Bel sekolah tanda pulang membuyarkan semua lamunan Nana. Guru Choi memberi kata-kata penutup untuk pelajaran matematika hari ini, tapi ia sedikitpun tidak menyimak. Ia menyimpan semua buku-bukunya ke dalam tas.
Di hari Senin yang cerah ini, Nana memutuskan untuk lebih banyak bersantai di rumah. Pelajaran-pelajaran di sekolah benar-benar membosankan dan membuatnya hampir gila. Yang ia mau sekarang hanya pulang lalu tidur siang
"Nana-ya, jamkkanman!"
Langkah Nana di koridor langsung terhenti. Tiba-tiba saja jantungnya berdegup kencang hanya karena mendengar suara itu. Ia menoleh dengan cepat, menatap wajah si pemilik suara itu dengan senyum manis. "Oh, baekhyun, wae?"
Byun baekhyun bukan laki-laki biasa. Ia luar biasa. Selain punya tampang tampan yang jauh di atas rata-rata, ia juga seorang bintang Sepak bola sekolahan, punya senyuman yang memikat, dan juga tatapan mata 1000 watts. Ia tipikal pemuda idola setiap gadis sekolahan. Dia lah Byun Baekhyun. Satu-satunya pemuda yang mengisi hati Nana.
"Kau tidak lupa rencana kita malam ini, 'kan?"
"Uhm? Rencana?" Nana terlihat kaget.
"Kau lupa? Kita mau belajar bersama di rumahmu. Kau sudah janji mau mengajariku Matematika?"
"Ah, aku ingat. Jam 7."
"Aratsseo"
Baekhyun dan Nana tidak sekelas, tapi mereka sering belajar bersama di rumah Nana. Hanya saja, biasanya mereka bukan cuma berdua, masih ada yang satu lagi.
"Annyeong~" seorang gadis manis berpostur tubuh sintal menghampiri mereka. Dengan santai, ia mengamit lengan Baekhyun dengan mesra, "Apa yg kalian bicarakan?"
Park Lizzy, teman baik Nana sejak mereka berada di tingkat Sekolah Dasar. Ia juga kekasih Baekhyun. Jika ada laki-laki paling favorit di sekolah, biasanya juga ada gadis paling favorit, bukan? See, Lizzy lah gadis itu.
"Nanti malam aku mau ke rumah Nana. Besok ada ujian matematika. Kau mau ikut?"
Lizzy mencibir. "Uhm, baiklah, aku akan ikut. Tapi aku boleh bawa DVD? Bagaimana setelah selesai belajar kita pergi club?"
Nana melotot ke arahnya. "Kita ini pelajar, mana mungkin bisa masuk ke club jika belum memilik KTP, kau ini ada-ada saja."
"Aku juga hanya bercanda, hhe." Lizzy tertawa ringan, "Hya! Lee Jin Ah tenang lah. Kau tahu aku paling tidak suka belajar. Ya, siapa tau kita bisa senang-senang."
Nana hanya tersenyum kecil. “Ne aratseo, itu lah dirimu penganut setia 'bersenang-senang dulu baru bersenang-senang lagi kemudian'"
Baekhyun tertawa renyah lalu mengusap kepala lizzy.
“Kalau begitu kami pulang dulu.” Seru Lizzy pada Nana.
“Ne” Nana hanya menepuk-nepuk dadanya ketika melihat kebersamaan temannya itu.
Lizzy dan Baekhyun resmi pacaran sejak 2 minggu yang lalu. Nana masih ingat sekali kapan. Tepatnya hari Minggu, pagi-pagi buta Lizzy mengirim sms singkat mengatakan bahwa Baekhyun menyatakan cinta kepadanya. Saat itu Nana tahu, dunianya yang penuh dengan Baekhyun sudah hancur. Laki-laki yang ia sukai berkencan dengan sahabat baiknya sendiri.
***
Jam 7.30 malam di rumah Nana, mereka semua terdiam di dalam kamar Nana. Nana sibuk membuat soal-soal kecil untuk Baekhyun, sementara Baekhyun konsentrasi menghafal rumus. Lizzy hanya tiduran di ranjang sambil nonton DVD sewaannya.
Beberapa kali Lizzy melirik Baekhyun & Nana, kemudian mendengus kesal."Hya! Aku bosan." Tidak ada yang menjawab.
"YAK ! Baekhyun-ah," panggil Lizzy dengan manja.
"Nanti" jawab Baekhyun.
"Huh!"
Tiba-tiba telepon di kamar Nana berdering. Nana mengambil gagang telpon wireless-nya dan langsung keluar kamar.
"Yeoboseyo"
"Ne yeoboseyo? Bisa bicara dengan Nana?"
"Ne, nuguseyo?"
"Oh. Ini Nana? Annyeonghaseyo?"
Nana mengeryit heran. “Ne, annyeonghaseyo. Nuguseyo?”
"Ah, maaf. Aku temannya Lizzy. Namaku Chanyeol. Apa aku mengganggumu? Tadi aku menghubungi ke rumahnya, tapi kata ibunya dia lagi di rumahmu dan katanya Lizzy tidak membawa ponsel, lalu ibunya memberiku nomormu, beliau menyuruhku hubungi ke sini saja."
Nana semakin bingung.
"Bisa aku bicara dengan Lizzy?"
"Ne, Jamkkanmanyo." Nana menutup mulut gagang teleponnya. Baru saja ia mau memanggil Lizzy, Lizzy sudah lebih dulu keluar dari kamarnya.
"Aku Bosan di dalam kamar terus. Apa tidak ada hiburan lain? Aku tahu Baekhyun besok ada ujian dan kau lagi sibuk mengajarinya. Tapi bagaimana jika kita tinggalkan dia sebentar, kita bisa ke supermarket beli makanan atau apa."
Nana hanya menyodorkan gagang teleponnya,
“Uhm?” Lizzy mengerutkan hidungnya karena bingung.
"Ada yang mencarimu."
"Eomma? Aigo!! Sudah ku katakan aku tidak akan ke mana-mana selain ke rumahmu?!”
"Aniya, chingu,"
Lizzy tercengang, "Heung? Ini 'kan rumahmu?"
"Justru itu yang membuatku bingung. Namanya Chanyeol."
Tiba-tiba Lizzy membelalak kaget campur senang. "Jjinja? Chanyeol?" Secepat kilat Lizzy berlari ke arah Nana dan menyambar gagang teleponnya, ”Kemarikan teleponnya!"
Nana hanya tercengang melihat kelakuan lizzy.
"Uhm...yeoboseyo?"
"……"
"Nuguseyo?"
"……"
"Chanyeol?” Lizzy melirik Nana dengan wajah berseri-seri.
"……."
"Ah, Chanyeol oppa, ne? Bagaimana bisa kau menghubungi ke sini?"
"……"
"Geureyo? Ne, aku sedang di rumah temanku. Sedang belajar kelompok."
Nana tersenyum geli. Ia mulai penasaran siapa sebenarnya Chanyeol. Lizzy melirik sekilas pada Nana yang berdiri mematung, kemudian ia mengibas-ngibas tangannya mengusir Nana.
Nana pun beralih ke dapur. Ia mengambil sekotak orange juice dingin dan menuangnya ke dalam gelas kosong. Sambil meneguk juice pelan-pelan, samar-samar ia mendengar suara percakapan Lizzy dan laki-laki yang bernama Chanyeol itu.
"Uhm, kau bisa saja! Namja chingu? Eobseoyo,"
Glek.. Nana meneguk tetesan terakhir juice-nya dengan kaget. Reflek, ia memasang telinganya dengan tajam.
"Kau sendiri bagaimana? Sudah memiliki kekasih?"
“…..”
Lizzy terdiam sebentar-- "Ehmm...bagaimana, ya. Sepertinya belum?"
“…..”
--lalu tertawa, "Oppa, neon! hhe, berarti kita sama-sama tidak memiliki kekasih?"
Nana keluar dari dapur, ditatapnya Lizzy dengan pandangan penuh selidik. Lizzy langsung menyadarinya, ia pun mengecilkan suaranya,
"Oppa, aku dipanggil temanku.”
“…..”
“Ne, mau memulai belajar lagi. Nanti malam, aku akan mengirim pesan padamu. Bisa kau berikan nomormu?
“….”
“Oh, aratsseo, aku senang dihubungi olehmu. Ne, annyeong."
Begitu telepon ditutup, Lizzy menarik nafas panjang perlahan-lahan dan diam sesaat. Lalu tiba-tiba ia berjingkrak-jingkrak senang, berlari dan memeluk Nana sambil tertawa,
"Chanyeol oppa menghubungiku. Wow,"
Nana melepaskan cengkraman Lizzy." Chanyeol oppa? Siapa dia?"
*TBC*