Tittle : Crystal Legacy
Main cast : Bae Suzy, Kim Myungsoo. Jung Soo Jung
Other cast : Choi Minho, Kim So Eun, Kim Sang Bum, Lee Junho, Infinite and other
Rating : PG – 19
Genre : romance, fantasy, magic
Scriptwriter : KimMissA
Disclaimer: Semua cerita, karakter, setting, alur, dll adalah milik dari masing-masing scripwritetr. Scripwriter sama sekali tidak terkait dengan pemilik, pencipta, atau produsen dari setiap media apapun. Tidak ada pelanggaran hak cipta dimaksudkan. Untuk tokoh utama, dan aktris ataupun aktor lainnya, bukan milik scripwriter, tapi milik orang tua, keluarga, dan agensi mereka. Scripwriter memakai mereka hanya untuk keperluan cerita.
NO BASHING! Suka? Baca… nggak suka? Jangan dibaca! Tolong tinggalkan jejak, biar aku tau kalo cerita ini emang bisa diterusin atau nggak.
**********
Bae Suzy POV
Aku masih diam mematung saat namja itu berlalu dari hadapanku bersama yeojachingunya mungkin? Kini mataku memandangi kelopak-kelopak mawar yang berserakan dibawah kakiku, kau memang lebih unggul dari semua makhluk diplanet ini dan aku adalah makhluk dengan urutan terbawah karena lemah dalam bertarung. Geunde… seperti itukah cara kalian para manusia berdarah murni memperlakukan makhluk lainnya?
“Suzy-ya… neo gwenchana?” mataku kini kualihkan pada seorang namja yang sangat kukenal. Yang tiba-tiba berada dihadapanku.
“Minho-ya” gumamku kemudian kuanggukkan kepalaku, “nae gwenchana” disebelah minho bisa kulihat seorang namja yang aku kenal, Nam Woohyun sedang mengatur nafasnya?
Namja itu, namja bernama Choi Minho, dia adalah temanku. Tampilannya sangat seram karena rambutnya yang acak-acakan dan disekeliling matanya lebih didominasi warna hitam, namun kuakui dia sangat tampan. Minho adalah seorang daemon, manusia keturunan iblis, kekuatan bertarungnya tak kalah hebat dengan warrior, manusia berdarah murni. Nam Woohyun, dia juga temanku, ia memiliki telinga panjang yang runcing, manusia keturunan peri, kekuatan yang dimilikinya sama dengan daemon. Sedangkan aku… aku adalah Priest, manusia keturunan penyihir yang sama sekali bukan seorang petarung, aku hanyalah penyihir dengan kekuatan healer, penyembuh.
Minho tersenyum padaku, kemudian membungkukkan badannya untuk mengambil sebucket mawar yang sebagian kelopak-kelopaknya sudah gugur. Dia memandangi sebucket mawar malang itu, meniliti setiap tangkainya “Sepertinya tak ada ulat dimawar ini” gumamnya.
“Ne?” Apakah dia sejak tadi ada didekatku?
Woohyun merebut bucket mawar tersebut dari tangan Minho, sama persis seperti yang dilakukan Minho, ia mulai meneliti setiap tangkainya, “Heh… dasar manusia berdarah murni itu! bucket mawar ini… memang tak ada ulatnyakan? Lagipula jika memang ada, mungkin hanya satu ekor ulat!” dumelnya kemudian menatapku “Neo gwenchana?” sambungnya.
“Ee…eoh” aku menganggukkan kepalaku pasti. Sebenarnya ingin sekali aku memaki manusia berdarah murni itu, tapi entahlah hatiku tak bisa melakukannya, jadi hanya bisa menatapnya tajam.
“Kau tak ikut perkumpulan para priest lainnya?” tanya Minho padaku.
“Ani…” aku menggelengkan kepalaku “aku menggantikan Appa dan Eomma menjaga toko ini”
“Ah… kenapa hanya para priest saja yang berkumpul?” ucap Woohyun sambil memasukkan bucket mawar itu pada pot kosong yang berada didepan toko bungaku.
“Eoh… mungki” belum sempat aku meneruskan kalimatku, tiba-tiba suara teriakan dan gemuruh orang-orang berlarian mulai mendekat kearah kami.
“Omo… ada apa ini! Kenapa semuanya berteriak lari? Bahaya! Kegelapan sudah datang?! Suara Eomma?! Eomma…” ucap Woohyun panik, pendengarannya sangat tajam. Akupun menjadi gelisah.
Minho mengerutkan alisnya dan memicingkan matanya, dia seorang daemon, pandangannya jauh lebih tajam dibandingkan warrior, elf dan priest sekalipun! Dalam hitungan detik Minho menyeret pergelangan tanganku dan juga Woohyun “Kita harus bersembunyi! Semuanya sudah hancur! Mereka… mereka…” pekik Minho tercekat dan menggantungkan kalimatnya. Kami terus berlari… begitu juga orang-orang disekeliling kami. Saling berhamburan. Jerit dan tangis anak-anak kecil membuatku semakin takut. Ada apa ini?!
“Minho-ya… ada apa ini? Apa yang kau lihat? Aku hanya bisa mendengar teriakan-teriakan ini!” kulihat Woohyun memegang kepalanya dengan frustasi. Kami terus berlari… berlari dan berlari.
“Monster… aku melihat semua makhluk dari dunia kegelapan itu menghancurkan semuanya! Appa, Eommaku, Appamu Woohyun, para warrior ahjushi dan ahjuma sedang mengepung monster itu” pekik Minho.
Monster? Makhluk kegelapan? Bukankah itu hanya dongeng yang sering Eomma ceritakan padaku sewaktu kecil! Eomma? Appa? Mereka! Dimana mereka! Dengan sekuat tenaga aku menepis pergelangan tanganku yang terus diseret Minho. Sehingga langkah Minho dan Woohyun terhenti. Hhh.. hh.. aku mengatur nafasku.
“Suzy-ya!” pekik Minho dan dengan segera meraih pergelangan tanganku lagi. Bisa kulihat jelas ahjuma-ahjuma yang menggendong anak-anak mereka terus berlari. Terkadang menabrak pundak dan tubuhku.
Aku menatap Minho dan Woohyun “Aku harus menyelamatkan Eomma dan Appa!” pekikku tak kalah nyaring, air mataku mulai menetes “Aku tak bisa lari seperti ini meninggalkan mereka! Dan kalian! Apakah kalian tega meninggalkan kedua orang tua kalian menghadapi monster-monster itu!”
Minho hanya menatapku tanpa berkata apapun, Woohyun mendekatiku dan merengkuh tubuhku, ditarikanya aku kedalam pelukannya “Suzy-ya… apa yang bisa kita perbuat? Bahkan kita sama sekali tak memegang senjata” Woohyun melepas pelukannya dan menatapku “kau tau… priest sama sekali tak bisa bertarung dan sekuat apapun warrior, elf dan daemon bertarung, jika tak ada priest dibelakang kami untuk melakukan heal sebagai penyembuhan dan pemberi energi, kami sama sekali tak berdaya. Orang tuaku, orang tua Minho-ya dan yang lainnya sudah berusaha melindungi kita. Mereka lebih tau apa yang akan terjadi… maka dari itu mereka menyuruh kita untuk lari dan bersembunyi terlebih dahulu”
Apa maksud perkataanmu Woohyun-ah? Jadi para priest dijebak agar tak bisa berdiri dibelakang kalian! Eomma, Appa… apa mungkin?! “Aku priest! Aku priest! Aku akan kembali kesana! Aku bisa melakukan heal untuk mereka” ucapku antusias dan segera berbalik.
Namun sebuah tangan besar menahan pergelangan tanganku, hingga aku tak bisa melangkah, dengan cepatnya tubuhku diputar menghadap pemilik tangan tersebut, “PLAKK!” sebuah tamparan mendarat dengan mulusnya dipermukaan wajahku. Mataku sontak membulat menatap Minho menamparku, panas dan perih “Kau memang priest. Tapi bisa apa kau seorang diri disana? Kau ingin melakukan heal pada seluruh makhluk diplanet ini secara bersamaan? Heh… kurasa kau yang akan mati terlebih dahulu!” kata-kata yang diucapkan Minho sangat dingin, membuat sesak didadaku semakin bertambah. “Kurasa aku, kau dan Woohyun sekarang tau jawabannya. Kenapa hanya para priest yang melakukan perkumpulan” sambungnya, Minho mulai tertawa pahit, menahan rasa marahnya mungkin? “Makhluk kegelapan itu! Monster-monster itu yang merencanakan ini semua, eoh! Jinca!” sebutir air keluar dari ujung matanya.
Woohyun menepuk-nepuk pelan pundak Minho, kulihat matanya mulai memerah dan berkaca-kaca. Bukan hanya aku yang merasakan ketakutan. Bukan hanya aku yang merasa sedih dan hancur. Mataku kualihkan pada semua yang berlarian melewati kami. Tangisan, jeritan, tatapan mereka sama seperti aku, Minho dan Woohyun. Dengan Dengan entengnya kini tanganku menggapai pergelangan tangan Minho dan Woohyun “Kaja” gumamku mulai berlari dan menyeret mereka.
Eomma… Appa… kuharap kalian baik-baik saja sekarang! Aku, Minho dan Woohyun terus berlari bersama para penduduk lainnya kearah hutan. Syukurlah aku mempunyai kekuatan heal yang bisa menyembuhkan dan juga memberikan energi jadi kami tak kehabisan tenaga walaupun berlari sejauh ini. Hingga sampailah kami ditengah hutan terdalam.
“Hh… hhh… jika tak ada kau. Aku bersumpah tak akan sampai kedalam hutan ini dengan cepat. Gomawo, Suzy-ya” ucap Woohyun mengelus rambutku diikuti Minho merangkul pundakku.
Aku tersenyum menatapnya. Sungguh… aku baru tau arti seorang priest. Selama ini yang aku tau, priest adalah makhluk terlemah diplanet Seoul ini.
“Namamu Bae Suzy kan? Suzy-si, Gomawo” ucap seorang yeoja yang berpenampilan seperti Minho dengan senyum yang terulas diwajahnya.
“Ee..eoh” aku menganggukan kepalaku dan membalas senyumnya.
“Choi Sulli ibnida… aku daemon. Sungguh aku bersyukur masih ada priest diantara kami” Sulli? Nama yang cantik sama persis dengan wajahnya. Daemon? Pantaslah penampilannya mirip dengan Minho.
Tak butuh waktu banyak, aku bisa berbaur dengan penduduk lainnya, yang kebanyakan adalah Elf.
“Masih ada rombongan yang selamat sedang menuju hutan ini” gumam seorang namja bertelinga panjang dan runcing seperti Woohyun, namanya Lee Seongyeol. Aku baru saja mengenalnya. Namja ini masih satu keturunan dengan Woohyun, dia seorang Elf.
Minho memicingkan mata besarnya, matanya menatap lurus kedepan “kau benar Seongyeolie” gumamnya, tak lama alisnya berkerut “mereka para daemon”
“Daemon?” tanya Sulli dan mulai mengikuti arah pandang Minho, Mungkin Sulli berharap ada salah seorang kerabatnya dirombongan itu “ani… mereka warrior” sambungnya dengan nada lirih.
“Warrior? Semuanya? Tak ada Elf ataupun Daemon? Atau bahkan tak adakah priest dirombongan itu?” Aku mulai berharap.
“Ani… hanya rombongan warrior. Tak ada elf ataupun daemon, bahkan priest” ucap Sulli lemas.
Kecewa. Hanya itu yang bisa kurasakan. Eomma… Appa…
“Ah… itu mereka” Woohyun menunjuk kearah rombongan warrior dengan tersenyum, kurasa ia merasa senang karena masih banyak penduduk planet Seoul ini yang masih bisa bertahan.
Namun sayangnya rombongan yang ditunjuk sama sekali tak punya inisiatif untuk bergabung bersama kami disini. Warrior adalah manusia berdarah murni, aku sering mendengar kisah mereka dari eomma, mereka merupakan makhluk terkuat, memiliki kekuatan yang tak terbatas dan merupakan legenda sang penyelamat planet ini. Memiliki sifat yang baik dan bersahabat. Bagiku, mereka memang yang terkuat, geunde… sifat mereka tak sama seperti apa yang Eomma ceritakan. Liat saja… mereka sama sekali tak mau berbaur bersama kami.
“Heh… sudah kuduga” gumam Minho menatap segerombolan warrior itu.
“Kenapa mereka menyendiri disana?” tanya Sulli.
“Mereka yang terhebat… mungkin tak membutuhkan bantuan kita” jawab Minho tanpa menatap Sulli.
Minho mungkin benar. Aku juga berfikir sama seperti dia. Kini mataku kualihkan pada segerombolan warrior itu. Heh? Mereka sedang sibuk apa sebenarnya? Mengerumuni seorang namja yang wajahnya tak asing bagiku sepertinya… Cairan merah? Banyak cairan merah yang mengalir? Darahkah itu? Apa namja itu terluka?
“Ya… ada yang terluka!” pekik salah seorang namja berpenampilan sama seperti Minho, jang Doongwoo. membuat aku dan Woohyun yang berada disampingnya tersentak.
“Dia manusia berdarah murni yang pagi tadi memakimu Suzy-ya” gumam Minho tak menatapku.
“Heh? Kau tau jika dia terluka sejak tadi?” tanyaku tak percaya.
Minho menganggukan kepalanya.
“Kenapa kau tak bilang padaku!” pekikku tiba-tiba.
“Biarkan dia mati perlahan-lahan karena kehabisan darah. Aku tak suka manusia berdarah murni yang terlalu angkuh!” gumam Minho, kali ini membuat aku dan semua yang berada disekelilingnya menatap tak percaya.
“Ya… Minho-ya, ucapanmu!” pekik Woohyun.
Tiba-tiba Minho menoleh kearah Woohyun “wae? Apa aku salah? Lihat saja… mereka sama sekali tak ada yang meminta pertolongan pada kita kan”
Benar… kau benar Minho. Mereka saja tak ada yang mau meminta pertolongan, jadi untuk apa kita menolongnya. Bahkan pagi tadi dia memakiku, dasar penyihir dia bilang? Heh…
**********
Flash Back-ON-
Bae Suzy POV
“Suzy-ya… kau adalah seorang priest. Kau dilahirkan dengan kekuatan Special. Heal, penyembuh dan pemberi energi. Gunakan kekuatanmu untuk menolong sesama penduduk Planet Seoul yang membutuhkanmu, eoh” ucap Eomma padaku yang sedang terduduk murung, karena aku benci menjadi seorang priest, makhluk yang sama sekali tak bisa bertarung. Lemah!
“Tapi eomma… jika dia jahat padaku. Bukankah itu tak perlu kulakukan?” dumelku saat mengingat seorang namja kecil yang tadi mengataiku penyihir tak berguna.
Eomma tersenyum dan mengelus rambutku “Jahat atau tidak, selama dia adalah penduduk Planet Seoul, kau harus menolongnya. Apa kau mau Eomma ceritakan tentang dongeng monster dari dunia kegelapan?”
“Monster dunia kegelapan? Ah… andwe! Mereka makhluk yang tak punya belas kasihan! Aku tak mau Eomma” dengan segera aku memeluk Eommaku. Walaupun itu hanya dongeng. Tetap saja aku tak suka.
Eomma membalas pelukanku “Ne… mereka memang tak punya belas kasihan. Berebeda dengan penduduk Planet ini. Walaupun mereka angkuh, dingin dan jahat padamu. Mereka tetap memiliki tujuan yang sama denganmu”
“Ne? Sama denganku?” aku mendongakkan kepalaku.
Kulihat Eomma menganggukan kepalanya.
“Menjaga Planet Seoul” tiba-tiba Appa memelukku dan Eomma, sehingga aku dan berada diantara keduanya.
Menjaga planet Seoul? Aku berjalan kearah sungai, tempat aku dan namja kecil menyebalkan tadi bertemu. Kulihat dia sedang bersender dibawah pohon. Bukankah pergelangan kakinya tadi terkilir? Apakah dia tak bisa pulang karena masih merasakan sakit dikakinya itu? Aku segera mendekati namja itu. Dia sedang tertidur. Wajahnya tampan… aku harus mengakui itu. Yaa Suzy pabo… kau masih kecil, pikiranmu itu mengerikan sekali! Aku kembali menatap wajahnya, dimatanya tak ada garis hitam yang dimiliki daemon, telinganya tak panjang dan rucing seperti elf. Dia sama sepertiku? Tapi… dia mengataiku penyihir tak berguna! Eish… dia pasti warrior! Kualihkan mataku pada pergelangan kakinya yang, biru dan lebam… tanganku mulai bergerak kearah pergelangan kakinya, kini jarak tangan dan pergelangan kakinya hanya beberapa centi, “heal through warmth” gumamku. Seberkas sinar berwarna merah muda terpancar dan kemudian meredup. Biru dan lebamnya hilang.
Aku berdiri menepuk-nepuk tanganku, “beres… kau tak akan merasakan sakit lagi” ucapku tersenyum dan berlalu meninggalkan warrior kecil itu.
Flash Back-END-
**********
Author POV
yeoja berambut cokelat panjang bergelombang bangkit berdiri dari duduknya.
“Suzy-ya… kau mau kemana?” tanya seorang namja bermata agak besar dengan garis hitam disekeliling matanya.
“Aku akan menyembuhkannya, Minho-ya”
***********
To Be Continue