*Flashback*
Ntah kenapa malam itu Jiyeon sangat ingin melihat laut. Ditelfonnya Jinwoon bermaksut mengajak namja itu pergi bersamanya ke tepi pantai.
“Huuhh .. Apa dia sibuk lagi ?” Jiyeon mematikan telfonnya yg entah keberapa kali
“Aku pergi sendiri saja”
Diraihnya baju dingin berwarna pink yang tergantung itu
Malam itu tak begitu dingin seperti biasanya, Jiyeon dengan sebotol soju duduk di tepi pantai itu. Berderet dengan beberapa pasangan yang sedang menghabiskan waktu kencan mereka.
“Oh, menyenangkan juga minum soju di pinggir pantai” gumam Jiyeon memandang botol soju dalam genggamannya
“Besok aku harus ajak Jinwoon” sambungnya tersenyum memikirkan betapa menyenangkannya hari esok
“Oh, Jinwoon ?” ketika Jiyeon menoleh ke sebelah kanannya, terlihat Jinwoon jalan mendekat
“Hya, tau darimana dia aku di sini ?” ucap Jiyeon malu-malu
“Ji ..” yeoja ini mengangkat tangannya berniat melambaikan tangan namun menghentikannya
Dilihat Jinwoon-nya itu di hampiri oleh seorang yeoja berambut pendek lalu memeluknya erat.
“Oh, Nugu ?” Jiyeon bertanya-tanya dalam hati
Jinwoon dan yeojachinggunya itu duduk tepat di sebelah Jiyeon, hanya berjarak 2 meter. Jinwoon duduk membelakangi Jiyeon. Terdengar cukup jelas pembicaraan mereka yang terbang bersama angin malam itu
“Apa kau tak bosan bertemu di sini terus ?” tanya yeoja itu pada Jinwoon
“Ani” jawab Jinwoon datar memandang deburan ombak
“Kencan akan lebih menyenangkan jika dilakukan di taman, kita bisa beli macam-macam makanan, bisa bermain macam-macam permainan dan tempatnya juga lebih romantic” komentar yeoja itu panjang lebar mendapat gelengan dari Jinwoon
“Aku sudah sangat bosan ke taman”
“Dari SMA hingga kuliah setiap pulang kami selalu mampir ke sana, makan ice cream sampai bermain permainan anak-anak itu” jawab Jinwoon
“Kau menyukainya ?” tanya yeoja itu membuat Jinwoon memandangnya hangat
“Aku melakukannya karena ingin mengucapkan terima kasih saja”
“Karena selalu memanfaatkannya untuk menyelamatkan kuliahku”
“Kalau aku menyukainya, aku tak akan di sini bersamamu” jawab Jinwoon yang sontak menghentak seluruh hati Jiyeon
Yeoja ini menutup mulutnya yang terbuka kaget, menahan emosinya, menahan amarahnya, menahan jeritan hatinya.
“Berhentilah memanfaatkannya” saran yeoja itu
“Aku tak pernah berniat sengaja memanfaatkannya, dia saja yang selalu membantuku bahkan tanpa ku minta” jawab Jinwoon dengan wajah polos tak bersalah
“Kalau begitu tinggalkan saja” lanjut yeoja itu membuat Jinwoon bereaksi keras
“Andweee !!”
“Dia tak hanya menyelamatkan kuliahku, tapi orang tuanya juga menyelamatkan perusahaan keluargaku” bela Jinwoon membuat Jiyeon semakin tak percaya dengan apa yang di dengarnya
“Aku dan keluargaku masih sangat membutuhkannya” lanjut namja ini seolah tak melakukan hal yg salah
“Kalau begitu tinggalkan aku, kau tak butuh aku” yeoja itu bersikap acuh
“Kau adalah hatiku, bukan kuliahku atau perusahaanku !”
“Kau lebih penting darinya, bagaimana aku akan meninggalkanmu ?” Jinwoon merayu gadisnya itu
Membuat yeoja itu tertunduk malu.
Jinwoon mengangkat dagu yeoja itu, dan mengecup lembut bibirnya tepat di depan mata Jiyeon.
*Flashback End*
“Jinwoon-ahh ..”
“Apa benar hanya itu arti aku di matamu ?” gumam Jiyeon penuh deraian air mata
Selangkah demi selangkah menelusuri labirin. Berkali-kali masuk dan keluar, dengan pandangan kosong dan tubuh layu.
“Benar, bahkan dengan mata tertutup pun aku bisa melakukan ini dalam 10 menit”
“Tapi aku tak bisa mengerti, apa artinya aku melakukan ini ?” sesal menyesaki dada yeoja ini
Ntah yang keberapa puluh kali Jiyeon memecahkan lorong-lorong misteri labirin ini, keluar dan masuk, masuk dan keluar. Menjadi pusat perhatian seluruh pengunjung taman.
“Noona gwenchana ?” tanya seorang Ahjumma yang prihatin melihat Jiyeon
Namun tak ada jawaban maupun reaksi dari Jiyeon. Tak ada lagi yang mengganggu pikirannya dan pandangannya selain rekaman malam itu yang terus berulang, berputar di kepala dan di matanya.
* * *
“Agahssi” seorang namja menggoyangkan tubuh Jinwoon yang bersandar dan tertidur di makam Jiyeon
“Anda bisa sakit jika hujan-hujanan di sini” ucap namja itu menyadarkan Jinwoon
“Oh, aku tertidur” jawab Jinwoon bangkit dari setengah baringnya
“Kau ? Siapa ?” tanya Jinwoon melihat namja itu
“Oh, aku kemarin yang membawa Nona ini ke rumah sakit” jawab namja itu meletakkan seikat mawar putih yang di susun indah itu
“Oh iya, perkenalkan saya Kim Chan” namja itu melempar senyum kepada Jinwoon yang masih tak mengerti siapa dia
“Sewaktu menemukannya terkapar sekarat di tengah jalan, ia terus menyebut nama Jinwoon, kau kenal ?” tanya namja itu memandang lembut makam Jiyeon
“Oh, lalu apa lagi yang dia katakan ?” tanya Jinwoon penasaran
“Tak ada, hanya itu” jawab namja itu misterius
“Hanya itu ?” tanya Jinwoon tak percaya
“Aku pertama kali melihatnya di taman”
“Dia menyusuri labirin taman dengan tatapan kosong, berkali-kali aku memanggilnya, menegurnya namun tak sedikitpun dia menyadari kehadiranku” terang namja itu serius
“Kuhitung, mungkin lebih dari 100kali ia keluar masuk labirin itu, bahkan di bawah hujan lebat sekalipun”
“Awalnya aku pikir dia orang gila, dan aku ingin meninggalkannya”
“Namun setelah hujan reda, aku memandangnya beda”
“Dengan pelangi sebagai latar belakangnya, dia terlihat lebih bersinar di banding matahari setelah hujan” jelas namja itu panjang lebar
“Ntah kesedihan apa yang sedang dia rasakan, tapi aku tahu itu dari matanya”
“Sedang ada rasa sakit yang teramat dalam yang sedang coba dia ungkapkan melalui pancaran matanya”
“Apa dia sedang patah hati dengan seorang pria ?” tanya namja itu mendapat gelengan dari Jinwoon
“Yeoja yang malang” gumam namja itu pelan
* * *
“Jiyeon-ah” panggil Jinwoon terdengar manja
“Seribu kalipun aku berpikir, tak kutemukan siapa orangnya” ucap namja ini tertunduk
“Semua waktumu kau habiskan denganku”
“Aku buka semua social mediamu, selalu saja hanya ada aku”
“Siapa dia ?” tanya Jinwoon memandang nisan yeoja itu
“Apa harus ku balas kematianmu dengan kematainnya juga ?”
“Cepat jawab !!” teriak namja itu mencoba menahan amarah
Tiba-tiba angin berhembus kencang, mengayunkan dahan-dahan pohon di sekitaran makam.
“Oh, hujan ?” Jinwoon mengadahkan tangannya merasakan hujan mulai membasahi dirinya
“Jadi kau tak mau jawab ?” Jinwoon kembali memandang makam Jiyeon
“Araasso, aku pulang” Jinwoon meninggalkan makam Jiyeon dengan langkah gontai di bawah derasnya hujan. Sampai ke mobilnya ..
Ia menyetir dengan sekujur baju yang basah dan badan menggigil.
Tiba-tiba ..
BRRRAAAAKKKKKKKKK
Dentuman keras tertdengar.
Diluar kendalinya, mobil yang di kendarai Jinwoon menabrak pembatas jalan dan teguling hancur, sehingga namja ini terlempar ke luar mobil dengan penuh luka dan tancapan kaca mobil di tubuhnya.
“Jiyeon-ahh” kata-kata terakhir kali yang keluar dari mulutnya ketika matanya terarah pada sudut langit
Tergambar indah pelangi bertahta di sana, di temani awan biru dan percikan sinar matahari yang muncul secara perlahan.
Sampai ia pergi bersama Jiyeon, tak Jinwoon ketahui ia lah namja yang di cintai Jiyeon