Dentuman musik yang keras terdengar menggema di dalam club malam yang berada di daerah Itaewon. Meskipun waktu telah menunjukkan pukul 12 malam, namun suasana di dalam club itu semakin ramai dan tentunya semakin panas. Terlihat beberapa wanita seksi yang meliuk-liukkan tubuhnya dengan gaya sensual nan menggoda menari-nari di tengah kerumunan para pria.
Di sebuah sudut club, terlihat seorang wanita yang cukup manis asik menyesap wine yang dipesan khusus olehnya.Wanita itu duduk di sofa club bersama beberapa wanita yang merupakan teman-temannya.
“ Hei, Eunji ah…aku mengajakmu kesini bukan untuk menghabiskan bergelas-gelas wine.” Kata Hyorin yang duduk diseberang Eunji.
“ Ne…Hyorin benar,Eunji ah… bergabunglah bersama yang lain. Jangan hanya duduk disini saja dan membuat kami bangkrut karena wine yang kau pesan itu.” Timpal salah seorang lagi yang bernama Park Chorong.
Namun wanita yang mereka ajak bicara hanya diam seribu bahasa tanpa mengalihkan pandangan sayunya pada gelas yang dia genggam. Dirinya sedang tidak ingin tenggelam dalam euphoria yang tercipta. Pikirannya masih melayang soal kejadian sebulan yang lalu. Tepat saat dimana hari kematian pacarnya, Oh Sehun.
Hyorin dan Chorong mengajaknya ke club bermaksud untuk menghibur salah satu temannya itu yang tampak sangat frustasi. Mereka tak habis pikir bahwa kehilangan kekasih tercintanya itu berdampak buruk bahkan sangat buruk pada Eunji.
“ Eunji ah… kami mohon jangan seperti ini terus. Lama-lama kau akan membuat kami berdua frustasi juga sama sepertimu.” Sahut Hyorin lagi, pada wanita ahh ani… lebih tepatnya gadis manis itu.
Eunji menghembuskan nafasnya kesal, “ Aku tak menyuruh kalian untuk ikut frustasi bersamaku, jadi jangan menyalahkan aku,,arraseo?” racau Eunji yang kini matanya mulai memerah karena mabuk.
“ Kami tidak bermaksud menyalahkanmu seperti itu, Eunji…Ooh ayolah masih banyak pria diluar sana yang mau denganmu. Jadi lupakan saja dia!” ujar Chorong menasehati.
Eunji terkekeh pelan, “Mwo? Lupakan katamu?! Dan apa kau menyuruhku mencari pria lain? Cih…bermimpi saja.”
Hyorin dan Chorong hanya diam tak tau apa yang harus dikatakannya lagi. Mereka benar-benar sedih melihat kondisi temannya itu dari hari ke hari yang kerjanya hanya menangis dan meracau tidak jelas. Entah sudah berapa kali keduanya mencoba membujuk Eunji dengan berbagai cara. Namun, tak satupun bujukkan mereka yang membuahkan hasil.
.
.
Cintanya yang terlalu dalam pada kekasihnya itu sulit untuk dilupakan. Bagaimana tidak? Oh Sehun adalah satu-satunya pria yang dapat mengambil ‘frozen heart’ nya Eunji. Satu-satunya cinta pertama dan terakhirnya seorang Jung Eunji. Kebahagiannya seolah ikut hilang bersama kematian sang kekasih.
Meskipun Jung Eunji telah berusaha keras untuk melupakan cintanya itu. Akan tetapi pikiran akan kekasih tampannya itu selalu memenuhi benaknya dan membuat hatinya sesak. Pria yang dengan segala kesederhanaanya dapat meluluhkan hati Eunji. Walaupun Oh Sehun terlahir dari seorang konglomerat, pria itu selalu tampil apa adanya dan tidak angkuh seperti halnya anak orang kaya.
Tampan, baik, kaya,rendah hati dan juga perhatiannya yang berlebih terkadang membuat orang salah tingkah. Dibalik wajah datar dan dinginnya, dia adalah pria kekanakan yang berhati hangat dan juga sangat manja dengan kekasihnya. Meskipun terkadang sangat menyebalkan.
.
.
" Hey, Park Chorong! Ke-na-pa ku-lit-mu pu-tih se-ka-li? Pakai apa,eoh?" racau Eunji tidak jelas.
" Mwo?? Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu?" tanya Chorong bingung.
" Wae? Ja-wab sa-ja! Arra?" sahut Eunji lagi.
" Ne...ne...ne aku pakai Shinzui Body Scrub, Body Cleanser, Body Lotion dan bla bla bla....karena Putih Itu Shinzui! " jawab Chorong panjang lebar seraya tersenyum bangga tanpa melihat tatapan aneh yang dilayangkan Hyolyn padanya.
“ Sudahlah…sebaiknya kita antarkan dia pulang. Kelihatannya dia benar-benar mabuk berat.” tukas Hyorin dengan bijak.
" Ahh... jadi Shinzui body scrub, body cleanser, dan body lotion..." racau Eunji dengan gerakan tangan yang aneh sambil menganggukkan kepalanya
Park Chorong hanya mengangguk pelan bahwa ia setuju dengan usul Hyorin. Tidak ada gunanya jika kita menasehati orang yang tengah mabuk berat seperti Eunji. Akan lebih baik jika mereka pergi dari tempat ini, mengingat waktu yang semakin larut ujarnya dalam hati.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah hampir semalaman hujan terus mengguyur kota Seoul, kini matahari kembali ke singgasananya. Menghantarkan sinar mentarinya yang cerah untuk memberikan kehangatan dan awal baru bagi hari yang baru. Secercah sinar yang melesak masuk melalui calah korden jatuh tepat di atas kelopak mata Eunji yang terpejam erat. Gadis bertubuh mungil itu menggeliat, merasakan silau yang mengganggu tidurnya.
Perlahan namun pasti, ia beranjak bangun dan sedikit menguap walau matanya belum terbuka sempurna. Sedikit ia meringis kesakitan karena pusing di kepalanya. Gadis itu berusaha duduk dengan satu lengan yang menopang beban tubuhnya. Eunji membuka matanya, mengerjap perlahan dan langsung kebingungan saat mendapati dirinya tengah tertidur di ranjang bukan miliknya. Terlebih dengan kondisi kamar yang sangat asing dan tak familiar di ingatannya. Semakin membuat Eunji bertanya-tanya.
Ahh ia ingat sekarang, semalam dia mabuk berat dan mungkin kedua temannyalah yang mengantarkannya ke tempat ini. Tapi dimana ini? Kamar mewah bernuansa hitam dengan salah satu dinding di sudut kanan tempat tidur berwarna putih cerah. Belum lagi dengan perabotan canggihnya. Tak mau ambil pusing dengan segala pertanyaan yang ada di kepalanya. Ia pun beranjak bangun.
.
‘Clek’
Namun, tepat saat itu juga pintu kamar terbuka. Menampilkan sesosok pria tampan yang tengah ia rindukan selama ini sedang membawa nampan yang berisi sepiring roti dan segelas susu. Mata musangnya menatap lembut seseorang yang kini tengah duduk di ranjangnya.
“ Sudah sadar dari tidurmu, Eunji ah?”
“Op-oppa?”
Tubuh Eunji menegang seketika. Apa ini masih mimpi? Bukan, Eunji yakin ini bukan mimpi. Seluruh benda yang bersentuhan dengan kulitnya terasa begitu nyata. Apa dalam mimpi pun ia bias merasakan dinginnya AC? Rasanya tidak.
Dengan hati yang dikuatkan, Eunji menoleh mendapati sebuah wajah tampan yang tersenyum kecil menatapnya. Ia terpekur dalam duduknya.
“ Op-oppa? Ujarnya lagi tak percaya dengan apa yang ia lihat di depan matanya.
“ Apa sebegitu kagetnya melihat oppamu yang tampan ini,hm?”
“Se-sejak kapan kau disini? Kenapa kau tak menghubungiku kalau kau akan pulang ke Seoul? ” Tanya Eunji dengan pikirannya yang bercampur aduk. Ia menyentuh keningnya, memastikan bahwa kondisinya sehat dan tidak berhalusinasi.
Pria itu terkekeh dan menepuk kepala Eunji. “ Aku memang oppamu,Jung E-U-N-J-I. Apa kau masih meragukan orang yang jelas-jelas ada di depanmu ini,eoh?” ucapnya. Eunji masih merasa bingung tak dapat berkata terlalu banyak. Mungkin speechless, karena baginya semua ini terlalu sulit untuk dipercaya.
Bagaimana bisa, pria yang tengah tersenyum manis di depannya ini telah kembali? Bukankah pria yang bernama Jung Yunho itu mengatakan padanya bahwa ia akan kembali tahun depan? Tapi mengapa sekarang tiba-tiba muncul dihadapannya seperti ini?
.
“ Jadi sekarang aku ada di apartemenmu? Tapi..kenapa begitu berbeda sejak aku terakhir kalinya kesini? Eunji bertanya dengan suara lemah, belum kembali dari keterkejutan totalnya.
“ Ne, kau benar. Ini apartemenku. Oppa baru saja membeli apartement ini beberapa hari yang lalu.”
“ Ooh..jadi apartement baru,ya? Pantas saja kelihatannya sangat berbeda. Lalu kenapa kau tidak memberitahuku kalau kau akan kembali?” tanya Eunji penasaran.
“ Karena oppa hanya ingin memberimu kejutan,Eunji ah! Apa tidak boleh?” ucap Jung Yunho yang ternyata adalah kakak kandung dari Jung Eunji.
Selama ini, kakaknya ditugaskan selama beberapa bulan di Jepang untuk menangani pasien penderita kanker otak. Ya, Jung Yunho adalah seorang dokter ahli bedah. Karena keahlian dan kelihaiannya dalam mengoperasi pasien, dirinya dipanggil oleh salah satu rumah sakit terkemuka di Jepang.
.
“ Kejutan kau bilang? Apa oppa mau membuatku mati seketika karena serangan jantung,eoh?” protes Eunji.
“ Tentu saja tidak,Eunji ah…Oppa tidak sejahat itu!” jawab Yunho seraya mengelus pelan surai coklat adik kesayangannya itu.
“ Tapi kenapa aku bisa berada disini? Siapa yang mengantarku?” tanya Eunji dengan raut wajah yang tampak seperti orang kebingungan.
“ Aku yang membawamu kesini. Hyorin dan Chorong yang mengantarmu sampai di apartement. Mereka terlihat nampak kewalahan membawa tubuhmu yang mabuk berat.” Jelasnya.
“ Aku masih tidak mengerti,oppa.. coba jelaskan lebih rinci lagi” kata Eunji seraya menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
“ Kemarin setibanya aku di Seoul, aku menyempatkan diri untuk mampir ke apartementmu sebentar. Tapi ternyata, apartementmu kosong. Lalu aku mencoba menghubungi ponselmu, namun nomornya tidak aktif. Akhirnya, oppa memutuskan untuk menunggumu saja. Dan tak berapa lama kemudian, Hyorin dan Chorong datang sambil membawamu yang mabuk berat dan meracau tidak jelas. Kau mengertikan?”
Jung Eunji hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia tertunduk malu, karena selama ini ia tidak pernah minum-minum atau bahkan sampai mabuk seperti itu di depan kakaknya.
“ Apa oppa tidak marah padaku?” tanya Eunji takut-takut.
“ Tidak, oppa bisa memakluminya.” Jawab Yunho sembari melemparkan senyuman manisnya.
“ Jadi kau memaafkanku?” Tanya Eunji lagi.
“ Aku bisa mengerti perihal kau mabuk seperti itu. Pasti karena kekasihmu itu lagi kan?” sahutnya lembut takut menyakiti perasaan adiknya.
Jung Yunho yang selama ini terlihat tidak peduli dengan urusan sang adik, diam-diam mengawasi adiknya dari jauh. Dia selalu menanyakan kabarnya dari kedua teman dekatnya itu. Appa dan eomma kedua Jung bersaudara itu telah tiada. Mereka meninggal 6 tahun silam, saat Yunho lulus dari universitasnya.
“ Jangan membahas itu lagi… aku mohon oppa” ucap Eunji dengan suaranya yang mulai bergetar.
“ Baiklah,oppa mengerti. Tapi kau jangan seperti ini terus Eunji ah.. apa kau tidak sayang hidupmu? Kudengar dari Hyorin kau hanya mengurung diri di apartemen dan tak mau keluar selama beberapa hari. Kau juga tidak makan dengan baik. Oppa, tahu beberapa minggu yang lalu kau juga sempat masuk rumah sakit karena kau hampir tidak makan selama beberapa hari.” Ucapnya lalu terdiam sebentar sambil melirik Eunji. Merasa gadis itu tidak akan berkata apa-apa, Yunho melanjutkan ucapannya.
“ Oppa sangat mengerti bagaimana perasaanmu. Tapi aku juga sangat mengkhawatirkan kondisimu yang seperti ini,Eunji-ah… kau tahu selama di Jepang aku selalu sibuk memikirkanmu. Memikirkan apa kau akan baik-baik saja tanpaku disisimu. Oppa tau kau sangat mencintai Sehun. Tapi bukan berarti kau harus menyiksa dirimu seperti ini…”
“ Aku tahu.” Lirihnya pelan.
Eunji hanya menundukkan kepalanya dalam. Dirinya tak berani menatap kedua mata musang sang kakak yang kini tengah menatapnya sarat akan kekhawatiran dan penuh kasih saying.
“Eunji ah…oppa ingin kau seperti dulu. Tertawa ceria, bermain bersama teman-temanmu, dan juga dirimu yang suka sekali menjahili oppa.” Ujar Yunho yang kini mulai merengkuh tubuh sang adik yang tengah bergetar hebat ke pelukannya.
“ Menangislah…oppa akan membiarkanmu menangis kali ini saja. Dan oppa tidak akan menyuruhmu untuk melupakan Sehun. Aku rasa itu pasti sulit dan sangat menyakitkan bagimu.” Ucap Yunho serius.
Tak terasa liquid bening yang sedari tadi ditahan Eunji, kini telah membasahi pipinya yang putih pucat. Air mata itu terus menetes tanpa henti. Yunho sendiri menatap sendu adiknya yang mulai terisak di dadanya. Ia sudah tidak peduli lagi dengan kemejanya yang kini mulai basah. Baginya yang terpenting saat ini adalah ketenangan hati sang adik.
“ Oppa ingin kau tinggal beberapa hari di apartement ini. Kau bisa tidur di kamar sebelah yang sudah kusiapkan..”
“ Ne…oppa” ucapnya lemah.
To be continued
#Putih itu SHINZUI #Apink #SISTAR #Soomin