Pelajaran matematika adalah pelajaran yang paling menyebalkan bagi Chanyeol. Tidak jarang dia pergi membolos ketika ada jadwal pelajaran matematika. Chanyeol merasa matematika adalah pelajaran yang membingungkan, ditambah lagi dengan guru pengajarnya yang super galak.
Sebenarnya Chanyeol bukan termasuk anak yang bodoh atau malas. Dia hanya tidak menyukai pelajaran matematika, tapi dia cukup pintar di mata pelajaran lain. Chanyeol adalah anak yang iseng dan nakal di sekolahnya. Banyak guru-guru yang kewalahan menghadapi tingkahnya yang usil. Tetapi guru-guru masih bisa mentolerir karena dia termasuk anak yang cukup berbakat di sekolahnya. Baru sebulan masuk sekolah, dia sudah berkali-kali terlihat dijewer oleh guru di koridor karena perbuatan isengnya.
Chanyeol mempunyai banyak teman di sekolah, itu karena dia adalah anak yang gampang berteman. Bahkan dia sudah banyak mengenal kakak kelas disini ketika masa orientasi. Teman sekelas Chanyeol juga menyukainya karena dia adalah anak yang asik dan lucu. Dia sering membuat lelucon yang konyol ketika di kelas. Tak jarang teman-teman di kelasnya melindunginya di depan guru.
Hari ini Chanyeol memutuskan untuk tidak membolos dari pelajaran matematika karena D.O, teman yang biasa di ajaknya membolos hari ini tidak masuk kelas karena harus mengurusi kepanitiaan untuk acara ulang tahun sekolahnya.
"Pssstt" Chanyeol yang mulai bosan menggoda anak laki-laki yang duduk di depannya.
"Wae?" Jawab anak lelaki itu membalikkan badannya dengan canggung.
"Ya, kenapa wajahmu canggung begitu? apa wajahku terlihat seperti monster?"
"Ani, wajahmu lebih seperti goblin" jawab anak lelaki itu menahan tawa kemudian membalikkan badannnya lagi ke depan.
"Aisss, jinjja" Chanyeol mendorong pundak anak lelaki itu. "Kamu mau ngapain istirahat nanti? apa kamu mau ke kantin denganku?" Chanyeol melanjutkan lagi.
"Apa kamu mau traktir?" jawab anak lelaki itu tanpa membalikkan badannya.
"Ya! apa kamu pacarku?"
Anak lelaki itu cuma tersenyum dan tidak menjawab
"Apa kamu gak mau ke katin?" tanya Chanyeol lagi sambil mencondongkan wajannya ke belakang punggung anak lelaki itu dengan berbisik
***
"Chanyeol-ah" tampak seorang anak lelaki mendekati Chanyeol
"Oh hyung anyeonghaseo"
"Wah kamu sekolah disini? kenapa kita belum pernah ketemu ya? padahal sudah 1 bulan sekolah dimulai"
"Nee hyung" Chanyeol tersenyum kikuk dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal
"Mungkin karena aku gak pernah ke kantin lelaki. Apa kamu pernah ke kantin perempuan? disana makanannya enak-enak"
"Aku selalu ke kantin ini hyung. di kantin perempuan selalu ramai"
"Ahh nee, bagaimana kabar hyung-mu?"
"Dia masih di Amerika"
"Sampaikan salamku pada hyungmu kalo kamu kesana. Kudoakan yang terbaik buat dia"
"Nee hyung gomawo. aku pergi kesana dulu hyung"
"Oh, oke.."
Chanyeol kemudian berjalan lagi menuju kantin laki-laki. Di sana ada banyak teman Chanyeol yang sudah menunggu. Chanyeol dan teman -teamnnya sering berkumpul di kantin untuk membicarakan semua hal. Tentang pelajaran, sepak bola, band, sampai game.
"Oh, dia siapa?" Suho menunjuk teman yang dibawa Chanyeol.
"Dia teman sekelasku hyung" jawab Chanyeol bangga sambil merangkul pundak temannya itu.
"Siapa namanya?" Chen menyahut
"Ah, aku belum tau namanya. Kenapa aku belum tanya namanya padahal kita sekelas haha babo" Chanyeol tertawa sambil menggaruk kepalanya
"Baekhyun. Aku Baekhyun"
"Anyyeong Baekhyun-ah" Tao menyapa Baekhyun sambil melambaikan tangannya dengan imut.
Baekhyun cuma tersenyum canggung dan duduk di sebelah mereka.
"Temanku ganteng kan? Ahh.. sepertinya ke gantenganku menular ke semua orang" Chanyeol menunjukkan aegyo-nya ke depan teman temannya.
"Ani, kamu seperti goblin" ledek Suho sambil menepuk-nepuk pundak Xiumin memberi kode. Semua temannya ikut tertawa.
"Ah hyung. bisakah sekali saja kamu bilang aku ganteng?" Chanyeol yang pura-pura sebal mencengkram baju Suho sambil memasang tampang marah.
Suho berusaha berkelit dan membalas menjewer kuping Chanyeol dengan tertawa.
"Ah Baekhyun kenalkan, ini temanku. Yang ini Suho hyung, dia Tao, Chen dan Xiumin hyung. Tao dan Chen seangkatan dengan kita. yang lainnya adalah kaka kelas kita. Ujar Chanyeol memperkenalkan teman-temannya sambil menunjuk mereka satu persatu.
"Oppa..." seorang anak perempuan berjalan menuju Chanyeol.
"Oppa? oppa siapa? aku?" Chanyeol yang bingung menunjuk ke arah dirinya sendiri.
"Nee." jawab anak perempuan itu memasang wajah imut.
"Kamu kelas berapa? kenapa panggil aku oppa?" Chanyeol yang semakin bingung menoleh ke arah teman-temannya memasang tampang heran. Teman temannya yang juga bingung cuma mengangkat bahu mereka.
"Kita seangkatan tapi aku ingin panggil kamu oppa, ini buat kamu oppa" anak perempuan itu manja dan memberikan sekotak coklat dan langsung pergi "Aku menuliskan nomer telephoneku disana" lanjutnya lagi dari jauh.
Chanyeol yang bingung kemudian menerima coklat tersebut dan meletakkannya di meja.
"Wuuuuuuuuuu..." Teman-temannya meledek Chanyeol dengan menirukan gaya anak perempuan tadi.
"Apa kamu gak mau menyimpan nomer telephonenya dulu di handphonemu?" tanya Chen menggoda Chanyeol.
"Ani. lagian handphoneku sedang rusak" Chanyeol langsung ngeloyor memesan makanan.
***
"Nomor yang anda hubungi tidak dapat menerima panggilan anda, silahkan hubungi beberapa saat lagi"
"Hyung bagaimana kabarmu? apa disana enak?"
"Tuut.. tuut.. tuut.."
"Tadi di sekolah aku ketemu temanmu yang sering main ke rumah kita. Dia titip salam untukmu, katanya dia mendoakan yang terbaik untukmu"
"Tuut.. tuut.. tuut.."
"Sebentar lagi piala dunia mulai hyung. Apa kamu masih mendukung Inggris? kalo aku masih mendukung Jerman. Tahun ini Jerman pasti jadi juaranya. Miroslav Klose pasti jadi Top Scorer"
"Tuut.. tuut.. tuut.."
"Ah iya, kemarin aku pergi ketaman untuk mencarikan Coco pacar. Tapi dia sepertinya homo hyung. Dia sinis di depan anjing perempuan. Dia malah suka sama anjing sebelah rumah kita itu. Ahh, apa dia gak mau punya istri?"
"Tuut.. tuut.. tuut.."
"Maaf hyung aku belum bisa kesana. Aku sekolah setiap hari. Tapi aku sudah titip salam ke eomma. Apa sudah disampaikan hyung?" Chanyeol menahan air matanya, membenamkan wajahnya di bantal.
"Tuut.. tuut.. tuut.."
