part 1: http://www.dreamersradio.com/fan-fiction/407/we-cant-separated-yet~1
Flashback several days ago…
Author’s POV
“Kau sudah tahu tentang ini?” tanya Direktur Wu seraya menyerahkan beberapa foto pada Ji Hyeon.
“Ne¹⁹…” jawab Ji Hyeon.
“Ketika ku dengar dari Asisten Ayahmu bahwa ia melihat anakku, Wu Fan, tengah bersama seorang gadis dan gadis itu bukanlah kau, aku marah padanya. Karena ku pikir, mana mungkin anakku akan berselingkuh. Tetapi ternyata setelah ku selidiki, ternyata ia memang menjalin hubungan dengan wanita lain,” jelas Direktur Wu. “2 hari yang lalu juga ku dengar dari anak buahku, kau meninggalkan rumah dan pulang ke rumah orang tuamu. Aku pikir, kau pasti kecewa dan marah terhadap yang Wu Fan lakukan padamu…”
“Bukan begitu…” sela Ji Hyeon.
“Ji Hyeon-a, aku mengerti perasaanmu. Mana mungkin kau bisa bertahan menyaksikan suamimu sendiri selingkuh, bukan?” tanya Direktur Wu.
“Gwaenchanseumnida²⁰… Wu Fan bukan berselingkuh. Itu terlalu kasar untuk di katakan. Jika boleh aku jujur, semenjak awal perjodohan hingga pernikahan kami, di antara kami memang tidak pernah saling mencintai. Jikapun Wu Fan memang pergi dengan seorang wanita, wanita itu adalah masa lalu Wu Fan yang sangat Wu Fan cintai dan aku mengerti akan hal itu,” jelas Ji Hyeon.
“Lalu kenapa kau harus pulang ke rumah orang tuamu?” tanya Direktur Wu.
“Aku hanya ingin mengunjungi mereka,” jawab Ji Hyeon.
“Benarkah?” tanya Direktur Wu meyakinkan.
Ji Hyeon hanya tersenyum seraya menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Direktur Wu.
“Lalu apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan mempertahankan pernikahan ini?” tanya Direktur Wu.
“Aku tidak tahu…” jawab Ji Hyeon.
“Ayahmu belum tahu tentang hal ini, kan?” tanya Direktur Wu.
“Ia sudah tahu,” jawab Ji Hyeon.
“Geurigo²¹?” tanya Direktur Wu lagi.
“Ia memintaku untuk bercerai dengan Wu Fan,” jawab Ji Hyeon.
“Bagaimana dengan keputusanmu?” tanya Direktur Wu khawatir.
“Aku belum memberikan jawaban,” jawab Ji Hyeon.
Sejujurnya, Direktur Wu sangat kecewa dengan apa yang Wu Fan lakukan. Jika pun ia dalam posisi Direktur Lee, ia pun akan melakukan hal yang sama, yaitu meminta Ji Hyeon untuk bercerai dengan Wu Fan. Namun dalam hati Direktur Wu, ia tidak ingin kehilangan menantu sebaik Ji Hyeon. Tetapi tidak dapat di pungkiri juga bahwa Direktur Wu merasa bersalah pada Ji Hyeon, karena telah menjodohkannya dengan Wu Fan.
Flashback END
Author’s POV
Selama beberapa hari ini, Wu Fan tidak pergi ke kantor. Ia hanya diam di rumah dan terkadang mengurung diri di kamarnya. Yang menemaninya bahkan mencoba menghiburnya hanyalah Ji Hyeon. Sementara Qian, ia pun menghilang semenjak perselingkuhannya terbongkar. Keadaan ini menjadi sangat sulit bagi Wu Fan, karena hingga saat ini Ayahnya, Direktur Wu, belum mau bertemu dengannya dan dengan kata lain, Direktur Wu tidak mau memaafkannya.
“Yeoboseyo²²…” jawab Ji Hyeon ketika mengangkat telepon yang masuk ke ponselnya. “Berikan aku waktu beberapa hari lagi di sini… Ayah, ku mohon…”
Hanya itu percakapan yang bisa Wu Fan dengar ketika Ji Hyeon mengangkat telepon masuk yang mungkin dari orang tuanya. Wu Fan terpikir bahwa perceraian sudah di depan matanya. Dalam hati kecilnya, Wu Fan sejujurnya tidak ingin berpisah dengan Ji Hyeon.
“Ji Hyeon-a, telepon dari siapa?” tanya Wu Fan seraya berjalan ke arah Ji Hyeon yang saat itu tengah menyiapkan makan malam.
“Dari Ayahku,” jawab Ji Hyeon.
“Apa yang beliau katakan?” tanya Wu Fan.
Ji Hyeon menatap Wu Fan.
“Ayah hanya menanyakan kabar kita,” jawab Ji Hyeon.
“Geojitmal²³…” ujar Wu Fan. “Ayahmu pasti menyuruhmu untuk segera bercerai denganku, bukan?” tanya Wu Fan.
Ji Hyeon cukup terkejut mendengar pertanyaan Wu Fan yang memang tepat sasaran itu, namun Ji Hyeon tetap berusaha menyembunyikannya dari Wu Fan.
“Sudahlah, sebaiknya kita segera makan,” Ji Hyeon segera mengalihkan pembicaraan.
“Kenapa kau begitu baik padaku?” tanya Wu Fan tiba-tiba.
“Apa yang kau katakan?” tanya Ji Hyeon tidak mengerti dengan maksud kata-kata Wu Fan.
“Ji Hyeon-a, berhentilah berpura-pura seperti ini. Jangan terus menutupi bahwa kita memang akan segera bercerai hanya karena kau kasihan padaku dan kenapa kau harus mengakui di hadapan Ayahku bahwa kau yang bersalah karena membiarkanku selingkuh,” ujar Wu Fan. “Terlebih lagi, mengapa kau tetap bertahan di saat buruk seperti ini? Bahkan kenapa kau saat itu hanya diam saja dan membiarkanku selingkuh? Bukankah seharusnya saat itu juga kau marah padaku dan menuntut bercerai denganku?” tanya Wu Fan.
“Aku…” Ji Hyeon bingung harus berkata apa.
“Di saat ini pun, Ayahmu memintamu untuk segera bercerai denganku, bukan? Tapi kenapa kau masih tetap bertahan seperti ini?” tanya Wu Fan.
Ji Hyeon hanya terdiam. Meresapi setiap pertanyaan yang Wu Fan lontarkan dan itu memang benar. Mengapa ia masih jua bertahan? Jelas-jelas pernikahannya dengan Wu Fan hanyalah sebuah formalitas, tapi kenapa ketika Ayahnya memintanya untuk bercerai ia masih bertahan?
***
Siang itu, Ji Hyeon tengah duduk sendirian di ruang tengah. Ia tengah mengerjakan sebuah tulisan yang tepatnya sebuah naskah yang harus ia kirim ke SM Entertainment untuk drama terbaru mereka. Wu Fan yang baru keluar dari kamarnya hanya menatap Ji Hyeon dari bibir itu.
“Mengapa kau begitu baik padaku? Mengapa kau tetap bertahan di sisiku? Sejujurnya, aku tidak menghendaki untuk bercerai denganmu, karena mungkin aku mulai mencintaimu. Tapi aku merasa bahwa aku tidak pantas untukmu. Aku yang dengan bodohnya menyakitimu. Maafkan aku. Aku ingin menebus semua kesalahanku padamu, tapi bagaimana caranya? Apa yang harus aku lakukan?” gumam batin Wu Fan.
“Rupanya kau sudah bangun,” ucap Ji Hyeon yang membuat Wu Fan sedikit terkejut.
“Iya,” jawab Wu Fan seraya duduk di samping Ji Hyeon. “Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Wu Fan.
“Membuat naskah untuk drama,” jawab Ji Hyeon.
“Kau tidak merasa lelah?” tanya Wu Fan.
Bagi Ji Hyeon pertanyaan Wu Fan terdengar ambigu. Yang Wu Fan tanyakan itu bagi Ji Hyeon tertangkap seeprti Wu Fan menanyakan pekerjaannya atau pernikahannya.
“Ah, sebentar lagi juga selesai,” jawab Ji Hyeon.
Mendengar jawaban Ji Hyeon, Wu Fan sedikit tersentak. Karena Wu Fan begitu takut dengan kata ‘selesai’ yang baru saja Ji Hyeon ucapkan itu. Bagi Wu Fan, jawaban Ji Hyeon itu lebih terdengar seperti bermakna bahwa pernikahan mereka benar-benar akan ‘selesai’ dalam waktu sangat dekat.
“Besok aku tinggal mengirim naskah ini ke SM Entertainment,” ucap Ji Hyeon seraya mematikan laptopnya.
“Semoga naskahmu ini akan menjadi drama dengan rating yang tinggi,” ujar Wu Fan.
“Gamsahamnida…” ucap Ji Hyeon.
Sejenak keheningan menyapa ruangan dimana Ji Hyeon dan Wu Fan berada itu.
“Ji Hyeon-a…”
“Ne?” tanya Ji Hyeon.
“Sejujurnya, aku tidak ingin bercerai denganmu. Karena kupikir, aku mulai mencintaimu dan aku membutuhkanmu di sisiku,” ucap Wu Fan.
Ji Hyeon terkejut dengan apa yang Wu Fan katakan. Ji Hyeon hanya menatap Wu Fan.
“Bisakah kau untuk terus berada di sampingku?” tanya Wu Fan seraya menatap Ji Hyeon.
Ji Hyeon dan Wu Fan hanya saling menatap. Tanpa Wu Fan sadari, wajahnya semakin mendekat ke wajah Ji Hyeon. Hingga akhirnya bibir Wu Fan mendarat dengan sempurna di bibir tipis Ji Hyeon. Ya, ini pertama kalinya Wu Fan mencium Ji Hyeon setelah pernikahan mereka.
***
Malam ini, Wu Fan dan Ji Hyeon berjanji untuk makan malam bersama. Bahkan Wu Fan telah menyiapkan semua makanan dan menata meja makan mereka seromantis mungkin. Dengan cemas dan gugup, Wu Fan menunggu Ji Hyeon yang sejak siang memang berangkat ke gedung SM Entertainment unuk menyerahkan berkas naskah yang ia buat.
“Tetaplah berada disampingku, Ji Hyeon-a…” Wu Fan berbicara kepada dirinya sendiri.
Selama 2 jam, Wu Fan menunggu Ji Hyeon. Bahkan sekarang sudah menunjukkan jam 10 malam. Seharusnya Ji Hyeon sudah pulang. Namun Ji Hyeon belum juga pulang. Wu Fan mulai merasa khawatir. Wu Fan pun memutuskan untuk menelepon Ji Hyeon. Namun Ji Hyeon tidak mengangkatnya juga. Wu Fan semakin merasa khawatir.
TING TONG…
Tiba-tiba terdengar suara bel. Wu Fan pun segera menuju ke pintu dan berharap bahwa yang datang itu adalah Ji Hyeon. Namun Wu Fan begitu terkejut ketika yang datang bukanlah Ji Hyeon.
“Ayah…”
Direktur Wu hanya menyerahkan sebuah amplop besar kepada Wu Fan. Direktur Wu pun masuk ke dalam rumah.
“Ige mwoya²⁴?” tanya Wu Fan seraya mengikuti Ayahnya.
Direktur Wu menuju ke ruang tengah, di sana sudah tertata dengan rapi dengan suasana sangat romantis.
“Kau yang mempersiapkan semua ini?” tanya Direktur Wu.
“Ne…” jawab Wu Fan hati-hati.
“Untuk siapa?” tanya Direktur Wu lagi.
“Ji Hyeon,” jawab Wu Fan.
Direktur Wu membalikkan badannya dan menatap Wu Fan. Kali ini, Wu Fan semakin khawatir. Direktur Wu mengerti dengan keadaan puteranya saat itu, namun ia juga tetap harus menyampaikannya.
“Sudah terlambat,” ujar Direktur Wu.
“Apa maksudmu?” tanya Wu Fan.
“Amplop itu berisi berkas perceraianmu dengan Ji Hyeon,” jawab Direktur Wu.
“MWO²⁵?” Wu Fan terkeju mendengar jawaban Ayahnya itu.
“Arthur menyerahkannya padaku sebelum ia membawa Ji Hyeon ke Inggris,” ujar Direktur Wu.
“Ji Hyeon ke Inggris? Kapan?” tanya Wu Fan.
“1 jam yang lalu,” jawab Direktur Wu.
Wu Fan teringat bahwa 1 jam yang lalu handphonenya memang berdering tanda pesan yang masuk. Namun ia mengabaikannya dan saat mencoba menelepon Ji Hyeon pun, ia masih mengabaikan pesan itu karena yang ada dipikirannya adalah Ji Hyeon. Wu Fan pun segera meraih ponselnya dan membuka pesan itu. Ternyata pesan itu memang dari Ji Hyeon.
From: My Dear Ji Hyeoni
“Good night, Wu Fan, suamiku…
Ah, maafkan aku, mungkin sekarang statusku bukanlah istrimu lagi.
Beberapa hari ini, aku sangat senang dengan perhatianmu terhadapku.
Terlebih lagi, ketika kau memintaku untuk terus berada di sampingmu.
Namun ternyata aku tidak bisa melakukannya.
Maafkan aku…
Jauh di lubuk hatiku, memang aku tidak mau bercerai denganmu.
Karena sejujurnya aku memang mencintaimu.
Tapi apa yang bisa ku lakukan?
Ayah juga keluargaku menuntutku untuk bercerai denganmu.
Bahkan Ayahku sudah mengurusi perceraian kita.
Maafkan aku…
Mungkin ketika kau membaca pesan ini, aku sudah pergi.
Ayah menjemputku dari gedung SM Entertaiment dan segera membawaku pergi.
Maafkan aku karena aku tidak bisa menepati janjiku untuk makan malam bersamamu.
Maafkan aku karena aku meninggalkanmu tanpa sempat menemuimu lagi.
Tapi ada satu hal yang ingin ku minta darimu.
Yaitu temukanlah kebahagiaanmu dan berbahagialah.
Maafkan aku tidak bisa berada di sampingmu.
Maafkan aku…
Aku mencintaimu.
Ji Hyeon <3”
= THE END=
So sorry for any mistakes and some typos.
Thank you so much… :D
Vocabulary
¹ annyeong hasimnikka, Wu Yi Fan imnida = hallo, saya Wu Yi Fan (formal)
² gamsahamnida = terima kasih (formal)
³ kaja = ayo
⁴ aniya = tidak (non formal)
⁵ geurae = benar
⁶ mollasseo = aku tidak tahu (non formal)
⁷ waeyo = kenapa (non formal)
⁸ gwaenchanha = tidak apa-apa (non formal)
⁹ mwoya = apa
¹⁰ gomawo = terima kasih (non formal)
¹¹ mianhae = maafkan aku (non formal)
¹² Wu Fan oppa = Kak Wu Fan *Oppa adalah panggilan wanita kepada pria yang lebih tua*
¹³ wae = kenapa
¹⁴ wae ireohke = kenapa seperti ini
¹⁵ arasseo = aku mengerti (non formal)
¹⁶ uljima = jangan menangis
¹⁷ gwaenchanhayo = aku tidak apa-apa (non formal)
¹⁸ jeongmal mianhae = aku benar-benar minta maaf (non formal)
¹⁹ ne = iya
²⁰ gwaenchanhseumnida = tidak apa-apa (formal)
²¹ geurigo = lalu
²² yeoboseyo = hallo *sapaan saat mengangkat telepon)
²³ geojitmal = bohong
²⁴ ige mwoya = ini apa/ apa ini
²⁵ MWO = APA
p.s) FF ini aslinya oneshoot, cuma karena kepanjangan, kepotong sendiri dan ini lanjutannya.