Suasana di lapangan kampus sedang sangat ramai saat ini. Beberapa mahasiswi dari kelas Yumi tengah bermain basket disana melawan kelompok pria. Yumi yang sudah berganti pakaian ingin ikut bergabung bersama mereka.
“Hei, perempuan bodoh! Apa yang kau lakukan disana?” seru Heechul. Yumi menoleh ke asal suara yang memanggil dirinya. Ternyata Trio Prince berjalan perlahan dengan santainya mendekati Yumi.
“Awas saja kalau dia menculikku lagi hari ini!” gerutu Yumi dalam hati. “Aku mau bermain basket. Kalian mau ikut?” seru Yumi semangat. “Apa? Basket?” ekspresi Heechul mendadak aneh. “Boleh saja!” jawab Donghae. Donghae terlihat sumringah. Tubuh sekekar itu tentu saja ia sangat suka berolahraga.
“Apa aku juga boleh bergabung? Sudah lama aku tidak berolahraga,” kata Kyuhyun. “Tentu saja kalian semua boleh ikut bergabung. Wanita-wanita itu pasti senang kalau kalian ikut bergabung,” Yumi terlihat antusias. Kyuhyun dan Donghae terkekeh. Mereka lantas berlari menuju lapangan untuk ikut bergabung dengan yang lainnya. Keduanya terlihat sangat antusias.
“Kau tidak ikut?” tanya Yumi pada Heechul. “Ani. Aku tidak suka berkeringat,” jawab Heechul dingin. “Aissh! Kau ini sebenarnya pria atau bukan, huh? Tidak suka berkeringat? Pantas saja wajahmu cantik seperti seorang wanita. Ya, sudah. Aku mau menyusul mereka,” ledek Yumi seraya mengeluarkan tatapan aneh pada Heechul. Yumi langsung berlari ke lapangan menyusul Donghae dan Kyuhyun.
Heechul selama beberapa saat menonton orang-orang yang asik bermain di lapangan. Tapi karena cuaca yang cukup panas menurut Heechul, ia akhirnya pergi meninggalkan tempat itu.
Kurang lebih satu jam Yumi ikut berkompetisi melawan tim basket putra dari kelasnya sendiri. Ia terpaksa harus menyudahi permainan itu lebih awal karena harus bekerja lagi. Yumi berlari ke dalam gedung menuju ruang ganti. Namun saat menuju ke ruang ganti telinga Yumi mendengar suara musik, lebih tepatnya suara piano. Yumi merasa tertarik pada suara itu, ia mencari-cari asal suara itu dari mana. Akhirnya Yumi menghentikan langkahnya tepat di depan pintu ruang musik.
“Kim Heechul?” ucap Yumi terperangah. Ternyata yang memainkan piano itu adalah Heechul. Irama lagu berjudul ‘Chobyeol’ dialunkan oleh Heechul dengan begitu lembut. Heechul memainkan piano itu dengan sangat baik. Lagi-lagi Yumi melihat sosok lain dari diri Kim Heechul. “Jadi selama ini dia menyembunyikan sosok lembut dirinya?” pikir Yumi.
Chobyeol
Manhi mangseolyeotjyo geudaeman boneun nal
Idaero saranghalsun eobsnayo
Maeil geudae saenggak ttaemune ameuron
Ildo nan hal su ga eobseojyo
Geunal bam geudaeui mandeuri dangyeojin
Noraereul jeonhae deutgoseo
Seounhan gieokgwa Choijohan namkajji
Modu da nokanaeryobeoryeotjyo
(Nan geuraeyo)
Geudae jinam sarangboda
Ajik bujokhajiman geuradonal mideojullaeyo
Geudaeyo naege sojunghan saram (naui sarama)
Geudae eobsi nan an dwil geot gata
Du nune damgil nae moseub
Mam soke gamjikhaejyeoyo
Yeongweoneul yaksokhaeyo geudae
(Nan geuraeyo)
Geudae jinam sarangboda
Ajik bujokhajiman geuradonal mideojullaeyo
Geudaeyo naege sojunghan saram (naui sarama)
Geudae eobsi nan an dwil geot gata
Du nune damgil nae moseub
Mam soke gamjikhaejyeoyo
Yeongweoneul yaksokhaeyo geudae
Sesangi byeonhanda haedo
Urin byeonhameobtgetjyo
Uri idaer yeongwonhi duli
Uneuleul goeok hamyeonseo
Geudaeyo manhi saranghan geojya
Geudae eobsi nan an dwil geot gata~ oh~
Du nune damgil nae moseub
Mam soke gamjikhaejyeoyo
Yeongwonhi geudaeman saranghae
Yeongwonhi geudaeman saranghae...
Eng Translation:
I’ve hesitated a lot.
I’ve kept my sight on you though I can’t love.
Since I keep thinking of you day by day,
I can do nothing.
That night, if the song deep in your heart has been heard.
All regrettable memories and frustrating thoughts would be meltdown.
(That’s the way I am)
I love you even more,
Still, it’s not enough. Trust me ?
You’re my precious girl (My baby)
Without you, I’ve no idea how is going on.
Deep down in both eyes, it comes from my heart.
May you cherish this in mind.
Eternity, I swear to you.
Whether the world keeps turning,
We’ll be constant.
We’ll be this way forever.
As recollection today
I just love you so much.
Without you, I’ve no idea how is going on.
Deep down in both eyes, it comes from my heart.
May you cherish this in mind
Only you that I love forever
Only you that I love forever
Yumi tetap berdiri disana sampai Heechul mengakhiri pentas pribadinya. Ia hampir lupa kalau harus segera pergi ke kafe. Saat Heechul mengakhiri permainan pianonya, Yumi bertepuk tangan mengejutkan Heechul.
“Sejak kapan kau disana?” tanya Heechul dengan mimik wajah bingung. Yumi maju menghampiri Heechul. Pria itu terlihat seperti anti saat Yumi mendekatinya. Ia takut kalau sampai ketetesan keringat Yumi. Wajah dan leher Yumi memang basah oleh keringat, wajar saja karena ia baru selesai bermain basket di bawah sinar matahari yang cukup terik.
“Kau ternyata suka musik juga?” seru Yumi antusias. Heechul terlihat menghindar. “Waegeurae?” tanya Yumi yang merasa tingkah Heechul sangat aneh. “Jangan mendekat! Aku tidak mau kena keringatmu!” seru Heechul.
“Mwo?” protes Yumi tidak terima. Tapi dilarang seperti itu malah ia semakin ingin mengisengi Heechul. Yumi melap keringatnya dengan tangan lantas ia kibas-kibaskan pada Heechul. Kontan saja ini membuat Heechul murka. Namja itu berteriak-teriak hampir histeris. Yumi dan Heechul seolah bermain kejar-kejaran seperti anak kecil. “Aigo! Kau ini berlebihan sekali!” Yumi tertawa puas mempermainkan namja kaya itu.
“Apanya yang berlebihan? Justru kau yang jorok!” protes Heechul. “Hh, dwaesseo. Aku mau mandi dulu,” Yumi langsung melenggang santai meninggalkan Heechul.
Yumi masuk ke dalam ruang ganti, di dalam sana ada kamar mandi umum yang biasa digunakan oleh para mahasiswi untuk mandi setelah mereka selesai berolahraga. Yumi membersihkan diri disana. Ia harus bergegas karena harus segera pergi ke kafenya Jung Soo.
***
Heechul melangkahkan kakinya keluar dari ruang musik. Ia berjalan sambil memainkan ponselnya. Pangeran yang satu ini terlihat sangat dingin. Sayup-sayup terdengar suara ribut. Heechul menghentikan langkahnya. Ia ingin mendengar lebih jelas suara itu. Ia kembali menggerakkan kakinya mencari sumber suara ribut itu. Suaranya yang terdengar seperti ketukan keras ditambah dengan teriakan minta tolong. Heechul semakin mempercepat langkahnya. Suara itu semakin terdengar jelas.
Heechul sampai di depan kamar ganti wanita. Suara itu berasal dari sana. Heechul semakin bisa mendengar dengan jelas suara wanita yang berteriak minta tolong itu. “Yumi-ssi! Apa kau di dalam sana?” Heechul mencoba memastikan kalau wanita di dalam sana adalah Yumi.
“TOLONG AKU! KELUARKAN AKU DARI SINI!” suara Yumi terdengar panik.
Heechul membuatkan matanya saking paniknya setelah tahu Yumi terjebak di dalam sana. “Bertahanlah! Menjauh dari pintu! Aku akan mendobrak pintunya!” sahut Heechul yang juga ikut panik. Heechul menarik nafas lebih dulu lantas mendobrak pintu di hadapannya dengan gentle.
BRUGG!!!
Heechul berhasil mendobrak pintu itu. Nafasnya langsung tersengal-sengal. Saat pintu itu terbuka Yumi refleks berlari memeluk Heechul membuat Leader Prince itu terperangah dan kikuk. Hanya beberapa saat saja, Yumi langsung tersadar dan melepaskan pelukannya.
“Gomawo! Untung saja ada kau, kalau tidak aku mungkin akan terkurung disini sampai besok pagi,” Yumi membayangkan hal itu sampai bergidik ngeri. Ia lantas memandangi Heechul dengan perasaan kagum karena namja yang biasanya jahat ini justru telah menjadi penolongnya.
“Sssh...,” Heechul meringis seperti menahan sakit. Tentu saja ia merasa sakit, dia baru saja mendobrak paksa pintu ruang ganti wanita. Heechul memegangi lengannya yang terasa nyeri.
“Wae? Kau terluka?” Yumi dengan sigap meraih tangan Heechul memeriksa apakah ada luka atau tidak. Ternyata ada lebam kebiruan disana ditambah dengan sedikit luka robek di telapak tangan Heechul. Mengetahui lengan namja itu terluka, Yumi jadi merasa bersalah. Yumi ingat di kelasnya ada kotak P3K. Ia dan Heechul langsung menuju kelas untuk mengobati lengan namja itu.
“Kau tidak merasa sakit?” tanya Yumi setelah ia selesai menjalankan tugasnya sebagai dokter dadakan. “Huh? Tentu saja sakit!” jawab Heechul dengan nada sedikit tinggi. “Syukurlah. Berarti kau normal. Aku sempat merasa aneh karena kau sejak tadi diam saja. Aku pikir kau mati rasa,” timpal Yumi.
Heechul sebenarnya sejak tadi diam-diam memperhatikan Yumi. “Kenapa kau sampai bisa terkunci disana?” tanyanya penasaran. Pertanyaan itu menyadarkan Yumi. Ia juga sejujurnya tidak tahu kenapa tiba-tiba pintu itu sampai terkunci, dan kuncinya juga tidak ada disana. “Aku juga tidak tahu,” jawab Yumi.
“Ya, sudahlah. Ayo, pulang!” ajak Heechul lagi-lagi menarik tangan Yumi.
“Kenapa kau selalu begini? Memangnya kau pikir aku mau pulang denganmu? Aku ini bukan dirimu yang memiliki banyak uang. Aku harus bekerja untuk memenuhi semua kebutuhanku! Jadi, jangan menarikku lagi,” ujar yumi seraya menghentakkan lengannya hingga lengan Heechul terlepas dari lengannya.
Heechul mengumpat dalam hatinya. Yumi selalu berhasil menghindarinya akhir-akhir ini. “Kau sudah tidak apa-apa, kan? Pulanglah dengan teman-temanmu atau supirmu. Oh, iya. Sekali lagi aku ucapkan terima kasih sudah menolongku,’” Yumi lantas pergi meninggalkan Heechul yang mendadak jadi seorang pendiam.
Selang beberapa menit setelah perginya Yumi, Heechul juga hendak meninggalkan ruangan kelas. Tanpa sengaja ia bertabrakan dengan Aerin. “Hei, kau tidak punya mata, huh?” bentak Heechul yang sudah kembali menjadi Leader Prince.
“Kau sendiri yang menabrakku!” Aerin tidak mau kalah. Ia lantas kembali meneruskan langkahnya meninggalkan Heechul. Namja itu tiba-tiba melihat sesuatu tergeletak di lantai. Sepertinya Aerin menjatuhkan sesuatu saat bertabrakan dengan Heechul tadi. Sebuah kunci. “Apa ini? Huh! Apa jangan-jangan...?”
