home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Freaky Girl

Freaky Girl

Share:
Author : alfykmn
Published : 19 Mar 2014, Updated : 07 May 2014
Cast : Baekhyun EXO, Sehun EXO, Luhan EXO, Kim Chanyoung (OC), Chanyeol EXO
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |277554 Views |1 Loves
Freaky Girl
CHAPTER 7 : A Letter

“Oh, kupikir kau akan bolos,”komentar Luhan saat mencium aroma familiar yang mengusir indra penciumannya.

“Aku tidak suka membolos. Membosankan dirumah,” jawab si empu aroma familiar, Chanyoung melempar tasnya ke arah meja Luhan.

Strike!”

“Kau kira kita sedang bermain bowling? Kalau kena aku bagaimana?” tanya Luhan sewot lantas sedikit menurunkan buku astronominya dan beralih menatap Chanyoung tajam.

“Kalau kenamu itu bagus. Siapa tau otakmu menjadi berada di tempat yang benar dan kau mulai tidak membaca buku astronomi itu,” Chanyoung menghempaskan tubuhnya di bangku sebelah Luhan bersama dengan cengiran khasnya.

“Tadi, aku baru sampai di pintu kelas tapi kau sudah tau itu aku. Kau cenayang?” Chanyoung bertanya yang hanya dijawab dengan gelengan kepala karena Luhan sudah kembali fokus dengan bukunya lagi.

“Aku hanya menebak. Lagipula aroma tubuhmu benar-benar berbeda. Aroma...hm...Coklat,” Chanyoung mengendus-endus dirinya sendiri layaknya seekor kucing bodoh dan setelahnya, cengirannya semakin lebar.

“Bau coklat membuatku lapar,” sahutnya sebelum Luhan menggebrak meja dengan buku astronomi yang super tebal itu.

“Aku tidak bisa berkonsentrasi karenamu. Jadi ceritakan padaku, bagaimana rasanya dijahit?”

“Kau kemarin kabur ya agar tidak ikut?” tanya Chanyoung kesal. Luhan terkekeh pelan sebelum dia dipukul Chanyoung di punggungnya –sasaran favorite gadis tersebut. Kau taulah pukulan Chanyoung yang jelas-jelas pemegang sabuk hitam ini tidak bisa diremehkan sebelah mata.

“Tentu saja! Siapa yang mau dirumah sakit hanya untuk menunggu dan mendengar jeritanmu? Aku bisa frustasi karena melihat secara live orang dijahit, mendengar tangisan Kyungsoo, omelan Sehun, dan kekaguman Chen. Kalian semua gila!” jerit Luhan histeris.

“Dan kau juga gila. Terlalu mendramatis Luhan-ssi. Aku bingung kenapa Sehun mau denganmu. Dan kau kenapa juga mau dengan Sehun yang flat itu. Lagipula aku tidak dijahit,” Chanyoung mengakuinya dengan suara lucu lalu mengeluarkan lengan kirinya dari dalam blazer dan terpapang jelas perban baru ada di bahu kiri Chanyoung.

“Hey, kau mencuri blazerku ya? Nametagnya masih Xi Luhan. Kemarikan kemarin,” Chanyoung mengangkat dagunya dan menggeleng.

“Ani, kau kan hanya perlu mengambil blazer lain di lokermu.”

“Kau kan juga punya blazermu sendiri ck.”

“Blazerku masih betah bertengger di jemuran sih,” Chanyoung berkata dengan senyum kemenangan terukir di bibirnya.

“Oke, baiklah. Terserahmu. Aku masih mau muda bukan cepat tua,” Luhan memijit pelan dahinya yang sedaritadi berdenyut.

“Jadi....kau juga kabur?” tambahnya masih sembari memijit-mijit dahinya

“Tentu saja.”

“Oh.....terimalah resikonya hari ini. Sepertinya bel masuk akan berbunyi dan jika itu berbunyi, kau akan dibawa kabur oleh Sehun. Aku yakin,” Senyuman dari bibir Chanyoung menghilang membuat Luhan merasa senang dan puas.

