Jodoh.. itulah yang sedang dia renungkan. Mahasiswi baru yang kerjanya cuma menggalau. Jelalatan dengan cowok ganteng tapi gak pernah ditaksir cowok ganteng. Menyedihkan. Who is she ? Her name is Kama.
# Di kelas
Kama : “Junnnnnn. Gue seneng deh tadi pas gue mau ke kelas, gue lihat cowok ganteng bangeeeeeeet.”
Juna : “Yailah, masih pagi neng. Mata lu ya kalo udah tentang cowok ganteng lansung hijau!”
Kama : “Kali ini, suer. Gantengnya pake banget, junn. Huh, dia jurusan apa ya ?”
Juna : “Please, okay. Gue masih mau lanjutin baca novel ini.” (sambil menjitak kepala Kama)
Kama : “Ih, nyebelin. Lo dari SMA smpe detik ini lebih mentingin novel yang lo baca dibanding sahabat lo sendiri. Payah!” (lalu Kama pergi keluar kelas)
Melihat Kama keluar dengan ekspresi ngambek, Juna langsung lari ke arah Kama. Juna tak bisa mengejarnya karena Kama berlari lebih cepat dari Juna. Akhirnya Juna kembali ke dalam kelas. Sesampai dikelas, dia terkejut melihat wajah Kevin pucat. Juna pun segera duduk disebelah Kevin.
Juna : “Vin, lo kenapa ? Sakit apa ??”
Kevin : “G......gue kaget jun.”
Juna : “Gue lebih kaget lihat lo pucat kayak begini. Lo habis lihat kunti ya ? Hahaha. Selow, kampus ini emang udah angker vin.” (sambil menepuk bahu Kevin)
Kevin : “Almost right.”
Juna : “Sumpah demi apa lu ? Bego, gue takut nih. Gue kan awalnya cuma bercanda.”
Kevin : (menunjuk ke arah kursi belakang)
Juna : “Oh, stop playing, bro! Gue bener-bener takut. Lo nunjuk kesana sedangkan gue gak bisa lihat apa-apa.”
Kevin : “Don’t be noisy. He don’t like noise people.”
Juna : (diam)
Sementara Juna diam, Kevin membisikan ditelinga Juna
Kevin : “Pas hitungan ketiga lo lari dari kelas ini, okay. 1.... 2..... 3.....”
Dan Juna pun lari sejauh mungkin dari kelas yang hanya berisikan dia, Kevin, dan makhluk halus itu. Ketika berada di pintu luar gedung, dia melihat Kama. Juna berteriak memanggil Kama. Namun, sia-sia. Kama tak mendengar teriakannya.
Pelajaran Reading 1 pun tak berjalan lancar. Hari ini semua mahasiswa meliburkan diri dikarenakan Juna memberi info kepada teman-temannya dan juga Kama bahwa kelas tersebut di huni hantu. Meskipun mereka meliburkan diri, masih tersisa satu yang berada di dalam kelas. Hanya Kevin. Kevin seakan-akan sedang berbicara dengan seseorang.
Kevin bertanya, “Siapa kamu ? Mengapa kamu duduk dibangku Kama ?” lalu makhluk halus itu menjawab “Aku Sinta. Aku adalah teman Kama.” Kevin pun bertanya lagi, “Bagaimana mungkin bisa seorang manusia berteman dengan hantu seperti mu ?” lalu dia menjawab “Aku menginginkan Kama.” Kevin bertanya lagi “Apa yang kamu inginkan dari Kama ?” lalu dia menjawab “Aku hanya ingin Kama mati.” Kemudian hantu perempuan itu pergi meninggalkan Kevin di kelas.
Dua hari kemudian. Hari sabtu. Dimana hari kampus libur. Kevin mendatangi rumah Kama. Suara bunyi bel. Ting tinggg. Kama membuka pintu dan menyambut kedatangan Kevin dengan baik.
Kama : “Eh, Kevin. Lo gak bilang-bilang dulu kalo mau datang. Ayo masuk aja.”
Kevin : “Haha, ngapain perlu izin gue ? Kayak dateng ke kuburan aja.”
Kama : “Semprul! Gue kan bisa nyiapin makanan dulu, eh btw kenapa vin lo kesini ? We haven’t any assignment.”
Kevin : “Gue mau ke kamar lo.”
Kama : “Gila! Ngapain ??? Kalo mau modus jangan bego juga.”
Kevin : “Bodoh! Gue cuma mau periksa kamar lo, setelah lihat kamar lo baru gue jelasin semua.”
Kama : “Kamar gue berantakan tahu, haha.”
Kevin : “Itu gak penting. Yang penting sekarang lo anterin gue ke kamar lo.” jawab Kevin
***
# Di kamar
Kevin : “Lo tunggu di ruang tamu aja. Jangan ngintip gue atau apapun di depan kamar ini.”
Kama : “Awas lo macem-macem, vin.”
Kevin : “Bawel lu, udah cepet pergi sana.”
Lalu dalam hati Kama berkata “Gue yang punya rumah, gue yang diusir.” Dan Kama pergi ke ruang tamu menunggu Kevin sedangkan Kevin sudah masuk ke kamar Kama. Setelah dia berada di kamar itu, Kevin menemukan sosok makhluk halus yang menyerupai laki-laki. Di kamar ini lah mereka berbicara.
Kevin : “Ada perlu apa lo dengan Kama ? Sampai lo harus ada di kamar ini.” Lalu, sosok laki-laki tersebut berkata “Aku ingin menjaga Kama. Dia membutuhkanku.” Dan Kevin bertanya lagi, “Lo pasti ada kaitannya dengan Sinta. Iyakan ?” Lalu sosok itu menjawab “Iya. Sinta tergila-gila padaku, tapi aku tak menyukainya. Aku hanya menyukai Kama.”. Setelah mendengar jawaban itu, Kevin langsung memukul lemari yang ada didepannya dengan keras. Dan berkata pada sosok itu “Gue mohon. Tolong, jangan ganggu kehidupan temen gue. Kalian berbeda dunia. Gue minta tolong, lo dan Sinta menjauh dari Kama. Kalau enggak...” dan sosok itu menjawab “Aku takkan melukai temanmu. Percayalah padaku.” Dan Kevin menjawab “Hah ? Bagaimana bisa ini terjadi ? Gue harus percaya sama lo yang berbeda dunia dengan gue ?” Dan Kevin mencoba memukulnya, tapi sosok itu tiba-tiba menghilang. Kevin keluar dari kamar Kama. Dia menarik nafas panjang agar emosinya bisa terkontrol. Kevin mendatangi Kama di ruang tamu
***
Kama : “Udah selesai ? Cerita sama gue sekarang.”
Kevin : “Gue capek, kam. Besok aja di kafe biasa.”
Kama : “Wth! Lo bilang selesai dari kamar, lo akan cerita ke gue. What’s going on ? Just tell me!”
Kevin : “Gue bilang gue capek. Lo gak mau lihat gue marah, kan ? Besok aja. Gue mau istirahat.”
Kama : “Oke, besok di kafe biasa. Awas lo sampai menghindar kayak gini lagi.”
Kevin : “Gue pergi dulu.”
Lalu, Kevin pergi meninggalkan rumah Kama. Dan sesaat dia menoleh ke belakang, ternyata ada sosok lelaki itu yang sedang melihatnya di balik jendela. Kevin langsung berlari, seakan dia dalam keadaan ketakutan.
***
Kama menuju ke kamarnya memeriksa apakah ada yang diambil oleh Kevin tanpa sepengetahuan nya. Dan sesampai dikamar, dia benar-benar terkejut. Dia melihat sosok laki-laki yang menurutnya cukup lumayan tampan. Tapi, Kama tak ingin menghiraukan sosok itu. Dia berpura-pura tidak melihat dan berbaring dikasurnya. Dia memasang headset dengan musik yang cukup kencang. Dan saat berbaring ke arah kanan, dia berkeringat dingin. Dia ingin bangun dari kasur tapi tak bisa. Seakan-akan dia ditahan oleh sosok itu. sosok itu tersenyum padanya. Dan Kama bertanya “Siapa kamu ? Pergilah, aku tak ingin diganggu.” (sambil menangis). Dan sosok itu menjawab, “Tenang, Kama. Jangan menangis. Aku takkan melukaimu. (sambil mengelus rambut Kama). Kama yang melihat sosok itu, tetap menangis dan diam. Dia tak bisa bergerak bahkan untuk memejamkan mata dia tak bisa. Sosok itu memperkenalkan diri, “Aku Changmin. Percaya padaku, aku takkan melukaimu.” dan sosok itu menghilangkan diri didepan Kama. Lalu, Kama keluar dari kamarnya dan keluar dari rumahnya. Semua tetangga melihat Kama menangis. Anak tetangganya yang dekat dengan Kama, mendekati Kama ke arah rumahnya. Anak tetangganya itu bernama Jejoong. Jejoong, teman Kama sejak kecil.
Jejoong : “Kam, lo kenapa ? Keluar dari rumah dan nangis. Lo ada masalah sama abang lo ?”
Kama : “Bbbb... bukan Je! Gue gak bisa cerita disini. Gue masih takut.” jawab Kama
Jejoong : “Ok, kalau begitu kita kerumah gue aja ya. Lo bisa cerita disana.”
Kama : (Mengangguk)
***
# Dirumah Jejoong
Jejoong : “Kam, disini udah aman. Lo bisa cerita sama gue sekarang.”
Kama : “Je, gue takut. Tadi, dikamar gue lihat sosok cowok. Dia bilang namanya Changmin. Dia megang rambut gue, senyum ke gue dan nahan gue dikasur. Gue gak mau kerumah lagi.”
Jejoong : “Semacam makhluk halus ?”
Kama : “Gue rasa gitu. Bertahun-tahun gue dirumah itu, tidur dikamar gue dan itu tenang. Sekarang, gue lihat sosok itu bahkan untuk kerumah gue sendiri gue takut.” (sambil nangis)
Jejoong : “Tenang, Kama. Jangan menangis.” Jejoong mendekati bangku Kama dan memeluk Kama.
Kama : “Je, aku mau tinggal disini. Kalo bukan dirumah lo, gue harus dimana ?”
Jejoong : “Iya, Kam. Lo bisa tidur di kamar tamu.”
Suara pintu rumah Jejoong tedengar dibuka seseorang. Dan ternyata ibu Jejoong baru pulang dari kerja. Ibu Jejoong melihat Kama sedang menangis. Dia pun bertanya dengan Kama, “Kamu kenapa nak ?” lalu Kama menjawab, “Aku takut, tante. Di kamarku ada sosok cowok. Aku tak pernah melihat dia selama ini.” Dan ibu Jejoong memegang tangannya Kama.
Ibu jejoong : “Kama. Kamu harus tahu ini, nak. Sosok cowok itu sudah berada lama dirumah mu. Hanya saja, dia tak berani menampakkan wujud aslinya.”
Kama : “Tante tahu dia siapa ?”
Ibu jejoong : “Ketika ibumu melahirkanmu, aku bertemu dengan sosok itu di rumah sakit. Dia mengikuti keluargamu sampai rumah. Aku sempat bertanya dengan dia, dia menjawabku bahwa dia ingin melindungimu.”
Kama : “Tttttapi aku takut, tante. Aku tak mau lihat dia ada dikamarku. Mungkinkah selama ini, aku tidur dengan dia ? Tante......” (sambil menangis, lebih kencang)
Ibu jejoong : “Aku tak tau apa tujuannya. Karena aku baru sekali bertemu dengannya.”
Kama : “Tante. Aku mau tinggal disini. Aku takut, tante.”
Ibu jejoong : “Ibu dan ayahmu pasti bingung, kama. Lebih baik kamu tetap dirumah.”
Kama : “TIDAK! Sebelum dia pergi dari kamarku.”
Ibu jejoong : “Aku akan ke rumahmu. Aku akan bicara padanya. Selama aku disana, sebelum aku kembali, tetaplah bersama Jejoong disini.”
Mendengar ibunya bicara seperti itu, Jejoong memegang tangan ibunya, matanya berkata bahwa dia tak ingin ibunya pergi. Tapi, setelah ibunya berkata dia akan kembali akhirnya Jejoong melepas tangan ibunya.