***
Sesampainya di kafe Jung Soo, Yumi mendapat omelan dari Jung Soo karena terlambat datang bekerja. Sebagai hukuman, yang seharusnya Yumi bekerja sampai jam sembilan malam, sekarang terpaksa ia harus lembur sampai kafe tutup. Sebenarnya Jung Soo bukan benar-benar mengomel karena marah, tapi karena khawatir Kim Heechul melakukan sesuatu pada Yumi.
Untung saja malam ini tidak terlalu banyak pelanggan seperti malam-malam sebelumnya. Jadi waktu Yumi bisa sedikit senggang. Jung Soo memanggil Yumi ke ruangannya.
“Oppa, maafkan aku. Sebenarnya aku sudah berusaha untuk datang tepat waktu, tapi di kampus terjadi sesuatu, makanya aku...,” Yumi mencoba menjelaskan tapi Jung Soo langsung memotong ucapannya.
“Jagiya, mianhae. Oppa memarahimu di depan yang lainnya. Sebenarnya oppa sangat khawatir. Oppa takut kau diculik anak orang kaya itu lagi. Oppa takut dia melakukan sesuatu padamu,” terang Jung Soo.
“Huh? Aniyo, oppa! Justru hari ini dia menyelamatkan aku saat aku terkunci di ruang ganti. Entah siapa yang sudah melakukan itu padaku. Untung saja ada dia,” timpal Yumi. “Benarkah? Astaga! Kau terkurung di ruang ganti? Hh, kau harus berhati-hati, jagiya. Aku tidak ingin saat aku tidak ada disini malah terjadi apa-apa padamu. Aku tidak akan bisa melindungimu nanti,” Jung Soo tertunduk sedih.
“Aku tidak mau mendengar omong kosong ini lagi. Oppa tidak akan kemana-mana karena oppa selalu ada di hatiku,” sahut Yumi dengan wajah serius. Jung Soo kembali mengangkat wajahnya, ia benar-benar tersentuh mendengar ucapan Yumi tadi.
***
Hari ini jadwal kuliah Yumi cukup padat. Ada dosen yang tiba-tiba merubah jadwal dan minta masuk hari ini, karena itulah Yumi terlihat lesu saat jam makan siang di kampus. Yumi mengaduk-ngaduk makanan di depannya dengan ekspresi malas-malasan.
Hh, aku lelah sekali hari ini. Untung saja hari ini aku masuk malam. Setiap teringat kafe aku pasti teringat juga pada pemiliknya. Bagaimana ini? Sisa waktunya tinggal sedikit lagi untuk kami bersama sebelum oppa pergi wajib militer. Aku sejujurnya belum bisa merelakan oppa wajib militer, tapi aku tidak ingin memberatkan oppa. Dia juga pasti sangat berat harus mengambil keputusan itu. Aku harus berusaha untuk mengerti oppa. Kenapa, sih di negara ini harus mewajibkan para pria untuk mengikuti wajib militer? Ya, Tuhan. Kenapa akhir-akhir ini begitu banyak hal yang tidak diinginkan terjadi? Pertama, menghilangnya Yesung oppa. Kedua, Aerin entah kenapa menjauhiku. Ketiga, Jung Soo oppa memutuskan untuk wajib militer, dan sekarang aku juga harus berurusan dengan Prince Gank. Ya, meskipun sekarang hubunganku dengan mereka tidak begitu buruk bila dibandingkan saat pertama kali bertemu mereka yang sangat angkuh, sekarang ini aku tahu kalau dalam hati mereka sebenarnya masih tersimpan kebaikan. -Yumi-
“Kalau tidak ingin makan kenapa malah kesini?” Lee Donghae tiba-tiba duduk di sebelah Yumi, disusul oleh Kyuhyun dan Heechul yang memilih untuk duduk berhadapan dengan Yumi.
“Kalian mengagetkanku saja! Apa yang kalian lakukan disini?” tanya Yumi pada ketiga pria yang dianugerahi ketampanan itu.
“Memangnya orang datang ke kantin untuk apa, huh? Kenapa? Memangnya tempat ini punyamu?” Heechul nyolot seperti biasanya.
“Donghae, kenapa temanmu ini? Apa dia salah minum obat? Kerjanya mengomel terus!” kata Yumi pada Donghae. Kyuhyun hanya bisa tertawa melihat tingkah teman-temannya itu.
“Hei, Yumi! Aku sudah menemukan orang yang menguncimu di ruang ganti kemarin,” kata Kyuhyun.
“Huh? Dari mana kau tahu soal itu? Oh, tentu saja dari dia, kan?” Yumi melirik Heechul dengan ekor matanya.
“Kau pasti akan terkejut setelah mendengarnya. Pelakunya ternyata adalah Aerin, sahabatmu sendiri,” sambung Kyuhyun lagi.
Yumi melongo tidak percaya pada kabar yang disampaikan Kyuhyun, tapi ia melihat Heechul ekspresinya begitu serius. Jadi berita ini dapat dipastikan kebenarannya. “Bagaimana kau bisa mengetahuinya?” tanya Yumi penasaran.
“Heenim bilang hari itu dia tidak sengaja bertabrakan dengan Aerin. Aerin tidak sengaja menjatuhkan kunci yang ternyata adalah kunci dari ruang ganti tempat kau terkurung kemarin,” jelas Kyuhyun.
“Mworago? Heechul-ssi! Kenapa kau tidak memberitahuku sejak awal?” protes Yumi. “Apa maksudmu? Bukankah kau baru saja mendengarnya dari Kyuhyun tadi, huh?” timpal Heechul. Yumi mengumpat Heechul diam-diam.
“Aku tidak habis pikir. Padahal kalian berteman, tapi kenapa ada teman yang menjahati temannya sendiri?” komentar Donghae. “Hei, Yumi! Apa kalian pernah terlibat perselisihan sebelumnya? Siapa tahu kau pernah menyinggung perasaannya,” tambah Kyuhyun.
“Aku... sepertinya tidak. Selama ini kami sangat dekat dan tidak ada masalah. Aku juga merasa aneh, sejak beberapa hari lalu Aerin menghindariku dan terkesan memusuhiku,” ujar Yumi. “Benar begitu? Bukankah kau itu perempuan bodoh? Mana mungkin kau ingat pernah melakukan kesalahan,” ledek Heechul.
Yumi menggeram kesal dan ia hendak memukul kepala Heechul tapi keburu ditahan oleh Donghae. “Aku tahu Yumi orangnya bagaimana. Dia bahkan rela mengorbankan kekasihnya untuk Aerin. Aku rasa masalahnya ada pada Aerin,” terang Donghae.
Yumi lagi-lagi melongo. Donghae telah membocorkan rahasia pribadinya pada Heechul dan Kyuhyun di depan dirinya. Kali ini Donghae yang kena pukul dan protesan Yumi. “Maaf, aku tidak tahu kalau itu seharusnya rahasia!” Donghae bergaya menyesal dan meminta ampun pada Yumi.
Di lain pihak, Kyuhyun dan Heechul terperangah mendengar cerita Donghae tadi mengenai Yumi. “Kau memberikan pacarmu pada Aerin?” sahut Kyuhyun tidak percaya, begitu juga dengan Heechul. “Tega sekali kau! Maksudnya namja yang tempo hari menjemputmu itu? Kau berikan pada Aerin?” tambah Heechul.
“Bukan! Bukan dia! Hh, sudahlah. Itu sudah menjadi masa laluku. Tolong jangan diungkit lagi!” pinta Yumi.
“Baiklah. Tapi... dari mana Donghae bisa tahu semua itu?” Kyuhyun bertanya-tanya. Yumi dan Donghae pura-pura tidak mendengar dan membuang pandangan mereka ke tempat lain. Yumi tiba-tiba melihat sekelompok orang berkerumun entah mereka sebenarnya sedang melakukan apa, sebagian dari orang-orang itu sepertinya juga melihat ke arah Yumi dan Prince Gank. Mereka terlihat membicarakan sesuatu. Yumi jadi penasaran.
“Sebentar, ya!” Yumi pamit meninggalkan para personil Prince Gank. Ia menghampiri kerumunan orang-orang itu. Tapi rupanya mereka langsung menjauh begitu Yumi mendekati mereka.
“Aneh sekali,” gumam Yumi. Mata Yumi tanpa sengaja menangkap sesuatu yang ganjil. Ada selebaran yang bertebaran di lantai. Diambilnya selembar kertas selebaran itu oleh Yumi. Yumi refleks menutup mulutnya yang menganga sebagai simbol ekspresi rasa tidak percaya pada apa yang ia lihat.
“Apa yang kau lihat?” Donghae menepuk punggung Yumi dari belakang.
Kyuhyun yang juga penasaran ikut mengambil selembar kertas selebaran itu dari lantai, “Ini...?” Kyuhyun juga sangat terkejut melihat gambar di selebaran itu. Heechul merebut selebaran itu dari tangan Kyuhyun karena penasaran setelah melihat ekspresi Hyunhun, Yumi dan Donghae yang aneh setelah melihat selebaran itu.
“Apa? Bagaimana bisa ini terjadi? Siapa yang telah memotret ini?” Heechul tampak syok melihat isi di selebaran itu terdapat gambar dirinya yang tengah berpelukan dengan Yumi, tepatnya Yumi yang memeluk Heechul saat insiden di ruang ganti kemarin.
“Kalian... berpelukan? Jangan-jangan kalian...?” Kyuhyun tidak berani melanjutkan kalimatnya. “Tidak! Ini semua salah! Kejadian yang sebenarnya bukan seperti itu! Kim Heechul, kau harus membantuku membersihkan masalah ini!” pinta Yumi yang benar-benar panik.
“Maja! Disini tertulis kalau Yumi mencoba menjerat pangeran kampus ini. Ini pasti akan berpengaruh buruk bagi Yumi. Kita harus membantu Yumi. Seseorang sedang mencoba memfitnah Yumi,” tambah Donghae. “Geurae. Ini tidak hanya akan berpengaruh buruk bagi Yumi, tapi bagimu juga, Heenim!” sambung Kyuhyun.
_____
Di ruangan rektor. Yumi mendapat panggilan untuk segera menemui rektor. Sudah pasti ini masih mengenai kasus di ruang ganti itu. Masalah ini rupanya cukup besar bagi kampus sampai-sampai Yumi dan Heechul harus berurusan secara langsung dengan rektor. Tentunya yang membuat berita itu cepat tersebar adalah karena terduga pelaku adalah Yumi, seorang mahasiswa pendatang dari Indonesia yang berkuliah di kampus itu karena bantuan bea siswa prestasinya dan ia juga selalu cumlaude, sedangkan sang namja tidak lain adalah Kim Heechul, sosok idola wanita dan sekaligus pangeran kampus dan sekaligus penyandang dana terbesar di kampus ini. Ternyata Heechul juga sudah lebih dulu sampai di ruangan itu. Yumi lantas duduk berhadapan dengan rektor, Tuan Choi Siwon.
Tiba-tiba Tuan Choi menggebrak meja dengan sangat keras dan mengagetkan Yumi serta Heechul, “Apa-apaan ini? Kenapa bisa sampai ada masalah seperti ini?” suara Tuan Choi Siwon serasa menggelegar.
“Tuan Choi, aku bisa menjelaskan kejadian yang sebenarnya...,” ucap Yumi panik. Ia tidak ingin kesalahpahaman ini berlarut-larut, tapi Tuan Choi rupanya tidak ingin mendengar penjelasan apapun dari dirinya.
“Seorang yeoja Indonesia, Ayumi menjerat Pangeran Kim Heechul dengan cara yang sangat kotor. Dan lihat ini! Foto ini cukup membuktikan buruknya moralmu, Ayumi! Berani-beraninya kau mengganggu putra keluarga Kim, huh?” omel Tuan Choi.
“Tapi..,” Yumi berusaha mengelak sebisa mungkin. Dan lagi-lagi Tuan Choi mengabaikannya. “Tidak ada cara lain. Seharusnya kampus memberikan sanksi drop out untukmu, tapi karena prestasimu selama ini bagus kau masih diberi sedikit ampunan. Sebagai ganti hukumanmu, bea siswamu akan dicopot!” sahut Tuan Choi.
Yumi terbelalak, “Apa?” Yumi mendadak merasa sesak. Tuan Choi sama sekali tidak memberikan kesempatan untuk menjelaskan yang sebenarnya terjadi di ruang ganti pada hari itu. Mulai sekarang tidak akan ada bea siswa untuk Yumi, padahal ia berkuliah di kampus ternama di Seoul dan pastinya biaya kuliahnya juga tidak main-main mahalnya.
“Tuan Choi, tolong jangan cabut bea siswa itu!” Heechul yang sejak tadi diam akhirnya membuka suaranya. Yumi langsung menoleh pada Heechul, melirik namja itu. Tuan Choi sedikit memicingkan matanya, “Kenapa tuan muda membelanya? Padahal dia sudah mencoreng nama baik keluarga tuan muda. Bagaimana kalau orang tua tuan muda mengetahui berita ini?” kata Tuan Choi.
Heechul tampak tak mempedulikan omongan Tuan Choi. “Tuan Choi, anda harus tahu kejadian yang sebenarnya. Dia telah difitnah. Kejadian sebenarnya bukan seperti itu. Yumi sama sekali tidak menggangguku apalagi menggodaku demi uang! Justru akulah yang mengincar dia. Aku bahkan sampai pindah kelas agar bisa mendekati gadis ini. Aku mencintai Yumi-ssi!” ujar Heechul seraya meraih lengan Yumi dan memaksa Yumi untuk berdiri di sebelahnya.
Yumi terbelalak tidak percaya pada masalah yang dibuat Heechul kali ini. Entah apakah kata-katanya tadi itu sungguhan ataukah hanya bualan belaka, Yumi tidak peduli. Yang ia yakini sekarang adalah akan muncul masalah baru setelah ini.
Tuan Choi Siwon juga sampai melongo mendengar pengakuan Heechul, “Apa? Tapi... tetap saja aku sebagai rektor tidak mungkin membatalkan hukuman cabut bea siswa itu. Hukuman itu adalah permintaan para Dewan Kampus. Kalau sampai aku membatalkannya aku takut malah akan menimbulkan masalah yang lebih berat nantinya, entah itu dari dewan kampus, para orang tua, masyarakat, maupun para wartawan yang akan meliput kampus ini. Aku harap tuan muda mengerti,” ujar Tuan Choi.
Heechul tampaknya menyerah, “Baiklah, aku mengerti!” sahut Heechul. Ia lalu menarik Yumi pergi dari ruangan Tuan Choi Siwon. Di luar sana, Yumi dan Heechul berdebat lagi. “Kau pikir apa yang kau lakukan tadi, huh?” protes Yumi seraya mengacak-acak rambutnya sendiri dengan gemas. Ia sebenarnya justru ingin mengacak-acak wajah Kim Heechul saat ini.
“Hei! Jangan besar kepala dulu, ya! Aku mengatakan itu hanya untuk menolongmu. Aku mana mungkin jatuh cinta pada orang sepertimu!” timpal Heechul tidak mau kalah. “Menolongku? Cih! Kau malah membuat keadaanku semakin terjepit,” Yumi emosi bercampur gemas. Diinjaknya kaki Heechul lantas ia pergi meninggalkan Heechul yang tengah meloncat-loncat kesakitan setelah diinjak oleh Yumi.
***
Yumi bergegas menuju kediaman Park Jung Soo. Saat sedih seperti ini ia hanya membutuhkan Jung Soo berada di sisinya. Namja berlesung pipi itu selalu bisa menghibur Yumi, bahkan hanya dengan mendengar tawanya pun Yumi bisa ikut tertawa. Maklum saja, cara tertawa Jung Soo memang sangat unik, makanya bisa membuat siapapun yang mendengarnya jadi ikut tertawa.
Oppa, aku membutuhkan oppa. Hanya oppa. Saat ini tidak ada hal lain yang aku inginkan selain Jung Soo oppa. Meskipun aku tidak akan menceritakan apa yang terjadi padaku di kampus, tapi aku tetap ingin menangis dalam pelukannya. Aku tidak ingin oppa mencemaskanku. Sebentar lagi dia akan pergi, aku tidak boleh membuatnya mencemaskan keadaan diriku. Oh, Tuhan. Apa yang akan aku lakukan kalau nanti tidak ada dia? Rasanya hidupku akan terasa sangat sulit tanpa oppa di sisiku. Tuhan, tolong jaga dia selama dia tidak ada di sisiku, dan tolong cepat kembalikan dia padaku. -Yumi-
“Waeyo, jagiya? Tumben sekali kau seperti ini,” tanya Jung Soo yang terkejut karena tiba-tiba Yumi memeluknya dari belakang. Sebenarnya Yumi sedang menangis dalam posisi itu. Ia menangis tanpa mengeluarkan suara.
“Hei, punggungku basah! Apa kau menangis?” Jung Soo memutar posisinya hingga ia bisa melihat wajah Yumi dengan jelas. Tampak wajah Yumi begitu sendu. Ia mengerucutkan bibirnya, cemberut. “Aku membayangkan oppa pergi dan aku jadi merasa sangat kesepian,” ucap Yumi berbohong.
“Jagiya, aku juga memikirkan hal yang sama. Aku takut kesepian. Aku takut meninggalkanmu karena aku jadi tidak bisa menjagamu disini selama aku pergi. Sekarang hanya tinggal tersisa satu minggu,” ujar Jung Soo.
Yumi lagi-lagi memeluk Jung Soo dan kali ini lebih erat, “Selama satu minggu ini aku ingin terus bersama oppa. Boleh, oppa?” pinta Yumi. Jung Soo menjawab dengan senyuman termanisnya, “Tunggu aku. Dua tahun tidak akan lama. Aku akan segera kembali ke padamu, Yumi-ssi...,” ucap Jung Soo seraya membelai lembut rambut Yumi lantas ia mencium pucuk kepala kekasihnyanya itu.
Di luar sana, ternyata Aerin berdiri seorang diri di depan rumah Park Jung Soo. Sorot matanya yang terlihat sinis membuat wajah cantiknya terlihat sedikit menyeramkan. Sosok Aerin terlihat sangat dingin dan pendendam sejak kepergian Yesung.
“Apa yang terjadi hari ini... itu belum cukup, Ay! Aku akan membuat semua orang yang kau sayangi meninggalkanmu sama seperti Yesung meninggalkanku. Tidak akan kubiarkan hidupmu bahagia diatas penderitaanku,” Yumi menggeram hingga bibirnya bergetar.
***
Lagi-lagi suasana kampus menjadi riuh. Masih tentang topik yang sama dan orang yang sama, hanya saja kali ini lebih menghebohkan semua orang di kampus. Seseorang telah menyebarkan rekaman suara pernyataan rasa suka Heechul pada Yumi saat mereka di ruang Tuan Choi.
Yumi berjalan lesu menuju kelasnya. Setiap mata memandang jijik ke arahnya, tapi Yumi sama sekali tidak bergeming. Dikiranya ini masih soal selebaran kemarin. Sesampainya Yumi di mejanya ia melihat sebuah kotak yang entah apa isinya. Yumi melihat sekelilingnya hendak bertanya mengenai kotak itu, tapi sorot mata orang-orang seolah menusuk Yumi. Mau tidak mau ia terpaksa membuka kotak itu.
“KYAAA! APA INI?!” Yumi begitu terkejut melihat isi kotak itu. Ia sontak menjauhi mejanya. “Siapa yang melakukan ini?” sahut Yumi pada orang-orang di kelas, tapi tidak ada satu pun yang menjawab. Mereka malah memandang sinis pada Yumi.
“Dasar perempuan murahan!” seru seseorang pada Yumi. Tiba-tiba saja seseorang melempar telur pada Yumi, dan disusul dengan serangan berikutnya dari yang lainnya. Mereka melempari Yumi dengan telur, tomat dan terigu.
“Enyah kau dari kampus ini!”
“Dasar matre!”
“Penjerat orang kaya! Berani-beraninya kau mendekati Kim Heechul!”
“Jangan ganggu Prince kami lagi! Mereka milik kami!”
Berbagai cacian diterima Yumi dengan berat hati. Ia terus mencoba mengelak dan menghindar dari serangan orang-orang itu. Ia putuskan untuk berlari keluar sampai akhirnya ia tanpa sengaja menubruk Donghae dan Kyuhyun. Orang-orang yang tadinya hendak mengikuti Yumi untuk meneruskan aksi brutal mereka itupun langsung terdiam takut.
“Apa yang terjadi?” tanya Donghae. Ia bingung melihat keadaan Yumi yang sudah sangat berantakan.
Yumi tidak menjawab, ia sibuk menahan air mata dengan mata yang sudah mulai memerah. Yumi tertunduk seraya menggigit bibirnya sendiri untuk menahan tangisnya.
“Apa yang kalian lakukan padanya, huh? Jawab aku sekarang juga!” bentak Kyuhyun pada orang-orang yang berdiri terdiam di belakang Yumi. Orang-orang itu mundur perlahan dengan kepala tertunduk takut pada Prince Gank. “Dasar orang-orang bodoh!” umpat Kyuhyun.
“Hyun, aku akan bawa Yumi ke apartmenku. Kau beritahu pada Heenim untuk menyusul,” kata Donghae seraya mencoba melindungi Yumi yang terlihat syok.
Sementara itu, di depan gerbang kampus. Aerin sedang bersama seorang pria yang mengenakan mantel hitam dengan topi dan kaca mata.
“Kerjamu bagus! Ini bayaranmu!” kata Aerin dengan ekspresi wajah yang benar-benar dingin. Ia memberikan sebuah amplop berisi beberapa lembar uang pada pria itu.
“Itu mudah sekali untuk dikerjakan. Kalau kau butuh bantuanku lagi kau bisa menghubungiku. Tentunya dengan bayaran yang sesuai,” kata pria itu seraya terkekeh.
“Sudah sana pergi! Jangan sampai ada yang curiga melihatmu disini!” kata Aerin seraya mengusir pria itu yang masih saja cengengesan.
Apartmen Donghae.
“Ini, pakailah dulu pakaianku! Kau boleh mandi di kamar mandiku,” kata Donghae seraya menyerahkan sestel pakaian pada Yumi.
“Lee Donghae, terima kasih!” ucap Yumi.
Donghae tersenyum sepintas lalu pergi meninggalkan Yumi di kamarnya.
“Apa yang terjadi?” Heechul tampak panik. Heechul dan Kyuhyun baru saja tiba di apartmen Donghae.
“Seseorang sepertinya berusaha menyingkirkan Yumi dari kampus. Dia mendapat kiriman kotak berisi bangkai tikus saat di kampus,” terang Donghae.
“Ini pasti karena Heenim!” tebak Kyuhyun.
“Aku? Bagaimana bisa karena aku?” protes Heechul.
“Kau belum mendengar soal rekaman itu? Rekaman saat kau menyatakan cinta pada Yumi,” Kyuhyun sedikit terkekeh.
“Apa? Aku menyatakan cinta? Um, maksudmu? Ah, itu bukan pernyataan cinta sungguhan! Aku hanya mencoba membela yeoja itu di depan Choi Siwon!” kelak Heechul.
“Seseorang telah merekam kejadian itu dan menyebarkannya. Karena itulah Yumi sampai digencet di kelas,” sambung Donghae.
Beberapa waktu kemudian, Yumi telah selesai membersihkan diri dan berganti pakaian dengan pakaian yang sebelumnya telah disiapkan oleh Donghae.
“Heechul? Kau ada disini, dimana Donghae?” tanya Yumi. Di ruang tamu ternyata hanya ada Heechul yang tengah memainkan gadget miliknya, “Donghae dan Kyuhyun kembali ke kampus untuk menyelidiki apakah Aerin yang menjadi dalang dari semua ini,” jawab Heechul tanpa melihat Yumi.
Yumi menghampiri Heechul dan duduk di sebelah pria itu. Heechul melihat aneh pada Yumi karena pakaian yang dikenakan oleh yeoja itu. “Kenapa? Oh, ini? Donghae meminjamkannya padaku. Pakaianku kotor semua,” Yumi rupanya bisa membaca pikiran Heechul saat ini.
