home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Miracle

Miracle

Share:
Author : deandeyy
Published : 11 Apr 2014, Updated : 04 May 2014
Cast : - Oh Se Hun -Xi Lu Han - Han Ji Ae - Shin Min Hee
Tags :
Status : Complete
0 Subscribes |19954 Views |2 Loves
Miracle
CHAPTER 4 : Shin Min Hee

Tampaknya pagi ini menggambarkan jelas bahwa musim gugur akan segera datang, daun pepohonan mulai jatuh berguguran beriringan dengan hembusan angin yang menusuk tulang. Walaupun hawa panas peninggalan musim panas masih ada.
Seorang gadis berpakaian seragam SMA tampak berjalan memasuki pintu gerbang sekolahnya, dengan langkah gontai ia berjalan hingga tiba tiba suara yang tidak asing menyapa telinganya “Luhan oppa?” bisik gadis tersebut. Benar saja, sebuah motor berjalan melewati gadis tersebut menuju ke parkiran, dengan senyum yang langsung menghiasi bibir gadis tersebut ia berjalan dengan semangat menuju parkiran, berniat menyapa sang pengendara.


Min Hee, Shin Min Hee. Begitulah gadis itu biasa dipanggil oleh teman teman dan orang yang ada disekitarnya, tidak begitu menonjol tetapi juga tidak terlalu tersembunyi. Hanya gadis SMA biasa pada umumnya. Min Hee adalah teman seorang Ji Ae, Han Ji Ae dan teman –bisa dibilang begitu- Oh Sehun walaupun ia berteman dengan sehun –terpaksa- karena Ji Ae.
Min Hee bertemu dengan Ji Ae dan Sehun ketika masa Pra-MOS sekolahnya saat SMP, saat itu Ji Ae dan Sehun yang tampak terlalu mencolok –mereka bergandengan- ketika masuk ke kelas barunya langsung menarik perhatian Min Hee. Ia mendatangi 2 orang yang menarik perhatiannya dan langsung menanyakan apa yang ada difikirannya “apakah kalian berpacaran? Kenapa berpegangan?” Cetus Min hee, sifat aslinya keluar-Mengatakan langsung apa yang ia rasakan tanpa berfikir panjang- Min Hee sedikit menyesal menanyakan hal itu saat melihat ekspresi laki laki yang digandeng itu, menusuk dan dingin. Benar benar seperti orang yang siap melakukan pembantaian besar besaran. Min Hee bergidik dan langsung melihat gadis disampingnya- yang tampaknya  tidak mau melepaskan gandengan laki laki tersebut- “hmm.. hanya lebih nyaman begini.. tidak apa apakan?” gadis itu menjawab sambil tersenyum hangat-benar benar seperti melihat malikat- begitu polos, bertolak belakang dengan laki laki yang disampingnya, hanya bisa menatap ke depan tanpa ekspresi.
“ah ya..” Min Hee membalas senyum gadis itu dan kembali ke tempat duduknya, walaupun jawaban tadi tidak memenuhi rasa ingin tahunya terhadap mereka berdua-khususnya laki laki tersebut- tapi untuk sementara Min Hee masih bisa menahannya, karena masih banyak waktu untuk mencari tahu tentang mereka. Begitu fikir Min Hee.
Seiring berjalannya waktu, Keingin tahuan Min Hee menjadi jembatan kedekatan mereka bertiga-khususnya Ji Ae- Ia jadi tahu semua hal yang selama ini menjadi pertanyaan diotaknya tanpa harus menanyakan langsung kepada Ji Ae, ia tahu mengapa mereka selalu bersama, mengapa Ji Ae tidak bisa jauh dari Sehun atau pun sebaliknya, rahasia dibalik senyum malaikat seorang Han Ji Ae, dan keajaiban yang dibawa Han Ji Ae ke kehidupan Oh Sehun hingga ke kenyataan paling pahit untuk Han Ji Ae dan Oh Sehun. Min Hee tau.

Min Hee sudah tampak sumeringah ketika ia mulai mendekati objeknya, Xi Luhan tetapi pergerakannya terhenti ketika melihat objeknya tengah menatap seseorang yang di berada tidak jauh dari dirinya sambil tersenyum.  ‘Han Ji Ae?’ fikir Min Hee, sedikit perasaan tidak enak bergejolak dihatinya saat memikirkan nama itu. Ya. Min Hee mengira bahwa Luhan menyukai Ji Ae selama ini.


Berawal dari 2 tahun yang lalu, saat Xi Luhan pertama kali memperkenalkan dirinya di depan Min Hee, sebenarnya di depan mereka bertiga di sekolahnya saat SMP. Yang Min Hee tau, Luhan datang karena ingin bertemu lagi dengan sehun, karena sehun tidak menepati janjinya untuk datang kembali. Walaupun tidak mengerti dengan apa yang Luhan bicarakan kepada  sehun dan ji ae tetapi Min Hee tak pernah melepaskan pandangannya dari Luhan. Cantik dan karismatik, Min hee Jatuh cinta pada pandangan pertama. Sampai akhirnya Min Hee menyadari kalau Luhan memiliki orang lain yang ia sukai, cara bicaranya, perlakuannya dan senyumannya ditujukan untuk orang itu. Perbedaan yang terasa sangat berbeda saat Luhan berbicara dengannya, awalnya Min Hee hanya menebak. Tapi beberapa hari belakangan tebakannya seperti diperkuat oleh tingkah luhan yang semakin terlihat jelas. Entah itu kepada Oh Sehun ataupun Han Ji Ae.
 

Min Hee penasaran, hanya mengikuti dari belakang. Tak ingin tertangkap basah menguping, ia pun memberi jarak agak jauh dari mereka bertiga. Min Hee tidak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan hingga ia melihat Ji Ae lebih dahulu meninggalkan mereka berdua, dengan sigap Min Hee berlari menuju Ji Ae yang sekarang sudah agak jauh dari Luhan dan Sehun.


“Apa yang kau bicarakan tadi? Aku sempat melihat kalian bertiga di lapangan parkir” pertanyaan Min Hee sedikit mengagetkan Ji Ae yang baru sadar kalau disampingnya ada Min Hee.
“ah tidak, tadi Luhan oppa hanya menyapa dan sepertinya hanya ingin bicara dengan Sehun. Makanya aku duluan.” Jawab Ji Ae tidak bersemangat. “begitu kah? Hmmm.. apa kau tidak ingin tahu dengan apa yang mereka bicarakan?” goda Min Hee “yah.. aku penasaran, tapi nanti akan aku tanyakan pada sehun” balas Ji Ae “kau yakin sehun akan menjawab jujur?” potong Min Hee “apakah kau tidak merasakan kalau mereka berdua aneh belakangan ini? Seperti ada yang disembunyikan..” jelas Min Hee. “aku merasakannya.. sangat merasakannya” ekspresi Ji Ae sedikit sedih “tapi pasti nanti sehun akan menjelaskannya” senyum malaikat itu kembali menghiasi wajahnya. “ah kau ini.. selalu saja..” Min Hee luluh tidak berani menantang lagi “tapi sebelumnya, apa kau tahu kalau Luhan dan Sehun lolos dalam Audisi kali ini? Mereka akan terbang ke China 1 minggu lagi.. pasti kau sudah tahu” Min Hee berjalan enteng ke depan, tanpa ia sadari Ji Ae membatu. “kenapa Ji Ae ya?.....tunggu....jangan bilang kau tidak tahu? Seisi sekolah juga tahu tentang berita ini.. kau tidak melihatnya dipapan pengumuman? Jangan bilang kau benar benar tidak tahu..Han Ji Ae jawab aku..” suara Min Hee sedikit meninggi, ia panik. Ia merasa telah melakukan sesuatu yang salah. Tampak tidak bergeming, Ji Ae mengangkat kepalanya “tidak apa apa Min Hee, aku baik baik saja..” ekspresi Ji Ae tidak terbaca “apa yang ingin kau lakukan? Sepertinya aku tidak tertarik untuk belajar hari ini” tanya Ji Ae kepada Min Hee “apa kau...ingin mengikuti mereka? Sepertinya mereka juga tidak ingin mengikuti pelajaran hari ini” jawab Min Hee hati hati “boleh saja” Ji Ae tersenyum. Dan kali ini pertama kali Min Hee melihat Ji Ae tersenyum dengan terpaksa, terlihat menyedihkan. Segera mereka mengikuti Sehun dan luhan yang tampak meninggalkan pagar sekolah mereka.

-Sungai Han-

Shin Min Hee dan Han Ji Ae tampak mengendap-endap dibelakang Sehun-Luhan menjaga jarak tetap aman tetapi tetap bisa mencuri dengar dari percakapan mereka. Sehun-Luhan tampak memilih duduk di salah satu bangku taman di pinggir sungai han, sedangkan Min Hee-Ji Ae bersembunyi dibalik pohon di dekat mereka.

Awalnya Sehun-Luhan tampak berbasa basi hingga akhirnya kata kata Luhan yang membuat mereka ber dua serasa tersambar petir disiang hari, “aku menyukaimu” kata kata itu terus terngiang-ngiang ditelinga Min Hee membuatnya hampir menghambur keluar dan menanyakan kepada Luhan secara langsung apakah telinga dan otaknya tidak salah dalam memproses kata? Tetapi niat itu ia urungkan saat melihat Ji Ae disampingnya tampak tetap tenang dan sedikit tersenyum, walaupun di mata Min Hee itu lebih terlihat sebagai tangisan. “gwencanayo Ji Ae-ya?” tanya Min Hee sedikit berbisik, hanya anggukan yang dibalas oleh Ji Ae “ne” suaranya bergetar “tidak bisakah kita meninggalkan tempat ini sekarang? Kepalaku sakit” Ji Ae menggerakkan tubuhnya kedepan tampak sedang melangkah tetapi dihentikan oleh Min Hee “tidak bisa kah kita disini beberapa menit? Sepertinya sedikit pergerakan dari kita akan membuat semuanya terbongkar.. mereka sedang diam sekarang”  tawar Min Hee. Ji Ae hany abisa mengalah, kali ini ia benar benar lemas. Kalah telak, sudah tidak ada harapan untuk Ji Ae. Setelah beberapa menit, Suasana yang tadinya hening diantara mereka tampaknya sudah mulai mencair. Sehun-Luhann usdah saling berangkulan. ‘apakah ia menerimanya? Sepertinya iya’ Min Hee-Ji Ae berfikir sama persis, dan Min Hee langsung menarik tangan Ji Ae menjauh dari pemandangan di depan mereka. Terlalu menyakitkan jika diteruskan.
Tiba tiba telfon Ji Ae berdering sesaat setelah mereka meninggalkan sungai han, di dalam bis.
“yeoboseoyo? An ne appa? Aku sedang diperjalanan pulang.. gwencayo, aku baik baik saja” Ji Ae tersenyum kecut sambil mengangkat telfon dari ayahnya dan beberapa saat kemudian ia memasukkan telfon genggamnya kembali ke dalam ranselnya.

“bagaimana sakit kepalamu? Apakah membaik?” tanya Min Hee “ya.. Aku tidak apa apa.. sepertinya sudah sore, aku akan turun disini. Appaku akan menjemputku. Tidak apa apakan Min Hee-ya?” balas Ji Ae. “apa kau yakin? Aku akan menemanimu sampai ayahmu datang.. eotte?” tawar Min Hee “tidak, itu akan lebih merepotkan. Jarak rumahmu masih sangat jauh.. aku sudah biasa, tidak akan terjadi apa apa” Ji Ae meyakinkan dengan senyum malaikatnya seperti biasa. “berjanjilah tidak akan ada yang terjadi Han Ji Ae” Min Hee mewanti wanti, mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu saat Min Hee pernah meninggalkan Ji Ae sendiri dan yang terjadi adalah hal yang paling ia sesalkan seumur hidup. Membuatnya mengetahui rahasia terbesar Han Ji Ae dibalik senyum hangatnya.
Hanya senyuman yang dilemparkan kepada Min Hee, sekarang Ji Ae sudah turun dan melambaikan tangannya dari arah bawah kepada Min Hee yang dibalas oleh senyuman dan lambaian kecil dari balik kaca bis.

****

Shin Min Hee menghela nafas panjang, terlalu berisik disini. Ia tak bisa mendengar selain suara musik yang keras dan teriakan orang-orang di lantai dansa. Dengan sekali tegukkan ia menghabiskan minuman di depannya, terlalu berat dan bayak kenyataan yang harus dia tanggung hari ini, tidak ada salahnya ia minum –untuk pertamakalinya- di bar, tempat biasa ia mengikuti Xi Luhan, ya. Xi Luhan bekerja disini. Benar saja beberapa menit setelah Min Hee meminum minumannya, ia melihat Xi Luhan ternyata berada di meja bartender seperti biasa. Mengenakkann seragam seperti yang lainnya tetapi berbeda di mata Min Hee, dengan terus memerhatikan luhan sambil memikirkan hal yang membuatnya seperti ini Min hee benar benar shock. Ia tidak menyangka ternyata Xi Luhan menyukai Oh Sehun, terlalu lucu. Benar benar lucu fikir Min Hee. Saat sibuk berfikir ternyata Luhan telah berada di depannya, dengan suara yang lembut Luhan bertanya “ada yang bisa dibantu?” Min Hee hanya menjawab asal dan ternyata Luhan menyadari Min hee, dengan fikiran yang kalut Min Hee berusaha bersikap sewajar mungkin. Untungnya Luhan mengajak Min Hee pulang bersamanya sehingga terbersit rencana yang akan ia lakukan nanti.

 

Saat di perjalanan pulang, akhirnya Min Hee bisa menjalankan rencana nya. “karena aku menyukaimu..” ah akhirnya kata kata itu keluar, fikir Min Hee. Jantungnya berdegub dengan keras sekarang memikirkan apa yang akan Luhan katakan nantinya, walaupun ia tahu bahwa Luhan telah menyukai Orang lain dan itu Oh Sehun. Min Hee menjelaskan semuanya, semua yang ia rasakan beberapa tahun terakhir dan apa yang ia lihat beberapa jam yang lalu. Melihat ekspresi Luhan yang kaget membuat Min Hee salah tingkah, ia terus melanjutkan penjelasannya hingga akhirnya Luhan menjawab pertanyaannya dengan jelas. “ dan tidak..aku tidak bisa menerimanya walau bagaimanapun juga. Karena aku menyukai orang lain..” rasanya sesak dan lega saat mendengar jawaban luhan dan akhirnya hanya bulir air mata yang keluar dari mata Min Hee, lalu di hapus. Ia menghibur dirinya dengan bertanya tentang siapa sebenarnya orang yang  Luhan sukai meski hatinya benar benar hancur sekarang.

Luhan mulai bercerita, sama persis dengan apa yang ia katakan kepada sehun-dan apa yang Min Hee dengarkan tadi siang-  Luhan menyukai sehun, hingga bagian dimana mereka saling merangkul. Tetapi saat Luhan melanjutkan ceritanya, Min Hee terdiam ia tidak tahu jika cerita tadi ada kelanjutannya. Ia terus mendengar hingga akhirnya Luhan Menyebutkan tentang Ji Ae, Han Ji Ae sahabat baiknya. Min Hee tidak tahu harus berekspresi seperti apa, saat Luhan menjelaskan perasaannya kepada Ji Ae dengan muka bahagia. Min Hee hanya bisa diam dengan pemikiran pemikiran dan kenyataan yang datang silih berganti ke fikirannya tentang Han Ji Ae ‘Berapa orang lagi yang harus Ji Ae lukai? Berapa kisah lagi yang harus Ji Ae tinggalkan? Dan berapa lama lagi Ji Ae bisa bertahan? Tahukah Luhan tentang Kenyataan Hidup seorang Han Ji Ae? Bisakah Luhan menerima kenyataan tersebut? Apa yang akan terjadi kedepannya? Harus kah ia ceritakan hal ini kepada Luhan?’ Min Hee sibuk dan kalut dengan pemikirannya sendiri. Ia akan meledak jika dibiarkan seperti ini, hingga akhirnya Min Hee angkat bicara selang beberapa menit setelah Luhan selesai menjelaskan perasaannya. Lupakan perasaannya, ia lebih memilih kebahagiaan sahabatnya “apa oppa ingin aku ceritakan sesuatu yang menarik?” Ujar Min Hee datar “tentang apa?” jawab Luhan “ Tentang Keajaiban seorang  Han Ji Ae” Min Hee tersenyum tipis menatap ke depan.

“aku rasa oppa sudah tahu kalau sehun menari karena Han Ji Ae.. benarkan? Tapi tahu kah oppa kenapa sehun begitu keras mengejar mimpinya sebagai seorang penari? Aku diceritakan oleh eommanya Ji Ae saat main ke rumahnya, eommanya bilang aku adalah teman kedua setelah sehun dan eommanya senang” tawa kecil keluar dari bibir Min Hee “Sehun.. dulu adalah anak yang sangat dingin, jauh lebih dingin dari sekarang. Ia bertindak atas kemauan orang tuanya, tidak mempunyai jiwa. Begitu fikir orang orang disekelilingnya. Tetapi hal itu berubah saat pertama kali ia bertemu dengan Han Ji Ae, aku tidak tahu bagaimana persisnya. Akhirnya Oh sehun berubah seperti sekarang dan memiliki mimpinya sendiri. Sebenarnya aku menjadi orang yang seperti ini juga karena ada sedikit sentuhan dari senyum malaikat milik Han Ji Ae”

Luhan hanya mendengarkan cerita Min Hee dengan seksama, cerita kehidupan Han Ji Ae dan Oh Sehun dari segi yang tidak ia ketahui.
“Tapi beberapa tahun yang lalu tepat saat hal itu diketahui, semua orang termasuk aku juga ikut merasakan kesakitan yang sama dengan Han Ji Ae” mata Min Hee mulai berkaca-kaca “ kata dokter itu kanker otak dan hanya ada kemungkinan kecil untuk menyembuhkannya. Semenjak hari itu sehun tidak pernah jauh dari Ji Ae, selalu melindungi Ji Ae dan ada saat Ji Ae membutuhkannya.” Luhan merasa seperti tertekan oleh batu besar didadanya, benar benar berat. Ia jadi tidak yakin apakah ucapannya tadi siang membuat kenyataan lebih baik tau malah lebih memperburuk suasana. Entah lah, Luhan bingung dengan fikirannya sendiri. “ Aku tidak tahu apakah benar aku menceritakan hal ini kepadamu oppa.. tapi aku hanya ingin kau tahu yang sebenarnya dan tidak ada yang terluka” bulir kecil kembali jatuh dipipi Min Hee, kali ini dengan cepat tangan Luhan menghapusnya. “ulljima..kau sudah melakukan hal yang benar Min Hee-ssi.. terima kasih sudah member tahuku” Luhan tersenyum manis menutupi suasana hatinya yang semeraut.

Tiba-tiba suara telfon genggam milik Min Hee memecahkan keheningan “ne?” dengan suara yang sedikit serak karena menangis Min Hee mengangkat telfon dari ujung sana “mwo? Dimana? Aku akan kesana sekarang” ekspresi Min Hee berubah pucat. Ia panik, benar benar panik! “wae? Ada apa Min Hee? Kenapa kau berwajah seperti itu?” luhan bingung melihat Min Hee yang tiba tiba berdiri.
dengan tidak terduga Min Hee menangis “Ji Ae.. Han Ji Ae di rumah sakit sekarang..”


To be Continous.........

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK