"aku pulang" suara gesekan pintu terdengar dari ruang depan, Ji Ae pulang dengan tergesa gesa dan segera masuk ke kamarnya. dengan bebas ia melempar tasnya kesembarang arah dan menghempaskan tubuhnya tepat diatas kasur kesayangannya.
"Ji Ae.. kau pulang terlambat? ada apa lagi dengan Sehun hari ini?" tiba tiba Eomma nya sudah berdiri di depan kamar Ji Ae. "seperti biasanya.. hari ini ia bolos lagi dan lebih memilih untuk berlatih diruang seni..sendirian.." Ji Ae menjawab pertanyaan Eommanya dengan tetap memandangi langit langit kamarnya yang putih "dan akhirnya seperti biasa, ia dipanggil dan diberi hukuman membersihkan perpustakan untuk hari ini.. dan aku rasa Miss Choi juga sudah mulai bosan untuk memberinya hukuman, hanya sebagai formalitas mungkin? entahlah" Ji Ae mulai beringsut turun dari tempat tidurnya tanpa berhenti menjelaskan ke eommannya tentang kejadian yang sebenarnya hal yang sudah menjadi "kebiasaan" ini. "Eomma.. aku lapar. biasakah penjelasannya dilanjutkan nanti saja?" Ji ae merengek sambil memegangi perutnya di depan eommanya yang sedari tadi hanya memperhatikan kegiatan anaknya dari ambang pintu kamar. "Aigoo.. dasar kau ini.. eomma sudah memasakkan makanan kesukaan mu. ganti pakaian mu terlebih dahulu sebelum makan.. oh iya, jangan lupa katakan pada sehun kalau eommanya tadi pulang untuk mengambil beberapa barang dan kembali pergi untuk melanjutkan pekerjaannya.. ajak dia makan malam disini juga sekalian" eomma berbicara panjang lebar sambil berjalan menuju ke dapur. Sedangkan Ji Ae hanya diam dan menghirup nafas panjang. "Oh Sehun..."
******
"anyeong eommonim.." sehun masuk dengan memberi salam terlebih dahulu kepada Ji Ae eomma dan Appanya "ah sehuna.. apa Ji Ae sudah memberitahukan tentang eomma mu tadi?" "ya, Ji Ae sudah memberi tahu ku tadi.. apakah eomma memberi pesan sebelum pergi?" sehun bertanya " mungkin eomma mu akan pulang beberapa minggu lagi.. appa mu juga akan sama sepertinya.." jawab Ji Ae eomma.
"ne, arraseo eommonim. gamsahamnida" ujar sehun dan langsung ditarik Ji Ae menuju halaman belakang agar percakapan tidak dilanjutkan oleh appanya Ji Ae.
"pabbo.. kenapa kau harus bertanya di depan appaku? kau mungkin bisa diceramahi macam macam.." Ji Ae mendengus saat mereka sudah sampai di halaman belakang tempat favourite mereka berdua jika ada waktu luang, nyaman dan hangat begitu menurut sehun. "gwaenchanayo.. aku lebih suka diceramahi dari pada ditinggalkan.." sehun menatap kedepan sambil menjulurkan kakinya saat telah duduk di bangku kesukaannya. "aku tau.. rumah mu memang sepi sekali karena sering ditinggal pergi oleh pemiliknya termasuk kau!" Ji ae ikut ikutan duduk disamping sehun "tapi kan orang tuamu pergi juga karena pekerjaan yang mengharuskan mereka untuk pergi.." Ji Ae menyelesaikan pendapatnya " ya aku tahu, pengusaha yang harus meninggalkan keluarganya demi kelancaran bisnis mereka.. ya aku mengerti.." sehun tertawa kecil.
"baiklah.. lupakan.. aku tahu kau akan menangis jika kita ters membahas ini.." Ji Ae berucap sok tahu. dan sehun hanya berdecak mendengar komentar Ji Ae, ia sudah terbiasa dengan bubuhan kalimat Ji Ae yang selalu menyimpang.
"bagaimana dengan audisimu hari ini? apakah kau lolos?" Ji Ae duduk menghadap sehun.
"molla.. aku belum diberi tahu hasilnya.. tapi kemungkinan besar aku akan lolos" senyum sehun tersungging di ujung bibirnya yang mungil. "hah.... kau selalu mengucapkan kata kata itu.. tapi hasilnya? hanya penolakan.. haha" Ji Ae sedikit terkekeh kali ini. sehun segera bangkit dan berdiri menghadap Ji Ae "Kali ini aku yakin. dan akan aku buktikan kepadamu!" ujar sehun antusias "jinjja? hmmm.. ayo bertaruh! kalau kau lolos kali ini aku akan mentraktirmu bubble tea setiap hari" Ji Ae ikut ikutan berdiri "CALL!" sehun menjulurkan tangannya "tapi jika kau tidak lolos kau harus menuruti permintaan ku.. eotte?" senyum Ji Ae mengembang "hm? tapi permintaanmu tidak akan aneh kan?" sehun mulai ragu "rahasia.. terserah kau mau menyetujuinya atau tidak" Ji Ae menantang, ia tahu walaupun sehun tidak akan menyetujuinya tapi rencana ini masih harus tetap berjalan. ia tidak bisa seperti ini terus menerus. setelah beberapa detik berfikir sehun mengeluarkan jawabanya " oke, call!" sehun dan Ji ae pun bersalaman.
Sebenarnya Ji Ae sudah merencanakan hal ini sejak lama, sejak ia mengetahui kenyataan dan mendengar cerita dari pria itu. pria yang membuat Ji Ae harus memutar ulang hati, fikiran dan kehidupannya. membuat Ji Ae ragu dalam ucapan dan tindakannya. membuat Ji Ae meragukan sosok Oh Sehun yang selalu menemaninya. Ya. Pria itu, pria yang ia kenal 2 tahun yang lalu.. Pria yang bernama Xi Lu Han.
To be continued..........