Like a tree that wouldn't survive without air and sun. You are my air and he is my sun, I can’t live without both of them. But one thing, I'm not a tree. –Kim Raya–
-Trapped in Choi’s Charm-
Ku langkahkan kakiku berjalan santai memasuki sebuah penthouse apartment yang sudah cukup lama tak ku kunjungi. Tempat tinggal paling atas sebuah luxury apartment building ini terletak di Gangseo-gu, kawasan pinggir kota Seoul. Keberadaan penthouse apartment atas nama Tuan Choi ini bisa dikatakan rahasia. Tempat inilah yang menjadi saksi bisu pelampiasan rasa rindu kami. Kami berdua biasa menghabiskan waktu ditempat ini agar tak ada seorang pun yang mengetahui hubungan yang sedang kami jalin.
Ku edarkan pandanganku ke seluruh area penthouse yang sudah tak asing lagi, sepertinya sosok yang kunanti belum datang. Sambil menunggunya, ku putuskan untuk menyiapkan makan malam. Aku beranjak menuju dapur, sambil berjalan ke arah electric stove, ku letakkan plastik makanan yang ku bawa di atas kitchen counter, kemudian panci yang kuambil dari countertop ku isi dengan air. Ketika aku hendak meletakkan panci di atas electric stove, tiba- tiba,
Grepp.
“Omo!” sepasang tangan yang cukup panjang melingkar di pinggangku, seseorang memeluk tubuhku erat dari belakang, karena terkejut, kulepaskan panci yang belum kuletakkan secara sempurna di atas electric stove.
Wangi citrus aromatic yang segar menyita indra penciumanku, Limited Aigner, aku mengenali wangi maskulin tubuh serta parfum yang biasa digunakan pria ini. “hya! Tuan Choi! kau mengagetkanku!” protesku sambil membalikkan badan kearah pria yang masih memeluk erat pinggangku.
Pria yang ada dihadapanku kini tersenyum lebar sambil menahan kekehannya, kemudian sudah seperti yang ku duga, gerakan yang dia lakukan selanjutnya adalah menarik wajahku dan memajukan wajahnya, mendaratkan bibir hangatnya di bibirku, benda itu melumat bibirku dengan lembut, lumatan-lumatan lembutnya menjadi lebih dalam karena dia menahan tengkukku menggunakan salah satu tangan besarnya, aku yang terperangkap, terbuai dalam lumatan yang dia ciptakan.
Cukup lama kami menikmati moment ini. Menyalurkan rasa rindu yang menggebu diantara kami. Hingga ketika kami berdua mulai kehabisan nafas, dia melepas secara perlahan tautan erat diantara bibir kami tanpa melepaskan dekapannya dipunggungku serta kontak antara kening kami berdua yang masih saling menempel sehingga hanya menyisakan jarak beberapa centimeter diantara wajahku dan wajahnya.
“bogoshipo” bisikan lembut keluar dari bibirnya dengan nafas yang masih memburu, aku dapat merasakan hembusan nafasnya di bibirku yang sedikit basah. Tanpa menjauhkan wajahnya, dia memandang manik mataku sangat dalam, beberapa saat aku merasa terpenjara dalam sorot mata hitamnya, pancaran matanya menggambarkan perasaan rindu yang teramat sangat saat ini.
Dia mengecup bibirku singkat, berusaha menarik perhatianku kembali dari pesona manik mata hitamnya yang menghanyutkan, aku tersenyum tipis merasakan ulahnya. “nado” balasku padanya, yang tak ayal membuat senyuman lebar terukir di wajah tampannya. Aku merasakan jantungku berdetak menggebu karena senyum mempesonanya itu. Aliran darah menuju wajahku ikut meningkat.
Aku yang juga sudah tak mampu membendung perasaan rindu, tak menyia-nyiakan moment ini. Aku memajukan wajah ku sendiri dan meraih bibirnya dengan bibirku, melumatnya dengan lebih mendesak. Tanganku yang semula melingkari tubuhnya, kini sudah berada di area tengkuk dan rahang wajahnya untuk memperdalam ciuman kami. Malam ini kami lalui dengan ciuman-ciuman panjang dan memabukkan.
