Main Cast : Yura (oc), Luhan (EXO)
Support Cast:
1. Park Chanyeol (EXO) as member XOXO
2. Byun Baekhyun (EXO) as member XOXO
3. Do Kyungsoo (EXO) as member XOXO
4. Xiumin (EXO) as member XOXO
5. Kim Junmyeon as manager XOXO
6. Nam Hyomin
7. Kim Shi Hoo
8. Sakura
Annyeong haseyooooo, saya datang lagi membawa FF baru, masih dari luhan dan Yura (ini yuranya bukan yang Girls day ya!! anggaplah Yura itu nama saya #plak muehehehe) sebagai main cast nya hehehe, jangan aneh ya! soalnya saya suka banget sama Luhan. FF ini sebenarnya kalau mau di kaitkan masih ada kaitannya sama Beatiful accident in Seoul, tapi kalau gak mau juga gapapa (#plak ngelantur) . Pokoknya baca aja deh hehe promosi
Kalau mau baca beautiful accident yang lengkap ada di Disini ^^
Note : Para member Exo disini hanya saya pinjam untuk keperluan FF ini, Mohon Maaf apabila ada kata-kata maupun sifat yang tidak sama sifat mereka disini dengan kehidupan nyatanya. Kalau di beautiful accident nama grup mereka masih EXO tapi disini nama grupnya sengaja saya ubah menjadi XOXO, untuk menghindari kesalahan presepsi terhadap sifat dan kehidupan para member EXO yang sesungguhnya. hehe
###
Maret 2016, Musim Semi..
Senja berganti malam, tabur bintang menjadi hiasan gelapnya malam, semilir angin musim semi menyapa hangat seorang gadis di tengah keheningan taman, pukul 10.30 KST. Gadis itu menunggu apa yang ia tunggu. Tak ada rasa takut dalam dirinya berada sendirian di tempat ini.
Seorang pria menghampirinya, mengendap di balik tubuhnya kemudian menutup mata gadis itu dengan jemarinya. Gadis itu melonjak kaget, kemudian ia menghirup aroma parfum yang tampaknya sudah tidak asing lagi
“Luhan?” tebaknya. Pria yang ia panggil luhan itu melepaskan jemarinya dan membiarkan Gadis itu menoleh kehadapannya. Pria itu tersenyum dibalik masker abu-abunya.
“Maaf, aku sedikit terlambat”
“hmm, sedikit kah? aku sudah menunggumu dari satu jam yang lalu” Gadis itu menunjukan jam tangannya kepada Luhan dengan tatapan kecewa.
“Maaf, aku minta maaf, setelah selesai show aku harus menunggu member lain yang menjadi MC sampai acara itu selesai” Luhan duduk disebelah gadis yang bernama Yura itu dan membuka maskernya.
“Haruskah aku memaafkan mu? ini bukan yang pertama kalinya kau terlambat tanpa menghubungiku sebelumnya, kau banyak membuatku menunggu” Tanya Gadis itu dengan ekspresi dinginnya.
“kau marah? Maaf” Luhan balik bertanya sedikit kaget melihat tatapan mata gadis itu yang begitu dingin.
Gadis itu terdiam tidak menjawab sama sekali.
“ Yura?” Luhan meletakkan tangannya pada bahu Yura. “Aku benar-benar minta maaf, aku tahu kejadian ini bukan hanya sekali atau dua kali, tapi aku benar-benar minta maaf.” lanjutnya.
“hmm..”
“Ayolah apa yang harus aku lakukan supaya kau mau memaafkan?” Luhan menyentuh pipi Yura.
“Bukan kalimat itu yang aku inginkan!” Yura mulai bersuara.
“maksudmu? hmm oke baiklah aku berjanji tidak akan membuatmu menunggu lagi,”
“Aku tidak butuh janji-janji mu”
Luhan menggaruk-garuk kepala meracau frustasi, pertama kalinya semenjak dua bulan mereka bersama seorang Yura bersikap seperti ini.
“Nanti free time kita liburan ya, kita habiskan waktu bersama, oke? kita ini sudah dua minggu tidak bertemu masa disaat kita bertemu kau malah marah” Ucap Luhan, wajahnya memelas.
Melihat wajah luhan yang memelas, Yura sedikit luluh, sebenarnya ia tidak marah sama sekali ia paham betul keadaan Luhan yang sangat sibuk untuk mempersiapkan albumnya yang baru.
“Bodoh, hal yang ingin aku dengar adalah ‘terimakasih telah menungguku dan tidak meninggalkanku’ padahal itu saja, aku bosan dengan permintaan maaf mu ge, setiap terlambat selalu saja bilang maaf-maaf dan maaf, maaf tidak bisa merubah keadaan, bukannya aku tidak memaafkanmu, aku hanya tidak suka seolah kau tampak salah dihadapanku. aku suka kalimat ‘Terimakasih’ setidaknya aku merasakan sedikit apresiasi darimu bukan rasa bersalah darimu” Ujar gadis itu tersenyum.
“Maaf” Luhan menunduk.
“Tuh kan maaf lagi” Yura mengerucutkan bibirnya.
“Ya, terima kasih karena telah menungguku dan tidak meninggalkanku” Luhan mendekatkan dirinya kepada Yura dan memeluknya dalam pelukannya ia berkata “Aku merindukanmu”.
“Aku juga, sudah dua minggu kan kita tidak bertemu?”
“hmm, sekarang biarkan aku memelukmu oke?”
Luhan dan Yura sudah berpacaran selama dua bulan ini mereka berkenalan sudah hampir dua tahun yang lalu. Saat Yura menetap di korea sekitar empat bulan yang lalu mereka menjadi sangat dekat sampai akhirnya berkomitmen untuk berpacaran, profesi Luhan sebagai public figure Korea Selatan asa China, yang melejit hampir separuh dunia membatasi intensitas pertemuan mereka dikarenakan kesibukannya.
“Minggu depan rencananya aku sudah tidak akan tinggal di asrama lagi, aku akan mencari apartemen supaya tidak terikat jam malam.” Ucap yura seraya melepaskan pelukan dari Luhan.
“Wah ide bagus, kau tidak perlu menginap di apartemen hyomin lagi atau hotel jika terlambat pulang setiap bertemu denganku hahaha, hmm.. bagaimana kalau menyewa apartemen di tempatku saja !” Luhan tersenyum lebar mendengar pernyataan dari Yura. Kabar bahagia bagi dirinya apalagi jika mereka berada dalam satu kawasan apartemen, hampir setiap hari pasti mereka akan bertemu. Tidak seperti kali ini semenjak dua bulan berpacaran mereka hanya dua kali setiap minggunya bertemu, bahkan dua minggu kemarin Luhan sibuk persiapan albumnya jadi mereka tidak bertemu sama sekali.
“Ide mu membunuh dompetku! mana mungkin, statusku hanya seorang mahasiswi perantauan, uang dari mana untuk menyewa apartemen di kalangan eksekutif, pejabat maupun artis?” ucap Yura sedikit menaikan nada bicaranya.
“Hmm bagaimana kalau aku yang menyewakannya untukmu”
“Tidak kau bukan suamiku dan kita belum menikah, belum pantas sepenuhnya harus bertanggung jawab atas hidupku”
Luhan terdiam, mendengar kata ‘suami’ ‘menikah’, bahkan tak sedikitpun terlintas dibayangannya kata-kata itu, pacaran saja masih diam-diam. Bagaimana dia harus menikah nantinya? tapi mendengar kata ‘bertanggung jawab’ Ia rasa jika ia mencintai seseorang, dirinya harus bertanggung jawab atas orang tersebut kebahagiaannya ataupun kesedihannya meskipun mereka belum menikah.
“Ayolah! tapi sebagai orang yang mencintaimu aku rasa aku pantas. Aku khawatir kalau kau tinggal sendiri di apartemen” Bujuk Luhan. Keinginannya begitu kuat agar mereka bisa jauh lebih dekat.
“Tidak bisa, lagipula aku sudah berjanji akan menyewa apartemen bersama Hyomin di gwangjin. Kebetulan apartemen Hyomin yang lama akan dijual oleh pemiliknya”
“Oh jadi kau akan tinggal berdua bersama Hyomin, syukurlah, tak bisakah daerah gangnam saja? setidaknya sungai hangang tidak memisahkan kita ”
“Konyol, lagipula asramaku juga di gwangjin kan? sungai hangang sudah memisahkan kita” Yura terkekeh masam.
“Oh iyaya, haha tapi yang paling penting hati kita tidak berpisah”
“hhmm, soal berpisah sepertinya kita harus berpisah sekarang, ini sudah hampir 11.00, asrama jam 12.00 sudah akan ditutup, lagi pula kita jangan terlalu lama berada disini, takut ada paparazi” Ujar Yura.
Status Yura sebagai mahasiswi asing dan orang biasa di negara ini menjadi jarak pemisah bagi mereka agar hubungannya tak diketahui oleh masyarakat luas. Apa jadinya jika publik tahu? mungkinkah tamat riwayat karir Luhan? Mungkin para fans Luhan juga akan mengamuk. Mereka sebisa mungkin harus menghindari public, terutama paparazi. Hubungan yang mereka bina hanya diketahui beberapa kerabat dekat Luhan di China dan keluarga serta beberapa sahabat Yura yang tinggal di negara asalnya, tak satupun teman Yura di Seoul ini mengetahui hubungan mereka, bahkan sesama member XOXO pun belum ada yang mengetahui tentang hubungan Luhan.
“Tak mungkin ada paparazi taman ini sudah sepi, Masa kita hanya bertemu setengah jam setelah dua minggu berpisah? masa kau tidak rindu denganku? malam ini menginap lagi saja di Apartemen Hyomin ya, okay? atau mau hotel saja?”
“Aku juga rindu tapi Hyomin sedang mengunjungi sepupunya di Mapo-gu ”
“Okay di hotel saja bagaimana?”
Yura menggeleng.
“Apartemenku?”
“Kau gila! apa kata member-member lain kalau kau membawa seorang wanita!” Yura memukul bahu luhan.
“Aku punya apartemen sendiri, dorm yang ditempati member-member itu berbeda, Yura sayang”
“Aku tidak mau sekamar denganmu” Yura melipatkan kedua tangannya di atas ulu hati.
“Aiiiishh, serba salah sekali, are you having your period ?
“ Yes you know that, then lets drove me into my dormitory!”
“No I wont, just go alone”
“Kalau pulang sendiri naik bis sama saja bohong, gerbang pasti sudah di tutup, Ayo antar” Yura merajuk manja.
“hmm Okay uri aegi” Luhan menuruti perkataan Yura, tapi sebenarnya ide licik terbesit dalam pikirannya begitu Yura masuk kedalam mobil ia tidak akan mengantarkan Yura tapi ia akan membawa Yura jalan-jalan menikmati suasana Seoul dimalam hari. Menyadari Luhan melajukan mobil bukan ke jalan menuju gwangjin Yura tersentak.
“Ini kenapa kearah sini? kenapa berhenti disini”
“hehehe, kita ke sungai han dulu saja menikmati air terjun warna-warni, sudah menginap di hotel saja ya”
“eoh” Yura mengangguk pasrah.
Mobil telah terparkir sempurna, Luhan dan Yura menikmati indahnya sungai Han, Luhan membuka kaca samping kiri mobilnya, Suasana romantis dipancarkan dari sorotan lampu warna-warni, semacam air terjun atau air mancur buatan dengan berbagai macam gerak air semakin membuat Sungai Han begitu mempesona.
Tanpa mereka sadari seseorang sedang memperhatikan aktivitas yang mereka lakukan.
“Astaga!!!! Aku lupa” Luhan yang melihat jam digital di mobilnya memekik tajam.
“Ada apa ge?”
“Sekarang tanggal 25 maret kan? nanti jam 12 aku dan member yang lain berencana akan membuat pesta di dorm !” Luhan gusar, ia melupakan jadwal pesta kecil-kecilan di dormnya, kemudian ia melihat ponsel beberapa panggilan tak terjawab dan pesan masuk keponselnya.
“Ah benar, ulang tahun Xiumin oppa, Ayo gege kau harus cepat kembali ke dorm” Yura mengingatkan.
“Ah tapi kau bagaimana?”
"Lagipula sejak tadi aku kan sudah minta pulang, gege malah membawaku kesini" Yura menyalahkan Luhan akan tetapi Yura juga tidak ingin membuat Luhan terlambat di acara penting karena harus mengantarkannya dulu ke Hotel. terlebih lagi ia tak mungkin ikut ke dorm, member EXO belum tahu status antara Luhan dan dirinya, apa jadinya jika mereka tahu? Luhan bilang kalau satu sama lain antara mereka telah berkomitmen untuk tidak berpacaran dulu.
“aku bisa menggunakan taksi dan reservasi hotel sendiri, kau kembali saja ke dorm” jawabnya dengan tenang, Yura mengalah, ia harus mandiri dan tidak bergantung dengan Luhan, ia harus bersikap dewasa, Ia tidak boleh merusak acara Luhan.
Luhan terdiam sejenak, merutuki dirinya yang tidak ingat kalau dia punya dua acara malam ini, dan sepertinya ide Yura untuk pergi ke hotel sendiri bertolak belakang dengan apa yang ia inginkan “Tidak, kau mungkin harus ikut!” Kata luhan dengan mantap, kemudian ia menyalakan mesin mobilnya menuju dorm EXO.
“Apa? bagaimana kalau mereka tahu kita berpacaran ge? bagaimana bisa kita mengumumkan status kita yang sedang berpacaran dihadapan mereka? lagipula ini acara ulang tahun Xiumin oppa? apakah kita tidak merusak acaranya dengan mengumumkan status kita? Bukankah kau bilang kita harus merahasiakannya?”
Incheon, 2 January 2016
“Aku menyukaimu, aku ingin menjadi pasanganmu” Luhan berbisik ditelingaku, Aku diam, kupikir aku tak perlu menjawab karena itu merupakan sebuah pernyataan, suasana di dalam mobil ini hening, hanya desiran ombak dan tiupan angin laut yang bersautan . Tangannya menarik tanganku dan menaruhnya di atas jantungnya.
“Kau bisa dengar degupnya cepat? Ini terjadi setiap aku bersamamu” ia bertanya. Aku hanya menatap jauh kedalam matanya sampai aku melihat diriku sendiri berefleksi di hitam bola matanya.
“Aku tahu ini terlalu cepat, tapi aku merasa nyaman bersamamu, Aku bahagia jika bertemu denganmu, setiap hari aku pun menanti kau membalas pesanku, aku menyukai caramu memperhatikanku, kurasa kau melihatku bukan sebagai luhan yang berada di atas panggung, tapi kau melihat diriku Luhan yang sebenarnya” Ucapnya, Aku diam seribu bahasa, sejujurnya aku sedikit tercengang mendengar pernyataan-pernyataannya kepada diriku malam ini. Aku pun menyukainya sangat menyukainya jauh sebelum dia mengenalku, jantungku pun berdetak kencang ketika bersamanya, Aku bahagia selama beberapa bulan mengenalnya lebih jauh tentangnya, aku pun nyaman dengan dirinya, dan hari ini ia bilang bahwa ia juga menyukaiku.
“Maukah kau menjadi pacarku?” Tanya Luhan. Nafasku tercekat, aku tak pernah membayangkan buntut pertemananku dengan idolaku, Luhan, berujung dengan Ia memintaku untuk menjadi pasangannya. Ini seperti kejatuhan berlian 24 karat, tidak, mungkin lebih berharga dari itu.Tapi apakah aku boleh menjadi pacarnya?
“A-aku juga menyukaimu ge, tapi apakah kau boleh berpacaran?” Tanyaku ragu, seingatku dia pernah bilang kalau agensi melarangnya.
Luhan terdiam, “peduli apa dengan peraturan agensiku, sudah cukup semenjak aku debut 4 tahun lalu mereka melarangku untuk berpacaran, bukankah setiap manusia yang hidup didunia punya hak untuk berpacaran? tak bisakah kita diam-diam berpacaran? hanya kita berdua yang tahu, tapi kau boleh beritahu sahabat yang bisa kau percaya atau orang tuamu jika kau mau” Tanyanya. Aku hanya diam.
“Kau boleh menolak jika tidak menyukai untuk berpacaran dengan cara seperti ini, mungkin ini akan terlalu berat bagimu, meskipun begitu aku aku tetap menyukaimu dan selama kau berada disisiku aku sudah cukup senang”
Aku menyukai Luhan gege, sangat menyukainya, ini kesempatanku untuk memilikinya, kurasa bukan hal yang berat untuk diam-diam berpacaran, toh aku selama aku jalan bersamanya, hanging out, bermain, nonton bioskop semuanya kita lakukan dengan cara diam-diam. Aku bahkan selalu mengikutinya, memakai masker dan topi untuk menutupi identitas. Aku akan mencoba.
“aku mau, dan aku akan merahasiakannya” Aku mengangguk, Luhan tersenyum.
"Benarkah?"
aku mengangguk untuk yang kedua kalinya.
“Terimakasih” Ia memelukku. “Aku akan menjagamu, memastikan kau bahagia disampingku dan selalu menyayangimu”
“Aku juga, aku akan memastikan hubungan kita tak tersebar dan tidak mengganggu karier mu” Ucapku.
Semilir angin musim dingin terasa hangat ketika aku memeluknya, desiran ombak dipantai ini mengalunkan melodi cerita tentang kita yang akan dimulai dari sekarang.
…
Mobil Luhan terparkir sempurna di area basement apartemen, Ia memakai kacamata hitam dan masker serta topi kemudian beranjak turun dari mobilnya seraya membukakan pintu mobil untuk Yura.
“Ayo!” Ajak Luhan.
“Kau yakin ge? Aku ragu” Tanya Yura.
“Aku lelah harus menyembunyikan hubungan kita dari mereka!” tatapan mata Luhan sendu. Yura tak tega, dan tangannya sudah ditarik Luhan untuk keluar dari mobil.
“Apa mereka tidak akan marah?” Tanya Yura sekali lagi, tapi Luhan diam tak menjawab.
-TBC-