Author Pov's
Pagi yang cerah, mengantarkan hari-hari yang menyenangkan pada Han Jimin gadis berusia 20 tahun yang bekerja di coffee shop. Senyum manis pun merekah di bibir mungilnya yang siap menyapa tiap pengunjung yang masuk ke dalam coffee shopnya. Banyak sekali, tipe orang-orang yang Jimin jumpai di tempat kerjanya. Sampai matanya tertatap menuju sepasang kekasih yang sedang tertawa bahagia.
"Apa itu yang namanya cinta?" gumam Jimin memperhatikan sepasang kekasih yang sedang duduk berdua di dekat jendela
"Ya, kenapa kau memperhatikan mereka?"
Lamunan Jimin terusik karena ulah bosnya yang usil, Lee Seunghyun tapi sering dipanggil Seungri. Bos Jimin sebenarnya adalah teman kampusnya. Usaha Coffe Shop sebenarnya usaha bersama tapi karena Seungri yang memegang saham yang besar di coffee shop ini jadi ia di tunjuk sebagai bos.
"Kau menggangguku saja!" sebuah serbet melayang cepat kearah tubuh Seungri
"Ini sakit, bodoh..." protes Seungri karena ulah kejam yang dilakukan Jimin
"Kau yang menggangguku!" teriak Jimin kesal
Tak henti-hentinya Jimin mengumpat kesal kepada Seungri. Tangan indahnya pun tak absen untuk memukuli tubuh tegap Seungri. Sungguh, Jimin sangat kesal karena penelitiannya tentang cinta terusik oleh setan yang tak tahu tempat bercanda.
"Ya, jaga sikapmu. Nanti pelanggan kita kabur semua" Seungri memperingati Jimin agar menjaga sikap dan berhenti mengumpat serta memukulinya
"Aku tidak peduli, bodoh!" bentak Jimin marah
KRINGGG~
Suara lonceng yang diletakkan diatas pintu depan berbunyi, pertanda ada pengunjung yang masuk dan hendak memesan kopi. Namun, Jimin tetap tak mengubris peringatan lonceng tersebut. Wanita muda itu tetap memukuli dan mencaci maki Seungri. Sampai tubuh seorang lelaki yang cukup tegap berdiri didepan kedua anak manusia yang sedang bertengkar tak karuan.
"Ada pelanggan!" teriak Seungri
"Aku tidak peduli, bo...? Apa?" Jimin baru sadar dan langsung memperbaiki sikapnya
"Maaf atas kejadian tadi, tuan" Jimin meminta maaf atas perilaku yang terjadi barusan
"Hahaha, kau ini lucu sekali ya. Han...Jimin"
Jimin terkejut mengetahui pria muda itu mengetahui namanya dan seingat Jimin pria itu bukanlah pelanggan tetap melainkan pelanggan baru.
"Anda mengenal saya?" tanya Jimin dengan tampang yang terlihat lugu
"Tidak, tapi itu..." pria muda itu menunjuk kearah name tag yang terpasang di kemeja berwarna hitam Jimin. Melihat keluguan Jimin, Seungri hanya bisa terkekeh geli apalagi mengingat wajah bodoh yang ia tunjukkan kepada pelanggan barunya. Sungguh itu sangat bodoh.
Jimin menengok kearah Seungri yang sedang tertawa kecil, menertawai kebodohan yang ia lakukan tadi. Tangan Jimin pun memukul bahu Seungri agar ia berhenti tertawa.
"Ah, anda mau pesan apa?" Jimin mencoba membuat suasana normal kembali
"Americano coffee" pria itu tersenyum sangat manis hingga membuat Jimin diam tak bergeming
"A...americano ya" Jimin menulis pesanan pelanggan barunya
"Ya" senyumnya kembali terukir
Jimin langsung meracik kopi pesanan pelanggan baru coffee shop nya. Sesekali Jimin memandang pelanggan barunya yang duduk di pojok. Namun, dengan cepat ia langsung mengalihkan pandangannya ke perkerjaannya daripada ia semakin tenggelam dalam khayalannya.
Tak berapa lama, kopi americano sudah jadi. Tanpa menunggu panjang lebar, Jimin langsung mengantarkan pesanan pelanggan barunya.
"Ini, Americano coffee" Jimin meletakkan sebuah cangkir yang terlihat klasik
"Terima kasih..." senyum itu kembali terukir yang membuat jantung Jimin berdegup kencang
Jimin berusaha membunyikan wajah merahnya dengan bergegas pergi dari meja no 7 itu, tapi langkahnya terhenti karena pria muda itu memanggilnya.
"Tunggu..." panggil pria muda itu
Jimin tak berhasil lolos, ia pun menghampiri meja no 7 itu kembali dan menanyakan kenapa dia memanggilnya.
"Ada apa tuan?" tanya Jimin berkeringat
"Duduklah..." titah lelaki tampan itu menyuruh Jimin duduk dengannya
"Ta...tapi tuan..." Jimin terbata-bata berusaha menolak permintaan pelanggannya
"Sudah duduklah" lelaki itu menarik Jimin untuk duduk disebrang kursinya
Jimin tak kuasa menyembunyikan wajah merahnya. Jimin berharap Seungri datang menghampirinya dan menyuruhnya untuk kembali bekerja tapi Seungri tak kunjung datang. Dasar tak bisa diandalkan -umpat Jimin dalam hati.
Lelaki itu menyeruput kopinya, terlihat wajah puas mengembang dalam mimiknya. Ia menatap Jimin yang terlihat sangat gugup.
"Kopi buatanmu enak" pujinya yang membuat Jimin semakin salah tingkah
"Santai saja, kau tidak usah gugup seperti itu"
"Ohya, namaku Kwon Jiyong"
"Ne, Tuan Kwon..." Jimin berusaha menyapa dengan sopan
"Panggil saja Jiyong, aku belum terlihat tua bukan?" Jiyong memasang aegyonya yang membuat Jimin berkeringat dingin
Jimin berdiri dan terlihat wajahnya pucat dan merah. Otaknya mencoba merangkai kata-kata untuk memberi alasannya untuk pergi dari hadapan Jiyong.
"Ah, aku tidak bisa lama-lama. Bosku pasti menungguku disana" Jimin terlihat tergesa-gesa
Melihat tingkah Jimin, Jiyong hanya tersenyum dan langsung menikmati kopinya kembali.
20 Minutes later~
Jiyong telah selesai menikmati kopinya. Ia segera bergegas mengunjungi kasir yang tak lain adalah Jimin.
"Wah, kau jadi kasir juga?" Jiyong terlihat kaget
"Tidak, sebenarnya bosku yang memegang kendali kasir tapi kulihat ia sedang pergi" ucap Jimin sambil membunyikan paras cantiknya
"Tidak baik menundukkan wajahmu dihadapan pelanggan" protes Jiyong sambil merogoh dompet yang ada di kantong jeans nya.
"Maaf..." lirih Jimin sambil membenarkan posisi wajahnya
Melihat wajah Jimin sudah diposisi yang benar, Jiyong pun tersenyum dan membuka dompetnya.
"Berapa?"
"3.800 Won"
"Ya, ambil saja kembaliannya. Anggap saja itu tip buat kamu" Jiyong memberikan uang 10.000 Won kepada Jimin
"Ah, Terima kasih tuan" Jimin terlihat senang tapi tidak dengan Jiyong
"Sudah kubilang, panggil saja Jiyong atau Jiyong-ah lebih akrab" Jiyong berhasil membuat Jimin mematung tak bergeming
"Ah, besok pasti aku akan kembali lagi kesini. Sampai Jumpa~" Jiyong pergi melangkah keluar dari caffee shop Jimin dan ia memasuki sebuah mobil Lamborghini.
Jimin masih tetap memandangi mobil Lamborghini yang sudah melesat jauh meninggalkan caffee shopnya.
"Sampai jumpa juga, Jiyong-ah" Jimin melambai tak jelas dan mulai tersihir dalam dunianya sendiri.
-To be Continued-
Bagaimana chingu? Mau lanjut? Kasih Love dan Comment nya dulu ya :)
Gomawo :))