- Trapped in Choi’s Charm-
Ckiit…
Kuhentikan Black Corvette Stingray yang ku kemudikan tepat di depan sebuah gedung perkantoran mewah di kawasan bisnis Teheran-no, Gangnam-gu. Seorang petugas valet membukakan convertible door Corvette-ku.
“selamat siang Kim Agasshi” sapanya ramah sambil melebarkan pintu mobil untukku.
“selamat siang” balasku tak kalah ramah, kulangkahkan kakiku keluar dari mobil sport yang kukendarai, kemudian meninggalkannya untuk diurus oleh petugas valet yang tadi menyapaku.
Kini kulangkahkan kaki jenjangku yang berbalut Gucci leather pencil skirt ke dalam gedung megah tersebut. Beberapa pegawai Choi Group yang mengenaliku menundukkan kepala mereka sebagai salam hormat, aku membalasnya dengan senyuman ramahku.
Seorang receptionist dan security yang duduk dibalik meja tinggi penerima tamu langsung berdiri menyambutku. “selamat siang Kim Agasshi” sapa receptionist berblazer coklat itu ramah, sapaannya seketika membuatku menghentikan langkah menuju Lift.
“selamat siang Nona Jung” sapa ku balik. “apa Wapresdir Choi ada?”
“Wapresdir Choi ada di atas Agasshi, saya belum melihat beliau keluar kantor siang ini” jawab receptionist Jung dengan senyum yakin.
“terima kasih” balasku ramah sambil melanjutkan langkah kakiku yang semula terhenti.
Didepan pintu lift, aku melihat dua orang pria yang sedang berdiri menunggu lift. Sosok kedua pria itu terlihat familiar di mataku. Senyum lebar muncul di wajahku, begitu aku mengenali salah satu dari mereka.
“Kyunnie….!” Panggilku pada salah satu pria yang sangat ku kenal. Panggilanku ternyata cukup keras hingga pria yang menunggu didepan lift tadi dan beberapa pegawai yang berada di lobby kantor Choi Group menengokkan wajah mereka menatap ke arahku. Sementara aku hanya menunduk malu karena ulahku sendiri.
“aigoo… aigoo… Uri Kim Raya ada di sini. Hya Nyonya Choi, Berhenti memanggilku seperti itu ketika dikantor, aku salah satu direktur disini, jadi tolong jaga wibawaku.” Protes Kyuhyun ketika aku sudah berada disampingnya. Kyuhyun sangat tidak suka aku memanggil nama kecilnya ketika dia berada di depan karyawannya.
“arasso.. arasso.. mianhae Direktur Cho” godaku pada Kyuhyun sambil tersenyum lebar. “eo, ternyata kau Minho-ya” lanjutku kaget mengenali sosok tinggi seorang namja yang berbalut Italian black suit berdiri disebelah Kyuhyun memandangiku sedari tadi.
“annyeong Noona” Minho tersenyum lebar ke arahku.
“annyeong Minho-ya, sedang apa kau disini?”
Ting..
Tepat ketika aku selesai bertanya pintu lift terbuka, kami bertiga masuk ke dalamnya. Tak lupa Kyuhyun menekan tombol 20, lantai paling atas bangunan ini, lantai yang akan sama-sama kami tuju.
“memangnya tidak boleh kalau dia ada disini?” tanya Kyuhyun sedikit ketus setelah pintu lift tertutup.
Sahabatku yang satu ini memang terkadang sangat menyebalkan, persahabatan dan kebersamaan kami sejak masih sama-sama di sekolah dasar, sama sekali tak membuat kyuhyun mampu bersikap manis terhadapku.
