Aku memang tak suka dengan kebiasaan hidupnya. Merokok, pulang larut malam, main ke diskotik, minum miras, dll. Ia juga sangat sering berbohong, meskipun hanya sekedar di game. Kebohongan lah yang membawa dirinya "jadian" dengan Hyuna.
Ia juga sering menganggap beberapa masalah itu sepele. Misalnya, saat itu ia melepon ke rumah untuk meminta pertolongan seseorang mengantar jas laboratoriumnya ke sekolah. Saat itu, di rumah tak ada orang kecuali kakeknya. Terpaksa sang kakek mengantarnya. Pada malam harinya, ia dimarahi habis-habisan oleh orang tuanya. Tapi apa? Ia menganggap itu sepele.
Rencana untuk memutuskannya sudah aku pikirkan selama beberapa minggu. Tapi terkadang aku masih ragu.
Aku ceritakan semua hal ini ke teman-temanku, Bora dan Dasom.
Akhirnya, dengan ideku yaitu menerornya dengan telepon dari nomor tak dikenal, kami akan laksanakan di hari Jumat, sehari setelah ujiannya berakhir.