Pagi telah tiba, tapi Nara tidak ada didalam kamarnya. Kenapa? Karena ia sedang bersiap-siap di kamar mandi untuk mengganti pakaian. Ya. Dia ingin joging.
“Oppa! Aku pergi dulu ya!”
Tidak ada balasan
“oh? Tumben sekali dia tidak menjawab? Hehehe..mungkin dia kesal karena kejadian semalam”
Nara menuju kulkas untuk mengambil air dingin. Ia mendapati notes kecil
“Nara, oppa pergi mengerjakan tugas di rumah Han Ji Young. Oppa sangat sibuk. Jadi jangan merengek dan menelfon oppa ada dimana, oke? Hehehe~”
Nara mengerutkan keningnya. Ia memikirkan sesuatu.
“Han Ji Young? Ooh..sepertinya aku tau..mungkin itu gadis yang ia sukai yang pernah ia ceritakan padaku. Haha! Kau membocorkannya sendiri! Dasar bodoh”
Nara pergi meninggalkan rumah dengan sanyuman manisnya
***
Nara joging di tempat biasa, memang rame. Tapi entah kenapa banyak sekali orang yang joging berpasang-paasangan
“uh? Apakah ini hari couple day? Kenapa banyak pasangan disini?” Nara kesal. Dimana ia berada, ia merasa tersindir secara tidak langsung.
“kapan kau punya pasangan?”
“mana pacarmu?”
“kau tidak laku ya?”
Mungkin seperti itulah sindiran yang Nara rasakan. Padahal tidak ada toh yang menyindir dia. Bisikan setan
“akh..mana ku tau. Memangnya tidak ada pacar akan mati apa? Huh”
Nara melanjutkan jogingnya. Ia memasang headsetnya dan berlari pelan dengan tenang. Saat itu juga ia tidak sengaja mengangkap sesuatu. Seperti ada yang ia kenal
“omo! Itukan V! Kenapa ia duduk sendirian?” Nara terus memeperhatikannya.
Tidak lama, datanglah seorang gadis yang duduk disampingnya. Ia bermanja dengan V. Tapi tidak V tanggapi
“itu pasti Park..Yu..Park Yura!!”
Tiba-tiba saja hati Nara menjadi sakit untuk yang kedua kalinya saat Yura memeluk V. Ia pun pergi dari tempat itu.
***
Nara duduk di sebuah kursi taman di bawah pohon. Ia merenungkan dirinya.
“apa yang telah aku lakukan selama ini? Mengirimnya surat? Itu kuno. Mana mungkin ia menyukaiku. Ia hanya menerimanya dan membuangnya. Aku bodoh! Ini sia-sia saja!” rututk nya.
Kristal bening hampir jatuh dari matanya yang indah itu. Ia menghibur dirinya sendiri dengan memainkan bunga yang ada disampingnya. Ia tersenyum.
“oh? Ada kedai yoghurt! Kebetulan sekali aku sudah tidak lama makan yoghurt! Haha!”
Seketika mood Nara yang turun menjadi normal kembali. Ia berlari menuju kedai yoghurt itu.
“ahjussi, aku pesan yoghurt strawberry satu”
“aku juga, satu ahjussi”
Nara melihat kearah sampingnya. Saat itu juga ia ingin jatuh ke tanah. Memang berlebihan, tapi itulah yang Nara rasakan.
Orang yang dilihat memandang balik dan tersenyum
“halo”
“....”
“namaku V”
“...”
V hanya memamerkan senyum segi empatnya. Melihatkan deretan giginya yang putih itu
“ha..hai..” Nara gugup. Ia belum pernah berbicara langsung denganV.
“namamu siapa?”
“Shin..Nara”
“ooh..aku V”
“aku tau..aku kan menyukaimu dari dulu, dan kau orang populer di sekolah. Mana mungkin tidak ada yang mengenalmu” batin Nara.
“kau suka yoghurt?” tanya V tersenyum
Nara hanhya mengangguk. Nara bukannya acuh, tapi ia tidak tau cara menormalkan detak jantungnya. Apalagi saat V tersenyum seperti itu.
Siapa yang tidak akan luluh?
“iya”
“kalau begitu salam kenal ya”
“i.ya”
“ini pesananmu. Lain kali datanglah lagi”
“terimakasih ahjussi. Ini uangnya”
Nara membayarnya dan menghadap V
“a..aku duluan, ya?”
“ooh, silahkan. Hehe”
Nara berjalan agak cepat. Ia memegang dadanya. Jantungnya masih berdetak cepat
“jangan sampai aku copot jantung ini! Hey, diamlah!” rutuk Nara. Tanpa ia sadari, ia senyum-senyum sendiri. Orang lain yang melihatnya hanya berpikir heran. Kenapa ada anak gadis yang manis senyum sendiri?
Sampai dirumah, ia masih belum menemukan oppa nya. Nara memutuskan pergi ke halaman belakang rumah dan duduk diayunan.
“umm..enak. oh! Kalau tidak salah, V memesan yoghurt strawberry juga kan? Hwaa!” pekik Nara
“akhirnya aku tau apa yang ia sukai!”
Nara tertawa sendiri dan tidak terassa yoghurt yang ia makan tinggal setengah.
“tapi kenap aia memesan satu? Apa mungkin itu untuk Yura? Hhh”
Nara kembali merengut. Ia melahap yoghurtnya dengan malas.
Drrtt..Drrtt..
“halo?”
“halo Nara-ah! Kau dimana?”
“aku dirumah, kenapa?”
“aku akan kesana. Aku bosan dirumah”
“haha..kemana pacarmu si Jiminnie itu?” tawa Nara
“yyak! Jangan kau panggil dengan sebutan itu! Yang boleh menyebutnya seperti itu hanya aku”
Nara menjauhkan teleponnya dan meniru apa yang dikatakan Jung Hwa tanpa suara. Seperti mengejek
“bla..bla..bla..yaya. terserah kau”
“aku sebentar lagi sampai. Bye Nara”
“bye”
Nara tersenyum mendengar ocehan Jung Hwa, lalu ia melongo agak lama.
“apa ya...ada yang kurang... omo! Yoghurtnya! Harus cepat aku habiskan! Bisa-bisa Jung Hwa merengek meminta punyaku! Atau bahkan dia menyeretku ke kedainya sekaligus!”
***
Jung Hwa dan Nara duduk di sofa dan mencari posisi yang enak untuk ditempati.
“aku beli kaset baru, tadaaa” Jung Hwa memamerkan kasetnya.
“kaset apa?”
“horror”
“ooh.. aku yakin kalau kau akan ketakutan”
“kita lihat saja nyonya Shin!”
“siapa takut”
Jung Hwa berdiri dari tempat duduknya dan pergi.
“lihat, bahkan sebelum film mulai kau sudah kabur. Hahaha!” ledek Nara
“siapa juga? Aku hanya ingin mengambil makanan di kulkas”
“hahha, ku kira kau kabur”
***
Selama film diputar, Nara menonton dengan wajah baisa saja.
“ini tidak seru”
“ini menakutkan bodoh!”
“menakutkan apanya? Hanya pembunuhan. Tidak lebih.”
“terserah kau”
Terlihat Jung Hwa membungkus diri dengan selimut. Sepertinya ia ketakutan
“hahaha! Sudah kubilang, kau akan ketakutan nyonya Kim!”
“aku tidak takut!” bantah Jung Hwa
“benarkah? Lalu..selimut itu?” tunjuk Nara
“a..aku hanya kedinginan saja!”
“kau yakin?”
“iya!”
“tapi AC ku sedang mati”
SKAK MATT!
Jung Hwa hanya nyengir. Ia tidak tau mau bicara apa lagi. Kalau urusan mengejek, Nara pemenangnya.
“tidak ada alasan lagi yang ingin kau ucapkan nyonya Kim? Haha”
“baiklah..kau menang”
Nara pergi ke kulkas dan mengambil es krim.
“Jung Hwa! Kau mau rasa apa?”
“coklat saja!”
Nara mengambil es krim rasa coklat untuk Jung Hwa dan strawberry untuk dirinya sendiri.
“ini es krimnya”
“makasih’
“yup”
Nara menuju meja tempat ia mengecas hp nya. Ada 2 pesan
--
>> oppa <<
Kau merindukanku? Hahaha. Sabarlah. Sebentar lagi aku akan pulang”
--
“cih..siapa juga yang merindukannya” Nara membalas pesan oppanya
--
>> kau percaya diri sekali. Aku bahkan tidak memikirkanmu pulang atau tidak. Haha<<
KLIK! Pesan terkirim
“ooh, pesan lagi?”
--
>>08104523XXXX<<
Mendekat secara perlahan :) “
--
“uhmm..Jung Hwa, kau kenal no..moorr..Yak Jung Hwa!”
Jung Hwa tidak menyahut. Ia sudah tertidur.
“aishh..nomor siapa ini? Mana ponsel Jung Hwa?”
Nara mengobrak-abrik saku Jung Hwa. Dapat!
Ia mencari nomor tersebut di kontak ponsel Yura. Tidak ada
“aish.. kalau aku tau siapa yang mengirimnya, akan aku masak dia sampai gosong!”
Please gimme your love and comment ^^