Aku dan Kyuhyun adalah teman masa kecil. Persahabatan kami sudah terjalin sejak kami masih sama-sama berumur 8 tahun, usiaku dan Kyuhyun hanya terpaut beberapa bulan. Walau sikapnya terkadang membuat ku naik darah dan kami sering sekali bertengkar, tapi sebenarnya aku sangat menyayanginya karena dia adalah sahabatku satu-satunya.
“hya, Direktur Cho, bersikap lembutlah padaku, kau taukan siapa aku?!” balasku tak kalah ketus.
“aish, sombong sekali calon menantu keluarga Choi ini” cibir Kyuhyun menanggapi sikap angkuhku.
Minho yang sedari tadi memperhatikan, hanya tertawa melihat tingkah kami berdua. Mungkin untuk orang yang baru mengenal kami, akan melihat kami seperti dua orang yang selalu bermusuhan, tapi terkadang, beginilah caraku dan Kyuhyun berkomunikasi, agak aneh memang.
“Noona, mulai besok aku akan bekerja di kantor ini” ucap Minho bersemangat. Ku rasakan ada nada bangga dalam ucapan Choi Minho.
“mwo?! Kenapa bisa?” tanyaku heran dan tak percaya.
“Aboji memintaku belajar langsung pada Hyung bagaimana caranya mengelola perusahaan dengan baik” jawab Minho dengan senyum lebar yang tak pernah lepas dari bibirnya.
Lagi-lagi aku merasa heran. “bukankah kau baru saja menyelesaikan gelar sarjanamu? Kudengar, kau akan menghabiskan liburan musim gugurmu dulu di Lagos sebelum kau masuk ke perusahaan?” tanyaku penasaran. Dan Minho yang aku kenal bukan orang yang mudah tunduk terhadap permintaan ayahnya, dia pasti akan mengajukan banyak persyaratan untuk menyetujui perintah ayahnya tersebut.
“aku berubah pikiran Noona” jawabnya santai.
“bagaimana dengan rencana S2 mu?”
“aku belum memikirkannya lagi”jawabnya lagi dengan nada tak peduli. inilah Minho yang ku kenal, cuek dan seenaknya sendiri.
“untuk apa melanjutkan pendidikan jika kau tak menggunakan ilmunya dengan baik” Kyuhyun berkata ketus, pria ini jelas-jelas menyindirku. “Bukankah justru bagus jika Minho langsung mengelola perusahaan, dia jadi langsung bisa menerapkan ilmu yang dipelajarinya untuk mengelola perusahaan yang akan di wariskan kepadanya nanti, dan dia akan mengetahui terkadang ilmu yang dia pelajari sama sekali tidak berguna ketika dia berhadapan dengan pekerjaan yang sesungguhnya” lanjut Kyuhyun, sedikit banyak perkataan Kyu ada benarnya.
Ting..
Tepat ketika Kyuhyun selesai dengan perkataannya, kami telah sampai di lantai yang kami tuju, pintu lift terbuka. Seorang receptionist dan security yang berdiri dibalik meja tamu di dekat lift menunduk hormat menyambut kedatangan kami bertiga.
Lantai ini bisa dikatakan area paling penting dari keseluruhan bangunan Choi Tower yang terdiri dari 20 lantai. Karena di lantai inilah jantung kegiatan perkantoran Choi Group sebagai perusahaan property dan investasi terbesar di Korea selatan berlangsung.
Di lantai paling atas ini terdapat beberapa ruangan penting, ruangan para jajaran pemimpin Choi Group dan staff pribadinya juga terdapat di lantai ini, termasuk ruangan Kyuhyun dan ruangan Siwon Oppa selaku Wakil Presiden Direktur Choi Group. Tak sembarangan orang bisa menginjakkan kakinya di lantai sakral ini, para pegawai Choi Group-pun tak memiliki akses se-enaknya untuk berada di lantai ini, hanya orang-orang yang berkepentinganlah yang di ijinkan berada di sini.
Kami bertiga melangkah bersama menuju ruangan Siwon Oppa yang berada di ujung koridor, “lalu kenapa harus bekerja disini? Kenapa tidak langsung diperusahaan ayahmu?” tanyaku melanjutkan pembicaraan kami di lift tadi yang sempat terpotong, sebenarnya aku masih merasa sangat penasaran dengan motif sebenarnya kehadiran Minho di tempat ini.
“memangnya salah jika Minho belajar kepada kakak sepupunya sendiri?!” Kyuhyun membuka mulutnya kembali, dengan nada bicara yang lagi-lagi menyebalkan. Rasanya aku ingin sekali menyumpal mulut sahabatku ini dengan gold Prada handbag yang ku bawa.
Sebelum aku benar-benar menyumpal mulut Kyuhyun, Minho menyelamatkannya dengan langsung menjawab pertanyaanku. “Aboji ingin aku belajar dengan benar Noona, Aboji tau, aku akan menolak jika harus mengurus perusahaan kami secara langsung, dan sekarang aku disini, bekerja pada Siwon Hyung, setidaknya orang-orang yang bekerja denganku disini bukan orang tua-orang tua yang membosankan” jelas Minho dengan gayanya yang khas.
Aku tau betul Choi Minho orang seperti apa, Siwon Oppa pernah mengatakan padaku, Choi Minho adalah orang yang cepat bosan dan dia cenderung senang memberontak dan melanggar aturan, walaupun tampangnya terlihat seperti anak baik-baik, tapi jika dia sedang ber-ulah tingkahnya lebih menyebalkan dari seorang Cho Kyuhyun sekalipun.
Sifat dan karakter Choi Minho berbanding terbalik dengan Choi Siwon. Siwon Oppa yang merupakan kakak sepupu Minho, kenal betul bagaimana sifat Minho. Dan entah kenapa, Minho memang lebih patuh pada kakak sepupunya ini dibanding ayahnya sendiri. Mungkin itu alasan ayah Minho menitipkan anaknya pada Siwon Oppa.
“oh iya Noona, kau ada perlu apa kemari?” lanjut Minho, balik menanyakan alasan kedatanganku kemari.
“ah, aku ingin mengajak Siwon Oppa makan siang, tadinya aku pikir kau ada janji dengannya” jawabku begitu ingat tujuan ku datang ketempat ini.
“sepertinya kau harus menunggu Ray” Kyuhyun memberitahuku sambil menatap ruangan Siwon Oppa yang tertutup, samar-samar terdengar suara percakapan dari dalam. Sepertinya Siwon Oppa sedang kedatangan tamu. Sekretaris Siwon Oppa, tuan Park Jungsoo, langsung berdiri menyambut kedatangan kami bertiga di depan pintu ruangan atasannya.
“annyeong hasimnika Direktur Cho, Kim Raya-ssi, Choi Minho-ssi” sapa sekretaris Park pada kami bertiga.
“ada siapa di dalam?” tanyaku langsung pada sekretaris Park tanpa membalas sapaanya.
“Wapresdir Choi sedang kedatangan tamu dari Mobile Price Group “
“nugu?” kali ini Kyuhyun yang bertanya, masih tak bisa menebak siapa tamu Siwon Oppa sebenarnya.
Namun seperti ada bola lampu yang menyala di atas kepala Kyuhyun, Mobile Price Group, salah satu perusahaan pendanaan terbesar di Korea Selatan, perusahaan yang bermarkas di Midtown Manhattan, New York City, USA.
Seperti menyadari sesuatu, Kyuhyun berbalik menatap wajahku yang berada di belakangnya. Dia menatapku ragu seolah meminta konfirmasi. Aku yang melihatnya, mengerti, dan seperti mendapat jawaban dari tatapannya, kami berdua mendesiskan sebuah nama bersamaan dengan Sekretaris Park yang menyebutkan nama yang sama dengan dugaan kami berdua. Yang langsung membuat aku dan Kyuhyun terpaku saling berpandangan.
“ Choi Seunghyun Sajangnim!”
- Trapped in Choi’s Charm-
“ Choi Seunghyun Sajangnim!”
Mwo! Ucapan sekretaris Park sontak membuatku terpaku, Kyuhyun yang masih menatapku, memandangku dengan berbagai pertanyaan yang tersirat di matanya. Seolah mengerti dengan arti tatapan mata kyuhyun, aku menggelengkan kepalaku.
“ada urusan apa dia kemari? Kami tidak mempunyai perjanjian kerjasama apapun dengan perusahaannya” gumam Kyuhyun bingung seolah mencari alasan yang tepat akan kedatangan seorang Choi Seunghyun ke perusahaan tempatnya bekerja saat ini.
Kyuhyun yang sudah sangat lama menjadi sahabatku, cukup tau bagaimana sejarah yang terjadi antara aku, Seunghyun Oppa dan Siwon Oppa. Dan sepertinya, kedatangan Seunghyun Oppa saat ini di kantornya membuat Kyuhyun sedikit bingung, itu terlihat jelas di wajahnya. Begitu pula dengan diriku, tiba-tiba ada kekhawatiran dan rasa penasaran menelusup didadaku.
Choi Minho yang tidak mengerti apa-apa menatapku tajam, seperti mencoba berspekulasi, membaca keadaan dari sorot wajahku, ku alihkan wajahku dari tatapan penuh intimidasi miliknya.
“Hyung, siapa itu Choi Seunghyun?” tanya Minho pada Kyuhyun dengan nada ingin tau yang terdengar jelas.
“Choi Seunghyun, dia adalah salah satu pewaris dari Mobile Price Group dan jabatannya saat ini adalah Pimpinan Mobile Price Group pada anak perusahaan di Korea” jawab Kyuhyun dengan nada dan tatapan mata serius, cara bicaranya seolah-olah membuat seorang Choi Seunghyun adalah orang yang perlu diwaspadai keberadaannya.
“dan yang lebih penting, dia adalah seseorang dari masa lalu yang sempat membuat Siwon hyungmu frustasi” seloroh Kyuhyun kemudian sambil mencoba merilekskan dirinya sendiri. Dan entah mengapa aku begitu ingin memukul kepalanya dengan ujung hak stiletto ankle bootsku yang tajam setelah mendengar kata-katanya barusan.
“hehehe… aku selalu ingin tertawa kalau mengingat masa-masa itu” lanjut Kyuhyun sambil terkekeh.
Aku menatap Cho Kyuhyun sambil menahan kekesalan setelah mendengar dia melemparkan potongan memorinya melalui candaan, menurutku ini tidak lucu, kuperhatikan Minho juga ikut menatapnya dengan pandangan ingin taunya yang terlihat jelas.
Ceklek…
Tepat setelah itu, pintu ruang kerja Siwon Oppa terbuka, menampakkan dua sosok laki-laki tampan, yang satu lebih tinggi dari sosok laki-laki yang satunya, mereka berdua dibalut busana kerja yang sangat pas di tubuh mereka masing-masing, terlihat sekali busana yang mereka kenakan adalah karya seorang penjahit berkelas dan professional.
Keduanya menampakkan pesona yang berbeda tapi sama-sama menarik perhatian wanita manapun yang melihatnya. Aku sempat menahan nafasku, menyadari kehadiran sosok laki-laki yang sudah lama tak kulihat berdiri tegap dihadapanku dengan segala pesonanya itu. Tatapan teduhnya entah kenapa seolah menghipnotisku.
“eo, La Belle, kau ada disini” aku tersadar ketika mendengar suara laki-laki yang lebih tinggi menyambutku yang masih berdiri mematung di depan ruangannya bersama Kyuhyun dan Minho. Aku membalas sapaan laki-laki itu dengan senyuman hangat.
Sosok laki-laki yang lebih tinggi itu kini berjalan ke arahku, dia merangkulkan tangannya di sekeliling pundak dan punggungku, membawa diriku kedalam dekapan eratnya, membawaku dalam pelukan posesifnya.
“kenapa kau tidak menghubungiku jika ingin datang?” tanyanya kepadaku, kemudian dia mengecup keningku sekilas namun terasa dalam. Mendapat kecupan hangat darinya seketika membuat wajahku bersemu merah, jantungku semakin berdetak tak karuan melihat senyuman lebarnya yang kini mengembang di hadapanku, tak mempedulikan ketiga laki-laki lain yang mulai kesal melihat reuni kecil kami.
Walaupun sudah menjadi kekasihnya hampir selama tiga tahun, tetap saja setiap sentuhan dan ekspresinya selalu berhasil membuatku menjadi sulit mengendalikan diri. Semua organ ditubuhku seolah-olah bekerja lebih keras dari biasanya, terutama bagian jantung dan aliran darahku yang saat ini bekerja sangat ekstra.
“kekasihmu ingin memberikan kejutan padamu Wapresdir Choi” Kyuhyun menjawab pertanyaan Siwon Oppa yang ditujukan padaku, jujur saja jawaban Kyuhyun barusan menginterupsi fantasi singkatku. Namun kali ini aku setuju dengan jawaban Kyuhyun, untuk menegaskannya aku menganggukkan kepala kepada Siwon Oppa, laki-laki yang masih mendekapku hangat.
Sebagai balasan dari aksiku, Siwon Oppa menatap mata abu-abuku lembut dan memberikan senyumannya lagi padaku. Tatapan lembutnya membuatku tersipu, kali ini aku merasa tak menapak bumi, tersihir oleh tatapan dan senyuman yang menyentuh matanya, eye smilenya sangat memabukkan.
“ah… aku hampir lupa, Direktur Cho, kau masih mengingat Choi Sajangnim dari Mobile Price Group-kan?” tanya Siwon Oppa sambil membalikkan badannya ke arah Cho Kyuhyun dengan aku yang masih berada dalam rangkulan tangan kanannya. Yang aneh adalah Siwon Oppa bukannya melepaskan lengannya dari tubuhku, tapi malah semakin mengeratkan rangkulannya di pinggang kananku, membuat tubuhku tertarik lebih dekat ke tubuhnya.
Entahlah, rangkulan Siwon Oppa kali ini terasa sedikit janggal, seperti bermakna lain, seperti ingin menegaskan pada semua orang bahwa ‘Wanita dalam dekapanku ini adalah milikku’, aku juga merasakan tubuh Siwon Oppa sedikit tegang. Untuk sedikit merilekskan tubuhnya, aku menggerakkan lengan kiriku yang semula terhimpit tubuhnya, bergerak menuju pinggangnya untuk balas merangkulnya.
Siwon Oppa yang merasakan aksi kecilku kembali menolehkan wajahnya kepadaku yang masih setia memandangnya dengan tersenyum, dia membalas senyumanku dengan senyum tipisnya.
“tentu saja aku ingat, aku tidak mungkin lupa seorang Choi Seunghyun Sajangnim” sahut Kyuhyun sambil tersenyum hangat kearah Seunghyun Oppa, menginterupsi interaksi singkat antara aku dan Siwon Oppa.
“Aigoo Kyuhyun-ah jangan panggil aku seperti itu, entah kenapa rasanya aneh sekali mendengar kau memanggilku dengan sangat formal” terlihat sekali ekspresi tak nyaman Seunghyun Oppa mendengar Kyuhyun, yang sudah dia kenal sejak jaman sekolah dulu memanggilnya dengan sapaan yang sangat formal.
“ah mianhae sunbae, ini dikantor, wajar aku memanggilmu seperti itu” balas Kyuhyun membela diri kepada laki-laki yang lebih muda satu tahun dari Siwon Oppa itu.
“aigoo, panggilan itu masih terasa tak enak ditelingaku, usia kita bahkan hanya terpaut beberapa bulan Kyu”
“bagaimanapun kau masih kakak kelasku di sekolah dulu, Sunbae-nim!” terdengar nada ejekan di akhir sapaan hormat Kyuhyun, kemudian dia menampilkan senyuman menyebalkan miliknya.
“aish, kau bahkan lebih dulu menyelesaikan mastermu” puji Seunghyun Oppa pada Kyuhyun yang entah mengapa terdengar nada tak terima ditelingaku.
“itu karena aku genius” Kyuhyun mulai membanggakan dirinya sendiri, tapi dia memang benar-benar genius, dia sudah mampu memperoleh gelar Master of Business Administration dari Wharton School of the University of Pennsylvania di saat usianya 23 tahun, bersamaan dengan Siwon Oppa yang waktu itu meraih gelar yang sama di 25 tahun usianya.
“kau tidak banyak berubah Kyu” ucap Seunghyun Oppa sambil menyunggingkan senyum miringnya, mengingat Kyuhyun yang masih saja senang membanggakan diri dan sifat keras kepalanya yang masih memanggilnya Sunbae padahal usia mereka tidak terpaut jauh.
Dan entah mengapa ada sebuah perasaan senang menjalar dihatiku melihat senyuman itu, walaupun senyumannya bukan ditujukan untukku. Sepertinya aku harus mengendalikan diriku sendiri, mengingat laki-laki yang masih merangkulku dengan erat.
“annyeong Ray-chan, oraemaniyeyo” aku sedikit tersentak mendengar Seunghyun Oppa menyapaku, dia menyapaku dengan nama kecilku, nama yang biasa dia gunakan ketika memanggilku dulu disaat kami masih bersama, nama itu terdengar intim ditelingaku karena hanya segelintir orang yang memanggilku dengan nama seperti itu, bahkan Siwon Oppa yang notabennya adalah kekasihku hampir tidak pernah memanggilku seperti itu, tak lupa dia kembali memberikan senyuman kesukaanku diakhir sapaannya.
Senyuman yang entah kenapa selalu membuat desiran hangat dihatiku hingga saat ini, namun belum mampu membuat jantungku berdetak lebih cepat.
“annyeong Seunghyun Oppa, ne sudah lama kita tidak bertemu, terakhir kali kita bertemu saat aku menghadiri New York Fashion week di Manhattan, dan itu September tahun lalu-kan?” tanyaku memastikan, aku tersenyum manis mengingat pertemuan kami yang terjadi secara tak sengaja di Main Plaza Lincoln Center, Manhattan, New York City tahun lalu.
“kau benar, saat itu aku masih tinggal di Manhattan, ternyata sudah cukup lama juga kita tidak bertemu ya” ujarnya antusias, lagi-lagi Seunghyun Oppa membubuhkan senyuman di akhir ucapannya, dan ini membuatku merasa sedikit gugup.
“beberapa waktu lalu ku dengar Oppa sempat kembali menetap di London?” aku menutupi kegugupanku dengan mengkonfirmasi berita yang terakhir kali ku dengar mengenai domisilinya.
“ah ne, aku memang sempat kembali tinggal di London dan baru sebulan aku berada di Seoul, kau pasti mendengarnya dari Heechul Hyung ne?” tanyanya memastikan.
“ne, tentu saja dari Heechul Oppa, siapa lagi yang suka mengajakku bergosip kalau bukan dirinya” Seunghyun Oppa tersenyum lebar mendengar gurauanku.
“kudengar kau juga sempat mengunjunginya di London?”
“Ne, tapi itu sudah hampir setahun lalu, aku mengunjunginya juga karena terpaksa, karena aku memang kebetulan berada di London untuk mengikuti rangkaian event fashion week saat itu” Seunghyun Oppa dan Kyuhyun tertawa ringan mendengar ucapanku.
“aku menemuinya tak lama setelah kita bertemu di Manhattan, bagaimana sosoknya sekarang? Aku sedikit kesal dengannya, sudah beberapa minggu ini dia bahkan belum menghubungiku sama sekali, sepertinya dia lupa kalau dia mempunyai seorang adik cantik yang tinggal sendirian di Korea” lanjutku, aku merasa suasana menjadi lebih hangat ketika aku membicarakan kakak laki-lakiku.
Seunghyun Oppa dan Kyuhyun kembali terkekeh kecil mendengar ucapanku, namun tidak dengan pria yang masih merangkul pinggangku, ia terlihat tidak nyaman melihatku mengakrabkan diri dengan Seunghyun Oppa. Dan aku yakin ini cukup mengganggunya.
“Kim Sajangnim bertambah manis sepertinya, dia masih berusaha untuk memiliki warna mata abu-abu muda alami seperti milikmu, dan dia tidak pernah lelah terus berusaha menjadi sosok laki-laki cantik, sepertinya sebentar lagi kecantikanmu akan tersaingi” kali ini aku dan Kyuhyun ikut tertawa keras mendengar gurauan Seunghyun Oppa tentang Heechul Oppa, tapi jujur saja pujian tersembunyi dalam ucapannya barusan membuat pipiku merona.
“dia tak akan mampu menandingi kecantikanku, perpaduan pesona wanita Eropa Barat dan kepolosan wanita Asia Timur, aku mewarisi kecantikan wanita dua benua” sontak ucapan percaya diriku membuat semua laki-laki yang berada disekelilingku saat ini tertawa keras tak terkecuali Siwon Oppa yang ikut menyunggingkan senyumnya.
“ah mianhae, aku lupa mengenalkanmu kepada seseorang” ucap Siwon Oppa pada Seunghyun Oppa, mencoba mengambil alih kembali pembicaraan setelah kami puas tertawa.
“Choi Sajangnim perkenalkan ini Choi Minho, dia sepupuku, dan dia salah satu orang yang akan mengawal proses kerjasama antara Mobile Price Group dan Choi Group”
“Annyeong hasimnika Choi Seunghyun Sajangnim, Choi Minho imnida” setelah membungkukkan dirinya, Minho dengan sopan mengulurkan tangan kanannya mengajak Seunghyun Oppa bersalaman, tanpa menunggu lama Seunghyun Oppa menerima uluran tangan Minho, lagi-lagi sambil memperlihatkan senyumnya yang sangat kusukai itu.
“ah, satu lagi anggota Choi siblings, aku semakin tak percaya betapa mempesona dan berbakatnya Clan Choi dalam dunia bisnis” Seunghyun Oppa mengeluarkan pendapatnya, tapi kali ini dengan nada takjub yang sangat kental terdengar, harus ku akui, aku setuju dengan pendapat Seunghyun Oppa, hampir semua orang tau bagaimana pesona dan bakat yang dimiliki marga Choi dalam berbisnis. Dan hampir semua orang itu tak pernah meragukan kemampuan seluruh Clan Choi.
“Sunbae… kau seperti sedang memuji dirimu sendiri, kau sendiri bermarga Choi!” Kyuhyun membalas ucapan Seunghyun Oppa, lagi-lagi dengan nada yang menyebalkan.
“hahaha… tapi aku kalah mempesona dari mereka Kyu, kau tau itu” Seunghyun Oppa tertawa cukup keras menanggapi gurauan Kyuhyun, yang entah mengapa aku justru tidak suka mendengarnya.
“tepat sekali, kau memang kurang mempesona Sunbae, kalau tidak, saat ini kau yang akan berdiri disamping Kim Raya dan merangkulnya, bukan Siwon Hyung”
-to be continue-
Hahahaha…. Gak jelas ya? Hehehe… masih banyak hal membingungkan di part ini, saya aja yang nulis bingung. Maaf ya kalau membosankan. Semoga part selanjutnya masih ada yang mau baca. oh iya, ini pernah aku share di wordpress dan facebook aku. Makasih banyak untuk perhatiannya. *bow bareng Ryan Gosling*