“Ayo, aku akan mengantarkanmu pulang!” ajak Heechul.
Heechul mengantar Yumi sampai ke rumah Park Jung Soo.
“Jadi disini rumahmu?” tanya Heechul.
“Bukan. Sementara waktu aku akan menginap disini. Terima kasih sudah mengantarku pulang,” jelas Yumi seraya berterima kasih. Yumi keluar dari mobil Heechul, dan ternyata Jung Soo sedang bersama Aerin di teras rumah memperhatikan Yumi dari sana. Sejenak Yumi tertegun, tetapi ia tetap melangkahkan kakinya menuju rumah itu.
Heechul kembali melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu sementara Aerin berjalan santai melewati Yumi seraya tersenyum menyeringai. Sebaliknya, Jung Soo masuk ke dalam rumah seolah menghindari Yumi.
“Oppa, apa yang dia lakukan disini?” tanya Yumi pada Jung Soo. Pertanyaan itu sejak tadi memenuhi benaknya. Entah kenapa Yumi merasa khawatir. Ia merasa sedikit tidak tenang melihat Aerin menemui Jung Soo.
Namja itu tidak bergeming dan sama sekali tidak mau melihat Yumi. Yumi diserang firasat aneh sejak melihat Aerin tadi. Mungkin karena anak-anak Prince yakin betul kalau Aerin lah yang selama ini mengerjai Yumi di kampus.
“Oppa, apa yang dilakukannya disini? Kenapa dia menemui oppa?” paksa Yumi yang begitu penasaran apalagi setelah melihat Jung Soo yang mendadak berubah sikap padanya.
Akhirnya Jung Soo mau bicara, “Apa benar kau merebut kekasih Aerin? Apa benar kau pernah tinggal bersama dengan namja itu? Dengan Yesung?!” suara Jung Soo terdengar semakin meninggi. Baru kali ini Jung Soo terlihat marah. Yumi terkejut mendapati Jung Soo telah termakan omongan Aerin.
“Oppa, itu tidak benar! Aku tidak pernah merebut Yesung oppa dari Aerin. Memang benar aku pernah tinggal di apartmen Yesung oppa. Tapi itu karena saat itu hanya dia yang aku kenal disini. Sebelum berpacaran dengan Aerin, kami sudah lebih dulu berpacaran,” terang Yumi pada akhirnya. Jung Soo tampak sedikit kesal atau mungkin cemburu.
“Kau mau tinggal dengannya, tapi denganku kau tidak mau. Apa kau lebih mencintai namja itu dari pada aku, huh?” sahut Jung Soo. Jung Soo merasa kecewa pada Yumi. Ia merasa Yumi tidak benar-benar mencintainya.
“Tidak! Sudah aku bilang tidak!” kelak Yumi. Mata Yumi mulai berkaca-kaca. Ia merasa sangat putus asa karena Jung Soo tidak mau percaya padanya dan lebih mendengarkan Aerin. Yumi benar-benar merasa takut kalau Jung Soo tetap tidak percaya padanya, ia takut akan kehilangan Jung Soo.
“Jadi di belakangku kalian masih berhubungan? Aerin bilang Yesung menghilang. Apa dia menemuimu?” tanya Jung Soo ketus.
“Tidak. Um, iya. Dia menemuiku, tapi itu sebelum dia menghilang. Aku tidak tahu kalau akan begini jadinya. Kami sudah tidak berhubungan lagi sejak kami putus, tapi malam itu dia datang ke kontrakanku memintaku kembali padanya. Aku sudah mengatakan pada Yesung oppa kalau aku tidak bisa! Aku sudah mencintai pria lain, yaitu Jung Soo oppa,” terang Yumi berusaha menjelaskan kesalah pahaman ini. Yumi hampir kehilangan cara untuk meyakinkan Jung Soo.
Jung Soo terlihat menghela nafas yang seolah-olah berat, “Aku mengerti. Kalau soal dirimu dengan Yesung aku mengerti itu hanya masa lalu. Tapi yang aku tidak mengerti kenapa kau bahkan sekarang mengkhianatiku dengan pemuda kaya itu?! Rekaman dan foto kalian, aku sudah tahu semuanya. Pakaian yang kau kenakan itu adalah miliknya juga, kan? Apa yang sudah kalian lakukan?” lagi-lagi Jung Soo marah pada Yumi.
Yumi menggelengkan kepala, “Oppa, aku tidak pernah mengkhianati oppa! Aku mohon, percayalah padaku! Aku bisa menjelaskan semuanya!” pinta Yumi penuh harap. Air matanya sudah menetes terus sejak tadi. Yumi berusaha agar Jung Soo mau melihat dirinya, tapi Jung Soo selalu membuang muka. Terpaksa Yumi memeluk paksa Jung Soo.
“Yang tadi mengantarmu... itu Kim Heechul, kan? Aku tahu kau tidak bahagia bersamaku. Sedangkan Kim Heechul bisa memberikan segalanya untukmu. Pergilah. Saat wajib militer nanti aku akan berusaha untuk melupakanmu. Hiduplah dengan baik,” Jung Soo sama sekali tidak mau membalas pelukan gadis mungilnya itu.
Mendengar kata-kata Jung Soo itu membuat Yumi melepaskan pelukannya dari Jung Soo. Bulir bening dengan derasnya mengalir dari pelupuk mata yeoja itu. Tubuhnya gemetar menahan sakit dan kecewa. Jung Soo telah mencampakan dirinya, Yumi tidak pernah menyangka semua ini akan terjadi. Yumi lantas masuk ke kamar dan kembali dengan membawa sebuah tas berisi beberapa pakaian yang ia bawa beberapa hari lalu.
Jung Soo tengah duduk di sofa dan tampak merenung. Ia juga terlihat sangat terpukul saat ini. Yumi yang masih berderaian air mata melihat Jung Soo yang sama sekali tidak mencoba untuk merubah keputusannya.
“Oppa, bagaimanapun oppa mengusirku, seberapa keraspun sikap oppa padaku, sampai kapanku aku akan tetap mencintai oppa. Di hatiku tidak pernah ada pria lain selain oppa. Selamat tinggal, oppa!” Yumi akhirnya pergi.
Yumi pergi meninggalkan Jung Soo yang akhirnya mulai meneteskan air matanya yang sejak tadi ia tahan. Jung Soo merasa dilema. Apakah keputusannya memutuskan Yumi dan mengusir gadisnya itu benar ataukah salah. Tapi saat ini ia benar-benar cemburu setelah melihat foto pelukan Yumi dengan Heechul dan mendengar rekaman suara Heechul yang diberikan Aerin tadi.
Malam ini hujan deras mengguyur kota Seoul. Yumi berjalan seoraang diri tanpa mempedulikan hujan yang mengguyur dirinya. Semua pakaian dan tas yang ia bawa menjadi basah. Tubuhnya masih bergetar hebat karena terpukul akan keputusan Jung Soo untuk memutuskan hubungan mereka yang sudah terjalin cukup lama. Selama ini Jung Soo tidak pernah marah besar pada Yumi apalagi sampai mengusir Yumi seperti tadi. Baru kali ini Yumi melihat sorot mata kecewa yang teramat sangat di mata Jung Soo.
Sekarang aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Bea siswaku sudah ditarik. Aku juga sudah tidak mungkin lagi bekerja di kafenya Jung Soo oppa. Memiliki seorang Park Jung Soo membuat aku merasa memiliki segalanya. Tapi sekarang dia bahkan sudah mencampakanku. Jung Soo oppa membenciku. Aku benar-benar tidak memiliki apapun di dunia ini. Mama, papa, Yesung oppa, Aerin, Jung Soo oppa satu per satu meninggalkan aku. Semua orang pergi meninggalkan aku. Teman-teman di kampus juga membenciku. Aku sudah tidak ingin hidup lagi. -Yumi-
Yumi menyebrang tanpa melihat-lihat. Sebuah mobil yang tadinya hampir saja menabrak Yumi mengerem mendadak dan membunyikan klakson panjang. Yumi sama sekali tidak bergeming, ia hanya diam di tempat dengan tatapan mata yang kosong.
“Perempuan bodoh! Kau ingin mati, huh? Kenapa kau bisa ada disini? Bukankah aku sudah mengantarmu pulang tadi?” ternyata pemilik kendaraan yang hampir menabrak Yumi adalah Kim Heechul, Si Leader Prince. Heechul menarik lengan Yumi dan memaksa agar yeoja itu masuk ke mobilnya.
“Aku akan mengantarmu kembali ke rumah itu,” kata Heechul seraya menarik tangan Yumi dan meminta Yumi masuk ke mobilnya.
Yumi diam saja, masih dengan tatapan mata yang kosong seperti sedang melamun, “Bawa aku. Aku mohon bawa aku bersamamu, kemanapun asalkan tidak ke tempat Jung Soo oppa!” sahut Yumi dengan suara yang semakin meninggi. Air matanya kembali berjatuhan. Gadis itu terlihat depresi saat ini.
“Apa maksudmu?” tanya Heechul yang merasa tidak mengerti. Yumi diam saja tidak menjawab pertanyaan namja cantik itu. Kalau biasanya Heechul berambut merah, kali ini Heechul sudah merubah warna rambutnya menjadi hitam seperti warna rambut orang Asia pada umumnya. “Hh, baiklah kalau begitu aku akan membawamu pulang ke rumahku,” kata Heechul pada akhirnya.
Sesampainya di rumah Heechul. Heechul meminta salah satu pelayannya untuk melayani keperluan Yumi, seperti handuk, pakaian dan air hangat. Ia juga meminta agar dibuatkan cokelat hangat untuk mereka berdua.
Tok! Tok! Tok!
Heechul mengetuk pintu kamar tamu yang sekarang ditempati oleh Yumi. Ia langsung masuk setelah mendapat ijin dari Yumi. “Aku tunggu di ruang tamu. Pelayanku sudah membuatkan cokelat hangat untuk kita,” kata Heechul.
Yumi mengangguk lemah.
Di ruang tamu. Yumi terlihat tidak ingin membicarakan apapun, tapi Heechul sangat penasaran pada keadaan Yumi.
“Maafkan, aku. Tapi bolehkah aku menumpang disini sampai aku kembali mendapatkan tempat tinggal dan pekerjaan? Aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Aku janji tidak akan lama-lama menjadi bebanmu. Aku harap kau tidak keberatan. Aku tidak memiliki tempat lagi saat ini. Aku tidak tahu harus pergi kemana. Aku tidak mengenal siapapun lagi disini,” ujar Yumi panjang lebar. Yumi harus menjual harga dirinya dengan mengatakan semua itu pada Kim Heechul.
Heechul terdiam cukup lama. Sepertinya ia sedang berpikir. Selama beberapa menit tidak terjadi percakapan di antara mereka. “Apa yang terjadi? Kenapa malam-malam begini kau berkeliaran di luar? Dan apa yang kau lakukan tadi? Kau ingin mati, huh?” omel Heechul.
“Aku memang ingin mati,” jawab Yumi mengejutkan Heechul.
“Kau sudah kehilangan akal sehatmu, huh? Jauh-jauh datang dari Indonesia ke Korea hanya untuk mati disini?” omel Heechul lagi.
Yumi tidak peduli, “Aku sekarang tidak memiliki siapa-siapa lagi. Pacarku yang akan segera melaksanakan wajib militer juga memutuskanku. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Sejak aku mengenalmu semua masalah bertubi-tubi mendatangiku,” ucap Yumi membuat Heechul terdiam. “Rekaman dan foto itu... entah dia mendapatkannya dari mana. Sekarang dia sangat membenciku karena mengira aku berselingkuh denganmu. Aku tidak bisa seperti ini. Aku tidak sanggup tanpa dia,” Yumi menunduk seraya menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia menangis tanpa suara. Entah kenapa ia mengatakan semua itu pada Heechul, karena biasanya pria seperti Heechul tidak akan mau peduli pada masalah orang lain.
“Maafkan aku. Aku sudah menyebabkan banyak kekacauan. Maafkan aku,” hanya itu yang bisa Heechul katakan. Tapi dalam hatinya ia benar-benar merasa menyesal telah merusak kebahagiaan Yumi.
***