***
"Gamsahamnida.." Chanyeol terlihat baru keluar dari tempat service handphone. Beberapa minggu yang lalu handphone yang di taruhnya di kantong celana sekolahnya tidak sengaja tercebur ketika dia dan D.O sedang duduk di kolam dekat sekolah mereka.
---23 New Message---
Setelah sampai rumah, Chanyeol langsung membuka isi pesan di handphonenya. Terdapat 19 pesan dari Ayahnya. 2 pesan dari D.O dan 1 pesan dari nomer asing.
Ayah Chanyeol mengirimkan pesan yang sama sebanyak 19 pesan untuk Chanyeol, yang isinya *Anakku jangan lupa makan, belajar yang giat. Figthing!*
"Sepertinya ayah menyuruh operator mengirimkan SMS yang sama setiap pagi. Apa dia lupa kalau handphoneku rusak?" gumam Chanyeol sambil tersenyum.
Ayah Chanyeol adalah tangan kanan dari seorang CEO perusahaan ternama di Korea. Jadi, ayahnya sering mendampingi ketuanya untuk meeting atau pun pertemuan-pertemuan penting di Korea bahkan ke luar negeri.
Ayah Chanyeol adalah seorang yang penyayang. Ketika sedang libur, dia selalu menyempatkan waktunya untuk Chanyeol. Entah untuk memasak bersama, membersihkan rumah dan taman, bahkan main game bersama. Ayah dan Ibu Chanyeol sudah lama bercerai sejak Chanyeol masih di sekolah dasar. Chanyeol mempunyai seorang kaka laki-laki yang sekarang tinggal dengan Ibu kandung dan Ayah tirinya.
Sudah 1 bulan ini Chanyeol di tinggal pergi ayahnya ke China. Tidak ada pembantu dirumahnya, jadi dia melakukan semua perkerjaan rumah sendirian.
--kriiing..kriingg-- Telephone rumahnya berdering
"Yoboseyo.."
"Chanyeol, ayo ke lapangan, kita main basket"
"Oh, nee hyung. tunggu sebentar aku belum ganti seragam. apa kamu sendirian?"
"Ani, D.O juga sudah disini. Nanti Tao, Chen dan Suho juga aku suruh kesini"
"Jinjja? rumah mereka kan jauh hyung. Ah, nanti biar mereka semua menginap dirumahku"
"Oh, betul itu. Palli wa, Chanyeol-ah"
"Nee hyung" Chanyeol menutup telephonenya dan langsung menuju kamarnya untuk ganti baju
.
***
"Noona ayo bangun, bantu aku kerjakan PRku.." Baekhyun merajuk berusaha membangunkan Jin Ah yang sepulang sekolah tadi langsung tergeletak di sofa.
"Nanti ya Baekhyun, noona capek sekali tadi ada pelajaran olahraga" jawab Jin Ah dengan sura mendengung karena posisinya yang telungkup dengan wajah terbenam di bantal.
"Aah noona ayo dong. Nanti aku belikan yoghurt. nee?" Baekhyun terus berusaha membangunkan Jin Ah dengan menggoyang-goyangkan kaki jin Ah.
"Kamu belikan dulu yoghurtnya, nanti kalo ada baru noona bantu kerjakan PRmu" Jin Ah masih tidak beranjak dari posisi semula.
"Noona bantu aku dulu, nanti kalau sudah selesai kita pergi ke supermarket berdua. Noona boleh beli yoghurt yang banyak"
"Jeongmal, jinjja? tepati janjimu Baekhyun-ah" ujar Jin Ah menodongkan jarinya ke wajah Baekhyun dan langsung bangun dari posisi tidurnya. Jin Ah membantu Baekhyun mengerjakan PRnya denngan semangat.
Jin Ah sangat suka yoghurt. Setiap pagi dia mengganti sarapannya dengan yoghurt. Sangat aneh memang, Eommanya juga tidak jarang memarahi Jin Ah karena kebiasaannya yang terlalu ketagihan minum yoghurt itu.
"Apa sudah selesai?" tanya Jin Ah pada Baekhyun.
Baekhyun yang masih serius mengerjakan PRnya tidak menjawab pertanyaan Jin Ah. Jin Ah kembali membuka-buka buku pelajaran Baekhyun yang lain dengan bosan. 10 menit kemudian Baekhyun selesai mengerjakan PRnya.
"Finish! Ah ternyata rumusnya gampang yaa. Noona jjang! Gomawo noona" ujar Baekhyun mengeluarkan aegyonya kemudian memeluk Jin Ah.
"Uri Baekhyun juga pintar" Jin Ah mengacak-acak rambut Baekhyun.
"Noona kajja, kita ke supermarket depan komplek"
"Oh nee.."jawab Jin Ah sambil membantu Baekhyun merapikan buku-bukunya. "Kai-ah, apa kamu mau ikut ke supermarket?" Jin Ah berteriak memanggil Kai yang daritadi berada di kamar.
"Ani, aku masih kerjakan PR noona"
"Noona kira kamu main game, kerjakan PRmu yang benar. Nanti noona belikan ice cream"
"Nee" jawab Kai berteriak dengan semangat.
Setelah Jin Ah mengganti baju seragamnya, dia dan Baekhyun segera berjalan ke supermarket.
Baekhyun dan Jin Ah memborong semua yoghurt yang di pajang di pendingin dan setelah itu membelikan ice cream untuk Kai dirumah. Setelah berbelanja, mereka berdua langsung berjalan pulang.
"Baekhyun-ah. kakiku capek. Ayo gendong noona" pinta Jin Ah memasang wajah memelas ke Baekhyun.
Walaupun tingkah Baekhyun seperti anak kecil, tapi untuk ujusan kekuatan dia lumayan bagus. Postur tubuhnya yang tinggi dan tidak terlalu kurus sangat pas untuk anak seumurannya. Maka dari itu Jin Ah sering meminta bantuan Baekhyun untuk mengerjakan pekerjaan yrumah yang biasa di lakukan ayahnya. Jika ayahnya belum pulang kerja, dia meminta tolong Baekhyun melakukannya.
Beaekhyun menggendong Jin Ah sepanjang perjalanan pulang dan membawa 2 kantong belanjaan di lengan kanan kirinya. Mereka berdua melewati lapangan olahraga komplek perumahan mereka.
"Baekhyun, Baekhyun-ah" tampak seorang anak lelaki memanggilnya dari lapangan olahraga.
"Oh, Xiumin hyung anyenghaseo" Baekhyun menurunkan Jin Ah dari punggungnya. "Noona tunggu sebentar ya aku kesana dulu, sebentar saja:" ujar Baekhyun kepada Jin Ah.
"Noona pulang dulu saja ya, nanti ice creamnya meleleh" Jin Ah mengambil kantong belanjaan dari tangan Baekhyun.
"Gwaenchana noona?" Baekhyun khawatir pada noona-nya karena dia tau Jin Ah tidak suka berjalan sendirian. Dan Jin Ah selalu menundukkan kepalanya ketika berjalan sendirian.
"Gwaenchana.." Jin Ah lalu melanjutkan berjalan ke arah rumahnya dengan menundukkan kepalanya seperti biasa.
Buggg...
Jin Ah menabrak seseorang dan jatuh ke jalan, begitu juga dengan kantong belanjaan yang di bawanya. Dia bangun dan masih menundukkan kepalanya lalu meinta maaf pada orang yang di tabraknya.
"Gwaencanha, aku yang salah. apa ada yang luka?" orang itu memperhatikan Jin Ah seksama karena khawatir melukai Jin Ah.
"Aku pernah dengar suara ini" gumam Jin Ah dalam hati dan tanpa menjawab pertanyaan orang yang di tabraknya. Pelan-pelan dia mengangkat kepalanya dan melihat orang yang ditabraknya.
"Ah.. Dia.." Jin Ah langsung berlari tanpa membawa kantong balanjaannya.
***