AUTHOR POV
“mukanya penuh dengan luka” pekik salah satu siswi di kelas itu.
“cih berandalan” gumam Ahra.
“Anyeong Haseyo jae ireumeun Kim Jongin Imnida beberapa orang menyebutku Kai banggapseumnida” Kai membungkukkan badannya setelah perkenalan singkatnya.
“kau bisa duduk di sudut belakang sana” tunjung sang guru.
“Kamsahannida” ucap Kai lalu melangkah menuju tempat duduknya.
“dia ternyata seorang laki – laki aku kecewa” bisik Jungkook begitu Kai melewati tempat duduknya.
“berisik kau” gertak Ahra tanpa menoleh pada Jungkook.
Jungkook hanya mengumpat kesal mendapat balasan yang tidak di harapkan dari Ahra.
“setelah ini guru pelajaran kalian akan segera masuk jadi jangan ribut” peringat Guru Ahn lalu keluar dari kelas.
Beberapa anak terlihat berbisik sambil memandang kearah Kai.
Tiba – tiba seseorang datang dengan terburu – buru menempati kursi kosong yang berada di samping Ahra.
“kau lebih lambat 3 menit dari hari kemarin” ucap Jihyun sambil memandang seseorang yang baru masuk itu.
“tapi aku tidak sepenuhnya ketinggalankan” Orang itu tersenyum bangga.
“ehh itu si murid baru?” bisiknya sambil memberitanda ke arah Kai.
Ahra, dan Jihyun hanya menggangguk sambil merapikan duduk mereka.
“Daebak! Sepertinya kelas kita kedatangan seorang jagoan”.
“YAA! Oh Sehun sedang apa kau cepat rapihkan dudukmu” sentak seorang guru yang baru saja masuk kedalam kelas tanpa disadari oleh sehun.
Sehun langsung merapikan duduknya dan menatap Ahra dan Jihyun yang sedang menahan tawa dengan tatapan kesal.
***
Bel pun berbunyi beberapa murid sudah berhamburan keluar dari sekolah.
“setelah ini kau mau kemana?” tanya Jongkook.
“aku? Mmmm pulang” jawab Jihyun dengan santai.
“yahhh bagaimana kalau kita ke cafe ada sebuah cafe waffle baru di dekat stasiun kereta sana” usul Sehun dengan semangat.
“aku tidak bisa Siwon oppa berkata akan menjemputku” ucap Ahra membuat Jungkook dan Sehun berdecak.
“maaf kalian pergi saja bertiga, aku pergi sekarang yaa Anyeong!” Ahra berlari meninggalkan kelas mereka.
Seseorang melambaikan tangan begitu melihat Ahra keluar dari gerbang sekolahnya.
“Oppa..” teriak Ahra sambil berlari menghampiri Siwon.
“gomawo sudah menyempatkan waktu untuk menjemputku padahalkan oppa sangat sibuk” ucap Ahra.
“aigooo~ sejak kapan kau jadi seperhatian ini” Siwon mengacak rambut Ahra lembut.
“ehehehe”.
“HEY!” teriak seorang Siswa dari kejauhan yang sepertinya tertabrak oleh siswa lain.
“Maaf” ucap Siswa yang menabraknya, itu Kai.
“Cih anak berandal itu” cibir Ahra pelan.
“kau mengenalnya?” tanya Siwon.
“dia anak baru dikelasku dan parahnya juga dia adalah tetangga baruku ahh sudahlahh ayo kita pulang oppa” Ahra merengek.
“baiklah tapi baru saja aku ingin mengajakmu makan siang bersama” ucap Siwon sambil membukakan pintu mobilnya untuk Ahra.
“baiklah tapi aku yang memilih tempatnya kali ini”
***
Malam hari Ahra masuk kedalam kamar Donghae ia melihat kakak pertamanya itu sedang mengerjakan sesuatu dengan laptopnya merasa kesepian karena Jinki tak kunjung pulang akhirnya ia berguling – guling di atas kasur donghae.
“apa yang sedang kau lakukan?” tanya Donghae tanpa mengalihkan pandangannya.
“aku bosan tak ada yang bisa aku kerjakan, kakak laki – lakiku sibuk semuanya aku jadi agak kesepian” jawab Ahra sambil merentangkan tangannya.
“memangnya tidak ada tugas sekolah yang harus dikerjakan?”
“tidak, ohh ya oppa kau tahu anak tetangga baru itu?” Ahra menegakkan badannya menghadap pada punggung Donghae.
“tidak aku belum pernah menemuinya” jawab Donghae santai.
“dia juga anak baru di kelasku namanya Kim Jongin tapi orang – orang memanggilnya Kai aku tidak tahu kenapa, lalu yang lebih parah adalah dia muncul pertama kali di depan kelas dengan muka penuh lebam” cerita Ahra dengan sedikit bersemangat.
“Benarkah?”.
“ohh~ aku rasa dia seorang berandalan di kelas pun tak ada yang berani mendekatinya” lanjut Ahra donghae berbalik menatap Adiknya itu.
“kalau begitu kau jangan dekat – dekat dengannya” ucap Donghae.
“aku memang tidak berencana untuk mendekatinya” jawab Ahra dengan mantap.
“baguslah, tadi Siwon mengajakmu kemana?”.
“hanya makan siang bersama lalu Siwon oppa mengantarku pulang dan dia kembali ke kantornya” Ahra kembali berbaring.
“dia tidak mengatakan apapun padamu?” tanya Donghae dengan hati – hati.
Ahra bangun dengan cepat mendengar pertanyaan yang dinilai sedikit aneh olehnya “tidak, wae? Apa kalian punya rahasia?”.
“tidak hanya sedikit urusan bisnis” ungkap Donghae lalu kembali kepada apa yang dikerjakannya.
“Opaa sedikit aneh” Gumam Ahra sambil menyipitkan matanya.
***
Ahra berjalan dengan gontai membawa beberapa buku tebal ditangannya.
“Aisshhh kenapa harus aku petugas piket hari ini, selalu seperti ini akhirnya seperti pembantu” gerutu Ahra sambil terus berjalan menuju perpustakaan.
“butuh sedikit bantuan?” tanya seseorang yang menyusul Ahra.
Ahra melirik seseorang itu, ia terkejut ternyata itu Kai dengan sisa luka di sudut bibirnya.
“tidak aku bisa melakukannya sendiri” jawab Ahra lalu berjalan dengan cepat menjauhi Kai.
“Apa dia mengganggumu?” tanya Jungkook yang kebetulan melihat kejadian tadi den langsung menghampiri Ahra yang terus berjalan membawa buku – buku itu.
“Tidak”.
“ahh aku kira dia mengganggumu... kalau begitu, Selamat bertugas” Jungkook berlalu begitu saja, membuat Ahra semakin menggerutu.
Setelah berhasil mencapai perpustakaan Ahra kembali melanjutkan aktivitas belajarnya hingga larut malam karena ada pelajaran tambahan bagi siswa yang akan segera mengikuti test untuk melanjutkan ke Universitas.
Hari ini Ahra terpaksa pulang dengan Bus karena Siwon tidak bisa menjemputnya ia sibuk dikantornya begitupun dengan Donghae, sedangkan Jinki tidak memiliki kendaraan apapun jadi tidak ada pengaruhnya dia sibuk atau tidak.
Dari sekolah dia menempuh waktu sekitar 20 menit hingga halte terdekat dengan rumahnya namun ia masih harus berjalan sejauh 100 meter untuk mencapai rumahnya yang berada disebuah komplek rumah yang bisa terbilang mewah.
Ahra mengayunkan kakinya sebal, hingga ia mendengar sebuah teriakkan.
“ANAK SIALAN!!! PERGI KAU!! ATAU KUBUNUH KAU SEKARANG JUGA!!!” Ahra mendengar teriakkan itu dari sebuah rumah yang tak jauh dari rumahnya.
“bukankah ini rumah...”
BRAAAAKKKK!!!
Pintu gerbang tinggi itu terbuka dengan kasar dan seseorang terlempar keluar.
“OMO!” Ahra menutup mulutnya kaget.
Ia mendekat pada seseorang itu dengan panik.
“Kau.... Kau baik – baik saja? Astaga Tanganmu mengeluarkan darah!!” pekik Hana sambil berusaha menolong namun karena panik ia tidak tahu harus berbuat apa.
-To Be Countinued-
Haiii~ ini Chapter 2 dari 'Understad Love'
makasih buat yang udah baca 'Open Arms' sana 'Understan Love' semoga makin menghibur yaa ceritanya~
ohh ya Let's be friend guys (?) ahahaha
Hwaitiiing ;>