home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Cross Roads

Cross Roads

Share:
Published : 07 Oct 2014, Updated : 14 Dec 2014
Cast : Kris, Kai, Lee Na Ra, Shin Sung Young, EXO-K, EXO-M
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |24816 Views |7 Loves
Cross Roads
CHAPTER 2 : Cross Roads Chapter 2 - THE STRANGERS

CROSSROADS

CHAPTER 2

THE STRANGERS

Author            : bellecious0193

Poster             : LilyAndromeda

Genre              : romance, sad, action

Length            : chaptered

Rating             : PG 15

Main Casts     :

Kris Wu aka Wu Yi Fan/Li Jia Heng

Kim Jongin aka Kai

Lee Na Ra aka Lily Evans (OC)

Shin Sung Young (OC)

etc

 

 

Shin Sung Young

 

Aku membuka mataku perlahan. Aku berkedip beberapa kali, mataku sedang menyesuaikan diri dengan cahaya yang ada. Dan sedetik kemudian kurasakan pening yang dahsyat di kepalaku. Rasa mual juga hinggap di perutku, saat bau aneh tertangkap oleh indra penciumanku.

 

Aku menoleh ke kanan & ke kiri, tidak ada siapapun. Di mana ini? Benarkah ini rumah sakit? Kulihat selang infus di dekatku, dan tertempel di tangan kananku. Pasti jarum infus tertanam di sana. Aku mencoba bangkit namun seketika rasa nyeri menyerang perutku. Appoo, rintihku pelan. Butiran kristal bening keluar dari mataku.

 

Aku mengedarkan pandanganku lagi di ruangan itu. Tampak sebuah sofa, kulkas, almari pakaian, serta TV dan meja. Di meja itu tergeletak sebuah tas, milikku. Berbagai pertanyaan muncul di benakku. Di mana aku? Siapa yang membawaku ke sini? Dan, di mana Na Ra eonni? Aargghh, aku tidak dapat mengingatnya.

 

Aku kembali menangis. Ottoke? Ponselku ada di tas itu. Ingin rasanya kuambil tapi bangkit saja tidak bisa. Malah sekarang kurasakan kaki kananku nyeri. Setelah kuturunkan pandanganku, baru kutahu bahwa kakiku terbalut perban putih.

 

Kuhembuskan nafasku perlahan, hendak menangis lagi namun seseorang membuka pintu ruangan ini dengan kasar. Tampak Na Ra eonni di sana dengan ekspresi wajah yg menyeramkan, antara khawatir, sedih, atau apalah aku tidak dapat menerkanya.

 

"Young-ah!" Dia berlari menghampiriku dan memelukku erat. "Kau ke mana saja? Bagaimana bisa begini?"

 

Aku tidak mengindahkan pertanyaan kakakku, karena sekarang perhatianku sepenuhnya teralihkan ke satu raga lain yang ada di ruangan ini. Pria tinggi berambut pirang yang menatapku tanpa ekspresi. Siapa dia?

 

 

…………………………………………………………………………

 

 

Kim Jong In

 

Aku menyandarkan punggungku di sebuah pohon besar. Kuhembuskan nafasku kuat-kuat. Kenapa tiba-tiba aku mengingat kejadian tadi? Bagaimana keadaan gadis itu sekarang? Apakah kakinya akan membaik? Sebelum pergi tadi dokternya berbicara padaku bahwa gadis itu tidak akan bisa berjalan selama satu bulan karena tulang kakinya retak, yang sayangnya cukup parah.

Tidak biasanya aku perduli seperti ini. Tapi bagaimanapun aku yang menyebabkan gadis itu terluka. Ah tidak! Itu salahnya sendiri berlari ke depan motorku. Yang penting dia sudah kubawa ke rumah sakit agar mendapatkan perawatan, dan biayanya pun sudah kulunasi. Jadi semua ini bukan salahku.

 

Tapi siapa dia? Kenapa dia ada di sana tadi? Apa yang dia lakukan?

 

Aku berjalan menghampiri tempat dimana gadis itu rubuh tertabrak oleh motor besarku. Ada ceceran darah disana, yang entah kenapa dengan melihatnya membuatku merasa bersalah. Salahkah aku meninggalkannya tadi? Tapi aku sudah mengirim pesan ke nomor yang sepertinya adalah anggota keluarganya.

 

Aku mengamati tempat ini, yang sekarang sudah sepi. Dan pandanganku tertuju pada benda hitam yang tergeletak tak jauh dari tempatku berdiri, sebuah kamera. Kuambil benda itu dan kuamati. Apa ini milik gadis itu? Ah ya, sepertinya. Kuamati foto-foto yang ada didalamnya. Tampaklah objek-objek yang tidak asing bagiku. Mereka semua, orang-orang yang selalu mengikuti balapan di tempat ini.

 

Dan mataku terhenti pada satu foto. Tampak dua buah mobil di sana. Tapi bukan itu yang menarik perhatianku. Air mukaku berubah seketika, kulihat seseorang yang sangat kubenci di foto itu. Si pirang berkulit pucat, Kris Wu.

 

 

…………………………………………………………………………

 

 

"Eonni.."

 

"Young-ah! Beritahu eonni! Kenapa kau bisa seperti ini? Siapa yang menabrakmu? Dan, oh! Kakimu kenapa?" Na Ra menyerang adiknya dengan berbagai pertanyaan, setelah melihat kaki Sung Young terbalut perban.

 

"Na gwenchanayo. Eonni, dia siapa?" Sung Young melihat Kris, sedikit ketakutan. Pria itu menyeramkan baginya. Sama seperti pria-pria lain yang sempat dia lihat di tempat terkutuk tadi.

 

"Dia orang yang menolong eonni. Namanya, umm. Tuan siapa nama Anda?" Na Ra memutar badannya menghadap Kris.

 

"Panggil aku Kris." Jawabnya singkat.

 

"Kris-ssi, gamsahamnida. Aku Lee Na Ra, dan ini adikku Shin Sung Young." Kris hanya mengedipkan matanya pelan, wajahnya tanpa ekspresi sedikitpun.

 

"Siapa yang menabrakmu?" Tiba-tiba ia bersuara, menempatkan pandangannya pada Sung Young.

 

"Aku tidak tau. Yang pasti sebuah motor besar." Jawab Sung Young sedikit takut.

 

"Kau sempat melihat pengendaranya?" Kris bertanya lagi, dan Sung Young hanya menggeleng dan menggenggam tangan kakaknya.

 

"Young-ah, jangan khawatir. Eonnie akan berbicara dengan dokter soal kondisimu. Kau istirahat ya." Na Ra mengusap pipi Sung Young dengan lembut. Gadis itu bangkit, hendak melangkah, namun tiba-tiba air mukanya berubah panik.

 

"Mobilku! Aku meninggalkan mobilku di tempat tadi! Ottoke?" Na Ra berbicara cepat, membuat Sung Young ketakutan.

 

"Ayo kuantar kau ke sana." Kris berbicara, masih dengan nada yang dingin.

 

"Ah ne. Terimakasih, Kris-ssi."

 

"Kau beristirahatlah. Eonnie tidak akan lama. Jaljayo." Na Ra berkata kepada adiknya sebelum keluar dari ruangan itu mengikuti Kris.

 

 

…………………………………………………………………………

 

 

"Seseorang yang menggunakan motor besar, sejenis motor balap berwarna hitam. Ia mengenakan jaket kulit coklat tua. Tinggi badannya mungkin 180cm atau lebih. Kulitnya agak gelap, rambutnya coklat tua."

 

Na Ra tertegun mengingat penuturan suster yang berjaga di UGD tempat adiknya dirawat. Otaknya berputar. Siapa dia? Diakah yang menabrak Young? Batinnya. Nara juga terkejut karena mendapati biaya rumah sakit sampai lusa telah dibayar. Mungkin orang itu yang membayarnya, karena rasa bersalah.

 

Na Ra menghembuskan nafasnya pelan. Gadis berambut panjang itu terlihat lelah. Ia sedang duduk di dalam mobil Kris. Si empunya mobil, tengah berkonsentrasi menyetir di sampingnya. Diamatinya sebentar wajah Kris yang super tampan itu. Jantungnya bergerak lebih cepat sekarang. Dan segera dialihkannya pandangannya dari pria itu. Na Ra menatap jalanan di depannya, dan sedetik kemudian ia sudah hanyut kembali dalam pikirannya.

 

 

…………………………………………………………………………

 

 

Lee Na Ra

 

Aku dan Kris tiba di tempat tadi, mobilku masih terparkir di depan rumah Jung Suk. Aku segera keluar dari Audy R8 milik Kris.

 

Jeongmal gamsahamnida, aku sungguh tidak tahu bagaimana berterimakasih padamu. Aku-

 

No problem.” Kris memotong perkataanku dengan dinginnya, membuatku terdiam seketika. Suasana begitu canggung di antara kami karena aku maupun dia tak tahu harus membicarakan apa.

 

Na Ra-ssi, boleh aku bertanya sesuatu?

 

Ah ne, tentu.

 

Kau bilang Nona Shin adalah adikmu? Tapi kenapa marga kalian berbeda? Kau bermarga Lee sedangkan dia bermarga Shin.” Tanya Kris to the point, tampaknya ia bukan orang yang suka berbelit-belit.

 

Ah ye~ kami bukan saudara kandung. Aku bertemu dengannya ketika baru pertama kali datang ke Seoul. Dia sangat baik, dan aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri.

 

 

…………………………………………………………………………

 

 

Na Ra bercerita mengenai dirinya dan Sung Young dengan semangat. Kris mendengarkan dengan seksama tanpa mengeluarkan sepatah katapun, seolah ia takut jika ia mengeluarkan satu kata saja maka ia akan kehilangan satu roll film yg sedang ia tonton. Merugikan!

Kau bukan orang Korea?” Tanyanya.

 

Umm.. Ibuku orang Korea tapi ayahku berasal dari Lyon. Orangtuaku menetap di Paris. Aku datang ke Korea karena ingin liburan tapi malah menetap di sini.” Na Ra tersenyum manis membuat Kris merasa untuk sepersekian detik jantungnya berhenti berdetak.

 

Ooh.” Kris membulatkan mulutnya tanda ia mengerti.

 

Kris trus melontarkan berbagai pertanyaan pada Na Ra. Entah kenapa Kris yang biasanya angkuh begitu penasaran dengan gadis ini, karena sekali lagi Kris merasa bukan pertama kalinya ia bertemu dengan gadis ini. Ia seperti sudah mengenalnya jauh-jauh hari sebelumnya.

 

Setelah berjam-jam mereka mengobrol akhirnya Na Ra dan Kris berpisah. Kris berjanji akan membantu Na Ra mencari orang yang menabrak adiknya. Itu bukan sekedar janji tapi ia benar-benar akan menepatinya.

 

BMW X6 itu melaju melewati Audy R8 milik Kris. Kris masih berada dalam mobilnya berpikir dan tenggelam dalam kekalutan yang ia ciptakan sendiri.

 

Lee Na Ra, Paris, Paris, Lyon. Arghhh aku bisa gila, siapa sebenarnya gadis itu? Kenapa aku begitu penasaran dengannya?” Kris mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia membenturkan kepalanya ke stir mobilnya berkali-kali seolah dengan melakukan itu ia bisa memecahkan kebuntuan.

 

Kris memicingkan matanya melihat sosok yang ia kenal sedang berdiri beberapa meter dari mobilnya, mengamati sebuah benda dengan begitu lekat. Itu Kim Jong In, adik tirinya. Kris memutuskan untuk menghampirinya.

 

Ia berdiri tepat di depan Jong In. Jong In yang menyadari kehadiran Kris menatapnya dingin lalu menyeringai dan berlalu pergi bersiap memacu motornya.

 

Jadi, kau orangnya?” Jong In menatap Kris tajam, menaikkan sebelah alisnya pertanda meminta penjelasan lebih atas kata-kata Kris.

 

Kau yang menabrak gadis itu.” Kris berkata dingin, menusuk seperti biasanya.

 

Apa kau sedang mabuk Tuan Wu?” Jong In malah melontarkan pertanyaan.

 

Aku tau kau baru saja menabrak seorang gadis hingga kakinya retak, dan kau mengantarkannya hingga ke Seoul Hospital, membayar biaya perawatannya hingga lusa. Menurutku itu tidak akan mengubah keadaan. Tapi setidaknya, well, kau masih punya sisi manusiawi.” Kris berbicara panjang lebar. Ada kilatan keterkejutan di wajah Jong In. Ia kaget ,bagaimana Kris bisa mengetahui semuanya, tapi  buru-buru ia tutupi dengan seringai-an khasnya.

 

Aku tidak tau jika sekarang kau suka ikut campur urusan orang lain, dan lagi kau sekarang sudah berubah menjadi Mr. Sok Tahu!

 

Kris mentap Jong In dingin. “Kau pikir ada berapa black ducati dengan tipe yang kau kendarai itu di Korea ini? Hanya ada dua bodoh! Dan aku yakin orang yang menabrak gadis itu adalah kau!

 

Urusi saja urusanmu sendiri!” Jong In naik ke atas motornya dan memacunya kencang, meninggalkan Kris yang setengah mati menahan amarah agar tidak adik tirinya itu. Ia mengepalkan tangannya kuat-kuat meredam emosi yang kapan saja bisa meledak.


**

bagi yang masih ingin tau kelanjutannya silahkan visit belleciousm.wordpress.com saya sudah memposting sampai chapter 16 ^^ terima kasih

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK