Yura POV
"ahhh, dingin banget!" gumamku kesal seraya memakai jacket parasut yang sedari tadi kutenteng.
ya, aku sekarang ada di depan Incheon. Minggu lalu aku membuat keputusan terberat dalam hidupku. Masuk ke Korea dan meninggalkan kuliahku yang tinggal 2 semester lagi.
-Flashback-
"Ya, mungkin aja tante ga mau kamu tuh sampe benci sama ayahmu" kata Ve enteng begitu mendengar cerita soal pesan mama.
"Kamu tau sendiri aku ga pernah mau jumpa sama orang yang katanya ayahku itu"
"Gini deh, Ra. Mendingan kamu coba aja dulu kesana, cari tau ayahmu seperti apa"
"Kalo ternyata memang dia yang tidak menginginkan kami gimana?"
"yah, semua keputusan dibalikkan ke tangan kamu. Terserah kamu mau balek kesini ato gimana. Aku sebagai sahabatmu hanya bisa mendukungmu" kata Ve sambil menepuk pelan pundakku.
Aku yang mendengar ucapan Ve hanya bisa terdiam, tak tau harus melakukan apa.
"Lagian, Ra. Kalo kamu balek kesini, kamu ga usah takut. Kemaren kan papa bilang mau biayain sisa uang kuliah kamu" kata Ve tersenyum.
-Flashback end-
Aku memandang peta yang kuambil di rak yang memang diperuntukkan untuk turis. Lalu melangkahkan kakiku keluar dari Incheon seraya memasang earphone di telingaku.
Aku menaiki bus yang menuju tempat tujuanku. Semua pasti bingung, kenapa aku bisa membaca hangul sementara aku sangat membenci korea. Mama hanya bisa mengajarkan hangul padaku sewaktu aku merengek minta dimasukkan ke les bahasa asing dengan alasan tidak punya cukup uang untuk membayar biaya les.
* * *
Sudah hampir seharian aku mencari alamat yang dikatakan mama tapi hasilnya tetap nihil. Hari juga semakin gelap. Dari kejauhan aku bisa mendengar suara, seperti suara anak anjing yang ketakutan. Aku mendekati arah suara itu. Dan memang benar dugaanku.
Aku mengangkat anak anjing berbulu coklat muda itu. 'ntah siapa yang tega membuang anak anjing ini' batinku kesal.
"Oh, ternyata memang anak anjing" ucap seorang cowok dengan bahasa korea.
Aku menengadahkan kepalaku dan mendapati seorang cowok dengan rambut merah. Sebenarnya pria itu cukup manis tapi karena aku sudah terlanjur membenci orang korea, aku sama sekali tidak tertarik.
Dan dengan tidak sopannya, dia mengambil anak anjing itu dari tanganku. Aku yang melihat itu hanya bisa mengeluarkan tatapan yang kata Ve sangat membunuh. Tapi memang dasar nih cowok ga peka.
"Ini punyamu?" tanyanya lagi dan tetap menggunakan bahasa korea. Aku hanya diam dan menatapnya tajam. Dia melirikku sebentar dan menjulurkan tangan kanannya. Aku langsung mengambil kuda2 untuk bertahan. Tapi ternyata dia hanya menarik earphone yang sedari tadi menempel di telingaku.
"Pantas saja kau tak mendengar pertanyaanku" katanya lagi pakai bahasa korea. Dan aku hanya mengeluarkan tatapan yang sama.
"You're not korean people?? Can you speak english??" tanyanya begitu menyadari kalau aku bukan orang korea.
Mendengarnya menggunakan bahasa inggris, wajahku langsung berubah menjadi blank. Aku hanya tau hangul selain indonesia.
"Pakai hangul saja" kataku membalas ucapannya.
"Oh, kau tau hangul?" katanya dengan nada yang cukup riang.
Sementara aku hanya menjawab dengan anggukan malas.
(mulai dari sini anggap aja ngomong pake hangul ya)
"Ini punyamu?" sambil mengangkat anak anjing tadi.
"Bukan. Hasil nemu" kataku sambil merebut anak anjing itu dan memasukkan badannya kedalam jaketku.
Melihat tindakanku cowok itu hanya terdiam dan aku menggunakannya untuk beranjak pergi dari hadapannya.
* * *
Mark POV
aku berjalan menyusuri jalanan yang sudah sepi. Cuaca malam ini cukup dingin tapi aku cukup senang berjalan di luar seperti ini. Semenjak aku dan Got7 debut, aku jarang melakukan kegiatan ini. Perlahan aku mendengar suara anjing. Aku mendekati asal suara itu. Tapi belum sempat aku sampai disana, aku melihat cewek yang mendekat kearah yang sama. Dari jarak yang cukup dekat tapi tersembunyi, aku melihatnya mengangkat seekor anak anjing dari semak.
"Oh, ternyata memang anak anjing" kataku sambil tersenyum kearah cewek itu. Aku meraih anak anjing itu tapi cewek itu justru menatapku tajam. Sebenarnya aku takut ditatap seperti itu. 'Jangan2 dia salah satu antis kami' ujarku dalam hati. Aku berusaha untuk tersenyum.
"Ini punyamu?" tanyaku berusaha untuk tetap ramah. Tapi tatapannya tidak juga berubah. Tanpa sengaja aku melihat earphone yang menempel di telinganya. 'Pasti karena dia pakai itu makanya ga dengar' ujarku seraya menjulurkan tangan untuk melepasnya.
tapi sepertinya dia bukan orang korea. Matanya terbilang cukup besar untuk ukuran orang korea. Kulitnya juga terlalu gelap untuk ukuran orang korea.
"You're not korean people? Can you speak english?" kataku lagi. tatapannya berubah tapi menjadi lebih bingung.
"Pake hangul aja" katanya singkat.
"Oh, kau tau hangul?" ujarku tak percaya.
Dia hanya mengangguk singkat.
"Ini punyamu?" tanyaku lagi
"Bukan. Hasil nemu" katanya sambil memasukkan badan anjing itu ke jaketnya dan menyisakan kepalanya diluar.
Aku terkejut dengan tindakan yang dilakukannya. Karena sangat jarang kutemui cewek yang mau melakukannya. Tapi dalam waktu yang singkat pula dia berlalu dari hadapanku.
"Ah, aku belum tanya namanya" sesalku setelah menyadari dia pergi.
* * *
Author POV
Sejam setelah kejadian itu, barulah Yura bisa menemukan alamat yang dikatakan mamanya. Di hadapannya kini sebuah rumah berlantai dua yang terlihat cukup asri di gang sempit ini. Dengan ragu Yura menekan tombol.
“Nuguseyo?” jawab seseorang dari dalam rumah.
“Annyeonghaseyo. Nama saya Yura” jawab Yura dengan sopan.
“Yura?” kata seorang wanita paruh baya sambil membuka pintu pagar.
“Annyeonghaseyo” kata Yura sambil membungkukkan badannya.
“Kau sangat mirip dengannya” kata wanita itu tiba2.
“Ye?”
“Nama ibumu julia?”
“Ne”
“Ayo masuk, diluar sangat dingin. Kapan kau tiba? Julia apa kabar? Aku sudah lama tak bertemu dengannya” kata wanita itu dengan ramah
“Bagaimana ahjumma bisa kenal dengan mama?” tanya Yura sesampainya di dalam.
“Panggil aku bibi Kim. aku temannya sewaktu kami di bangku kuliah”
Dan cerita tentang persahabatan antara bibi Kim dengan mama Yura pun dimulai (ini diskip aja ya). Sampai cerita dimana mama dan ayah Yura memilih untuk meninggalkan korea demi cinta mereka. Setelah itu, bibi Kim tidak pernah lagi mendapat kabar tentang mama dan ayah Yura.
“Bagaimana ibumu?? Kenapa dia tidak ikut??”
“Mama... mama sudah meninggal, Bi” kata Yura dengan kepala tertunduk.
“Mwo?? Ayahmu??”
“Orang yang dibilang ayahku pergi meninggalkan kami sewaktu aku masih seumur jagung” kata Yura dengan kesal.
Yura pun memulai ceritanya kenapa dia bisa sampai ke Korea. Karena Bibi Kim tidak punya anak, Bibi Kim dengan senang hati menerima kehadiran Yura dirumahnya. Meski hanya sebuah kamar loteng yang tidak terlalu besar, Yura sudah cukup senang. Selain itu, anak anjing yang dibawa Yura pun mendapat tempat dirumah Bibi Kim.
* * *
Di saat yang bersamaan tetapi di sebuah rumah yang cukup besar, seorang cowok duduk berhadapan dengan pria paruh baya di meja makan. Waktu makan malam mereka lebih banyak dihabiskan dalam diam.
“Appa” ucap cowok itu.
“mm”
“Bagaimana kalau aku mencari seorang perempuan yang bernama Julia?” tanyanya dengan hati-hati.
“Joon Ha-ya” kata pria paruh baya itu dengan nada tak percaya.
“Anggap saja sebagai permintaan maaf dari eomma” kata Joon Ha.
-Flashback-
Tepat jam 00.00 KST, Joon Ha bergeak ke arah kotak besar disamping tempat tidurnya. Dia membukanya dan membaca surat dengan angka 19 di amplopnya.
Joon Ha-ya
Eomma rasa kamu sudah cukup dewasa untuk tau yang sebenarnya. Kamu sebenarnya bukan anak appa, nak. Kamu hasil perbuatan eomma dan kekasih eomma. Awalnya eomma pikir appa akan mengusir kita tapi ternyata tidak.
Eomma semakin merasa bersalah setelah tau kalau ternyata appa meninggalkan keluarganya di suatu negara yang dibilang Indonesia. Nenekmu yang memaksa appa untuk menikahi eomma.
Bantu eomma untuk mendapat maaf dari appamu. Bantu eomma untuk mencari keberadaan Julia. Dia istri appa. Bantu eomma untuk mempersatukan mereka lagi.
Saranghae
Eomma.
Joon Ha menghapus air matanya dan meraih foto yang diselipkan eommanya di dalam amplop itu.
-Flashback end-
* * *
“Appa sudah menganggap kau sebagai anak sendiri”
“Biar aku coba cari mereka. Anggap saja aku hanya membantu eomma menyampaikan maafnya”
“Arraseo”
“Gomawo appa”
* * *
TO BE CONTINUE....
maaf klo ceritanya rada gaje, moga-moga next chapter lebih baik lagi :)
Selamat Membaca
Kritik dan Saran sangat diperlukan untuk kemajuan ff ini
Peace, Love and Enjoy it :)