“Aku menemukan sesuatu di kolong mejamu. Kupikir dia orang kedua atau ketiga yang datang setelahmu. Oh tidak rekorku kalah oleh anak itu! Aku penasaran dia siapa. Aku ju-”

“To the point, juseyo.”

“Ok oke, intinya surat ini ada di kolong mejamu. Aku hanya menyentuhnya dan belum membukanya,” Kepala Chanyoung mundur beberapa centi ke belakang saat sebuah surat teracung di depan matanya tanpa jarak sekalipun.

“Ok. Thanks,” Surat itu lantas dibuka oleh Chanyoung. Mungkin tidak bisa dibilang surat karena tak ada amplop yang melapisinya, tak ada prangko, tak ada alamat, dan tak ada pengirimya.

Kuakui permainan basket teammu bagus. Kau juga termasuk karna bisa kabur dari Kris yang jago basket itu. Mungkin karna kau wanita yang pendek serta lincah jadi bisa kabur atau kau telah 'mengalihkan perhatian' Kris? Haha.

Sembuhkan dulu lukamu. Aku tidak mau dibilang pengecut karna melawan orang sakit. Masalah kita belum selesai ok.

“Aku tebak itu bukan surta ancaman. Tulisannya terlihat tertulis dengan pulpen, tidak dengan tulisan tinta merah sok ho-Dari Byun Baekhyun ya?” tebak Luhan tepat sasaran. Sekali lagi Luhan seperti seorang cenayang. Dia hanya menebak dari senyuman miring Chanyoung. Sedatar datarnya Chanyoung, dia jarang tersenyum miring. Sekalinya tersenyum pasti ‘tidak seperti itu’.

Tiap tahun, Chanyoung 'mengkhususkan' senyum miringnya untuk orang yang mengusiknya saat melihat salju pertama. Dan senyuman itu hanya bertahan tidak pernah lebih 6 bulan karena Chanyoung jelas-jelas menang dalam masalah yang ia geluti seperti sekarang.

“Kim Chanyoung, ikut aku,” Chanyoung menatap lurus ke arah pintu kelas tapi tatapannya bertabrakkan dengan tatapan serius Sehun yang jelas-jelas mengarah ke dirinya. Tepat saat itu juga bel masuk berbunyi.

Seharusnya Chanyoung beruntung karena ada orang yang dengan baik hati menyelamatkan dirinya dari pelajaran Astronomi. Tapi kalau yang menjemputnya Sehun, dia bingung harus senang atau....

“Kau cenayang, Luhan-ah,” bisik Chanyoung sebelum dia menegak air liurnya sendiri.

“Se-Sehun, pelajaran pertama itu Astronomi jadi-”

“Aku sudah minta izin.”

“Hari ini kami ulangan, Sehun!” seru Luhan berusaha membantu Chanyoung.

Aku akan berterimakasih kaerna Luhan hari ini menjadi baik. Aku harap hidupnya akan-

“Aku tau. Chanyoung pasti senang bukan karena aku menyelamatkannya dari ulangan?”

Aku tidak senang!!!

“Aku-”

“Tidak ada kata tapi. Apa kau mau aku menggendongmu seperti kemarin?”

“YAH! KIM CHANYOUNG DIGENDONG!”

 “Atau....kau mau diseret?”

“Seret saja dia, Sehun-ah~”

“Chanyoung nakal! Kau harus menuruti keinginan Sehun oppa karena dia pasti kasian jika harus menggendongmu atau menyeretmu T_T”

“HUAH! AKU TIDAK MAU CHANYOUNG SIALAN ITU IKUT SEHUN OPPA! TAPI AKU MAU DIA DIGERET! TAPI PASTI SEHUN OPPA LELAH MENGGERETNYA! BAGAIMANA INI?!”

 Cukup sekian, telinga Chanyoung pengang karenanya.

“Baiklah. Aku ikut denganmu, Oh Sehun tukang pemaksa,” Suara jeritan histeris terdengar. Siapa lagi yang mampu membuat para gadis menjerit kalau bukan karena senyuman Sehun yang jelas-jelas bukan untuk mereka?

-TBC-

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK