author note: di sinopsis ada yang aku tambah2in sedikit. boleh dicek lagi :D ;)
Perjalanan menuju Korea memang masih lama namun mataku yang sudah seperti mata panda ini tak kunjung membawaku ke alam mimpi lagi.
Lebih tepatnya, sesuatu di dalam diriku membuatnya untuk begitu, mengingat mimpi yang aku impikan dua jam yang lalu.
Tidak, Hana! Itu semua hanya mimpi. Ini kesempatanmu untuk bersenang-senang, jangan sampai pikiranmu yang negatif mengacaukannya! Aku berusaha menguatkan mindset tersebut kuat-kuat.
_____
Seoul, 19.00
Mataku dengan liar melihat keadaan sekeliling bandara, berusaha mencari papan bertuliskan namaku yang dipegang oleh sahabat online-ku, Lee Jieun. Walaupun aku belum pernah bertemu langsung dengannya, foto Jieun yang diupload melalui twitter,facebook dan medsos lainnya sudah cukup memberiku gambaran mengenai karakteristik fisiknya.
Tak lama, aku menemukan badan mungil yeoja tersebut berusaha menerobos kerumunan dan memegang papan bertuliskan “KIM HANA” yang dipenuhi oleh lambang love yang sangat imut di sekitar tulisan tersebut.
Oh sungguh, aku hanya bisa tertawa geli melihatnya.
Mata kami pun bertemu dan dia melambaikan salah satu tangannya.
*percakapan selanjutnya akan diucapkan dengan Bahasa Korea*
“Kim Hana!” dia menyapaku, menunjukkanku wajah cerianya yang sangat baby-face.
“Lee Jieun!” aku balas menyapanya.
“Foto memang tidak adil kepadamu. Kamu tampak lebih cantik di dunia nyata!” seruku ketika kami sudah berada dalam jarak yang cukup dekat. Jieun hanya dapat tersipu malu dan sedikit mengelak.
“Ayee..Basa-basi, eoh?”
“Iya, 30%.” Candaku, membuat kami berdua tertawa bersama.
Kami pun melangkahkan kaki kami keluar dan memasuki taksi yang sudah Jieun pesan.
Dia sungguh yeoja yang sangat baik. Tak hanya membantu urusan penginapanku, dia juga meluangkan waktunya untuk menjemputku. Aku sungguh beruntung memiliki teman online seperti dia.
“Jadi..besok kamu ingin kemana?” tanyanya, seraya menutup pintu taksi.
Dengan nada yang sangat mantap, aku menjawab pertanyaannya.
“Tentu saja konser boyband paling kece sedunia”
Jieun,mengerti siapa yang aku maksud, hanya bisa terkekeh kecil.
“Omo~ Tak kusangka akhirnya kita bisa menonton konser mereka bersama.”
Aku mengangguk pelan sambil tersenyum penuh euforia.
Baru mengingatnya saja sudah membuatku begini senangnya, aku menjadi tidak bisa membayangkan bagaimana jika aku benar-benar berada beberapa meter dari mereka besok.
“Jadi...aku sudah membawakanmu ini!” seru Jieun seraya mengeluarkan sebuah tas kresek dari dalam tasnya. Saat ia membuka tas kresek tersebut, dapat kulihat berbagai macam alat penyamaran seperti masker,syal,kacamata hitam dan topi.
“Omo! Jieun-ah!” teriakku, dengan nada terharu.
“Jeongmal gomawo!” aku memeluknya erat, hingga aku sadari bahwa pelukanku hampir saja membunuh tubuhnya yang mungil.
“H-ha n-na..a-aku t-tak bi-bi-sa b-bern-na-fas” ucapnya terbata-bata.
Aku pun melepaskan pelukanku sambil tetap memasang wajah penuh haruku.
Kemudian kucoba satu per satu di hadapannya. Mulai dari kacamata hitam,topi,syal,sampai masker.
“Aku sangat menyukai topi ini, Jieun-ah!” ucapku, setengah berteriak ketika kukenakan sebuah topi bertuliskan “EXOTIC” di kepalaku.
Jieun lalu tersenyum “Syukurlah kamu menyukainya.”
Aku kemudian menyubit kedua belah pipinya yang sangat gempal.
“Sungguh Jieun-ah. Aku tak tahu harus membalas budi baikmu dengan apa.”
Jieun memegang kedua bahuku.
“Sudahlah. Kita adalah teman, arrasso?”
Aku mengangguk a la puppy.
“Tapi sebenarnya tanpa aku menggunakannya pun mungkin hanya beberapa yang mengenaliku. Ayahku menjadi presiden baru 2 bulan.” Ujarku sambil menata kembali semua barang tersebut ke dalam tas kresek.
“Tapi tetap saja. Mencegah lebih baik daripada mengobati,Hana-ya!” seru Jieun. Aku mengangguk tanda setuju dan kami saling membalas senyum.
_________
Kami akhirnya sampai di depan sebuah motel dengan bangunan sederhana. Menurut Jieun, rumahnya dekat dari motel tersebut sehingga ia mencarikanku motel ini. Setelah check in dan mengambil kunciku, aku memasuki kamarku yang akan aku huni selama dua hari dua malam ini.
“jadi..mau menginap semalam di sini?” aku menaikkan sebelah bahuku,menawari Jieun sebuah malam bersama, yang mungkin bisa kita habiskan dengan pajamas party dan membicarakan EXO sampai pagi. Jieun lalu menggelengkan kepalanya.
“Gomawo, Hana-ya~ Tapi Aku belum ijin abujiku dan eommaku.” Ujarnya pelan. Ia kemudian menyatukan kedua telapak tangannya.
“Aah arrasseo.”
“dan lagi...aku tidak yakin kita bisa tidur nanti kalau kita sekamar.padahal kau tahu kan besok kita harus menghadiri sebuah konser.” Lanjutnya. Aku kemudian terkekeh kecil dan mengangguk.
“Kamu benar.”
Akhirnya Jieun pun meninggalkanku dan keluar dari kamarku. Sebelum itu, aku membekalinya sebuah kresek besar berisi berbagai macam makanan khas Indonesia yang telah eomma bawakan.
Ada klanting,keripik pisang,selondok, dan lain sebagainya. Memang, beliau adalah wanita asli korea tetapi ‘dimana bumi dipijak,di situlah adat dijunjung’ jadi tak heran eomma bisa mengenal berbagai makanan seperti itu.
“Jieun-ah! Tunggu! Eomma membawakanmu ini.”
_____
Aku membantingkan tubuhku ke kasur. Hari ini terasa sangat melelahkan bagiku. Sudah sangat larut malam dan aku ingin segera tidur walaupun perutku meronta tidak karuan.
Yah, makanan yang berada di pesawat tidak cukup memuaskan rasa laparku yang berlebih.
Kubuka sebuah lemari es yang nagkring di pojokan dapur kecil tetapi, nihil. Hanya sebuah botol besar kosong yang dapat terlihat.
Aku menghembuskan nafasku berat.
Aku kemudian mengambil kunci yang kuletakkan di meja samping tempat tidur dan berjalan menuju pintu untuk keluar ke suatu tempat mencari sesuatu yang bisa membungkam suara di perutku ini.
Kubuka pintu menggunakan kunci tersebut dan saat pintu telah sepenuhnya terbuka, tampaklah bayangan seorang namja tinggi dengan pakaian serba hitam –jas musim gugur hitam,syal hitam,dan topi hitam—berdiri dengan kunci di tangannya.
“Aah.. Akhirnya terbuka~~” ucapnya seperti tanpa beban. Tanpa mengetahui ada aku di depannya, ia menerobos masuk dan
“BUGHH” suara tubuhnya yang terjatuh terdengar, disertai dengan kalimat terakhir yang ia ucapkan.
“Ooh surga dunia~ Soju memang minuman ternikmat ~”
Aku lalu menghampiri tubuh yang terjatuh tertelungkup itu sambil dengan panik meneriakkan
“Ya!! Siapapun kamu, bangunlah! Kamu salah kamar!” aku menggoncang tubuhnya kasar, tetapi yang kudapat hanyalah bau nafas alkoholnya dan gumamannya yang tidak jelas.
Awal liburan yang tidak cukup baik, kurasa.
________________
Hallo~
Tokoh baru akhirnya muncul~
Alur masih kecepetan dan gaje sih. Hehe
Kependekan ya? Untuk chapter selanjutnya aku bikin lebih panjang deh~ Ini sengaja sampe di sini biar agak greget, gituh~ :P haha
Btw, kemarin aku liat ada ff yang ternyata castnya namanya Hana juga. Aku shock serius! Dan saat aku buka ternyata duluan sana yg bikin. Untuk siapapun yang menulis ff dgn cast Hana tsb, maaf yaa aku nggak niat niru nama cast ff kamu kok. Aku terinspirasi pake nama itu karena itu nama temen aku. Hehe
R C L Juseyo~~