home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Kim Myungsoo Fanfiction

Kim Myungsoo Fanfiction

Share:
Author : natadecocoo
Published : 05 Jul 2014, Updated : 27 Jun 2015
Cast : Kim Myungsoo and YOU
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |32841 Views |3 Loves
Kim Myungsoo Fanfiction
CHAPTER 5 : Mutual Feeling

Title: Mutual Feeling

Cast: Kim Myungsoo and Baek Hyerim

Subcast: Lee Jieun

Duration: Ficlet

Rating: PG-13

 

All possibilities could be happened

-------------------------------------------------

“Gyaaaa!! Sangat tampaan. Omo! Jieun-ah! Kau lihat, ia memotong rambutnya dan itu sangatlaah tampan! ” teriak Hyerim heboh sambil mengguncang tubuh Jieun yang berada di belakangnya. Saat ini, mereka berdua sedang mengintip ke arah kelas 2-B. Mengintip seseorang yang telah mencuri perhatian Hyerim semenjak ia masuk ke SMA Empire. Semua ini berawal ketika Hyerim tak sengaja melihat permainan gitar namja idolanya itu sepulang sekolah.

Jieun hanya bisa terkekeh melihat tingkah temannya itu. “Kamu pasti sangat menyukainya. Kita sudah melakukannya selama 2 bulan, Hyerim-ah.”

“Lalu? Dia adalah satu dari dua alasan mengapa aku masih mau ke sekolah.” jawab Hyerim santai sembari memandang hasil jepretannya pada ponselnya.

Jieun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia mengintip seperti ini pun karena dipaksa oleh Hyerim.

“Lalu, alasan kedua?” tanya Jieun, di luar topik. Hyerim mengalihkan pandangannya sejenak dari ponselnya ke arah Jieun.

“Kau tak tahu?”

Jieun menggeleng.

sejenak, Hyerim tertawa seperti orang gila sebelum ia menjawab apa alasan keduanya.

“Tentu saja, kembali ke alasan pertama.”

Tepat saat itu, Jieun ingin segera ke kamar mandi karena ia merasa mual mendengar bualan temannya itu.

“Wow, bualan level dewa.”

Hyerim bergeming, tetap memandangi layar ponselnya dan membiarkan Jieun mengatainya semaunya. Kepalanya sedang penuh akan seseorang yang sedang ia pandangi pada layar ponsel saat ini. Tak lama, ia memutuskan untuk menangkap gambar namja itu lagi.

Kali ini ia memutuskan untuk menggunakan DSLR yang ia pinjam dari oppanya. Agar lebih jelas, lebih high quality.ia beralasan. Tanpa keraguan sedikit pun, ia membuka tutupnya, menyalakannya dan

FLASH!

Ia memfoto namja idamannya dan bersembunyi di balik tembok.

Jantungnya berdegup tak keruan saat itu.

Jelas saja, mana ada paparazzi menyalakan flashnya ketika memotret seseorang.

“Ya! kau lupa mematikan blitznya!” seru Jieun sambil memukul lengan Hyerim yang kini sedang membatu.

Jieun tidak tahu Hyerim sedang mengucapkan mantra apa yang jelas ia dapat melihat Hyerim komat-kamit tidak keruan. Komat-kamitnya pun terhenti ketika Jieun membangunkannya ke alam sadarnya.

“Lari Hyerim-ah. Ia sedang menuju ke arahmu!”

Mereka berdua pun lari seakan tidak ada hari esok.

-----------------

Hyerim mengeluarkan sehelai kertas dari saku jas seragamnya yang tertuliskan sebuah nomor di sana, nomor ponsel seseorang. Kertas itu tampak kucel, tampak sekali sudah berumur.  Dengan cepat ia mengetik nomornya. Setelah menimbang-nimbang, ia ingin sekali menyimpan nomor itu ke ponselnya.

Dan akhirnya ia menyimpannya.

Sebenarnya, Hyerim ingin mencoba mengirim pesan bahwa dia menyukai orang tersebut.

Kalimat sudah terangkai di pesannya, namun akan selalu berakhir sebagai draft.

“aigoo..Ya! Sudah kirim saja. Itu lebih baik daripada kau menguntitnya terus menerus.” cibir Jieun pada Hyerim yang masih menimbang-nimbang untuk mengirimnya. Sudah hampir sepuluh kali ia membuka-tutup aplikasi pesannya seperti ia membuka-tutup kulkas yang ia tahu isinya kosong.

“Ini tak semudah itu, Jieun-ah. Butuh keberanian!” tegas Hyerim. Meski ia telah menyimpan nomornya, ia belum berani untuk mengirimkan sebuah pesan pada nomor itu.

“Aish. Aku bisa gila!” teriak Hyerim setelah meletakkan sandwichnya ke piring di meja kantin.

Ia lalu meletakkan kepalanya ke meja, seakan nyawanya telah melayang pergi.

Tak lama, sebuah suara terdengar.

Suara ponselnya berdering, menandakan ada sebuah pesan masuk.

Namun bukan pesan seluler melainkan pesan pada salah satu akun sosial medianya, Line.

Setelah membuka kunci layar, Hyerim membuka pesan tsb dari notifikasi dan ia merasa bunga sakura telah bertebaran di sekelilingnya. Ia merasa terkejut sekaligus senang setelah melihat id pengirim pesan.

Kim Myungsoo.

Dengan sigap, Hyerim membuka pesannya dan menunggu loading dari aplikasi tsb.

Tak lupa, ia mengguncang-guncang tubuh Jieun agar perhatiannya terpusat ke ponselnya.

‘Baru saja aku akan menyimpan nomormu, ternyata kau telah menyimpan nomorku lebih dulu.’

“Ya! Pabo, kau menyimpan nomornya itu berarti otomatis ia tertambah ke kontak Line mu.” Jieun berkomentar sementara Hyerim hanya bisa diam. Diam saking terkejutnya.

Tangan Hyerim bergetar. Ia berniat untuk membalas pesan itu tapi ia bingung. Terlalu bingung dan jika saja mentalnya tak cukup kuat karena rasa bahagia yang melampaui batas, ia bisa saja melempar ponselnya hingga ke kutub utara.

Apalagi setelah Myungsoo mengirimnya pesan selanjutnya.

‘Kau yang setiap hari menguntitku, bukan?’

“Dia memperhatikanmu, omo!” Kini, Jieun lah yang mengguncang-guncang tubuh Hyerim. Sepertinya, kebiasaan Hyerim telah menular ke Jieun.

Belum puas memberi kejutan pada diri Hyerim, Myungsoo mengirim pesan lagi.

‘Sebenarnya aku juga sama sepertimu.’

Hyerim dan Jieun saling memandang satu sama lain.

“Sa-sama s-sepertiku?” Hyerim akhirnya berbicara, menunjuk tangannya ke dirinya sendiri.

Jieun mengangkat kedua bahunya pertanda tak mengerti juga. Namun setelah sebuah pesan yang masuk lagi, mereka akhirnya tau apa yang Myungsoo maksud. Hal itu otomatis membuat Hyerim serasa terbang hingga ke langit ke tujuh.

Bukan sebuah pesan berupa rangkaian kata yang ia kirim. Melainkan sebuah foto yang mengungkapkan segalanya. Sebuah foto yang secara tak langsung mengungkapkan bahwa Myungsoo memang ‘sama’ dengan Hyerim.

Sebuah foto Hyerim bermain piano.

Dan Myungsoo yang mengirimnya.Yang berarti ia memiliki foto Hyerim.

Hyerim memang mempunyai hobi bermain piano sepulang sekolah, sebelum kelas ekstra musik dimulai. Ia memang tidak suka mengikuti kelas ekstranya akan tetapi ia suka bermain piano. Dan Myungsoo selalu memergokinya karena ia selalu berangkat awal untuk kelas musik.

‘I’ve been your fan..’

Hyerim memegang erat lengan Jieun dan membaca kalimat selanjutnya.

‘and I think, our feeling is mutual.’

Saking terkejutnya, Hyerim sampai tidak sadar bahwa ia otomatis berdiri sendiri ketika membacanya. Di tengah-tengah kantin. Setelah Jieun menyadarkannya, ia kembali duduk. Akan tetapi Hyerim sepertinya aakn kembali berdiri jika Jieun tak mencegahnya karena pesan selanjutnya membuat Hyerim bahagia luar biasa.

<3

Hanya sebuah emotikon love akan tetapi Hyerim tak henti-hentinya tersenyum sendiri membacanya. Ia bahkan men-screencapt percakapan mereka di line.

Pada akhirnya, ia memutuskan untuk membalas pesan dari Myungsoo.

‘Yeah, our feeling is mutual.’

 

END

 

Tolong hargai author dengan memberi apresiasi apapun itu. Bisa dengan subscribe, love atau kasih komentar. 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK