home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > You Don't Know Play Ur Love

You Don't Know Play Ur Love

Share:
Author : LatifahNL999
Published : 23 Sep 2014, Updated : 26 Aug 2016
Cast : Nana || Chanyeol || Lizzy || Baekhyun || Eyoung || Luhan || Others
Tags :
Status : Complete
32 Subscribes |1125504 Views |73 Loves
You Don't Know Play Ur Love
CHAPTER 15 : Chapter 14


Cahaya matahari pagi menembus kaca jendela yang berderet di salah satu sisi ruangan, membuat ruangan itu terasa hangat, terang, dan sangat nyaman. Jongsuk mendesah dan mengambil sebotol air mineral di dalam kulkas. Lalu, ia berjalan kembali ke ruang duduk, di mana adiknya sudah kembali menghadap piano dan menempatkan jari-jarinya di atas tuts, memainkan beberapa nada ringan.

Menari adalah hidupmu, menari adalah jiwamu. Kau tidak punya keahlian selain menari. Hhe

Jongsuk mendesah pelan. “Kau membuat lagu?” tanya Jongsuk ketika sudah merebahkan tubuhnya di atas sofa.

Ani, hanya nada ringan saja. Oppa ingin mendengarku bermain?”

Jongsuk mengangguk. Nana pun mulai mengajak jari jemarinya menari di atas tuts. Ia seakan menghayati ciptaannya sendiri. Jongsuk bertopang dagu mendengar irama piano ciptaan Nana dan kemudian ia tersenyum. Setelah selesai Nana memainkannya, Jongsuk bangun dari duduknya dan menghampiri Nana.

Eotte?”

Jongsuk hanya tersenyum kemudian menangkup kedua pipi Nana dan memperhatikan wajahnya.

Oppawaeyo?”

Jongsuk mendekatkan wajahnya ke wajah Nana.

Wae?”

Nugu?” Jongsuk memicingkan matanya “Kau sudah berani memulainya?”

“Apa?” Nana memasang wajah tidak mengerti. Jongsuk menjauhkan wajahnya dari wajah Nana.

Ani, Ah, kau ingin keluar berjalan-jalan denganku?” Jongsuk melihat ke luar jendela. “Cuaca hari ini sangat bagus,” Jongsuk kembali melihat Nana.

Uhm~ bagaimana jika kita ke kafe Kang Joon saja?” usul Nana.

Joah, aku juga sudah lama tidak menemui anak itu,”

“Aku ganti baju dulu,”

“Tidak usah, begini saja,”

Ne?”

Dengan segera Jonguk menarik Nana buru-buru keluar.

Aish,” decak nana.

.

** You Don’t Know Play Ur Love **

.

Chanyeol bersiul pelan sambil melihat ke kiri dan ke kanan sebelum berjalan cepat menyeberangi jalan ke arah salah satu bangunan bertingkat yang berderet di seberang jalan. Langit kota Seoul terlihat cerah. Secerah suasana hati Chanyeol sendiri.

Hari yang indah selalu bisa membuat semua orang gembira, bukan?

Hyung, wasseo,” Sehun melihat barang bawaan Chanyeol dengan kening berkerut.

Chanyeol mengayunkan dua kantong belanjaannya sembari menunjukkan senyum manisnya. “Mari kita makan sehat hari ini,” Chanyeol berlalu meninggalkan Sehun yang berdiri di ambang pintu dan masuk ke dalam apartemen Sehun.

“Ada apa dengannya?” gumam Sehun pelan. Ia pun menyusul Chanyeol, tiba-tiba ponselnya berdering.

Yeobose…” Sehun berbalik dan keluar dari apartemennya. Ia melihat sekeliling dengan wajah khawatir.  “Arasseo,

.

** You Don’t Know Play Ur Love **

.

Di kafe Kangjoon, Jongsuk sedang berbincang-bincang riang menggoda Nana

Jinjja? Wah, jadi pria yang waktu itu kekasihmu sungguhan, Noona?” tanya Kangjoon.

Ani,” sahut Nana cepat, terlalu cepat sehingga membuat kedua pria itu memberi perhatian penuh kepadanya. “Aniya,”

“Jadi kau benar sudah punya kekasih?” Jongsuk langsung memukul kepala Nana dengan sendok kue. “Ya~

Ack,” Nana memegang kepalanya yang dipukul Jongsuk. “Apha,” rengek Nana. Ia juga melotot ke arah Kangjoon.

Mian,” Kangjoon menunduk dan menyeruput minumannya menghindari tatapan mata Nana.

“Kau harus mengenalnya kepadaku, kenapa kepada Kangjoon?” omel Jongsuk. 

“Sudah kubilang bukan, Eii,” Nana merapikan rambutnya. “Oh?”

Wae tto?” tanya Jongsuk.

“Aku lupa, hari ini aku ada janji dengan Gaeun untuk membantunya,”

Jongsuk melirik arloji nya. “Aku antar”

“Tidak usah, aku bisa naik bus, ganda,

.

** You Don’t Know Play Ur Love **

.

Hyung, ada apa denganmu hari ini?” tanya Sehun yang sudah duduk di kursi makan.

Wae?” tanya Chanyeol sembari memberi Sehun semangkuk sup hangat.

Sehun pun meraih sup itu dan mencicipinya.

“Kau makanlah, aku mau ke rumah Gaeun. Kurasa dia membutuhkan bantuanku, sekalian berkunjung, hhe”

“Kau tidak sekalian makan bersamaku?”

“Hhe, aku tidak lapar. Aku pergi dulu.”

Oh, hati-hati. Titip salamku pada mereka, maaf jika aku tak bisa membantu, hari ini aku ada urusan,”

Arasseo, kalkke,

.

Chanyeol mengutak-atik ponselnya dan menelepon seseorang. “Yeobeoseyo, di mana?”

.

~

.

Ketika Nana sedang menunggu bus, tiba-tiba ponselnya bergetar. Ia mengamati layar ponselnya.

 “Yeobeoseyo?”

……

Wae? Aku di halte dekat kafe Kangjoon?”

……”
“Ne
” Nana menutup flip phone-nya

.

** You Don’t Know Play Ur Love **

.

Ketika mereka sampai di depan gerbang rumah Gaeun, Nana terhenti dari jalannya yang diikuti Lizzy dan Baekhyun dengan heran melihat Nana.

“Ada apa?” Baekhyun melihat arah tatapan Nana dan Lizzy pun ikut melihat. Terlihat dari ujung jalan Chanyeol berjalan ke arah yang sama.

Oh, Chanyeol Oppa” pekik Lizzy

Oppa?” Baekhyun melirik Lizzy dengan penuh selidik. “Kau bilang tidak mengenalinya?”

Ne? Oh, Nana sudah mengenalkannya kepadaku, hhe,” Lizzy tersenyum gusar.

Chanyeol melambai-lambaikan tangannya dan tersenyum melihat ke arah mereka dan segera menghampiri mereka.

“Kau mengajaknya?” tanya Baekhyun pada Nana.

Aniyo,” pandangan Nana tak lepas dari Chanyeol.

Apa yang dia lakukan di sekitar sini?

Oppa, apa yang kau lakukan berkeliaran di sekitar sini?” tanya Lizzy. Nana melihat ke arah Lizzy seolah-olah tahu apa yang ada di benak Nana.

Oh. Aku mau ke rumah orangtua angkatku” Chanyeol menunjuk arah rumah Gaeun.

Nana mengernyitkan dahinya. “Ne? Kau bergurau?”

Tapi Chanyeol tak menggubris pertanyaan Nana malah balik bertanya. “Kalian mau ke mana?”

“Tujuan kita sama,” tegas Lizzy juga menunjuk ke arah rumah Gaeun.

Jinjja?” tanya Chanyeol tak percaya.

 

“Hai, perkenalkan aku Baekhyun, Byun Baekhyun” Baekhyun tersenyum bersahabat dan mengulurkan tangannya.

Baekhyun

Chanyeol mendelik ke  arah Nana sebelum ia mejabat tangan Baekhyun. “Chanyeol, Park Chanyeol,” Chanyeol pun membalas perkenalan itu. “Apa tidak sebaiknya kita masuk saja?”

Ah, benar,”

“BAEKHYUN-AH” terdengar teriakan dari ujung jalan memanggil nama Baekhyun dan mengharuskan langkah mereka terhenti.

Oh? Luhan, Eyoung,”

Luhan dan Eyoung berlari menghampiri teman-temannya. “Kalian baru sampai?” Luhan melihat ke arah Chanyeol. “Nugu?”

Nana terlihat gusar melihat pertemuan ini.

“Aku Chanyeol. Park Chanyeol,”

“Luhan,”

Oh, neo,” Eyoung melirik Nana. Tapi Nana malah menatapnya sinis. Ia pun menutup mulutnya.

“Baiklah ayo kita masuk sekarang, kurasa Gaeun sudah menunggu kita,” seru Luhan yang mendahului teman-temannya.

.

~

.

 

Annyeonghaseyo~”seru mereka dengan serempak membuat Ibu Gaeun menutup telinga.

Aish, hhe. Kalian sudah datang, maafkan bibi jadi merepotkan kalian,” mata Ibu Gaeun membulat sempurna kala melihat Chanyeol. “Oh?Chanyeol-ah” suara Ibu Gaeun juga menjadi jernih dan bahagia melihat wajah Chanyeol.

Annyeonghaseyo, Ibu,” balas Chanyeol ramah dan langsung merangkul Ibu Gaeun.

“Apa yang membawamu kemari? Kau juga berteman dengan mereka? Apa kabar dengan keluargamu? Apa mereka baik-baik saja?” pertanyaan bertubi-tubi menimpa telinga Chanyeol..

Semua mata pun melihat keakraban keduanya.

Chanyeol melihat ke arah Nana “Oh. Mereka baik-baik saja, akhir-akhir ini keduanya sedang sibuk.”

“Tapi… Oh? masuklah. Kenapa kalian berdiri saja di sana? Masuklah,”  kata Ibu Gaeun cepat sambil menyingkir memberi jalan.

Ah, ne

.

“Apa kau tahu jika Gaeun dan Chanyeol punya hubungan yang begitu dekat?” tanya Lizzy pada Nana. Nana hanya menggeleng pelan.

“Bibi, maaf,” Nana menghentikan percakapan Ibu Gaeun dan Chanyeol “Maaf aku mengganggu,”

Gwaenchana, Ada apa?”

Uhm, apa yang harus kami lakukan?”

“Oh, iya, kalian hanya perlu mendekorasi ruangan ini?”

“Dekorasi?” Nana dan Lizzy melihat keliling rumah yang besar itu. “Kukira kita hanya makan malam saja?”

Aniya,  hhe. Kalian bisa memulainya. Sekali lagi maafkan bibi yang telah merepotkan kalian,”

 “Aku juga akan membantu!” seru Chanyeol kepada Ibu Gaeun.

“Baiklah, kalau begitu aku akan memasak untuk kalian”

Ne

 

“Aku menghampiri Baekhyun dulu,”

Oh,

Nana dan Chanyeol berjalan beriringan menuju salah satu meja kecil yang terdapat kotak kecil.

“Kenapa kau tidak memberitahuku jika kau mengenal Gaeun dengan dekat?” tanya Nana.

Chanyeol membawa kotak di atas meja tersebut. “Mari kita bekerja, jangan banyak bertanya dulu,” Chanyeol tak menggubris pertanyaan Nana, ia pun berlalu pergi begitu saja.

Tsk,” Nana mendecakkan lidahnya lalu mengikuti Chanyeol.

.

** You Don’t Know Play Ur Love **

.

Nana dan Chanyeol meniup balon bersama,  mereka berdua mengobrol dan tertawa seperti dua remaja yang sudah bersahabat sejak kecil.

Lizzy yang terus memperhatikan keakraban keduanya menyenggol sikut Gaeun. “Untuk pertama kalinya aku melihat Nana seperti itu. Bagaimana menurutmu? Apa mereka terlihat cocok?”

Oh,” ucap Gaeun malas dan berlalu meninggalkan Lizzy.

.

~

.

Hari sudah semakin siang. Mereka masih dengan kesibukkan masing-masing. Chanyeol dan Nana terus berkutat dengan balon-balon itu.

Uhm, hutang ayahmu itu– apa sudah dilunasi?” tanya Nana ragu-ragu.

Chanyeol tidak bersuara. Nana harus menunggu sebentar, untuk mendengar suara Chanyeol menjawabnya dengan mantap. “Sudah beres, kau jangan khawatir.” jawab Chanyeol sambil mengikat balon yang sudah ditiupnya.

“Bagaimana caranya?”

“Aku pinjam pada seseorang.”

“Sama saja berhutang lagi,”

“Hhe, jika dengan uangmu pun sama saja, aku juga berhutang,” ucap Chanyeol sembari menyeringai lembut.

Nana menutup balon yang belum sepenuhnya mengembang dan menjawab pernyataan Chanyeol. “Setidaknya aku bukan rentenir yang memaksamu untuk mengembalikannya dengan cepat,” ia kembali meniup balonnya.

“Hhe, su..”

DOR~

Letusan balon dari mulut Nana menghentikan Chanyeol bersuara. Untuk beberapa detik, suasana tiba-tiba hening.

Ack~” Nana meringis kesakitan menutup mulutnya dengan tangan. Saat itu juga ia mendengar gelak tawa menggema seisi ruangan. Nana melihat Chanyeol sinis dan kesal, karena pemuda itu juga ikut tertawa, bahkan tawanya yang sangat terdengar jelas di telinganya.

Gwaenchanayo? ukhuk. Coba kulihat?” Chanyeol mengangkat dagu Nana. Nana menunjukkan mulutnya, membuat wajah mereka lumayan dekat, mereka pun bertatap-tatapan selama lima detik. Hanya lima detik, karena Nana menepiskan pandangan itu dengan cepat.

 

Gwaenchana,” entah kenapa Nana menjadi gelagapan. “Ka.. kau saja yang meniup balonnya, aku, aku yang meletakkannya di setiap sudut tirai, oh,” ucap Nana gugup dan sigap langsung berdiri menaiki tangga untuk meletakkan balon yang sudah diikat dengan benang oleh Chanyeol.

Tapi ketika sedang gugup, Nana akan melakukan segala hal menjadi ceroboh. Seperti sekarang, ia tidak dapat menyeimbangkan tubuhnya di atas tangga, membuatnya terjengkang. Mungkin kepalanya akan terbentur dengan kuat dan membuatnya pingsan dan masuk rumah sakit, jika saja Chanyeol tidak sigap dan menahan tubuhnya.

“Kau tidak apa-apa” tanya Chanyeol dengan cemas.

Ah, jinjja

Jantung Nana berdebam melewati batas normal. “Go.. gomawo,” pipi Nana memanas dan memerah. Ia langsung menjauh dari Chanyeol, guna menetralisasikan degup jantungnya.

Baekhyun dan Lizzy menghampirinya, karena mereka sempat mendengar pekikan Nana dan melihat Nana yang terjengkang dari tangga.

“Kau tidak apa-apa?” tanya Baekhyun cemas.

“Gugup?” tanya Lizzy dengan pandangan yang penuh godaan.

Aniya,” sahut Nana santai.

“Sudah, kau mendekorasi yang lain saja, biar ini aku dan Chanyeol-ssi saja,”

Ne,” Lizzy membawa Nana ke tempat sebelumnya.

.

~

.

“Chanyeol-ssi, bisa kau saja yang memasang ini di sana. Itu terlalu tinggi untukku, hhe” ucap Baekhyun dengan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

Chanyeol hanya tersenyum mendengar pengakuan Baekhyun. “Baiklah kau yang meniup balonnya,” Chanyeol melihat Baekhyun dari ujung kaki sampai ujung kepala.

Baekhyun

Chanyeol masih ingat dengan jelas atas ucapan Nana saat ia mengigau waktu itu.

“Ada apa?” Baekhyun memeriksa dirinya.

Aniyo.” Chanyeol tersenyum kemudian memasang balon di setiap sudut tirai.

“Boleh aku bertanya?” tanya Baekhyun yang sembari meniup balon.

Oh,”

“Sudah berapa lama kau menjalin hubungan dengannya?” Baekhyun menggerakan dagunya ke  arah Nana.

“It..”

Ekhem,” suara dehaman Gaeun menggagalkan Chanyeol menjawab. Gaeun memberikan minuman kepada mereka.

Gomawo, Gaeun-ssi” Luhan mengambil minuman yang dibawa Gaeun yang tiba-tiba ikut bergabung.

Oppa, ada yang ingin kutanyakan padamu?” tanya Gaeun pada Chanyeol.

“Apa?” jawab Chanyeol yang tetap fokus dengan balon-balonnya.

“Sudah berapa lama kau mengenalnya?” Gaeun menunjuk Nana.

Wae?”

“Sudah berapa lama mengenalnya? Jangan coba-coba untuk mengencaninya, aratchi,” nada Gaeun sedikit mengancam.

“Kau terlambat, mereka sudah berkencan,” muncul Eyoung dari pembicaraan mereka dan mengambil minuman dari pegangan Gaeun.

Jinjja?” ucap Luhan dengan tidak percaya. “Kau berkencan dengan Nana? Jadi kau pria yang kami bicarakan selama ini?” ucap Luhan santai kemudian menyesal dengan omongannya karena mata Eyoung dan Baekhyun menggeretakkannya.

Mwo?? Kalian mengetahuinya? Sedangkan aku tidak. Keterlaluan. Oppa kenapa kau tidak pernah cerita padaku? Oh?

“Sudah kuduga. Interogasi seperti ini akan terjadi, hha,” ucap Nana yang juga ikut bergabung dalam perkumpulan mereka.

“Cepat jelaskan?” tanya Gaeun dengan kesal.

.

“Anak-anak, kalian bisa istirahat sekarang, ayo makan dulu, hentikan pekerjaan kalian aku sudah memasak semua makanan kesukaan kalian,” ajak Ibu kepada Gaeun dan teman-temannya.

Ne” ucap mereka dengan serentak.

“Gaeun, mian. Simpan dulu rasa penasaranmu, manhimeogeo,” Chanyeol merangkul Gaeun.

TskAratsseo

.

** You Don’t Know Play Ur Love **

.

Ya,” Chanyeol mengayunkan sumpitnya di depan wajah Gaeun

Ibu Gaeun mengusap-usap kepala Gaeun “Dari dulu kau selalu cemburu kepadanya setiap dia dekat dengan wanita lain,”

Aniya,” elak Gaeun.

 Nana langsung minum jus yang ada di dekatnya.

“Sudah berapa lama kalian saling kenal” tanya ibu Gaeun.

Ye?” Nana melihat ke arah Chanyeol dan sesaat melihat ke arah Lizzy.

 

“Iya, aku tahu,” tiba-tiba Gaeun membuka suara dan membuat mata tertuju padanya. “Geureom, apakah Chanyeol oppa yang kau maksud waktu di toilet itu?” Gaeun memicingkan matanya dan tersenyum menggoda, semua matapun berdalih ke arah Nana.

Ne?” Nana membesarkan matanya.

“Apa kalian akan membesarkan masalah ini di meja makan?” ucap Lizzy dengan kesal.

Anieyo,

Semua pun tertawa kecuali Nana. Tidak butuh waktu lama untuk mereka saling akrab dan mengenal Chanyeol lebih dekat dan merasakan kebersamaan itu. Nana pun juga tidak mau memusingkan dengan hubungannya yang sudah diketahui oleh teman-temannya dan juga orangtua Gaeun. Toh dia masih merasa hubungannya hanyalah sebatas melindungi hubungan Baekhyun dan Lizzy. Meskipun Lizzy sudah menerima semuanya.

.

Tbc

.

  • Kumerasa chapter itu penuh dengan adegan alay XD XD
  • Balon meletus, jatoh dari tangga XD XD
  • Niatnya pengen menyajikan cerita yang fluff, malah berasa alay. Hahaha Saboam lah,
  • Last, jangan lupa tinggalkan jejak tangannya, ya <3 <3 <3 mwah mwah mwah :*

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK