariku?”, goda Jaehyun. Hyesun hanya menatapnya kesal. Jaehyun tersenyum dan menatap Hyesun dengan pandangan aneh.

Kajja! Kita harus pulang, sepertinya udara semakin dingin “, kata Lay sambil meniup kedua tangannya.

Arraseo, kajja”, kata Kai. Merekapun bangkit dari tempat duduknya dan meninggalkan tempat itu.

Anyong! Walaupun kalian yang menabrakku tadi tapi sudahlah lupakan saja! Senang bisa melihatmu ! Kai, cepat sembuh ! “, teriak Hyesun. Dan ia tersenyum. Jaehyun memasang raut wajah aneh.

“Dasar labil! Tadi kamu marah – marah sekarang kamu seperti itu, dasar gila!”, omel Jaehyun

“Terserah kamu. Tapi aku harus berterima kasih padamu, karena telah menemaniku saat ini , gumawo “, kata Hyesun sangat pelan

Arra araa “, jawab Jaehyun singkat.

Hyesun ahh!! Kenapa kamu bisa seperti ini!! Aku menunggumu dan aku tidak tahu kamu mengalami semua ini, andai aku menjemputmu!! Ya chagiya!!! “, teriak Kang Joon di dalam ruang ICU.                      

Mwo? Chagiya dari mananya! Dasar gila, kajja kita temui Kang Joon, ah kita harus berjalan panjang”, omel Hyesun, Jaehyun lalu mendekat dan menggengam tangan Hyesun dan mereka sudah sampai di dalam ruang ICU.

Dae..bak, kenapa tidak dari tadi !! ahh “, kata Hyesun sambil memukuli Jaehyun..

Hyesun menatap Kang Joon dengan penuh emosi. Ia sangat tidak ingin melihat wajahnya.

“Pergi! Jangan pernah kamu datang temui aku !Kamu pembohong ! “, teriak Hyesun

“Aku bahkan jijik menatap wajahmu! “, tambahnya.

“Sudahlah, percuma “, kata Jaehyun sambil duduk di lantai.

“Ahhh aku bisa gila!! Aku ingin sekali menamparnya ! “, kata Hyesun frustasi

“Sudahlah duduk saja, tidak akan berefek dengan dia. Aku sudah tahu sifat dia, dia pintar sekali berakting, aku sampai malas dan bosan melihatnya”, kata Jaehyun santai

“Apa? Katakan padaku! Paliiiii!! “, kata Hyesun                           

“Kenapa kamu memaksaku? Nantinya kamu juga tahu, sudahlah aku mau tidur”, kata Jaehyun

“Dasar hantu pelit! Tidur? Dasar gila, kita tidak bisa tidur “, omel Hyesun.

“Setidaknya pura – pura tidur, kamu duduklah disampingku, rohmu akan lelah ingat kamu masih memiliki raga “, kata Jaehyun

“Iya, aku merasakan sedikit lelah “, kata Hyesun

“Joon ah, tolong jaga Hyesun sebentar, hyung ingin membeli minuman sebentar “, kata Minwoo

Arraseo hyung “, kata Kang Joon dengan mimik wajah sedih.

Minwoopun meninggakan Kang Joon sendirian di ruang rawat Hyesun.

Trettt treet

Ponsel milik Kang Joonpun berdering, iapun mengangkatnya.

Baby, aku sedang menjenguk temanku yang sedang sakit “, kata Kang Joon dengan mesra

“Lihatlah dia, dia mulai “, kata Jaehyun dengan santai, Hyesun hanya bisa diam memandangi tingkah Kang Joon.

Jinjja, ah aku sungguh bangga punya kekasih sepertimu, hahaha iya aku bahagia, saranghaeyo baby “, kata Kang Joon dengan mesra lalu menutup ponselnya dan menatap Hyesun.

“Sewaktu kamu masih hidup kamu benar – benar gadis yang polos”, kata Kang Joon sambil memberikan smirknya.

“Apa? Sewaktu aku masih hidup! Ya, aku masih hidup, aku masih bisa hidup walaupun kemungkinannya sangat kecil. Dasar gila! Aku menyesal pernah dekat denganmu! Kamu sungguh namja gila! Jika aku bangun, aku tidak ingin dekat denganmu lagi!!!”, kata Hyesun sambil membentak – bentak didepan Kang Joon, tapi ya seperti biasa. Kang Joon tidak mungkin mendengarkan.

“Diamlah, kamu sangat berisik”, kata Jaehyun sambil menutup matanya.

“Bagaimana bisa aku menyukai namja seperti itu ? Bagaimana bisa!”, omel Hyesun

Hyesunpun duduk terkulai sambil menangis, ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat dan dengar.

“Ahh.. sudahlah jangan menangis, buang – buang air mata saja, sayang sekali air matamu dibuang hanya untuk menangisi pria gila seperti dia, lihat, kamu sudah tahukan ? aku sudah tahu ini jauh lebih dulu dan aku biasa saja, sudahlah, setidaknya kamu sudah pernah tau”, kata Jaehyun sambil menatap Hyesun yang masih tetap menangis.

“Sudahlah diamlah, aku tidak suka melihatmu menangis”, kata Jaehyun tanpa memandang Hyesun.

Hyesunpun terdiam, lagi – lagi ia hanya terdiam dan menatap lurus dan kosong. Ia menarik nafas dalam – dalam, ia bangkit dan duduk di samping ranjangnya. Ditatapnya wajahnya, tertidur pulas. Ia menangis lagi, ia mencoba meraih dirinya namun tidak bisa, ia menangis lagi. Jaehyunpun bangkit dan memeluk Hyesun.

“Aku ingin kembali ke badanku oppa, aku ingin kembali”, kata Hyesun sambil menangis.

“oh Tuhan “, teriak Hyesun sambil menangis. Jaehyunpun hanya bisa dia dan memeluk Hyesun kuat – kuat.

“Tunggu sampai saatnya tiba, Hyesun ah “, kata Jaehyun halus

***

Sudah tiga minggu dan Hyesun belum bangun juga. Namun keluarganya tidak pernah patah sedikitpun harapan mereka, mereka yakin dan percaya jika Hyesun akan bangun, entah kapanpun itu. Hyesun dan Jaehyun berada ditaman rumah sakit, Hyesun hanya diam disebuah bangku. Sepertinya Hyesun sudah mulai terbiasa dengan keadaannya, ia harus mau menerima itu.

“Jongin, kamu tunggulah disini, aku akan mendaftarkanmu “, kata Manager Hong pada Kai sambil membantu mendudukkan Kai di sebuah bangku dekat taman. Kai terlihat menggunakan masker hitam, dan ia terlihat kesakitan pada kaki kanannya. Hyesunpun memandang Kai.

“Si hitam dari EXO “, kata Hyesun

“Yaaaaaaa “, omel Kai saat ia mengerakkan sedikit kakinya.

Hyesunpun mendekati Kai dan menatap Kai.

Anyong, lama tidak berjumpa. Ah pabo, dia jelas tidak bisa mendengarku. Kamu sakit ? kaki kananmu? Lagi? Apa kamu tidak memberinya pengobatan? Lukamu itukan sudah beberapa minggu yang lalu. Aigoo pasti ini sangat berat untukmu, tetap semangat ya lihatlah aku, aku sudah koma selama 3 minggu, ya walaupun ragaku berada diatas ranjang tapi jiwaku tidak ada disana. Ingat, aku akan tetap menuntutmu jika aku sadar nanti, kalian harus meminta maaf kepadaku”, kata Hyesun pajang lebar. Iapun kemudian duduk disamping Kai.

“Tapi apa aku bisa bangun? Ini sudah tiga minggu, aniyo, aku tidak boleh seperti ini dan aku yakin aku pasti bangun. Jika aku bangun aku akan menuntutmu Kai dan aku tidak akan pernah menerima  cinta Kang Joon, ia pembohong gila. Ah Hyesun ah, apa kamu tidak bosan mengatakan itu setiap hari!! ahhhhh “, kata Hyesun dengan frustasi.

Kai mengambil ponselnya dan mengetik sesuatu. Hyesunpun membaca apa yang ditulisnya.

“Jika kamu yakin, kamu pasti bisa “ – Kai

“Kai, kamu bisa mendengarku ?’, tanya Hyesun pelan

“Aku pasti bisa sembuh dan kembali seperti sedia kala, jangan sedih Kai! Semua akan baik – baik saja. Sakit sekali rasanya tapi aku harus bertahan  “ – Kai

“Ah sudah pastilah dia tidak bisa mendengarku, eh bagaimana dengan kekasihmu Wendy ? Dia cantik, jinjja “, kata Hyesun kepada Kai. Tapi seperti biasa, terlihat percuma.

“Ah sudah, aku lelah. Ya jenguklah aku di ruangan Lucas no 12, ada ragaku disana, anyong “, kata Hyesun lalu meninggalkan Kai dan kembali pada Jaehyun.

Manager Hongpun datang dan membawa Kai ke ruang perawatan.

“Sepertinya kamu harus dirawat Jongin, lihatlah berjalan saja kamu tidak bisa, kamu juga lemas. Kenapa tidak berbicar denganku jika cederamu sudah lama? Ah “, kata Manager Hong.

Aniyo, gwencana, ini hanya untuk sementara “, kata Kai sambil tersenyum

“Dasar pembohong, kamu itu sudah jelas kesakitan “,omel Hyesun lalu meninggalkan Kai.

Oppa, apa yang kamu lihat ? ”, kata Hyesun binggung.

“Aku merasakan sesuatu dari dia “, kata Jaehyun sambil menunjuk Kai.

“Mungkin kamu mencintainya “, celoteh Hyesun

“Yah dasar setengah manusia gila! “, bentak Jaehyun, Hyesun hanya bisa tertawa.

Hyesun tiba – tiba memegangi dadanya, ia merasakan kesakitan yang luar biasa.

Oppa, dadaku sakit “, kata Hyesun sambil memegangi dadanya.

Kajja kita kembali ke ruanganmu “, kata Jaehyun

Mereka sudah sampai diruangan dan mereka melihat ada beberapa perawat dan dokter disana. Dokter sedang memeriksa keadaan Hyesun.

“Dokter bagaimana keadaanya? Ada apa ini ?”, tanya eomma Hyesun dengan panik.

“Sepertinya ada sesuatu dijantungnya, kami akan memeriksa dan mengobati semaksimal mungkin”, kata dokter tersebut.

Nafas Hyesunpun semakin berat, begitu pula raga Hyesun terlihat kesulitan untuk bernafas.

“Ya Hyesun ah, ada apa denganmu ?”, tanya Jaehyun panik

Hyesun mencoba mengatur nafasnya sebaik mungkin sampai akhirnya kondisinya normal kembali.

“Aneh “, kata Jaehyun singkat.

Hyesun duduk dilantai dan ia menangis. Ia sedih saat melihat orang – orang yang ia kasihi menangisinya. Ini sangat berat.

“Kapan aku akan bangun, kapan aku akan bangun !!! “, teriak Hyesun

“Woy woy woy diamlah”, omel Jaehyun

“Diam? Aku bisa gila jika seperti ini “, balas Hyesun

“Sudah tiga minggu dan kamu tidak gila. Kamu sudah mengatakan kata – kata itu selama 3 minggu”, kata Jaehyun santai. Tapi benar juga.

Hyesun keluar dari ruang rawatnya dan entah berjalan kemana. Jaehyun hanya bisa memandangnya dari jauh. Hyesun berjalan dikoridor rumah sakit, jelas pemandangan luar biasa yang ia lihat. Tapi ia sudah jenuh dengan seperti itu. Ia menunju disebuah ruangan yang berada diujung, ia duduk dan menatap pemandangan kota.

“Apa aku loncat saja ?”, kata Hyesun

“Bodoh! “, kata Jaehyun yang tiba – tiba sudah ada disampingnya.

Aniyo manager, aku ingin pulang saja ! “, teriak Kai

“Dengarkan aku! Lihat keadaanmu ! kamu harus dirawat ditempat ini! “ , bentak Manager Hong.

Hyesunpun mendekati sumber suara dan ia melihat Kai yang sedang berbaring di ranjang rumah sakit. Jaehyun hanya memandangi Hyesun dalam – dalam. Manager Hongpun meninggalkan Kai sendirian di ruangan. Hyesun masuk ketika Manager Hong membuka pintu. Ia berjalan mendekati Kai.

“Kai..”, kata Hyesun hati – hati.

“Beristirahatlah disini, lihatlah dirimu. Jangan paksakan kehendakmu seperti itu, cintai badanmu selagi kamu bisa menggunakannya seuntuhnya. Tidak sepertiku.”, kata Hyesun sambil tersenyum.

“Aku akan menemanimu “, kaya Hyesun santai.

Dan Kai tiba – tiba meneteskan air matanya dan Hyesun terkejut. Baru kali ini ia melihat seorang pria menangis.

Gwencana Kai, semua akan baik – baik saja”, hibur Hyesun

“Kai !!! “, teriak Wendy saat memasuki ruangan diikuti oleh member EXO lainnya. Hyesunpun menatap Wendy.

Daebak dia cantik sekali “, kata Hyesun, Jaehyun hanya tersenyum sinis pada Wendy.

“Aku dengar dari manager kamu memberontak tidak ingin dirawat, ya dengarkan aku! Kamu harus dirawat, arraseo”, perintah Wendy, Kai hanya tersenyum tipis.

“Kai, kamu berlatih terlalu keras, lihatlah, kamu harus menjaga kondisimu juga”, kata Suho dengan sedikit panik.

“Jangan seperti itu hyung, aku akan baik – baik saja nanti “, balas Kai

“Do, wah kamu tampan sekali. Aku pernah mendengar rumor jika kamu memiliki kekasih, dan kekasihmu itu golongan orang biasa, apakah itu benar ? Kamu tidak hanya tampan dan baik, tapi.. sudahlah “, kata Hyesun sambil menatap Do, dan tiba – tiba Do memandangnya dan Ia terkejut.

Aigoo, aku rasa dia melihatku “, kata Hyesun dengan tidak  percaya.

“Apa yang kamu lihat hyung ?”, tanya Kai tiba - tiba

Aniyo, tidak apa – apa “, kata Do lalu mencoba melihat Hyesun namun tidak bisa lagi.

“Kamu harus dirawat “, perintah Wendy lagi.

“Iya, aku akan dirawat “, kata Kai pelan dan Wendypun tersenyum manis.

Setelah beberapa saat merekapun akhirnya kembali dan hanya Kai dan Hyesun dan Jaehyun diruangan itu. Kai terlihat sedang memejamkan matanya.

“Hyesun ah”, kata Jaehyun

“Kamu sudah takutkan melihatku?”, tanya Jaehyun serius

“Sebenarnya aku sangat takut tapi aku harus bisa menahannya “, kata Hyesun tanpa memandang Jaehyun.

“Kamu tahu jika aku bisa membaca pikiran orang ?”, tanya Jaehyun lagi.

“Mungkin...mungkin kamu bisa “, jawab Hyesun singkat

“Wendy, kekasih Kai. Aku melihatnya berselingkuh dan bermesraan dengan pria lain”, kata Jaehyun tiba – tiba.

Jinjja? Daebak , sepertinya satu tipe dengan Kang Joon”, kata Hyesun dengan tidak percaya.

“Begitu aku mendengar percakapan mereka saat ditaman, aku langsung bisa melihat apa yang sedang dilakukan Wendy dan aku melihat dia sedang bermesraan dengan pria lain. Bukankah itu menyakitkan saat kita sedang berkomunikasi namun gadisnya ternyata sedang bermesraan dengan pria lain ? Dan itu alasannya aku menghilang tiba- tiba ”, kata Jaehyun sambil melirik Kai.

“Itu sangat menyakitkan. Kai kita senasib, aku juga diperlakukan seperti itu. Ketika aku ingin memberikan jawaban untuk Kang Joon, aku melihatnya sedang bermesraan dengan gadis lain dan sewaktu aku tanyakan dia berbohong, dia berkata jika dia sedang bersama hyungnya. Jika aku bisa, aku ingin sekali memberitahumu jika Wendy itu bukan gadis baik, tapi apa? Sepertinya omonganku percuma, dia tidak akan bisa mendengarkanku “, kata Hyesun sambil menatap Kai dengan iba.

“Tidak juga, sewaktu kamu bangun nanti kamu tidak akan ingat apapun semuanya termasuk aku”, kata Jaehyun lirih, Hyesunpun langsung menatap Jaehyun. Ada perasaan campur aduk disana, Jaehyunlah yang membantunya menghadapi masa berat saat berada diambang kehidupan dan Jaehyunlah yang menemani kemanapun ia pergi.

“Kamu tidak akan mengingatku”, kata Jaehyun dengan tegas.

Aniyo, aku pasti ingat. Kamu hantu yang membantuku”, kata Hyesun dengan mata sedikit berkaca – kaca. Jaehyunpun tidak mampu menatap Hyesun.

“Aku akan ingat kau, aku berjanji “, kat Hyesun tiba – tiba

“Sudahlah, jangan membahas itu “, kata Jaehyun

“Kamu berbohongkan? “, tanya Hyesun dengan serius

Kajja kita kembali, kita tunggu sampai ada perawat yang masuk”, kata Jaehyun sambil melirik Kai. Namun perawat juga tidak segera masuk, Hyesun dan Jaehyun hanya saling diam, dan Kai tiba – tiba bangun dan menatap sekitar dan mengambil ponselnya.

“Dimana?”, tanya Kai

“Apa kamu yakin?”, tanya Kai lagi

“Kenapa ada yang aneh dengan suaramu, kamu berbohongkan? Dimana kamu ?”, tanya Kai sekali lagi namun Wendy tetap berbasa- basi kemudian Kai mematikan ponselnya dan menutup matanya lagi.

“Ada apa dengannya ?”, tanya Hyesun pada Jaehyun

“Dia menelpon Wendy, tapi Wendy berbohong. Dia mengatakan jika dia sedang bersama member lainnya, padahal dia sedang makan malam dengan pria lain”, kata Jaehyun santai

“Wah benar – benar buaya, kasihan sekali aku dengan Kai”, kata Hyesun dengan iba.

“Kamu tetaplah disini, aku ingin pergi sebentar “, kata Jaehyun. Belum sempat menjawab Jaehyun sudah menghilang. Hyesunpun bangkit dan mendekati Kai dan duduk disamping ranjangnya.

Anyong, aku Hyesun, yang dulu kalian tabrak. Kai eh Jongin , aku dengar dari teman hantuku jika kekasihmu berselingkuh, entah aku percaya atau tidak tapi sepertinya aku percaya. Jika dilihat kita punya plot yang sama ya, sama – sama dibohongi dan khianati. Apa kamu akan menangis? Jika saja kecelakaan ini tidak terjadi, mungkin aku sudah menangis didalam kamarku, namun Tuhan punya rencana lain. Bukankah Tuhan baik ? iya baik, tapi kenapa caranya seperti ini. Kai, kamu masih punya kesempatan untuk hidup, kamu harus semangat! Jangan hanya karena kamu dibohongi kamu jadi tidak mempercayai gadis lain. Andai saja kita berteman, aku pasti akan membuatmu tertawa, tapi tidak mungkin. I’m just ordinary people, tapi saat ini aku sedang bukan manusia. Aku yakin kamu tidak bisa mendengarkanku, tapi dengan berkata seperti ini karena aku merasa peduli. Bukankah perasaan itu ada bukan untuk dikhianati atau dibohongi kan ?”, kata Hyesun sambil tersenyum.

“Aku ingin kembali ke kamarku, aku akan kembali besok, beristirahatlah “, kata Hyesun, dan tidak lama masuklah seorang suster dan Hyesunpun keluar. Kai membuka matanya dan tersenyum pada suster.

***

Sudah 3 hari Hyesun menemani Kai diruang rawatnya. Ia menceritakan semua kegiatannya pada Kai dan itu membuat Hyesun lebih membaik.  Keadaan Kai ternyata membaik lebih cepat. Hyesunpun ikut senang.

“Dimana Jaehyun, kenapa dia sering berpergian? Kemana dia ?”, kata Hyesun

“Kaii !! Chukaii kamu sudah semakin membaik, mungkin kamu besok bisa pulang “, kata Hyesun sambil tersenyum.

“Jika kamu sudah sembuh, datanglah di Nana’s caffe, disana tetanggaku Nana unni berjualan, aku sangat menyukai kopi – kopi disana apa lagi vanila latte. Cepat sembuh dan pulanglah. Aku tidak suka melihat temanku berada dirumah sakit”, kata Hyesun

Kai tiba – tiba mengambil ponselnya dan menelpon Wendy.

“Wen, kita berakhir , kita berteman saja“, kata Kai tiba – tiba lalu mematikan ponselnya. Hyesunpun terkejut denga apa yang ia lihat dan dengar.

“Sepertinya ini yang terbaik “, kata Kai, lalu ia bangkit dari tempat tidurnya.

“Aku bosan, aku ingin berjalan – jalan di tempat ini”, kata Kai lalu membuka pintu kamarnya dan Hyesunpun mengikutinya dan mereka berjalan bersama.

“Kai, Kenapa kamu memutuskan Wendy dengan tiba – tiba ? Sudahlah itu urusan pribadimu, hm apa kamu ingin melihatku, aku berada di ruangan Lucas no 12 “, kata Hyesun namun percuma. Tapi tidak disangka – sangka, Kai melewati ruangan Hyesun dan bersamaan Nana keluar dari kamar Hyesun.

Unni !!!”, teriak Hyesun. Nanapun bertemu dengan Kai.

“Kai EXO ? benar?”, tanya Nana

Oh nde anneyonghasseo”, kata Kai sambil membungkuk

Oh iya anneyong, Kai apa kamu mau masuk menjenguk temanku ? Dia kecelakaan dan koma, dia sangat menyukai lagu – lagu kalian, aku mohon masuklah dan sapalah “, pinta Nana. Kaipun menuruti dan memasuki ruangan rawat Hyesun. Kai terkejut saat melihat ada seorang gadis manis yang tidak sadarkan diri sambil dipasangi seperangkat alat yang membantunya untuk tetap hidup.

“Semoga lekas sembuh dan kembali”, kata Kai pada Hyesun. Hyesunpun berkaca – kaca dan menangis. Hyesun tiba – tiba melihat Jaehyun disamping raganya, Jaehyun mendekati Hyesun dan memeluknya. Hyesun terkejut.

“Hyesun ah, kembalilah “, kata Jaehyun lembut, ia seperti ingin menangis. Ada apa ini.

“Aku juga ingin namun aku tidak tahu harus bagaimana”, kata Hyesun pelan

“Kamu harus berusaha dan berdoa. Kamu harus segera kembali “, kata Jaehyun.

“Aku pasti selalu berdoa, oppa. Kenapa kamu menangis? Bukannya kamu selalu denganku ?”, tanya Hyesun, namun Jaehyun tidak menjawab. Hyesun merasa jika ia diperhatikan oleh orang lain dan Nana menatapnya dan tersenyum.

“Unni !!! “, teriak Hyesun dan mendekati Nana namun badannya malah sedikit terlempar. Hyesunpun menangis. Kai akhirnya berpamitan dan pergi. Jaehyun juga tiba – tiba pergi. Dan Hyesun memilih berdiam diri disamping raganya.Sendiri.

Jaehyun pergi menemui seorang sosok dan mengatakan, “ Aku tau ini tidak benar, tapi aku sangat mencintainya, aku sudah terbiasa menemaninya kemanapun itu, kenapa ini bisa terjadi ? entahlah, akupun juga tidak tau awal mula semua ini. Yang aku ingat, aku melihatnya sendirian dibangku taman dekat sungai Han, ia sering sekali pergi kesana dan mengucapkan apapun yang ada dihatinya, dia jujur apa adanya. Aku mulai menyukainya karena kebaikan dia, dia benar – benar baik luar dan dalam, dia tidak hanya cantik tapi dia juga luar biasa. Aku ingin dia segera kembali, menjalani kehidupannya seperti biasa. Jika dia itu sebuah kalimat, aku ingin menjadi sebuah spasi, yang walaupun tidak nampak namun selalu ada untuknya. Aku tau kamu mendengarkan semuanya, aku mengetahuinya dari awal dan aku mohon tolong jagalah Song Hyesun, dia benar – benar gadis yang baik. Aku yakin dia akan kembali. Melihatnya seperti ini hanya membuatku sakit. Lebih baik jika dia tidak melihatku namun dia sehat daripada keadaan seperti ini. Aku telah membantumu dan aku mohon kamu membantuku”.

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK