home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Fight For This Unrequited Love

Fight For This Unrequited Love

Share:
Author : natadecocoo
Published : 10 May 2014, Updated : 09 Oct 2014
Cast : Oh Sehun,Park Yoonmi (YOU),Kim Myungsoo,Park Chanyeol,etc
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |47341 Views |9 Loves
Fight for This Unrequited Love
CHAPTER 2 : Introduction; Oh Sehun

 

Lampu merah menghentikan laju mobil sedan milik Sehun. Diinjaknya rem dengan pelan, berusaha agar gadis di sampingnya tidak terbangun. Kelelahan jelas membuat gadis di sampingnya tersebut terlelap tepat setelah ia menghabiskan sebungkus cokelat hazelnutnya.

            “Bagaimana perutmu tidak membuncit jika setelah makan kamu langsung tidur” bisik Sehun kepada dirinya sendiri sambil kemudian terkekeh kecil. Ditatapnya wajah pulas Yoonmi dengan seksama. Tenang. Damai. Sehun sampai terlarut sendiri dalam memandangi wajahnya yang tertidur lelap. Hal itu refleks membuatnya tersenyum. Tersenyum hanya dengan memandang wajahnya dari dekat. Tersenyum karena kenyataan bahwa ia bisa sedekat itu dengan yeoja tersebut. Tersenyum karena mengetahui yeoja tersebut masih sehat. Aneh,Sehun awalnya menganggap dirinya aneh karena ia dapat dengan semudah itu tersenyum.  Tapi Sehun kemudian sadar bahwa ia memiliki sebuah kelainan yang cukup membuatnya ketagihan.Kelainan untuk selalu memandang yeoja tersebut. Meskipun ia sudah menemui banyak yeoja, bahkan banyak yang lebih cantik dari yeoj di sampingnya tersebut, ia sendiri tidak tahu, hatinya memilihnya. Semuanya terasa berbeda jika itu bukan dengan yeoja di sampingnya tersebut. Yeoja yang dapat membuatnya melupakan dimensi tempat dan waktu. Seperti saat ini. Saat Sehun mendapatkan rentetan bunyi klakson karena ia lupa bahwa dirinya sedang berada tepat di depan lampu lalu lintas yang sudah berubah warna menjadi hijau. Tersentak, Sehun pun kembali fokus ke setir mobilnya dan mengalihkan matanya dari Yoonmi.

            Mobil  yang Sehun kemudikan masih melaju di jalanan yang mulai sepi. Sehun semakin menambah kecepatannya, menetahui malam semakin datang.

            “Ngggh...” sebuah lenguhan kecil tertangkap di telinga Sehun. Ia menoleh ke kiri, ke arah Yoonmi .  wajah damai itu kini lenyap.hilang.musnah. terganti oleh wajah cemas dan penuh peluh. Terganti oleh wajah ketakutan. Sehun membanting setirnya,menginjak rem dan menepikan mobilnya. Ia sudah sering dihadapkan oleh situasi seperti ini dan ia tahu harus berbuat apa. Ia bahkan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia hafal semuanya. Dan ia benci akan kenyataan tersebut. Kenyataan bahwa ia hafal dan harus menghadapi semua itu.

            “Kim Myungsoo...Kumohon,jangan tinggalkanku.”

            Kalimat itu lagi. batin Sehun, merasakan dadanya sesak saat nama Myungsoo terucap oleh bibir manis yeoja di sampingnya.

            Tangan Sehun mengepal erat. Jika di depannya ada samsak mungkin ia sudah menghajarnya habis-habisan layaknya atlet tinju tetapi sayangnya tidak. Tetapi sayangnya ia harus memendam semua emosinya.         

            Sehun memajukan badannya dan tangan besarnya pun ikut maju, menggerakkan badan Yoonmi ke pelukannya. Tangannya merengkuh badan Yoonmi yang lemah,pasrah. Sehun sudah tidak dapat menghitung berapa kali mimpi buruk tentang namja pengkhianat itu datang menghampiri Yoonmi. Yang jelas cukup untuk membuat wajah Sehun mengeras hanya karena mengingat namanya. Nama yang ingin sekali ia masukkan ke deathnote jika ia punya buku tersebut. Sayangnya tidak.

            Saat dirasakannya napas Yoonmi kembali teratur dan berhenti melenguh, Sehun mengembalikkan Yoonmi ke posisi duduk semula.  Dilihatnya wajah Yoonmi yang melemas dan tidak lagi tegang.

            “Seandainya saja aku yang pertama bagimu..” lirih Sehun. Ia masih terpaku memandang Yoonmi. Memastikan semuanya sudah baik-baik saja. menunggu mimpi buruk itu tidak menggelayuti Yoonmi lagi.

            Peck. Sehun sukses mendaratkan ciuman curi-curi ke dahi Yoonmi. Setelah itu tangannya bergerak merapikan rambut Yoonmi dan membelainya. Itulah rahasia terbesar seorang Oh Sehun. Diam-diam mencium dahi Yoonmi ketika tertidur. Karena,tentu saja jika ia melakukannya saat Yoonmi masih terjaga ia tidak akan bisa melanjutkan kehidupannya. Sehun sendiri masih  belum tahu bahwa ia begitu terobsesi dengan sahabat beda usia satu tahunnya itu. Yang ia tahu, ia merasa bahagia hari-harinya ia jalani bersamanya. Dan sebenarnya ia tahu akan fakta bahwa ia diam-diam menyukai Yoonmi tetapi ia yakin Yoonmi belum siap untuk mengetahuinya. Ia yakin Yoonmi belum siap untuk memulai hubungan seperti itu lagi. karena masih ada satu nama yang mengganjal dan tidak juga hengkang dari kepala Yoonmi. Nama dengan marga Kim. Dan ditambah kata Myung serta Soo.

            “Selamat pergi ke alam mimpi, Park Yoonmi. Semoga kamu dapat melupakan namja traitor itu. ”  Sehun melepaskan ciumannya yang telah berlangsung beberapa detik.

 

            “Hei ,kamu tidak memfotoku wajahku saat tidur,kan?” tanya Yoonmi setengah berteriak kepada Sehun yang sedang membukakan pintu mobil untuknya. Baru berapa detik terbangun, Yoonmi sudah mendapatkan kembali temperamennya kepada Sehun dan anehnya Sehun bahkan menyukai wajah Yoonmi saat kesal. Baginya wajahnya saat kesal tak kalah lucu dengan wajah Donald bebek saat terpeleset. Setidaknya bagi Sehun.

            “Percaya diri sekali kau, Park Yoonmi. Sudah merasa menjadi artis, huh?” jawab Sehun asal-asalan dengan tujuan memancing amarah Yoonmi. Dan ia berhasil. Dalam hitungan detik wajah Yoonmi menjadi merah.

            “Oh Sehun! Tidakkah kau ingat kau pernah melakukannya lalu memprintnya sebanyak 50 kopi dan menyebarkannya di sekolah dasar waktu itu?” ucap Yoonmi tanpa sedikitpun jeda. Ia sudah tidak tahu berapa kali ia berteriak kepada Sehun dalam sehari. Yang jelas jumlahnya cukup banyak dan ia tidak mau memperepot diri untuk menghitungnya.

            Sehun hanya terkekeh. Dengan tatapan yang menurut Yoonmi menyebalkan.

            “Ternyata aku tidak salah memilih kejutan untuk ulang tahun ke-10 . Sangat berkesan hingga  kamu masih mengingatnya sampai sekarang!” seru Sehun sambil memberikan wajah nakal ke Yoonmi.

            “YAA! Kamu memang ingin mati muda, Tuan Oh!” Yoonmi melepaskan serangan pukulan  tiba-tiba ke arah Sehun tetapi meleset. Seperti anak kecil, mereka pun berkejaran ke sana dan kemari di pelataran halaman Yoonmi yang luas. Yoonmi berusaha memukul Sehun dan Sehun berusaha melarikan diri dari serangan Yoonmi tersebut. Berhasil menangkap Sehun, Yoonmi pun memukul Sehun bertubi-tubi yang bagi Sehun hanya seperti sentuhan saja. Tapi, namanya juga namja, jika dihadirkan dalam situasi menguntungkan seperti ini mereka pasti berpura-pura mngeaduh kesakitan padahal mereka sebenarnya merasa memiliki kesenangan tersendiri saat yeoja yang mereka sukai memukul mereka.

            “Ya Park Yoonmi, neomu appa!” Sehun [pura-pura] mengaduh kesakitan. Yoonmi dalam napas pendeknya pun berhenti memukul Sehun dan menyilangkan tangannya.

            “Oh Sehun, aku masih belum selesai denganmu!” ujar Yoonmi. Sejurus kemudian, ia membelakangi Sehun dan melangkah pergi. Sebenarnya ia masih kesal akan sahabatnya tersebut tetapi ia tidak sejahat itu untuk memukul Sehun hingga ia tidak berbentuk. Berhenti melangkah, Yoonmi pun mebalikkan badannya.

            “Dan terima kasih atas tumpangannya.”  

            Yoonmi kembali berjalan memasuki lobi utama rumah besarnya.

 

_____

            Sebenarnya Sehun bisa saja meninggalkan mobilnya di pelataran rumah Yoonmi dan berjalan ke rumahnya karena rumahnya hanya berjarak beberapa meter saja dari rumahnya. Yah bisa dibilang itulah alasan mengapa mereka bisa bersahabat. Bagaimana seseorang seperti Yoonmi yang berada di seberang rumah Sehun tidak menjadi sahabatnya? Mereka bertemu setiap hari, mau tak mau. Tapi, Sehun tentu saja tidak bisa sembarangan meninggalkan mobilnya di parkiran rumah orang lain, bukan?

            Memasuki kamar, Sehun lalu menghemnpaskan tubuhnya dengan kasar ke sofa. Hari ini lagi-lagi rumahnya kosong. Dan ia sudah terbiasa akan hal itu. Ayahnya yang seorang general manager dari sebuah perusahaan ternama sedangkan ibunya adalah seorang perawat yang selalu mendapatkan shift malam. Waktu baginya untuk bertemu dengan ayah dan ibunya hanyalah pagi hari.

            Merasakan kesepian yang mencekam, diambilnya sebuah gitar lalu ia memainkan sebuah lagu. Sebuah lagu yang menjadi lagu favoritnya karena untuk beberapa alasan, ia menyukai lirik lagu tersebut. Mengambil nada, Sehun lalu memulai memetik gitar yang ada di pangkuannya tersebut.

            “...I’m lucky I’m in love with my bestfriend. Lucky to have been where I have been. Lucky to be coming home again...”

            Sehun begitu menikmati nyanyian dari dirinya sendiri waktu itu. Matanya terpejam. Bibirnya membentuk sesimpul senyuman. Tanpa sadar, lagu itu mengingatkannya kepada suatu kenangan. Kenangan yang mengenalkannya kepada musik. Kenangan yang membuatnya bisa memainkan alat musik kesayangannya,gitar.

Flashback

Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun sedang duduk di sebuah bangku taman. Tangannya sedang asik memainkan sebuah tamagochi yang tombolnya ia gerakkan ke kanan dan ke kiri hingga tombolnya tampak begitu usang. Tak lama, seorang anak perempuan berkuncir kuda datang menghampirinya dengan tangan tersilang di dadanya.

“Sehun-ahh~~” panggil gadis kecil tersebut mencoba mengambil perhatian dari namja kecil bernama Sehun tersebut namun namja kecil tersebut tidak menggubris.

“Sehun-ahhh~~” gadis kecil itu memanggil namanya lagi. hingga akhirnya pada panggilan ke-10, namja kecil itu pun mengehentikan permainannya dan menatap gadis itu kesal.

“Ada apa sih?! Kau menggangguku saja. Aku hampir meraih best-score ku, tahu!” namja kecil itu berdiri sambil menghentakkan kakinya. Nampak sekali namja kecil itu kesal akan gangguan tiba-tiba dari sang gadis.tapi si gadis kecil tersebut tidak kesal. Ia sudah terbiasa dengan temperamen namja tersebut.

“Aish. Kamu selalu saja marah-marah.” Ujar gadis kecil itu pelan. Suaranya begitu lembut dan pelan.

“Aku hanya mau tanya, apa kamu tidak bosan main begituan terus?” lanjut si gadis kecil. Si namja kecil yang tidak tahu kemana arah perbincangan tersebut hanya menggelengkan kepalanya malas.

“Tentu saja tidak. Memang kenapa sih? Aku suka kok main beginian.” Si namja kecil kembali duduk di bangku, melanjutkan permainannya.

“Tapi bagiku permainanmu itu tidak asik. Membosankan!” ketus si gadis kecil.

Si gadis kecil itu kemudian menatap wajah sahabatnya tersebut bingung. Ia benar-benar tidak tahu apa asiknya main game seperti itu. Menghabiskan banyak waktu dan pada akhirnya tidak dapat apa-apa.

“Apa kamu tidak ingin seperti mereka, Sehun-ah? Mereka bisa mendapatkan banyak uang dan teman hanya dengan bermain musik,loh!”

Mendengar kalimat gadis kecil tersebut, namja kecil bernama Sehun tersebut akhirnya melepaskan perhatiannya dari tamagochinya dan fokus ke benda yang ada di tangan sahabat kecilnya, Yoonmi. Ia penasaran siapa kata ‘mereka’ yang Yoonmi katakan. Didapatinya tangan sahabat kecilnya tersebut sedang memegang kaset ‘The Beatles’ yang baru saja release dua hari yang lalu.

“Aku meminjam ini dari abuji dan lagu mereka bagus-bagus! Mereka hebat ya dapat membuat banyak orang bahagia dengan lagu mereka.” Yoonmi pun duduk di samping Sehun yang sedang menghentikan permainannya.

“Bagaimana kalau kamu dan Myungsoo membentuk sebuah band, Sehun-ah dan nanti kalian akan menjadi terkenal seperti mereka. Lalu aku akan menjadi manajer kalian!” seru Yoonmi yang masih dalam khayalannya sendiri.

End of Flashback

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK