home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > EX - CHANGE

EX - CHANGE

Share:
Author : deson
Published : 31 May 2014, Updated : 24 Nov 2015
Cast : EXO
Tags :
Status : Complete
2 Subscribes |23656 Views |5 Loves
EX - CHANGE
CHAPTER 6 : Daylight Fantasy

Aigooo… anak ini masih di dalam alam mimpi.” So Yeon mendecak dengan kencang.

So Hee berguling ke ujung tempat tidur, “malam-malam seperti ini kau mau kemana?”

“Hee-ya, kau sudah dewasa untuk menanyakan hal seperti ini,” So Yeon memulas pipinya dengan pewarna merah. “makanya berkencalah dengan Baek Hyun agar kau mengerti.”

Eonni!” So Hee langsung bangkit dari kasur dan menatap So Yeon dengan tajam, “berhentilah menawarkan aku pada Baek Hyun. Apa aku terlihat murah di matamu. Teman-temanku sampai mengira bahwa aku mempunyai hubungan khusus dengan Baek Hyun. Nama baikku jadi tercemar.”

So Yeon menghentikan kegiatannya dan menatap So Hee dari pantulan cermin. Ia tidak pernah mendengar So Hee mengeluarkan kalimat sepanjang itu. Ia juga kaget So Hee bisa bicara sekeras itu.

“Teman-teman? Temanmu hanya Park Chan Yeol.” So Yeon meledek So Hee saat gadis itu keluar dari kamarnya, “Jika aku tidak mau Chan Yeol salah paham kenapa kau tidak mengajaknya untuk berkancan saja.”

So Hee yang sudah sampai dikamarnya kembali berbalik ke kamar So Yeon saat mendengar nama Chan Yeol disebut, “mwo?

So Yeon menggeleng, “Jangan lupa untuk menonton pertunjukanku.”

So Hee kembali menutup pintu So Yeon. So Yeon tahu jika So Hee tidak akan mendengarkan permintaannya tapi So Hee akan mendengarkan ucapan Chan Yeol.

Aigoo… untung saja Park Chan Yeol itu tampan dan suaranya bagus.”

 

>>deson<<

So Hee mendekap sketbooknya sambil memandang langit dengan ribuan bintang-bintang. Menatap bintang seolah puas dengan apa yang telah ia kerjakan. Ia sedang berbicara pada langit tentang apa yang harus ia kerjakan lagi. Ia yang harus ia lakukan.

Lima buah gambar berserakan di lantai kamarnya. Gambar pertama adalah gambar 3 orang pria yang saling tersenyum bersama seorang gadis. Gambar kedua adalah 3 saudara perempuan yang digambar dalam satu frame. Gambar ketiga adalah gambar 5 orang pria dengan gaya rambut dan pakaian yang sangat aneh tapi terkesan keren. Gambar ke empat adalah gambar seorang adik perempuan bersama kakak laki-lakinya dan gambar terakhir adalah gambar dua orang sahabat.

So Hee ingat dengan jelas tentang mimpinya. Mimpi itu membuatnya takut. Meskipun ia hanya mengalaminya beberapa jam tapi semua itu terlalu nyata.

Mungkin jika So Yeon tidak membangunkannya mimpi itu akan berlajut pada fantasi aneh lainnya. So Hee mendengus kesal. Ia benci ketika menyadari bahwa ia mempunyai imajinasi yang berlebihan.

So Hee memadang Sketbook yang dari tadi didekapnya. Sebuah potrait pria. Joon Myun di sisi kiri dan Chan Yeol disisi kanan. Keduanya sangat berbeda. Jauh tapi So Hee bisa mengingat keduanya dengan jelas.

“Apa aku mulai terobsesi pada Park Chan Yeol?” So Hee melemparkan buku gambar kesayangannya itu kelantai.

Ani… ani… ani…” So Hee menggelengkan kepalanya dan mengacak acak rambutnya gemas, “Aku tidak mungkin menyukai Chan Yeol. Chan Yeol menyukai Eonni. Chan Yeol menyukai So Jung—”

So Hee mengentikan gerakannya. Kepalanya terasa berdenyut karena ia berhenti secara tiba-tiba, “Chan Yeol hanya menyukai…. Menyukai Yeon Eonni sebagai penyanyi favoritnya dan menyukai Jung sebagai hobae-nya tapi~~~” So Hee menarik ujung bibirnya, “Chan Yeol tidak pernah tidak menyukaiku.”

 

>>deson<<

Chan Yeol menyerahkan susu coklat dingin kesukaan So Hee. Ia harus berlari ke fakultas hukum karena susu coklat di kantin fakultasnya sudah habis. So Hee tidak suka susu vanila. Katanya susu vanila seperti ASI dan itu membuatnya mual.

“Hee-ya!” Chan Yeol sedikit ngeri ketika So Hee meneguk susunya hingga habis, “pelan-pelan.”

So Hee hanya menggumam perlahan kembali fokus pada gambarnya.

Chan Yeol memperhatikan gambar So Hee dengan seksama. So Hee tidak pernah menggambar manusia tapi hari ini So Hee menggambar wajahnya dengan sangat tampan.

“Kau menggambar wajahku?”

Hmm…

Wae?

“Sebelum aku melupakan wajahmu yang jelek itu.”

Chan Yeol menarik kedua ujung bibirnya, “Hee-ya, kemarin aku bermimpi.”

Hmm…

“Aku berubah menjadi kakakmu.”

“Lalu?” tanya So Hee lagi tanpa melepaskan konsentrasinya pada gambarnya.

Chan Yeol menarik kepala So Hee dan membuat gadis itu menatapnya, “itu adalah mimpi paling buruk yang pernah aku alami.”

So Hee mecibir tapi Chan Yeol menekan kedua pipinya hingga suara So Hee terdengar seperti cicitan.

“Ya!” So Hee berhasil melepaskan wajahnya dari tangan Chan Yeol, “Lalu memangnya kenapa kalau aku adikmu. Bukankah kau mengatakan kau bosan menjadi anak tunggal dan ingin mempunyai banyak saudara.”

“Tapi aku tidak ingin menjadi kakak laki-lakimu.”

“Kenapa apa aku tidak cukup cantik seperti So Yeon eonni untuk jadi saudaramu atau aku tidak semanis So Jung untuk jadi adikmu, o?”

Chan Yeol menarik nafas panjang, “Aku ingin menjadi temanmu selamanya.”

Brukk…

So Hee langsung menendang Chan Yeol hingga terjatuh. Ia tidak mengerti apa yang salah dengan ucapannya sehingga So Hee menendangnya sekeras itu.

 

>>deson<<

Akibat dari kejadian itu So Hee mengacuhkannya seharian. Gadis itu tidak mau di ajak bicara atau mendengar apapun yang dikatakannya. Bahkan ia harus membolos kelasnya dan mengikuti kelas So Hee yang berakhir dengan usiran dari sang dosen.

Chan Yeol akhirnya menyerah dan meninggalkan So Hee.

“Hati wanita memang tidak bisa ditebak.” Chan Yeol akhirnya memilih untuk mengitu So Yeon dan teman-temannya yang akan tampil di SM café. Selain So Hee hanya musik yang bisa memahami dirinya.

Di sudut ruangan Chan Yeol memetik gitarnya sambil merenung. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Inspirasinya hilang dan ia terus memikirkan gelagat aneh So Hee. Suasana hatinya benar-benar buruk sekarang.

“Memikirkan So Hee?” Baek Hyun menyerahkan segelas soda dingin.

Chan Yeol ingin menggeleng tapi ia kemudian menatap sahabatnya itu, “Ya! Apa kau benar-benar menyukai So Hee?”

Baek Hyun mengerucutkan bibirnya, “Kenapa?”

Aniya.” Chan Yeol menggeleng. “Jika kau serius kau harus berhati-hati. Sifatnya itu benar-benar sulit di tebak. Aku menemuinya dan dia terus mengacuhkanku dan ketika aku bercerita dia menendangku.”

“…” Baek Hyun terpana melihat mata Chan Yeol yang berapi-api saat menceritakan So Hee.

“Aku benar-benar tidak mengerti sikapnya.” Chan Yeol kembali menggerutu, “Kau hebat bisa tahan dengan sikapnya yang seperti itu.” Chan Yeol menepuk bahu Baek Hyun perlahan.

Baek Hyun tidak kuasa lagi menahan tawanya, “Ya~ kau yang terhebat. Bisa bersahabat dengannya sejak SD.”

Nugu? Nega?” Chan Yeol membulatkan matanya tidak percaya. Ia tidak percaya bahwa ia telah berteman dengan So Hee selama itu.

“Jadi kau ingin berteman dengannya berapa lama lagi o?”

Chan Yeol memiringkan kepalanya berpikir dengan keras, “Aku bilang padanya selamanya.”

Mendengar jawaban polos dari Chan Yeol, Baek Hyun tertawa terbahak-bahak hingga perutnya terasa sakit, “Aigooo…”

 

>>deson<<

So Yeon tampil memukau seperti biasanya. Tapi hari ini adalah hari yang spesial. So Hee datang ke tempat itu menyaksikan kakak dan adiknya tampil di panggung yang sama tanpa ada paksaan dari Chan Yeol. Itu adalah mukjizat terindah bagi Chan Yeol.

Setelah menyaksikan So Yeon dan So Jung, So Hee meneguk habis minumannya dan mengambil tasnya beranjak pergi.

“So Hee-ya.”

Panggilan Chan Yeol membuat So Hee menoleh.

“Baek Hyun sebentar lagi akan tampil. Apa kau tidak ingin melihatnya?” tanya Chan Yeol dengan hati-hati. So Hee sudah mau duduk disebelahnya selama pertunjukan, ia tidak mau So Hee kembali marah.

“Oh?” Jawaban So Hee singkat membuat Chan Yeol kembali bertanya.

“Bagaimana Baek Hyun menurutmu?”

“Baek Hyun? Aku melihatnya seperti Yun Ho Oppa. Aku merasa dia seperti kakakku yang hilang.” Jawab So Hee masih tidak membuat Chan Yeol merasa lega.

“Kalau Se Hoon-ie?”

So Hee menghembuskan nafasnya panjang, mulai mengerti arah pembicaraan Chan Yeol. Ia meraih kembali kursinya dan duduk sambil menghadap Chan Yeol, “Oh Se Hoon? Dia adalah teman baik adikku. Ya! Bagaimana jika kau terlahir sebagai kakak laki-lakiku?” So Hee balik bertanya.

Chan Yeol kembali berpikir. Ia tidak ingin membuat So Hee salah paham dan marah. Untuk kali ini ia ingin membuat jawaban yang terbaik untuk mereka berdua.

“Tuhan menciptakan manusia berpasangan. Jika memang kita ditakdirkan bersama, maka kita akan bersama. Banyak pasangan yang saling mencintai, menikah kemudian bercerai. Bukannya mereka tidak lagi saling mencintai tapi hati mereka tidak kuat. Jika hati kita saling memiliki ketertarikan yang kuat maka alam sendiri yang kan menciptakan kita berbeda, hati kita akan menuntun kita untuk bertemu, kepercayaan yang akan menjaga kita selama dan sikap saling mengerti dan mengasihi membuat kita mampu terus bertahan. Selamanya.”

So Hee mengerutkan keningnya tidak mengerti dengan jawaban pajang dari Chan Yeol. Ia hanya menatap pria itu dengan tatapan bodoh.

“Intinya. Manusia itu sudah ditakdirkan berpasangan bahkan sebelum mereka berpasangan. Jika aku memang terlahir sebagai kakak laki-laki Jung So Hee maka kau akan menjadi kakak ipar Jung So Hee itu.”

“Eh?”

Chan Yeol mengacak-acak rambut So Hee dengan gemas. Ia bersyukur terlahir sebagai anak tungal setidaknya ia tidak bisa mencintai adiknya. Jika ia terlahir sebagai kakak laki-laki ia ingin adiknya mendapatkan pria yang pantas.

“Kau.” Chan Yeol menatap wajah So Hee perlahan, “Apa kau masih menginginkan kakak laki-laki?”

So Hee tidak menggeleng atau mengangguk, “Laki-laki atau perempuan ketika mereka memiliki ikat darah dalam diri mereka akan melakukan hal yang sama. Menyanyangi saudara mereka.”

>>deson<<

“Ah!” Sebuah suara mengema diruang tanpa batas. Kelima pria itu menatap dua manusia yang saling bertatapan itu dengan wajah serius. “Ini sebuah keberhasilan dan juga kegagalan.”

Mereka berlima berhasil menemukan jawaban atas pertanyaan yang mereka bawa meskipun tantangan yang ia berikan pada So Hee dan Chan Yeol di bereskan lebih cepat dari pada yang mereka rencanakan.

“Siapa yang mempunyai memberi nama Min Suk, Joon Myun dan Jong In.” Tao menatap keempat rekannya dengan tatapan garang. “mereka mempunyai nama yang mirip So Yeon, So Hee dan So Jung. Setidaknya nama mereka  Suk Hee, Joon Hee dan Jong Hee agar terlihat lebih realistik.”

“Saudara tidak harus memiliki nama yang mirip.” Kilah Lay, “Park Jung Soo dan Park In Young. Yang penting adalah wajah mereka yang tidak terlalu mirip. Min Suk, Joon Myun dan Jong In sangat tidak mirip satu sama lain.”

“Tapi So Hee dan Min Suk memiliki kemiripan.” Bantah Chen.

“Jika kita membahasnya sampai akhir jaman pun tidak akan selesai.” Dio melerai keempat temannya.

Pertengkaran terhenti ketika suhu ruangan berubah menjadi sangat panas. Kelima pria itu lalu menoleh ke sumber panas tersebut. Kris muncul perlahan dari kilatan api yang ia ciptakan sendiri.

“Kau darimana?” tanya Luhan.

“Mengamati ledakan gunung berapi di sebelah tenggara.” Kris menepuk bahunya membersikahnya dari debu yang menempel.

“Kita pulang.” Ucap Tao memberi aba-aba.

“Tugas kalian telah selesai? Bagaimana?” Kris menatap rekan-rekannya satu persatu. Wajah mereka terlihat biasa. Entah tugas mereka berhasil atau gagal. Sekalipun gagal mereka tidak akan pulang secepat ini. Dan jika berhasil —wajah mereka tidak mengisyaratkan bahwa mereka berhasil.”

“Kami semua sudah tahu.” Ledek Dio sambil mengikuti Tao yang sedang mencoba untuk berteleportasi tingkat tinggi.

Kris merutuk kesal. Untuk saat itu ia ingin kekuatan membaca pikirannya bisa berjalan dengan normal. Hanya saja, kemampuan itu berkurang karena ia terlalu sering berada di kawah gunung berapi. Udara panas membuat ion yang seharusnya digunakan untuk otak menjadi sedikit dan membuat kemampuannya berkurang.

Ah tidak, ia ingin kekuatan Tao yang dapat memutar balikan waktu agar ia bisa melihat semua jawaban itu. Sekali saja. Tapi ia tidak bisa memilih kekuatan itu. Kekuatan mereka adalah anugrah. Meskipun mereka mempunyai kekuatan yang sama tapi hanya satu kekuatan yang dominan.

Tanpa menghiraukan berjuta-juta keluhan Kris, Tao, Dio, Luhan, Chen, dan Lay membentuk satu formasi melingkar. Dengan kekuatan telekinesis mereka. mereka memanggil pesawat yang akan membawa mereka kembali ke planet mereka. Planet EXO.

END
POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK