EPILOG
Memasuki tahun 2013. Memasuki semester baru juga. Ahh rasanya aku ingin segera mengambil mata kuliah pilihan. Terdapat lima mata kuliah bahasa pilihan yang bisa diambil pada semester ini. Inggis, Jerman, Mandarin, Prancis, dan Jepang. Jika dilihat dari keseruan dosen dan kelasnya, aku lebih ingin memilih masuk kelas Mandarin. Sejak sekolah dasar nilai Mandarinku selalu pas dengan rata-rata. Ya, aku tidak mahir menghapal semua kanjinya. Lebih baik aku belajar bahasa Jepang dan Prancis. Walupun susah tapi menantang.
Aku melangkahkan kakiku menuju ruang latihan itu. Ruang yang menjadi tempat singgahku jika aku berkunjung ke gedung SMEnt. Mungkin belum ada yang tahu hubunganku dengan si Kkamjong itu. Tapi yasudahlah, jika aku sudah siap dengan semuanya, pasti aku dan Kai akan membuat kesepakatan untuk memberitahunya kepada semua orang. Haah~ tahun ini sepertinya aku akan sibuk dengan kuliahku karena aku berencana ikut himpunan mahasiswa jurusan.
“Lulu Oppa, ajari aku bahasa mandarin..” ucapku ketika aku menemukan orang yang sedang ku cari selama ini. Yap, untung saja EXO-M sedang berada di Korea. Jadi tidak sulit bagiku untuk meminta bantuan mereka.
“Eoh? Tumben sekali.” kata Luhan Oppa. Aku menunjukkan pemberitahuan dari kampusku tentang pemilihan kelas bahasa itu. Luhan Oppa pun mengerti.
“Mengapa kau memilih bahasa mandarin? Bukankah kau sudah menguasai bahasa Jepang? Pilih itu saja.” Aku mengerucutkan bibirku. Sedikit tak terima dengan respon yang keluar dari mulutnya.
“Aku ingin memahirkan Mandarinku. Lagipula, aku sedang menyukai F4. Meskipun drama itu terkenal saat aku masih duduk di kelas 1 Sekolah Dasar, tapi sepertinya aku ingin mengenal mereka kembali. Kau tau? Yang menjadi Huaze Lai, Vic Zhou, makin tampan!” ucapku antusias. Luhan Oppa tertawa mendengar alasanku.
“Yaa.. jadi kau ingin memahirkan mandarimu atau ingin bertemu dan bisa berkomunikasi dengan mereka, eum?” skak mat. Aku terpaku dengan pertanyaan Luhan Oppa. Yaa, memang dua-duanya alasan yang masuk akal.
“Aniyo, meskipun itu salah satunya hehe. Lulu-ge pernah bertemu dengannya kah? Haah~ dia memang yang aku suka sejak Meteor Garden pertama kali ditanyangkan di Korea, hanya tak menyangka di usianya yang ke-34 dia masih belum menikah. Apa aku cocok dengannya, Oppa?” tanyaku yang makin membuatnya tertawa. Apa aku mengatakan hal yang salah? Aku hanya menyukai lagi idola lamaku yang berasal dari negeri tirai bambu tersebut. Dulu Changmin Oppa pernah mengatakan kalau aku ingin sekali menjadi Sanchainya. Hahaha sangat berlebihan.
“Heey, apa yang sedang kalian bicarakan? Ku dengar kalian mengatakan Meteor Garden?” Tiba-tiba anggota China lain datang menghampiri kami. Yixing Oppa.
“Lay Oppaaa ajari aku bahasa mandarin.. Yang aku taku hanya yang wi wo zhen de ai ni..” aku mengucapkan dengan hati-hati satu kalimat yang aku dengar di lagu F4 – Liu Xing Yu (Meteor Rain).
“Hahaha pasti itu lirik lagu, bukan?” tanya Lay Oppa sambil membuka cemilannya dan memakannya dengan tergesa.
“Ne.. Makanya Oppa ajari aku yaa..” aku menunjukkan jurus andalanku, eye smile. Sebelum Lay Oppa menjawabnya datang salah satu Panda China yang mengambil cemilan itu dari tangan Lay Oppa.
“Hey, ku dengar Meteor Garden akan reunion bulan Februari besok, kenapa kau tak kesana saja, Minnie-goon?” dia duduk di sampingku dan menawarkan cemilan itu. Sepertinya mereka sedang istirahat.
“Jinjja? Waaahh daebaaak! Tao Oppa, kau tau darimana berita itu? Ahh, tapi pasti Changmin Oppa tak mengijinkanku..” aku menundukkan kepalaku. Susah untuk meminta ijin seorang MAX TVXQ melepas adiknya ini ke China. Salah satu alasannya karena faktor bahasa. Changmin Oppa paling mengerti aku -__-
“Kami juga ada jadwal yang tidak bisa ditinggalkan Minyeon-ah. Jadi sepertinya kami juga tidak bisa menemanimu..” sebuah tangan menepuk bahuku ringan. Tangan dari seorang Leader yang kedudukannya sama di mataku dengan Suho Appa.
“Ne, aku tahu, Gomapta Kris Oppa.. Tapi setidaknya aku bisa belajar dari kalian sedikit, bukan?” desahku sesaat.
“Ne, apa yang mau kau tanyakan? Bukankah Kkamjong juga sedang belajar bahasa mandarin? Mengapa tidak belajar bersama dia? Tahun ini EXO akan comeback ber12, ada versi Korea dan China. Ku lihat, Kai juga sering menanyakan kosakata sulit kepadaku.” aku menatap Kris Oppa dengan terkejut. Apa? Kai? Oh tidak. Jika kami bersama, yang ada bukanlah belajar mandarin tetapi belajar dance. Dan aku tak mau itu. Dengan cepat aku menggelengkan kepalaku.
“Aniyaa, aku maunya belajar sama Oppa yang asli dari sana..” aku mengecilkan volume suaraku ketika melihat siapa yang datang menghampiri kami berlima. Oh God!
“Ada apa ini? Ku dengar kalian membicarakanku yaa?” tanya Kai kepada member EXO-M yang berada di dekatku. Aku tak mau menatap matanya. Inilah yang harus aku tahan jika sudah berada di tengah member EXO. Tahan dengan tatapan mata Kai yang selalu memperhatikanku dari jauh. Walaupun aku sangat risih dilihat dengan cara sepeti itu, tapi itu demi terjaganya hubungan kami.
“Yaa, Kkamjong! Pinjamkan dulu kamus Mandarinmu pada Minyeon, dia ingin bisa belajar bahasa mandarin untuk kelas bahasa pilihan di kampusnya. Dia bilang dia juga ingin menjadi istri dari aktor Meteor Garden, Vic Zhou.” DEG!dengan spontan aku menutup mataku setelah mendengar apa yang Lulu Oppa katakana pada Kai. Diam. Mematung. Aku rasa aku sudah salah menanyakan pada mereka saat latihan ini.
“Apa? Istri?” tanya Kai heran. Pandangannya tak lepas dariku dan aku merasa semua member EXO-M mengangguk untuk menyetujui apa yang Luhan Oppa katakan tadi.
‘Aishh.. matilah aku..’ batinku pasrah. Yeah pasti setelah ini Kai akan membawaku keluar dan—
“Minyeon-ah, ikut aku sebentar..” BINGO! Aku merasa tanganku ditarik olehnya dan kami pun keluar dan ruang latihan ini. Ku lihat member EXO yang lainnya bingung dengan perlakuan kami. Aku pun sedikit membungkukkan bdanku sebagai tanda perpisahan. Entah apa lagi hukuman sayang yang akan kekasihku lakukan kali ini kepadaku. Ayolah Kai, aku kan mengatakan ini supaya mereka tidak curiga dengan hubungan kita. Dia memang tidak peka sekali sih.
“Wae? Kau marah, eoh? Mianhae.” Ucapku pelan. Dia menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya hingga mata kami pun bertemu kembali.
“Untuk apa aku marah untuk alasan yang konyol seperti itu? Hahaha, kau mau menjadi istri ahjusi-ahjusi? Yang benar saja, sayang.” Dia tersenyum dan mengecup keningku singkat.
“Huh, kau memang selalu tak tahan menyentuku jika sudah berada di luar zona bahaya.” Aku mencubit perut sixpacknya. Ia pun mendekapku erat. Menyalurkan rasa cintanya yang begitu besar yang bisa mencukupiku sampai aku tua nanti.
“Saranghae, baby..” bisiknya tepat di telingaku.
“Nado..”
Promise me that you too will only see me
Only love me
THE END
*yang wi wo zhen de ai ni = that's because I love you too much