Di malam hari
#Ruang Makan
“Dimana Mark ? Dia tak makan, yugyeom ?” tanya Jaebum
“Dia masih lemas, hyung. Tapi, aku sudah membawakan makanan untuknya.” Jawab Jinyoung
“Okay.”
“Hyung, kau sudah menyuruhnya minum obatkan ?” tanya Youngjae
“Iya, dia sudah meminum obat saat aku menyuapinya.”
Jackson hanya melihat ke arah Jinyoung. Saat itu, Jinyoung yang sadar di lihat oleh Jackson pun membalas tatapan Jackson. Jaebum, Yugyeom, Bambam, Youngjae hanya melihat tingkah Jinyoung dan Jackson. Selesai makan, Jackson lah yang pertama keluar dari ruang makan.
Jackson POV
#Di Kamar Mark – Jackson
Aku melihatnya terbaring lemas di kasur. Aku sangat menyesal dengan apa yang ku lakukan padanya. Tanpa ku sadari, dia membalikkan badan dan melihatku berdiri di kamar. Dia melemparkan senyum padaku. Aku merasa hatiku seperti berlari dan ingin bersembunyi. Aku sangat merindukan senyumannya. Aku ingin membalas senyuman itu, tapi tidak. Aku masih marah dengannya. Saat aku membuka pintu, dia memanggil namaku. “Jackson ah, Jackson. Stay here. Sleep here. I really miss you.”. Aku cukup mendengarnya dan aku tetap keluar dari kamar. Lima menit setelah itu, aku kembali masuk kamar dan berlari ke kasur Mark. Aku memeluknya erat. Aku lelah marah.
“Maafkan aku, Jackson.” Katanya
“I miss you too, hyung.” aku tak ingin membalas permintaan maafnya. Aku mengalihkan itu dengan bilang aku juga merindukannya. Benar, aku sangat rindu padanya.
Mark membalas pelukanku dan dia tertidur di pelukanku. Aku melepaskannya dan membiarkan dia tidur tenang di kasurnya. Aku mendengar hape nya berbunyi, saat aku lihat itu telepon dari Yerin. Seketika Mark hyung melihatku sedang memegang hapenya.
“Kau tak ingin memberikan itu padaku?”
“Aku ingin tahu apa yang dia katakan.”
“Jackson!” bentaknya
Aku tak peduli, aku mengangkat telepon itu dengan diam juga aku lihat Mark hyung sedang mengepalkan kedua tangannya.
“Oppa. I really miss you. Kapan kita bertemu lagi ? Aku ingin bertemu secepatnya.” Saat mendengar kata-kata tersebut dari Yerin, entah kenapa tanganku membanting hapenya.
“Kau gila?!!!”
“Iya, aku gila hyung!” bentakku
Aku keluar dari kamar dengan membanting pintu. Semua member terbangun, Bambam yang melihatku menangis segera menyusulku dari belakang dan menarikku masuk ke dalam kamar.
“Hyung, tidurlah bersamaku. Biar Yugyeom di kamarmu.” Ucap Bambam
Aku hanya melihat ke arah Yugyeom. Di pagi buta seperti ini, dia tetap bersikap baik. Aku sangat senang punya maknae yang tidak penuntut seperti dia. Aku pun tidur di kasurnya.
****
Di pagi hari
#Ruang Makan
“Dimana Jackson ?” tanya Mark
“Bambam dan Jackson belum keluar dari kamar, hyung.” Jawab Jinyoung
Setelah itu, semua member mendengar suara teriakan kencang dari kamar Yugbam “Tolong!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” semua member bergegas ke kamar YugBam.
“Astaga, Jackson!!!” teriak Mark
“Hyung, kita harus bawa Jackson hyung ke rumah sakit. Ini parah, hyung. Jeongmal.” Teriak Bambam sambil menangis
“Iya, kita bawa dia ke mobil cepat.” Ucap Jinyoung
“Hyung, bertahanlah.” Kata Youngjae (menangis)
“Aku akan ke leader-nim dulu supaya ini tak menjadi berita.” Kata Jaebum
“Ppali, hyung, ppali.” Teriak Yugyeom
Semua member memapah Jackson ke mobil. Mereka menangis dan begitu sedih. Mark, memegang erat tangan Jackson yang terus mengeluarkan darah. Dia tetap menangis. Bambam yang ada di sebelahnya memeluk hyungnya. “Hyung, nerhentilah menangis. Jackson hyung akan baik-baik saja, tolonglah.”
****
Satu-satunya yang ada di kamar ICU adalah Mark. Jinyoung memaksa Bambam untuk cerita yang sebenarnya selagi member GOT7 mengurus hal yang lain.
“Ceritakan sedetailnya, Bambam.”
“Tapi, aku janji dengan Jackson hyung untuk tidak memberitahu yang lain. Hyung, mianhae.”
Dari kejauhan Yugyeom berlari ke arah mereka. Dia melemparkan kertas ke wajah Bambam.
“Ini maksudnya apa?!!”
“Itu surat yang di buat Jackson hyung saat aku tidur.”
Jinyoung membaca isi surat tersebut dan melihat Bambam dengan wajah marah.
“Kau harus jelaskan ini!!”
“Baiklah! Mark hyung dan Jackson hyung sedang berantem, kalian tidak tahukan ? Iya tidak, karena mereka menyembunyikan itu dari kalian! Semalam, aku mendengar Jackson hyung bilang bahwa aku harus menjaga Mark hyung. Dan aku tak tahu kalau itu adalah pesan yang terakhir sebelum dia mencoba bunuh diri. Kalian tahu seberapa takutnya saat aku lihat Jackson hyung terbaring di lantai dengan nadi yang mengeluarkan banyak darah ? Apa kalian tahu seberapa takutnya aku ketika lihat Mark hyung jatuh di toilet ? Aku sayang sama mereka, mereka selalu ada untukku! Kalian hanya melihat apa yang kalian lihat tapi tidak bisa merasakan yang tidak terlihat!” Bambam berlari ke ruang ICU
Jaebum dan Youngjae hanya melihat dari kejauhan, kemudian menyusul Bambam.
“Kita tak seharusnya marah-marah di situasi seperti ini.” Kata Jaebum (merangkul Bambam)
“Lepaskan, hyung. Kau tak tahu apa-apa.” Bambam masuk ke dalam, meminta hyungnya untuk beristirahat. Dia pun duduk di sebelah Jackson.
“Mark, kau pulang saja. Kau butuh istirahat.” Kata Jaebum
“Tidak sebelum Jackson sadar.”
“Hyung, bagaimanapun kau juga harus memperhatikan kesehatanmu.” Ucap Youngjae
“Biar aku saja yang membawa Mark hyung kembali.”
“Tidak, jinyoung! Kalian tak bisa memaksaku.”
“Demi Jackson, hyung. Demi dia, kau harus sehat.”
Setelah mendengar kata itu dari Jinyoung, ia pun pulang bersama Jinyoung.
#di mobil
“Hyung, kau sebenarnya ada masalah apa dengan Jackson ?”
“Tidak ada, aku baik-baik saja dengannya.”
“Dia tak mungkin mencoba bunuh diri tanpa alasan.”
“Aku yang bodoh!” kata Mark (memukul kepalanya)
“Stop, hyung! Kenapa kau begini ?”
“Ah, aku ingat. Apa aku jatuh dari toilet, Jinyoung ?
“Iya hyung dan Jackson...”
Belum sempat menjelaskan, Mark mengangkat telepon. Itu bukan dari Yerin tapi dari ayahnya, Raymond Tuan.
“Yeah dad.”
“Can I speak with Jackson, hon ? His phone is not active.”
“He’s ill dad. He tried to kill hisself.”
“Oh my god! How dare him!”
“Pray for him dad, please. It’s all my mistake.”
“Don’t say that honey. I know you better than anyone else. Keep calm. Call me if he gonna be fine. Okay. Take care, my boy.”
“Of course daddy.”
Sesampai di asrama...
“Istirahatlah hyung.”
“Ne, gomawo.”
“Cheonma.”
****
Melewati lima hari dimana kondisi Jackson kritis, hari ini dia sudah diperbolehkan pulang oleh rumah sakit tapi tetap dalam pengawasan Dr. Kim. Mark melihat Bambam memapah Jackson dengan hati-hati.
Jackson POV
Aku melihat Mark hyung berdiri disana saat yang lain mencoba merangkulku bersama, dia hanya berdiam diri disana. Aku tahu dia juga menghawatirkanku, aku sangat sedih harus kembali kesini. Mengapa aku tidak mati saja ? Ini lebih sakit saat aku tahu aku masih harus bertemu dengannya.
“Jackson, minumlah.” Jaebum memberikan teh hangat padaku
“Hyung, kau tidur lagi saja di kamarku. Aku akan menjagamu.” Kata Bambam
“Not only Bambam hyung, me too.” Ucap Yugyeom (tersenyum)
“Don’t worry. I’ll be fine. Aku akan kembali tidur di kamarku dengan Mark hyung.”
Mark hyung yang melihatku bicara seperti itu, dia meninggalkan kami semua dan kembali ke kamar. Member lain hanya terdiam melihatku dan kepergian Mark. Seketika suasana menjadi hening.
“Kalau begitu biar aku memapahmu ke kamar, hyung.”
“Iya, gomawo Bambam.” Aku mencubit kedua pipinya
#Di kamar Mark-Jackson
“Hyung, kau tak keberatan jika aku tidur lagi disini kan ?”
“Do what you want. If you want too, you can kill yourself again.” Setelah berkata seperti itu, dia membalikkan badannya. Hatiku sakit sekali. Dia sangat tega padaku. Aku begini karenanya, kenapa dia tidak peduli ? Aku pikir dia dan Bambam selalu ada untukku, tulus menyayangiku ternyata hanya Bambam yang selalu ada untukku. Aku tak bisa marah padanya. Memang ini salahku, salah karena mencoba bunuh diriku.
“Jika kau tak suka aku tidur disini, aku akan kembali ke kamar Bambam.”
Mark hyung hanya diam di kasurnya. Meskipun aku masih lemas, aku tetap menuju ke kamar YugBam. Dan aku pingsan disana.
“Hyung, kau sudah sadar ?” tanya Bambam yang menangis
“Kau kenapa Bambam ? Don’t cry, baby.”
“Kau pingsan, aku khawatir hyung.” dia masih menangis di hadapanku
Aku melihat semua member berada di sekitar kamar tapi Mark hyung tidak disini. Ini sudah jelas bahwa dia sudah tidak mau peduli padaku.
Bambam hanya melihatku, dia seakan tahu aku sedang mencari Mark hyung. Dia mulai berhenti menangis dan memegang tanganku
“Akan ku panggil Mark hyung kesini. Tunggu, hyung.”
Aku menahannya untuk tidak pergi kesana. Aku tak ingin terlihat menyedihkan. Aku tak mau dikasihani dan mengemis perhatian dari Mark hyung. Aku memintanya tetap di kamar bersamaku dan menyuruh member lain keluar dari kamar.
“Hyung, apa kau mau ku ceritakan semua pada Mark hyung ? Kau membuatku sedih jika terus seperti ini.”
“Hya! Kau sudah berjanji padaku.”
“Tapi hyung! Aku tak mau hubungan kita renggang seperti ini.”
“Kau pikir aku mau ini terjadi ?”
“Aku tahu masalah kau dengan Mark hyung.”
Aku menatap Bambam dengan serius. Apa dia tahu kalau Mark hyung berpacaran dengan Yerin ?
“Ini soal Yerin noona kan ? Saat mereka di rumah sakit menjagamu hyung, noona datang kesini. Dia mencari Mark hyung. Aku terkejut saat lihat Mark hyung ada di kamar dan tidak pergi ke rumah sakit. Mark hyung bilang padaku untuk menjaga rahasia ini. Kau tahu, dia menceritakan semuanya padaku.”
“Cukup Bambam, aku tak mau meneruskannya. Dia sudah membohongiku lagi. Dia bilang bahwa aku orang pertama yang akan dia beritahu.”
“Mianhae, hyung. Tapi kau harus tahu yang sebenarnya. Jadi, aku sempat lihat Yerin masuk ke kamar kalian, aku tak tahu mereka melakukan apa disana tapi yang pasti saat noona pulang dia mencium pipi Mark hyung.”
“Sudah cukup Bambam !!” aku menutup telingaku
“Aku yakin mereka pacaram.”
Aku melempar bantal ke arahnya dengan keras dan membentaknya
“You know, he’s a bastard!”
Saat aku teriak, kepalaku sangat sakit. Badanku menggigil dan kepalaku pusing. Aku pingsan lagi. Bambam teriak meminta tolong.
****