“Hana! Kamu habis dari mana?” Manajer Yoo menepuk pundak Hana saat dia baru memasuki kantor.
“Beli kopi untuk yang lain” jawab Hana.
“Sudah, kopinya simpan di meja. Sekarang kamu pergi ke ruangannya Direktur Kim”
Dengan wajah bingungnya Hana pergi ke ruangan Direktur Kim. Hmmm mungkin dia ingin mengatakan : MAAF KONTRAK KERJA KAMU TIDAK BISA DIPERPANJANG LAGI. Gumam Hana dengan wajah pasrahnya.
Sekretaris Direktur Kim pun mempersilahkan Hana masuk. Hana segera membungkuk hormat dan menyapa Direktur Kim.
“Oh, kamu sudah datang. Masuklah!” Ah Direktur Kim selalu bersikap lebih baik kepada karyawan yang akan dia pecat. Batinnya sedih.
-
-
-
-
-
Noooo....why???
Seseorang tersenyum menyeringai saat melihatnya. Hana kembali bergidik menyadari seseorang selain Direktur Kim berada di ruangan itu.
“Wow sulit dipercaya, seorang pegawai kontrak biasa sepertimu kenal dekat dengan Mino” Direktur Kim memulai percakapan. Sementara Hana masih memasang wajah terkejutnya.
“Anyeong, Hana ssi!!!” Mino menyapa Hana dan melebarkan senyumannya. Hana yakin itu hanya senyuman serigala yang sedang senang melihat mangsanya. Hana berusaha menyadarkan diri.
“Dekat? Kami tidak dekat!” Hana menampik ucapan Direktur Kim tentang fakta bahwa dia dan Mino dekat. Ah satu lagi, dia benar-benar terganggu dengan kalimat sindiran : Seorang pegawai kontrak biasa sepertimu. Hana berusaha untuk tidak protes tentang hal itu. Bisa saja dia langsung dipecat.
“Tidak dekat? Benarkah? Hahahaha. Begini Hana, mulai sekarang Mino akan menjadi Brand Ambassador Mall kita menggantikan Kim Soo hyun untuk 2 tahun ke depan. Dan Mino meminta dengan khusus, agar kamu yang membantu dia untuk segala hal yang berhubungan dengan kerjasama ini. Intinya kamu harus membantu Mino saat ada kegiatan dengan perusahaan kita.”
“Sepertinya Direktur Kim harus mempertimbangkannya lagi! Saya hanya KARYAWAN KONTRAK BIASA!” Akhirnya kalimat KARYAWAN KONTRAK BIASA keluar juga dari mulut Hana.
Direktur Kim menatap kearah Mino. Dan mino menggelengkan kepalanya. Hana berfikir apa Direktur Kim dan Mino sedang berkomunikasi lewat batin. Dia mencoba untuk tidak tertawa melihatanya.
Direktur Kim mendesah pelan. “Baiklah, bagaimana dengan tawaran DIANGKAT MENJADI KARYAWAN TETAP? Saya yakin Hana tidak akan menolak tawaran bagus ini!”
“Oke! Saya bersedia” Tanpa banyak berfikir, Hana segera menerima tawaran Direktur Kim.
“Baiklah soal kontrak kerja kita bicarakan besok, sekarang kamu ajak Mino berkeliling di Mall kita” Direktur Kim memberikan titahnya.
“Mari Mino, ikut dengan saya” Hana mencoba melebarkan senyumnya. S-A-N-G-A-T-L-E-B-A-R.
Setelah keluar dari ruangan Direktur Kim. Hana mengeluarkan amarahnya.
“Maksud kamu apa? Kamu masih dendam karena tamparan aku waktu itu? Tapi kamu juga melakukan hal cabul kepadaku. Tamparan itu hanya sebuah pembelaan. Jadi berhentilah bersikap seperti anak kecil yang pendendam”
“Wow!!! Beberapa menit yang lalu aku baru saja merubah status kamu dari KARYAWAN KONTRAK BIASA menjadi KARYAWAN TETAP, hhhmmm KARYAWAN TETAP BIASA –Mino meralat ucapannya :D- . Dan lihat, bebek gila yang satu ini malah memaki-maki sekarang. Dasar bebek gila.”
Hana terdiam. Kalau dipikir kembali, apa yang Mino ucapkan benar. Karena Mino, Hana diangkat jadi karyawan tetap sekarang.
Mino masih berjalan sambil melihat-lihat sekeliling. Menyadari Hana yang terdiam, Mino berdehem.
“Wah, bebek gila sudah diam sekarang? Hahahaha” Mino terkekeh.
Sial. Gumam Hana yang melihat Mino terkekeh didepannya. Saat itu yang ada di pikiran Hana hanya bagaimana cara mengoyak mulut Mino dan menjadikannya daging cincang.
“Hati-hatilah dengan ekormu. Saat aku mencengkram ekor mangsa. Aku tidak akan mudah melepaskannya. Dan saat pemilik ekor itu berusaha kabur, dia selamanya akan kehilangan ekornya”
Mino beretorika didepan Hana.
“Jadi aku adalah mangsa. Dan kamu sekarang sedang memegang ekorku? Kamu ingin menyiksaku hanya karena kejadian itu? Kekanak-kanakan!” Hana menatap tajam mata Mino. Dimatanya seperti akan keluar semburan api.
“Memangnya kamu punya ekor?” Mino kembali terkekeh sambil memegangi perutnya.
Hana benar-benar kesal. “Berhenti bercanda Mino, ini sudah tidak lucu lagi”
“O,ya. Mumpung aku disini. Aku ingin belanja” Mino memasuki salah satu toko jam tangan kemudian melihat satu persatu jam tangan mewah yang tepajang di etalase. Mungkin butuh beberapa tahun untuk Hana agar bisa membeli satu buah jam tangan dari tempat ini.
Beberapa orang mulai menyadari kehadiran Mino. Dan mulai mengambil beberapa foto dari jarak beberapa meter.
“Pegang ini” Mino dengan semena-mena menyuruh Hana membawakan 3 tas berisi jam tangan mewah yang dia beli. “Hati-hati pegangnya. Ini mahal” ucapnya lagi.
Hana hanya tersenyum sinis.
Tidak cukup disitu. Mino kemudian masuk ke beberapa toko dan membeli banyak barang. Dan siapa lagi yang membawa semua barang-barang itu kalau bukan Hana. Kemudian dia memberitahu Hana akan menjaga jarak, 2 meter, dari dia.
“Aku tidak mau fans tahu kalau kamu sedang membawa barang-barangku sekarang. Jadi jarak 2 meter adalah jarak yang aman. Jangan sampai imej ku rusak karena akan berdampak buruk juga untuk Mall ini. Arasseo!” Mino mengarahkan jari telunjuknya ke arah Hana.
Yang ingin dilakukan Hana sekarang bukan lagi sekedar mengoyak mulut Mino. Dia ingin memutilasi setiap inch tubuh Mino dan menggantungnya di setiap toko yang ada di Mall ini. Hana bergidik sendiri membayangkan imajinasi sadisnya. Dan kemudian tersenyum kecil.
***
Mino memasuki apartemennya dengan banyak barang yang dia beli di Mall tadi. Kemudian menaruh semua barang belanjaannya di meja. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya takjub.
“Kamu benar-benar gila Mino! Buat apa semua barang-barang ini?” ucapnya pada diri sendiri. Namun kemudian dia tertawa teringat akan ekspresi kesal Hana saat dia membawakan semua barang belanjaannya.
“Benar ini sebuah kepuasan batin saat mengerjai si bebek gila”
Handphone Mino berdering. Sebuah nomor baru. Dan dia mengabaikannya. Namun nomor itu terus saja mencoba menghubunginya. Ah mungkin panggilan penting. Gumamnya.
“Hallo?”
“Mino?”
“Ya. Ini siapa?”
“Hana. Aku Hana”
Mino sedikit terkejut.
“Dompetku tertinggal di salah satu tas belanjaanmu. Dimana aku bisa mendapatkan dompetku kembali?” Hana menjelaskan dengan cepat. Nafasnya sedikit tidak beraturan.
“Benarkah? Sebentar aku cari dulu. –beberapa saat kemudian- Ah ketemu. Dompet warna coklat?”
“Ya. Itu dompetku. Dimana kita bisa bertemu?”
“Jangan-jangan kamu sengaja meninggalkan dompetmu supaya bisa bertemu denganku?” Mino mencoba menggoda Hana
“Yaaa!!!! Diam kau Mino! Aku malah sama sekali berharap tidak melihatmu!” suara Hana sedikit keras di sebrang sana. Mino kembali terkekeh.
“Baiklah. Aku akan kirim sms soal tempatnya. Aku tutup teleponnya.”
Percakapan pun terputus.
Setelah mengirimkan sms kepada Hana. Mino masih memandangi dompet coklat yang dipegangnya. Batinnya berkecamuk. Di satu sisi dia ingin membuka dompet itu, dan di sisi lain dia menyakinkan dirinya untuk tidak melakukan itu.
Dan......
***
-TAMAN-
“Mana dompetku” ucap Hana ketus sambil mengulurkan tangannya.
Mino pun mengembalikan dompet Hana. Dan tersenyum manis.
“Kamu gila yah? Kenapa tersenyum seperti itu?” Hana memincingkan matanya.
“Hana noona!” Mino mengucapkan kata ‘noona’ dengan sedikit beraegyo.
“Mwo???”
“12 February 1990. Dan masih memanggil aku dan bahkan seungyoon dengan sebutan oppa? Hahahaha”
“Kamu membuka dompetku? Kamu tidak belajar tentang yang namanya privasi orang lain?”
“Mian, noona!”
“Berhenti memanggil aku noona!”
“noona!”
“Ya!!! Mino!!!”
“noona. Noona. Noona crazy duck hahahaha”
Mendengar Mino memanggil, lebih tepatnya meledek Hana dengan kata ‘noona crazy duck’ Hana mencoba memukul Mino dengan dompetnya. Namun Mino segera lari menghindar. Hana sama sekali tidak menyerah dan berlari mengejar Mino yang tanpa henti berteriak “noona bebek”