Saat aku tiba dirumah, ommaku langsung bertanya, "Hyunseung siapa?"
Aku langsung tersentak kaget. Langsung kata-kata ini muncul dihati, "Mati lah. Pasti hapeku dibuka-buka, dan pesan yang dikirim oleh Hyunseung dibaca. Aduh, jawab apa nih..."
"Uhh... tidak tahu!"
Kemudian aku masuk ke rumah dan langsung mencari hapeku. Benar saja, ia mengirim pesan.
Tak disangka, pesan itu ditulis oleh SOYOU yang mengatakan kalau Hyunseung itu menangis, tak tahu apa yang harus dilakukan lagi. Ia sangat menyesal. Sekarang terserah padaku, apa yang aku inginkan.
Seketika saja aku mengirim pesan kepadanya. Aku katakan kalau aku memaafkannya waktu itu karena aku takut ia tak bisa mengerjakan ulangannya dengan baik. Aku tak pernah mau memainkan nilai seseorang karena takut itu terjadi kepadaku. Berhubung aku pernah diberi janji kalau ia akan memutuskan hubungan dengan Hyuna, aku langsung minta kepadanya agar tidak memutuskan hubungan itu dan membiarkan milikku saja yang diputuskan.
Ommaku bertanya lagi untuk yang kedua kalinya. Aku terpaksa membohonginya dengan mengatakan kalau Hyunseung adalah teman lesku yang salah mengirim pesan.
Malam harinya, aku berusaha untuk menahan tangis. Namun, aku tak dapat melakukannya.
Semua anggota keluarga di rumah mengira aku menangis karena tak diajak ke luar kota. Padahal, tak ada yang tau kalau aku menangis karena sakit hati.
Teman curhatku satu-satunya tinggal Bora. Aku menceritakan semuanya.
"Yeah. I cried."
"He's not worth your tears, Hyol.."
"I know"
Aku tak pernah tahu lagi rasanya punya pacar.