home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Remember Me?

Remember Me?

Share:
Author : Fg125
Published : 23 Jul 2014, Updated : 30 Aug 2014
Cast : Gongchan, Seonji, Taewoo, Dabin, Baewon, kakek misterius
Tags :
Status : Complete
0 Subscribes |4701 Views |3 Loves
Remember Me?
CHAPTER 9 : Memories (1)

   Eotteohke? Aku harus bilang apa? Dabin-a, kok kamu frontal banget batinku. "Seonji-a, ayo ngomong.." Kata Dabin, "aku.. Aku.." Aku bingung, "Dabin bilang, kau time travel? Terus siapa yang mati.. Terus pacar apa? Terus apa gitu? Aku tidak mengerti" Gongchan terus menatapku. "Lupakan saja... Maaf menganggu" kataku langsung berlari pergi. Dabin mengejar dari belakang. "Ya, Seonmangchi. Kenapa pergi?" Tanya Dabin menahanku, "kau gila ya?, mana boleh kau langsung cerita ke dia? Dia pasti bingung..", "kalau begitu.. Kau mau tunggu sampai kapan? Kalau kamu tidak berani ngomong, ya terpaksa aku yang ngomong", "tapi, aku belum siap.. Aku tidak tahu mau ngomong apa", "belum siap apa sih?? Tinggal ngomong aja" Dabin sedikit kesal. Aku diam. "Ok fine, aku akan ngomong. Tapi, kita harus punya strategi-lah. Jangan frontal gini" kataku, "terus? Strategi apa?", "kita butuh Taewoo untuk hal ini" usulku. Kemudian, kami berdua keliling mencari Taewoo. Seperti biasa, dia di lapangan basket lagi. "Taewoo!! Taman kecil, sekarang!!" Teriak Dabin sambil melambai. Kami bertiga ke taman kecil. "Nah, sekarang apa rencanamu?" Tanya Dabin, "eum.. Jadi.. Kita harus ketemuan dengan Gongchan di luar sekolah. Tanpa membawa siapapun, terutama Cheonmi. Taewoo, kau bujuk Gongchan. Aku dan Dabin akan mempersiapkan semuanya. Sekarang.. Kira-kira kalian kapan punya waktu?", "aku sih kapan aja bisa" kata Taewoo, "nado.. Tapi, tempatnya dimana?" Tanya Dabin, "itu... Aku sudah menemukan tempatnya. Untuk selanjutnya, tunggu kabar dari aku aja", "ok fine. Aku akan ngomong sama Gongchan" Taewoo setuju, "secepatnya ya, kalau bisa besok" kata Dabin. Kira-kira, apakah ini akan berhasil? Who knows? Batinku.

   Akhirnya, Taewoo berbicara dengan Gongchan di ruang OSIS. Aku dan Dabin diam-diam menguping di luar. "Jadi, besok kau bisa tidak?" Tanya Taewoo, "gimana ya? Sepertinya, ada janji dengan Cheonmi" jawab Gongchan. Ah~ Cheonmi mulu batinku. "Ayolah.. Ini sangat penting. Kau harus ikut" bujuk Taewoo, "sebenarnya ada apa? Sangat penting? Sepenting apa?", "ikut saja. Ceritanya panjang.. Kalau kau tidak ikut, kau akan sangat menyesal. Jangan begitu.. Kau sudah terlalu sering bertemu Cheonmi" tambah Taewoo. "Itu si Taewoo, ngebujuk atau ngajak berantem?" Bisik Dabin, aku geleng-geleng. "Tapi... Gimana ya? Emangnya ada apa sih?? Penting bangetkah?" Oppa masih ragu, "sangat penting.. Penting sekali. Ayolah~ cuma besok". Tiba-tiba, Dabin menerobos masuk dan aku juga terdorong masuk. "Taewoo-ya! Kau sebenarnya bisa tidak sih membujuk?" Dabin mendekati mereka dan aku masih di dekat pintu. Dabin menatap Gongchan dengan tajam, "intinya, kau bisa atau tidak?? Kalau bisa, nanti kami kasih tau ada apa. Kalau tidak ya bilang tidak. Jangan berpikir lagi!" teriak Dabin kesal. Dabin berjalan keluar sambil menarikku pergi. "Seonji-a, mianhae. Aku sangat kesal dengan mereka. Yang satu plin-plan dan yang satu bertele-tele" Dabin kesal, "gwaenchanhayo.. Tapi, Gongchan apa tidak kaget?", "pasti kaget. Karena tujuanku emang membuatnya kaget. Supaya make his mind gitu lohh", "ok, arasseo". Aku dan Dabin kembali ke kelas. Aku duduk dan minum. Dabin masih terlihat kesal. Kami menunggu kabar dari Taewoo. Kemudian, bel pulang berbunyi. "Eotteohke? Taewoo masih belum balik" kataku, "Molla, kita tunggu aja". 5 menit kemudian, kelas sudah mulai sepi. Lalu, Taewoo datang. "Gimana?" Tanya Dabin, "katanya, dia bisa. Dengan satu syarat", "apa?" Tanyaku, "jam dia yang tentukan, tempat terserah kita", "yes.. Finally! Oke, sekarang kita pulang. Nanti baru contact lagi" Dabin senang. "Tapi... Ah, nanti aja aku ceritain. Ok, pulang yuk" aku mengambil tas. Kami pulang bersama. Di kamar, aku mencoba untuk membaca surat itu lagi. Aku membacanya di meja sambil ku terangkan dengan lampu meja. "Ini... Gimana bacanya? Sangat abstrak!!! Ah~ Miyeon sih..." Gerutuku. "Ini? Jika apa? Bibir apa? Sangat membingungkan... Ini sama dengan teka-teki. Aku tidak suka teka-teki... Oh, Tuhan.. Bantulah aku" kataku yang kemudian menaruh kepala di meja. Heum... Aku bosan. Sekarang jam berapa? Batinku. Aku lihat jam waker-ku. Jam 4 lebih. "Eung... Aku bosan, bete, kesal, bingung... Dan banyak lagi!!!! Eotteohke??" Teriakku. Oppa-ya, bisakah kau ingat??? Batinku. Karena bosan, aku ganti baju dan keluar. Aku pergi ke CNU cafe. Menyendiri dan menenangkan diri. Di kasir, "Oh! Baro-ssi. Annyeong" sapaku setelah melihat Baro oppa di kasir lagi, "O! Yang waktu itu!" Kagetnya, "ekekekeke... Kau membantu lagi?" Tanyaku, "iya. Kau mau minum apa? Seperti yang waktu itu?", "iya betul! Kau tau saja.. Ahahaha", "hyung!! Matcha latte satu!" Teriaknya, aku menunggu. Aku menoleh ke tempat dudukku dan Gongchan biasanya. Pojok dekat jendela. Masih kosong. "Kau kenapa? Terlihat sedih. Tidak seperti waktu itu" kata Baro oppa, "oh~ tidak ada. Aku hanya bad mood.. Nanti juga hilang kok", "eheheh, jangan bad mood terus. Tidak baik". Entah bagaimana, tiba-tiba ada yang teriak dari pintu cafe yang tepat di belakangku. "Oppa!!!" Teriak seorang yeoja yang berlari ke sampingku, "Oh! Minhwa-ya" Baro oppa tersenyum. Aku hanya melihatnya dan diam. "Kau sibuk?" Tanya yeoja itu, "tidak juga, waeyo? Kok kamu tumben kesini" tanya Baro oppa, "aishh... Mwoya?! Kau lupa hari ini hari apa?", Baro oppa menggeleng, "ya! Hari ini anniv kita oppa.. Kok bisa lupa?" Teriak yeoja itu lagi, "ahahahah.. Aku hanya bercanda. Tentu saja aku ingat. Aku sudah minta kue tart dari hyung", "minta? Emangnya gratis?", "ehehe... Tidak sih, tapi aku bujuk terus sampai dia kesal dan nyerah", "ahahah.. Kau ini banyak akal" tawa yeoja itu. Wow~ yeoja ini mengingatkan aku yang dulu sebelum ini batinku. Tapi, aku tidak seberisik dia. "Nah, ini matcha latte mu. Silakan.. Jangan bad mood lagi ya" Baro oppa memberi bon dan latte itu, "arasseoyo.. Gomapda" aku membayar. "Kau kenal dia oppa?" Tanya yeoja itu, "oh~ dia itu pelanggan yang baru aku kenal. Kami pernah bertemu disini sekali" Baro oppa tersenyum, aku hanya tersenyum sambil minum, "ngomong-ngomong, kau tau namaku tapi aku tidak tau namamu" kata Baro, "oh! Seonji-imnida", "ah~ ternyata itu namamu... Oh iya, ini pacarku. Minhwa", "annyeonghaseyo" sapa yeoja itu. Aku sapa balik. Mereka berdua membuatku envy, kedekatan mereka 11-12 dengan aku dan Gongchan dulu batinku. Kami bertiga mengobrol dikasir. Setelah beberapa menit, aku melihat CNU oppa dan Gongchan keluar dari pintu dapur sebelah kanan kasir. Eung?! Gongchan oppa batinku. "Kalian sedang apa? Kok ngobrolnya di kasir?" Tanya CNU oppa menoleh ke arah kami, "CNU oppa!!" Teriak yeoja itu. CNU tersenyum dan melambai. "O! Seonji-a.." Kata Gongchan kaget, "kalian kenal?" Tanya Baro oppa, "kami satu sekolah dan seangkatan" jawab Gongchan. Aduh~ kok ketemu Gongchan sih batinku. "jinjja?" CNU oppa kaget, aku cepat-cepat pura-pura lihat jam di hp. "Ah! Aku masih ada janji... Aku duluan ya, annyeong! Bye!", "eh.. Tapi.." Teriak yeoja itu. Aku pergi keluar.

   Aishh... Aku awkward banget disitu. Hufffttt, tapi aku senang bisa ketemu Gongchan walaupun cuma sebentar. Sangat sebentar. "Eung? Rasa latte ini aneh" kataku sambil meminum latte, "biasanya, lebih banyak susu. Kok sekarang matcha-nya lebih tajam?" Aku berpikir. Oh!! Aku tahu!! Yang bikin Gongchan batinku. "Pantas... Imo suka matcha latte dengan matcha yang lebih tajam. Tidak heran kalau oppa buatnya begini" kataku lanjut berjalan. Tidak kusangka, latte ini buatan oppa ternyata. Selama ini, aku hanya meminum kopi hasil eksperimennya. Oh iya, besok gimana ya? Harus kesana atau tempat lain ya? Tapi kalau tidak kesana, aku tidak bisa menjelaskan dari awal. Eum... Bete.

   Hari ini hari kamis, 4 hari menuju... Ya, kejadian itu. Hari ini aku tidak masuk sekolah karena sibuk menyiapkan hal-hal untuk Gongchan nanti. Dabin dan Taewoo tetap masuk. Sambil menyiapkan, hatiku terus berdebar kencang. Entah karena gugup atau takut rencana ini gagal. Tapi, yang paling membuatku pusing adalah isi dari surat itu. Jika apa? Bibir apa? Itu apa? Aku bingung. Lalu, setelah mendapat telepon dari Dabin, aku langsung berangkat ke tempat tujuan. Aku pergi ke taman pemakaman sambil membawa seikat bunga. Aku bersembunyi dulu sampai Gongchan datang. Aku duduk di pos terdekat. Beberapa saat kemudian, aku melihat Taewoo dan Gongchan datang. Aku keluar menghampiri mereka. "Lah? Kenapa kita disini?" Tanya Gongchan, "Taewoo oppa, gomawo" kataku, Taewoo tersenyum dan pergi. "Seonji-a.. Ini..?" Gongchan menatapku heran, "Gongchan-a, ikuti aku" aku menggandeng lengan oppa. Aku dan oppa berjalan sampai di makam seorang yeoja. "Eung?! Ini?!.." Oppa kaget, aku melepaskan gandengannya dan menaruh bunga disamping batu nisan itu. "Imo, apa kabar? Sudah lama tidak bertemu. Aku kesini bersama Gongchan. Dia sudah semakin dewasa sekarang.." Kataku sambil melihat nisan itu, "kau?? Kenapa kau?? Kenapa kau bisa tau? Dan aku..." Oppa bingung, "Gongchan-a, percaya atau tidak.. Aku tau semuanya. Dia adalah ibu kandungmu kan? Dan ibumu yang sekarang adalah sahabatnya.. Betul?", aku melihat Gongchan, "tapi.. Aku tidak pernah bercerita ke siapa-siapa. Termasuk Cheonmi.." Oppa menatapku, "oppa-ya.. Apa yang diceritakan Dabin itu benar. Mungkin oppa tidak percaya, tapi semua itu benar", "apa maksudmu?", "aku tau kalau kau sebenarnya mengerti dengan cerita Dabin. Hanya saja, kau tidak percaya.. Itu sebabnya kau bingung", "iya benar... Tapi, mwo?!?! Time travel?? Itu mustahil. Sangat mustahil!" Teriak oppa. "Dan kau mau aku percaya dengan itu...? Maldo andwaeyo.." Oppa menatapku. Aku berusaha untuk tetap tenang. "Oppa~ jika bukti sudah ada.. Apakah oppa akan percaya?" Tanyaku sambil melihat matanya, "bukti apa..?", "salah satunya, aku mengetahui ini. Lalu, aku tau bahwa kau alergi kacang, tidak suka mentimun, suka warna kuning, sangat perfeksionis dan rapi, kau selalu menyimpan koin keberuntunganmu yang kau dapat dari Jeju, kau tidak suka musim dingin... Lalu, suka ice-cream strawberry, imo suka matcha latte dengan rasa matcha yang lebih tajam, dan...", "kau tau darimana semua ini??", "dan yang terpenting.. Saat kau SD, kau bercita-cita untuk menjadi dokter seperti eomma-mu, tapi saat kelas 10 kau mengganti cita-citamu, menjadi seorang barista. Karena, ini adalah permintaan imo..", "kau...? Kau sebenarnya siapa??" Oppa masih tidak percaya, "oppa-ya~ aku Seonji!!! Pacar-mu, sahabatmu, dan tunanganmu! Cerita Dabin itu benar dan Taewoo saksinya.." Mataku mulai berkaca-kaca. Gongchan terdiam. Aku juga terdiam sambil menahan air mata. "Aku... Aku harus pergi. Aku... Ah~ dwaesseo. Aku harus pergi sekarang" oppa berbalik badan, "hajiman..", "Seonji-a, kasih aku waktu untuk berpikir.." Oppa berjalan pergi. Aku tetap berdiri di tempat. Air mata-ku mengalir perlahan. Oppa.. Aku Seonji.. Kau lupa.. Tolong, ingatlah.. Batinku. Kemudian, Taewoo dan Dabin berlari menemuiku. “Seonji-a, eottaeyo?” Tanya Dabin, “katanya.. dia butuh waktu untuk berpikir..”, “kalau begitu, berilah dia waktu. Seonji-a.. uljima” kata Taewoo, aku mengambil tisu dari tas dan mengelap tangisanku. “Jadi, sekarang gimana?” Tanya Taewoo, “nado mollayo” aku masih menangis.

~TBC~

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK