Hilang. Impian di depan yang hampir saja kugenggam menguap, melebur dan hancur seketika. Impian yang dengan segala upaya, keringat, dan cucuran air mata yang telah kubangun bertahun tahun lenyap tak berbekas.
Hancur. Bukan saja tubuhku, impianku, hatiku tp juga keluargaku. Semua hancur. Semua menghilang. Ya, ini semua karena malam itu, kejadian itu, dan si brengsek itu. Aku hancur. Semuanya menghilang meninggalkanku.
Sakit. Tubuhku terhempas keras pada jalan malam yang dingin. Kurasakan sakit yang hebat di kepalaku. Aku ingin teriak dan mengerang kesakitan tapi kerongkonganku tercekat, suaraku memudar, dan lidahku kelu. Ah! Cairan kental itu keluar. Menyembulkan bau anyir yang langsung menusuk rongga hidungku dan memenuhi seluruh rongga di paru paruku. Aku sulit bernapas. Dalam sekejap napasku tercekal, begitu sulit untuk memasukkan oksigen ke dalam paru paru ku agar tetap membuatku tersadar. Kuedarkan pandangan kesetiap sisi tubuhku dan kudapati bunga mawar merah yang tergeletak tepat di samping tubuhku telah hancur tak berbentuk. Dan seketika itu juga, pandanganku mulai kabur. Aku mencoba untuk tetap melebarkan kelopak mataku. Kenapa membuka mata menjadi sesulit ini? Aku tidak kuat lagi. Cahaya lampu malam itu perlahan kabur. Samar samar kudengar suara kendaraan yang mulai menjauh. Hening. Semua mulai menjadi gelap. Hitam.