12 tahun yang lalu....
-Han Ji Ae POV-
“Ji Ae-ya.. bisakah kau membuka kan pintu didepan? Sepertinya ada tamu” suara eomma mengagetkanku yang sedang asyik bermain dengan berry-boneka beruangku- sore itu, dengan terpaksa aku tinggalkan berry dengan teman-temannya “tunggu aku ya” bisikku dan segera berlari menuju pintu depan. Sesaat setelah aku membuka pintu, seorang anak laki laki yang tampaknya seumuran denganku berdiri sambil membawa kue ditangannya. Kemudian sambil tersenyum ’aneh’ dia memberikan kue itu kepadaku “Anyeonghasaeyo, nama ku Oh sehun.. aku dan keluargaku baru pindah disamping rumahmu kemarin sore. Kue tadi adalah buatan ibuku, mohon bantuannya untuk selanjutnya” aku terdiam. Apakah dia anak jenius? Kenapa tata bahasanya begitu bagus? Apakah benar dia hanya anak berumur 10 tahun sepertiku? Aku tak yakin melihatnya, senyumnya,wajahnya, dan perilakunya seperti robot. Aku hanya meperhatikannya, tak menyahut atau membalas salamnya “emm.. aku tidak butuh tatapanmu, bisakah kau pegang ini? Aku sudah berbaik hati mau berjalan kaki mengantarkan kue ini kerumahmu..bisakah aku pergi sekarang? Oh iya, aku tidak perlu tau siapa nama mu..” dan beberapa detik kemudian aku baru sadar kalau laki laki yang bernama Oh Sehun itu sudah tidak berada di depan pintu.”orang aneh” kataku pelan, apakah dia memiliki dua kepribadian? Tadi begitu sopan, dan beberapa detik kemudian berubah dingin dan kasar. Dasar orang aneh. Karena kesal aku mengeluarkan sedikit emosiku saat menutup pintu sehingga menyebabkan dentuman yang cukup keras.
“apa itu?” dugaan ku benar, suara eomma langsung terdengar dari dapur “itu aku!hehe” akhirnya aku berlari kecil menuju dapur sambil membawa kue yang tadi diberikan.
“apakah itu dari keluarga Oh? Wah, mereka tahu caranya bersosialisasi..” eomma tmpak sumeringah saat melihat bingkisan yang aku bawa “ya eomma, apakah itu penting? Tidak tahukah kau siapa yang mengantarnya? Anak laki laki keluarga Oh. Dia aneh eomma” aku mendengus dan segera meletakkan kue itu keatas meja makan.
“benarkah? Tapi kemaren sore eomma lihat dia sangat sopan dan ramah. Malah eomma fikir dia tidak seperti anak anak seusianya, benar benar dewasa”
“ya awalnya juga aku fikir dia begitu.. tapi sudah lah, aku tidak ingin berteman dengannya.” segera aku meninggalkan dapur agar eomma tidak menceramahiku lagi “aku dihalaman belakang bermain dengan berry..” teriakku kepada eomma didapur.
“hey berry.. apakah kau tahu? Aku mempunyai tetangga baru dan dia menyebalkan. Dia anak laki laki bernama Oh Sehun, kau tahu berry? Dia seperti memiliki dua kepribadian. Benar benar aneh. Aku tidak mengerti dengan anak laki laki, untung kau yang menjadi temanku. Coba kalau dia? Aku tidak akan tahan..” aku bercerita seperti biasanya kepada berry,sahabatku satu satunya. Sambil duduk diayunan dihalaman belakng rumahku aku memeluk berry. Kemudian ada suara yang menyahut tidak jauh dari tempatku “tapi menurutku kau jauh lebih aneh, berbicara dengan benda mati. Huh. Apakah mereka akan membalasmu? Apakah mereka mendengarkanmu?” ternyata laki laki tadi sudah berdiri tidak jauh dibelakangku, dhalaman belakang rumahnya. Aku sedikit terkejut dan segera menoleh, hah? Dia lagi? Tenang Ji Ae, jangan balas api dengan api, balas saja dengan air es haha. Aku tersenyum dan menghela nafas, sambil memeluk berry aku menghampiri Sehun walaupun tidak terlalu dekat.
“anyeonghaseyo.. Oh Sehun-ssi sepertinya kau seumuran denganku bukan? Perkenalkan aku Han Ji Ae, tetangga barumu.. semoga kita bisa berteman baik” aku mengulurkan tangan ku berusaha tersenyum sewajarnya tetapi ia membalasku dingin hanya menatapku tajam “lalu? Apakah itu perlu? Bukan kah kau tidak ingin berteman denganku karena aku aneh?” Ah, benar. Aku lupa kalu dia mendengarnya
“maafkan aku, aku hanya kesal karena tadi..” aku menurunkan kembali tangan ku, tetapi tetap dengan senyumanku
“kenapa kau tersenyum? Apakah itu juga topeng sama sepertiku? aku tahu karena kau merasa tidak enak, makanya kau berpura-pura baik? Haha”
aku hanya memperhatikannya, Apanya yang lucu? Aku benar benar tidak mengerti dengan jalan fikiran seorang Oh Sehun, apakah karena ini juga eomma melarangku untuk keluar rumah dan bermain dengan anak anak lain? Entah lah. “menurut mu begitu? Bukankah senyum tidak bisa menipu? Maksudku jika kau tulus akan terlihat pada senyummu.. ah benar, tadi kau juga tersenyum dengan tidak tulus. Aku bisa melihat itu” aku menatap oh sehun yang langsung terdiam
“apakah kau tahu senyumku palsu?” sehun tampaknya berbisik tapi cukup keras tertangkap oleh telinga ku. “ya sangat jelas, ada apa? Apa kau tidak nyaman jika tersenyum? Atau kau tidak tahu caranya tersenyum” seketika raut wajah sehun benar benar mengerikan, seperti tampang seseorang yang siap menerkam, menatapku tajam.
“tahu apa kau? Kau saja selalu berbicara dengan benda mati, apakah senyummu lebih baik dariku?” sepertinya Oh Sehun benar benar tidak tahu caranya tersenyum, baiklah. Mulai sekarang aku akan mengajarkannya “hem... sepertinya sekarang aku mengerti dimana letak masalahmu Oh Sehun.. kau tidak bahagia bukan?” aku menembak tepat sepertinya, melihat ekspresi sehun yangsalah tingkah dan gelagapan “ap..apa yang.. tidak! Aku bahagia! Sangat bahagia!” sekarang kesan dewasa yang ia bangun sepertinya telah luntur. Eh? Sepertinya ini adalah Oh Sehun yang sebenarnya. Dan Aku Suka! “haha wajahmu benar benar lucu sehun. Baiklah mulai sekarang aku akan menjadi temanmu! Kau tidak akan sendiri Dan aku tidak akan meninggalkanmu..” aku mengembangkan senyum andalanku, dan sepertinya ini berhasil. Sehun mulai berwajah sedikit ramah kepadaku, sekarang dia melompati pagar pembatas halaman belakangnya menuju ke halaman belakang rumahku “eh? Apa yang kau lakukan Oh Sehun?” teriakku, “sstt.. jangan berisik” tiba tiba ia sudah berada di depan wajahku. “baik, sekarang ajarkan aku tersenyum seperti tadi” jawabnya singkat “hah? Apa?” aku bingung, apa yang sedang sehun bicarakan? Aku tidak mengerti.
“sekarang aku mengakui kalau senyummu lebih baik dari senyumku, ayo ajarkan aku..” paksa sehun “apa yang sebenarnya yang kau bicarakan?” aku menatap sehun “tadi.. senyummu tadi saat berbicara denganku.. benar benar.. tulus? Aku juga tidak mengerti tapi senyummu telihat hangat, jadi bisakah kau ajari aku?”
“ya baiklah..” walaupun aku tidak mengerti dengan apa yang sehun katakan, tetapi tak apalah.”Hey Oh Sehun, kau teman pertamaku” aku benar benar senang dengan fakta itu, tersenyum kembali ke arah sehun. Oh Sehun. Teman pertama ku.
-Han Ji Ae POV End-
-Oh Sehun POV-
Aku meninggalkannya dengan lirikan terakhir dan beberapa detik kemudian gadis itu menghilang dibalik pintu. Matahari sudah tak tampak, digantikan dengan kegelapan malam itu. Aku kembali ke ‘topeng’ andalanku sesaat setelah dirumah “aku pulang..” aku tahu tidak akan ada orang yang menyambut kedatanganku, meneruskan perjalananku menuju kamar dengan menaiki tangga terlebih dahulu. Ya. Kamarku terletak dilantai 2 rumah ini. Sesaat ingin menaiki tangga, aku menghentikan langkahku beberapa saat, menoleh ke arah dapur dan melihat eomma ku sedang melakukan sesuatu. Memasak? Yang benar saja. Eommaku tidak akan pernah bergelut dengan asap makanan, eomma dan appa hanya mau bergelut dengan ribuan kertas dan angka yang berhubungan dengan bisnis mereka. “eomma? Apa yang kau lakukan?” akhirnya aku menanyakannya walaupun aku tahu jawabannya nanti “ah, anni.. eomma hanya ingin minum, oh iya.. bagaimana keluarga Han? Mereka baik kan? Eomma dengar mereka juga punya anak yang seumuran denganmu” eomma tampak mulai berjalan ke ruang kerjanya lagi “oh iya satu lagi, besok eomma dan appa akan terbang selama seminggu ke jepang ada urusan yang harus diselesaikan. Kau bisa jaga diri kan? Kau tahu bagaimana bersikap layaknya keluarga Oh bukan? Eomma percaya padamu. Kami mengandalkanmu Sehun, Tidurlah.” Kemudian eomma menghilang dibalik pintu yang diakhiri dengan bunyi pintu tertutup.
Aku hanya terdiam dia depan tangga, eomma memang selalu mengatakan hal itu. Membuat tekanan didadaku semakin sesak, tidak bisakah aku merasakan kasih sayang dan suasana seperti anak pada umumnya, diperhatikan, ditemani atau dimarahi oleh kedua orang tuanya? Ah, aku tidak boleh berfikir seperti itu, seharusnya aku bersyukur bisa lahir sebagai anak keluarga Oh yang berkecukupan. Aku harus kembali ke ‘Topeng’ku. Kembali aku lanjutkan perjalananku setelah menepis semua fikiran fikiran itu.
‘Baiklah mulai sekarang aku akan menjadi temanmu! Kau tidak akan sendiri Dan aku tidak akan meninggalkanmu..’ kata kata itu terngiang dikepalaku saat aku mulai merebahkan tubuhku di tempat tidur. Gadis itu, apakah dia memiliki sihir disenyumnya? Membuat orang yang meilhatnya tergerak untuk merasakan kesenangan dalam dunianya. Aku bahkan menceritakan keadaan keluargaku kepadanya, alasan dibalik topengku. Ah, Aku makin penasaran dengan gadis itu, kenapa dia begitu cerah? Sangat berbeda dengan diriku. Suram dan kelabu, hanya mengandalkan topeng. Sebenarnya apa yang aku harapkan? Aku tidak tahu. Aku hanya ingin membuat orang tuaku puas dengan diriku, membuat mereka lega saat melihatku bisa mengatasi masalah sendirian. Melihatku berpura pura tegar? Mungkin. Ku nyalakan Music playerku dengan Volume yang besar, aku biasa bergerak bebas dengan ini, salah satu caraku melepas beban sesaat. Menari dengan bebas dan aku menyukainya, hanya ini. Ya hanya Menari yang bisa membuat ku lupa akan bebanku.
tapi ternyata ada seseorang yang memperhatikanku sedari tadi. Gadis itu, Han Ji Ae. “Kau mengintip? Perempuan Aneh” teriak kudari jendela sambil mematikan Music Playerku.
“mwo? Bukan salahku yang melihat kau menari, siapa suruh menyalakan Music Player dengan Volume yang begitu besar? Dan satu lagi Tuan Oh kau sendiri yang membuka jendela mu! Haha” tawa gadis itu meledak, aku tidak tahu bagaimana ekspresi ku sekarang, aku rasa wajahku sudah seperti kepiting rebus. Bodoh. Kenapa aku tidak bisa menggunakan ‘Topeng’ ku didepan dia dan bersikap tak acuh? “ya..ya kau kenapa bisa ada disana? Aku tahu kau mengikutiku..” Sehun bodoh, kenapa kau mengatakan hal itu? Sudah jelas disamping ini adalah rumahnya. Bodoh!
“ck! Kamarku disini dan rumahku disebelah rumahmu, lalu apa yang akan kaukatakan..lagi? haha” sepertinya Ji Ae benar benar bahagia mempermainkan aku. Terdengar suara eommanya memanggil Han Ji Ae untuk mengecilkan suaranya, sambil terkikik geli Ji Ae menyahut dan kemudian tiba tiba melemparkan kaleng yang diikatkan tali? Aku tidak mengerti, hanya menangkap dan menatap Ji Ae lagi. “ini namanya telfon kaleng.. kau bisa bicara dengan ku menggunakan ini tanpa harus berteriak, karena kau tahu? Eommaku memiliki telinga yag sangat peka” gadis itu terkikik kembali “kapanpun kau mau Sehun, aku akan selalu ada disini..” Ji Ae kembali menampakkan senyum itu.
aku hanya diam, memperhatikan gadis itu. Kemudian dengan segera menutup jendelaku. Jantungku berdetak sangat cepat seperti akan keluar dari mulutku, ada apa ini? Aku merasakan sesuatu menjalar ditubuhku saat melihat senyuman Han Ji Ae.
******
Aku sudah berjanji akan bertemu dengan Han Ji Ae hari ini di taman dekat rumah kami semalam, setelah kejadian ‘telfon kaleng’ ia melempar kertas ke arah jendelaku. Ternyata dia menulis pesan disana ‘ Jam 9 di taman Ena, Pelajaran 1. Apakah senyum itu? Ada peta dibalik kertas ini’ menuntunku hingga sampai di tempat ini sekarang. Aku memperhatikan taman ini, sepi. Kemudian memilih duduk disalah satu permainan disana, sambil berayun kedapan dan kebelakng aku menikmati hembusan angin di sela sela rambutku. Sejuk. Dan dari belakang tiba tiba Ji Ae datang mengejutkanku “DOR! Haha apa kau terkejut? Maaf aku sedikit telat, butuh waktu lama untuk meminta ijin ke eommaku.. kau tidak menunggu lama kan temanku? Hihi” Ji ae tampak terkikik sendiri mendengar kata ‘teman’ yang ia ucapkan sendiri
“tidak terlalu.. aku juga baru beberapa menit yang lalu sampai ditempat ini. Ngomong-ngomong kenapa tempat ini sepi? Bukankah biasanya taman bermain itu selalu ramai?”
“aku tahu kau tidak akan suka keramaian, makanya kau memilih tempat ini.. agar kau lebih bisa belajar dengan baik..”
“apa yang akan aku pelajari?”
“Dirimu sendiri..” jawaban Ji Ae mengagetkanku, membuat aku berfikir kembali “kenapa dengan diriku?”
“kau harus tau apa yang membuatmu bahagia dan bisa merasakan ketulusan..”
“aku..tidak tahu..”
“ayolah Sehunnah, pasti ada.. sesuatu yang membuatmu merasa bebas.. menari mungkin seperti yang kau lakukan semalam”
“tapi aku hanya.. hanya bergerak kau tahu? Bukan menari seperti yang kau fikirkan..”
“tidak, aku tidak melihatmu bergerak semalam.. aku melihatmu menari Oh Sehun..” Ji Ae menatapku sekarang, membuat jantungku berdebar lagi “jangan tatap aku seperti orang bodoh” elakku, aku malu.
“haha tidak tidak.. aku mengatakan yang sebenarnya, kau tahu.. aku suka saat melihat kau menari, kau seperti Oh Sehun! Bukan Sehun dari keluarga Oh, tapi sehun yang sebenarnya.. tanpa topeng, tanpa beban dan bebas.. aku menyukainya! Benar benar menyukainya..” mata Ji Ae berbinar binar, aku rasa dia tidak berbohong.
“benarkah?” suaraku mengecil, ayolah oh sehun. Kenapa kau jadi pengecut begini? Aku benar benar tampak seperti orang bodoh didepan Ji Ae, tapi entah mengapa aku nyaman.
“aku ingin melihat kau menari.. eotte?” permintaan Ji Ae mengagetkanku, “sudahku bilang, aku tidak menari..”
“yaya.. terserah kau saja, aku ingin melihat kau ‘bergerak’”
ku kumpulkan keberanianku agar tidak terlihat sebagai pengecut didepan Ji Ae, aku mulai bergerak sesuai dengan tempo yang ada di otakku. Merasakan setiap gerakkannya, benar benar membuat aku senang. Aku tidak pernah merasa sebahagia ini menggerakkan badanku dengan leluasa, aku bebas. Dan saat aku menyelesaikan gerakanku, aku melihat Ji Ae terpaku sambil menatapku “Wae? Ada yang salah? Apakah gerakanku terlihat lucu? Dan sekarang kau ingin tertawa keras?” cetusku.
tiba tiba airmata jatuh dipipi Ji Ae, membuatku panik. Apakah aku melakukan kesalahan? “ Ji Ae-ya maafkan aku.. Ulljima, aku tarik kembali kata kataku” segera aku menghampiri Ji Ae yang tidak jauh dari ku, dia menunduk kemudian mengangkat kepalanya. “anni, sehunna.. wajahmu.. gerakanmu.. ekspresimu.. aku jatuh cinta kepadanya..aku benar benar terharu. Maafkan aku yang membuatmu panik, aku rasa aku tidak perlu mengajarkan bagaimana tersenyum itu kepadamu.. apa kau tahu? Senyummu saat menari jauh lebih baik dari senyumku, beratus ratus kali.. membuat orang yang melihatnya akan langsung jatuh hati..” Ji Ae menyeka air matanya dan tersenyum kepadaku, senyum itu lagi. Senyum yang menyulut semangatku.
“aku rasa yang perlu kau pelajari adalah, bagaimana caranya melepas topengmu Oh Sehun..”
aku hanya memperhatikan Han Ji Ae, setiap kata katanya adalah benar menurutku. Yang aku perlukan hanya menanggalkan topengku. Tapi bagaimana caranya, aku hanya bisa terlihat sebagai layaknya manusia normal hany adi depan Han Ji Ae, kemudian terbesit ide di fikiranku.
“bolehkah aku terus berada disampingmu Han Ji Ae?” kata kata itu meluncur mulus dari mulutku, dengan tidak sadar.
“tentu saja” Ji Ae membalas ku dengan senyumannya, kemudian dari sana aku mendapatkan sebuah keyakinan. Bahwa salah satu mimpiku adalah dengan selalu melihat senyum seorang Han Ji Ae.
-Oh Sehun POV end-
********
beberapa tahun kemudian....
Hari ini adalah hari pertama Han Ji Ae dan Oh Sehun duduk di bangku SMP, kebetulan Oh Sehun tidak dalam mood yang baik sekarang. Seperti biasa cara yang tepat untuk menenangkan oh sehun adalah dengan menggenggam tangannya, Ji Ae tahu akan ada orang yang berfikiran aneh tentang mereka. Tapi yasudahlah, dari pada semua orang yang akan disakiti oleh kata kata sehun, lebih baik begini. Begitu fikir Ji Ae.
Benar saja tidak lama setelahmereka memasuki kelas, seorang gadis menghampiri mereka dan menanyakan hal tersebut. Ji Ae hanya menjawab dengan senyuman dan beberapa penjelasan kecil sedangkan sehun, mengedarkan pandangan ingin membunuhnya seperti biasa.
Shin Min Hee nama gadis tersebut, ternyata setelah beberapa bulan Shin Min Heetelah masuk kedalam daftar sahabat Ji Ae, termasuk Oh Sehun. Min Hee panggilan akrabnya termasuk orang yang mudah bergaul, mengerti dengan kondisi Ji Ae-Sehun yang selalu rumit tanpa harus bertanya. Min Hee dapar mengerti hanya dengan melihat Tingkah Ji Ae dan Sehun. Hingga akhirnya rahasia terbesar Ji Ae terbuka.
Sore itu, Ji Ae-Min Hee-Sehun sedang menunggu bis karena mereka tidak pulang pada jam biasanya. Ji Ae memang sudah terihat pucat. Tapi masih terlihat baik baik saja, awalnya. Karena rumah Min Hee yang lumayan jauh, Ji Ae meminta sehun untuk mengantarkan Min Hee pulang karena sudah terlalu sore. Akhirnyasehun menyetujuinya dan naik ke dalam bis menemani Min Hee, selang beberapa menit setelah bis berjalan. Tubuh Ji Ae ambruk dan tidak sadarkan diri.
Min Hee-Sehun terihat panik, mereka berlari menyusuri lorong rumah sakit menuju ruang ICU. Keluarga Ji Ae sudah disana saat mereka lihat dokter tengah berbicara dngan appanya Ji Ae, terlihat Eommanya menangis sejadi jadinya saat dokter kembali ke ruang ICU.
‘kanker otaknya stadium akhir, kita tidak tahu berapa lama Ji Ae dapat bertahan. Mungkin bisa 5 tahun,5 bulan, 5 hari, bahkan 5 detik.. hanya keajaiban yang bisa menolongnya..berikanlah kehidupan yang baik untuknya’ kata kata dokter kembali diucapkan oleh appanya Ji Ae saat Sehun bertanya tentang keadaan Ji Ae. Min Hee menangis sejadi jadinya.
Sehun tahu jika Ji Ae memiliki penyakit, tapi saat sehun bertanya apa. Ji Ae selalu menolak untuk menjawabnya. Tubuhnya kadang melemah, membuat sehun dan min hee yang berada disampingnya harus selalu siap. Tapi sehun tidak pernah mengira bahwa penyakit Ji Ae adalah Kanker otak. Membuat pukulan yang kuat kewajah sehun. Dia adalah orang terdekat Ji Ae, tetapi kenapa ia tidak bisa menyadari ketersiksaan Ji Ae selama ini? Ji Ae benar benar pintar menyembunyikan kepedihan dibalik senyumnya.. Senyum Keajaiban milik Han Ji Ae.
Pagi ini seperti biasa, sehun sarapan dirumah Han Ji Ae. kebetulan hari ini adalah Audisi pertama yang akan Sehun ikuti. Dengan ditemani Han Ji Ae, Sehun mengayuh sepedanya menuju tempat audisi tersebut. Setelah sampai Ji Ae menyemangati sehun seperti biasanya dan menunggu diluar dengan bubble tea ditangannya ‘Sebagai hadiah’ , Ji ae tersenyum sendiri saat memperhatikan barang ditangannya.
Setelah 1 jam Sehun keluar dan berjalan menuju Ji Ae.
“eotte?” ji Ae memperhatikan wajah Sehun.
“molla.. hasil Audisi akan diberitahukan 1 minggu lagi..” sehun meletakkan ranselnya di depan.
“hm.. ini hadiahmu” Ji Ae memberikan bubble tea kesukaan sehun.
“gomawo.. ayo naik, sebagai gantinya akan ajak berkeliling ke suatu tempat..” sehun bersiap mengayuh pedalnya.
“jinjja? Asik! Kajja sehunna..” dengan cepat Ji Ae menaiki sepedanya dan langsung saja mereka melesat menuju tempat yang sehut janjikan.
setelah sampai, sehun memarkirkan sepedanya terlebih dahulu. Kemudian tiba tiba saat melihat kebelekang, han Ji ae sudah tidak ada dibelakangnya. Dengan panik sehun mencari Ji Ae, dan saat menemukannya. Ji Ae sedang menagis. Langsung saja Sehun langsung menghampiri Han Ji Ae.
"sehun bodoh!! sehun bodoh!!" suara Ji Ae terdengar ke penjuru tempat di tengah pertokoan tersebut, dua anak yang berseragam SMP yang saling bertengkar "sssstt... apa kau tidak lihat kita sedang di tengah tengah keramaian bodoh" sehun berusaha menutup mulut Ji Ae yang dari tadi berteriak teriak memanggil nama sehun "kau bodoh! meninggalkanku ditempat sempit, lihat sekarang aku berdarah.. apa kau senang?" suara Ji Ae meninggi "maafkan aku.. tapi tolong, bisakah kau diam?" sehun panik "lakukan sesuatu untukku" Ji Ae mulai usil "apa?" "lakukan dance di tengah tengah mereka "Ji Ae munjuk ke arah salah satu tempat ditengah pertokoan tersebut "tapi kau benar benar harus diam. janji?" sehun menatap wajah Ji Ae "janji" senyum Ji Ae mengembang.
sehun berdiri ditengah tengah pertokoan tersebut kemudian mulai menari. gerakan dancenya cekatan. Ji Ae jatuh cinta dengan gaya sehun saat menari. benar benar seperti bintang, sama seperti 12 tahun lalu saat pertama kali Ji Ae melihat gerakan sehun saat menari "he is a big star" tiba tiba suara seseorang mengagetkan Ji Ae dan membuatnya segera menoleh kebelakang. "teman mu?" laki laki itu bertanya "ya.." Ji Ae menjawab agak ketakutan. tiba tiba sehun sudah kembali ke sisi Ji Ae dan menatap laki laki tadi "apa maumu?" tanya sehun ketus "ah tidak tidak.. aku bukan orang jahat, akujuga siswa seperti kalian tapi sudah di SMA, perkenalkan namaku Xi LuHan" laki laki yang dianggap 'cantik' ini mengulurkan tangannya "aku Oh sehun dan dia Han ji ae, sudah?" sehun menantang.luhan hanya tersenyum manis menatap kedua anak tersebut "kau bisa datang kesekolah ku jika kau mau, di dekat sini. dan kita akan bertemu lagi nanti. teruslah berlatih oh sehun. aku memperhatikanmu" ucap luhan dan pergi meninggalkan mereka berdua mematung tak mengerti maksud dari omongan luhan barusan. “lupakan” sehun menarik Ji Ae kembali pulang.
beberapa hari kemudian saat jam pulang sekolah, Ji Ae melihat seseorang yang ia rasa kenal “sehunna, bukankah itu luhan oppa?” Ji Ae menarik sehun agar memperhatikan laki laki yang berdiri di depan gerbang sekolahnya dengan menggunakan pakaian SMA “Luhan? Siapa? Memangnya aku kenal?” balas sehun cuek “pabbo! Dia orang yang waktu itu mendatangi ku saat dipertokoan, kau ingat?” Ji Ae memukul pelan pundak sehun dari belakang “oh.. ya.. aku ingat..” sehun memperbaiki letak tasnya. “ siapa? Luhan? Aku baru kali ini mendengar nama itu dari mulut kaian berdua” timpal Min Hee yang sedari tadi mendengarkan percakapan mereka berdua “aku juga tidak tahu..” jawab Ji Ae “sudahlah.. ayo pulang” sehun berjalan mendahului mereka.
“Hei sehunnah..” Luhan tampak berlari kecil mendekati mereka “dan Hai Ji Ae..” Luhan tersenyum manis kepada Ji Ae, dan Membuat Min Hee tak berkedip sedikitpun.
“aku menunggumu beberapa semenjak hari itu, tapi kau tidak datang? Haha tidak apa apa. Aku yang akan datang” Luhan berbicara dengan nyaman dan tersenyum, sedangkan sehun tetap dengan ekspresi dingin andalannya.
Ji Ae dan Min Hee tidak dapat menggambarkan bagaimana suasana diantara sehun dan luhan, kelabu dan cerah? Seperti siang dan malam? Atau suhu padas dan suhu dingin? Mereka benar benar merasa aneh, seperti bukan dibumi.
mereka juga tidak menerti dengan apa yang mereka berdua bicarakan, hingga aikhirnya luhann hyung mengatakan “baiklah, biar aku yang mendatangimu setiap hari..” sambil tersenyum, kemudian hanya dibalas “terserah” oleh sehun dan luhan pun berpamitan.
Ji Ae dan Min Hee hanya saling pandang, tak mengerti dengan maksud perkataan luhan.
“ayolah, akan semakin sore jika kalian berdua mematung disini” sehun berbicara ketus membuyarkan fikiran masing-masing.
Beriring berjalannya waktu, Ji Ae dan Min Hee mengerti tentang maksud luhan yang akan mendatagi sehun tiap hari. Mereka menghabiskan waktu pulang sekolah dan menggunakan lapangan belakang sekolah untuk melakukan latihan dance, sedangkan Ji Ae dan Min Hee setia menjadi penonton yang duduk dibangku paling depan.
Ji Ae merasa ada suatu gejolak di dadanya saat melihat Sehun dan Luhan, saat Luhan tersenyum kepada sehun, saat Luhan tertawa, merangkul dan menyebut nama sehun. Ji Ae merasakan tubuhnya seperti tersengat listrik. Ia tidak tahu pasti, tapi setelah ia ceritakan kepada Min Hee apa yang Ia rasakan, Min Hee bilang itu adalah Gejala ‘jatuh cinta’ membuat wajah Ji Ae bersemu merah saat Min Hee mengatakanya.
Suatu hari sepulang latihan rutin yang sehun dan luhan lakukan, Ji Ae tiba tiba ingin berbicara sesuatu dengan luhan. Melihat keadaan seperti itu, Min Hee bergerak cepat mengajak sehun berjalan lebih dulu bersamanya.
“Luhan oppa.. bisa kah aku berbicara sesuatu?” Ji Ae tampak malu-malu.
“ne? Bicaralah” luhan membalasnya dengan senyuman manis seperti biasanya
“hm.. sebenarnya aku tidak tahu ini apa,tapi dadaku selalu sesak saat melihat Luhan oppa.. cara oppa tersenyum, berbicara dan lainnya, aku merasakan aliran aneh ditubuhku. Saat kau berdua dengan sehun.. dan setelah aku tanyakan kepada Min Hee dia bilang.. Min hee bilang ini adalah gejala jatuh cinta? Haha aku juga tidak tahu oppa, aku hanya ingin memastikannya..” Ji Ae linglung, dia tidak tahu harus berkata apa, sekarang hanya bisa melihat ujung sepatunya yang tengah bermain main dengan tanah dibawahnya. Awalnya luhan hanya diam, kemudian ia membuka mulut mungilnya dan mulai berbicara “ maaf Ji Ae ya.. sepertinya kau salah paham.. aku.. aku menyukai Oh Sehun, maksudku aku tertarik dengannya.. layaknya pasangan pada umumnya..”
Ji Ae yang mendengar pengakuan itu langsung terhenyak, diam. Ia sudah memperhitungkan penolakan, tetapi ia tidak mengira bahwa Luhan menyukai sehun sebagai pasangan? Ini gila.
“oppa? Jangan bilang..kau.. tunggu aku tidak akan apa apa jika ditolak olehmu.. aku sedih,tetapi aku sudah memperhitungkanya.. Oh Sehun.. kau.. Oppa apa kau laki laki yang seperti itu?” Ji Ae menatap Luhan. “ya.. aku tahu kau akan kaget mendengarnya Ji Ae ya.. tapi memang begitu kenyataanya, aku juga tidak tahu mengapa aku bisa menyukai Oh Sehun, tapi yang aku tahu sekarang aku menyukainya.. benar benar menyukainya..” Luhan memegang kedua tangan Ji Ae “aku mohon Ji Ae-ya.. jangan katakan itu kepada siapapun arraseo? Sampai aku yang akan menjelaskannya nanti.. aku percaya padamu Ji Ae-ya” Luhan menatap Ji Ae serius, dan Ji Ae hanya membalas tatapan Luhan dengan ekspresi bingung? Mungkin memang dengan menjaga rahasia itu sampai Luhan yang mengatakannya menjadi pilihan yang baik saat ini.
Entahlah....