6 bulan kemudian.
Suasana di gedung FNC Entertainment seperti biasa sangat sibuk sekali. Sama sibuknya seperti otak Hyurin hari ini. Matanya tidak lepas dari layar komputer. Kesepuluh jarinya pun bergerak cepat mengetik di keybord komputer. Sesekali ia membetulkan kacamata nya, berpikir sebentar dan mengetik lagi. Karena pekerjaan ini sudah sangat deadline sekali. Kemarin Han sajangnim meminta nya membuatkan konsep CNBLUE untuk 3 bulan ke depan dan besok ia ingin melihat laporannya. Alhasil Hyurin bekerja dengan sangat kilat. Untung saja sebelum Han sajangnim meminta, Hyurin sudah membuatnya tapi masih belum selesai. Sekarang hanya tinggal melengkapi saja.
"Noona..."
Telinga Hyurin menangkap ada suara pelan yang memanggilnya dari pintu. Hyurin sangat mengenal suara itu. Dan ia juga tahu sepertinya pemilik suara itu mau apa kesini. Hyurin terus saja mengetik mengabaikan seseorang yang ada dipintunya.
"Hyurin noona.."
Suara pelan itu memanggil lagi. Tetap saja Hyurin tidak menoleh ke arah suara itu. Pekerjaannya sedang tanggung sekali sedikit lagi akan selesai. Dan ia juga tidak perduli dengan pemilik suara itu marah atau tidak ia mengabaikannya seperti ini.
"Noona noona noona Hyurin noonaaaaaaa psstt pssstt!"
Panggilan suara itu semakin panjang dan semakin menyebalkan di telinga Hyurin karena sudah memanggilnya sambil mensuit-suitnya. Hyurin sudah tidak tahan lagi ke anak ini. Ya, Hyurin tahu siapa yang ada di pintu itu.
"Wae? Wae? Wae!? Choi Minhwan mau apa kau datang kesini eoh???" Sambil membuka kacamatanya Hyurin menoleh bertanya kesal kepada drumer band FT Island itu. Minhwan sudah menyembulkan kepalanya di balik pintu ruang kerja Hyurin sambil menyengir lebar karena akhirnya Hyurin merespon panggilannya.
"Noona... Aku butuh bantuanmu.." Minhwan menggigit bibirnya sambil mengerjap-ngerjapkan matanya memohon.
"Bantuan apa?" Tanya Hyurin malas.
Minhwan langsung membuka pintunya lebih lebar dan masuk kedalam. Di kedua tangannya ia memegang baju yang digantung dengan hanger. Sepertinya masih baru. "Lebih baik aku pakai yang mana?" Tanya nya minta pendapat ke Hyurin.
Jadi ini bantuannya? Memilihkan baju untuknya? Hyurin menghela nafasnya pelan. Tapi tetap matanya memilih baju yang ada di tangan Minhwan. "Sepertinya yang kemeja putih itu bagus, yang tshirt bergambar itu terlalu kekanakan" Pilih Hyurin.
Wajah Minhwan melihat ke tangan yang memegang kemeja putih. Ditaruhnya di depan dadanya. "Yang ini lebih cocok?" Tanyanya memastikan lagi.
Hyurin mengangguk melihat Minhwan memang sangat cocok memakai kemeja yang berwarna putih. Baru dicoba didepan tubuhnya saja sudah terlihat bagus.
"Oke, aku pakai yang ini! Gomawo noona!" Minhwan membalikan tubuhnya ke pintu beranjak keluar.
"Ya! Kau hanya mau minta bantuan itu saja?? Memangnya dimana stylist kalian??" Tanya Hyurin tidak terima Minhwan datang ke tempatnya hanya untuk bertanya yang tidak penting. Tidak penting bagi Hyurin.
"Dia yang memberikan baju ini.. Tapi aku mau minta pendapat noona. Aku lebih percaya pada selera noona! Gomawo!" Sambil menyengir lebar Minhwan mengedipkan sebelah matanya ke Hyurin dan ia langsung bergegas keluar.
Hyurin hanya memutarkan kedua bola matanya melihat kelakuan member FT Island itu. Ternyata mereka masih menginginkan Hyurin membantu mereka walaupun sekarang bukan tugasnya lagi. Hyurin sangat memaklumi sikap Minhwan, karena semenjak masih trainee Hyurin sudah selalu membantu mereka.
Kepala Hyurin berbalik menghadap ke layar komputer lagi. Menyelesaikan pekerjaannya yang benar-benar sedikit lagi tinggal selesai. Dan sambil berdoa semoga tidak ada gangguan yang menghampirinya lagi.
Tok tok tok.
Fuuhh! Hyurin meniupkan poninya kesal. Ternyata doanya tidak terkabulkan. Sudah ada lagi orang yang datang ke ruangannya. Tidak bisakah dia bekerja dengan tenang menyelesaikan pekerjaannya?? Hyurin sedikit menggeram kesal.
"Masuk!" Jawab Hyurin tanpa mengalihkan pandangannya dari layar komputer.
"Hyurin-ssi bagaimana ini??"
Suara orang yang tidak Hyurin kenal tiba-tiba langsung saja berseru meminta pendapatnya. Hyurin menghentikan kerjaannya lagi dan berbalik melihat siapa yang datang. Dilihat wanita seumuran dengannya masuk kedalam. Ternyata Park Min Ra, stylist CNBLUE yang datang menemuinya.
"Ada apa?" Tanya Hyurin heran melihat wajah Min Ra sepertinya kesal sekali.
"Hyurin-ssi aku tidak tahu harus bagaimana lagi menghadapi Lee Jonghyun! Kenapa dia sulit sekali sih diatur untuk berpakaian!?? Dia hanya mau memilih pakaian yang menurut dia nyaman dipakai tapi kan tidak cocok untuk acara nanti! 3 member yang lain mau saja memilih sendiri pakaiannya tapi dia? Hanya duduk malas saja tidak mau memilih!" Keluh Min Ra mengadu panjang lebar karena kesal dengan ulah Lee Jonghyun yang seperti itu.
Hyurin mendenguskan tawanya mendengar keluhan Min Ra tentang Jonghyun. Pria itu lagi-lagi susah diatur dalam berpakaian. Memang terlalu cuek sekali dia. Tapi paling gampang jika menyuruhnya melepaskan pakaian. Buru-buru Hyurin menyingkirkan pikiran kotornya. Beginilah kalau sudah terkena perangkap cinta Lee Jonghyun.
"Kenapa kau tertawa?" Tanya Min Ra bingung. Apakah ada yang lucu dengan keluhannya? Bukankah ini hal yang menyebalkan?
"Tidak.." Hyurin menggelengkan kepalanya masih senyam senyum. "Beri saja dia langsung bajunya, nanti juga akan dipakai. Bukankah gampang? Dia memakai apa saja juga cocok.." Sarannya.
"Memang... ketampanan Lee Jonghyun bisa membuat baju apapun cocok untuknya. Tapi masalahnya, bagaimana aku tahu ukuran dia? kemarin dibutik tanpa mencoba baju satu pun saja ia langsung keluar setelah bertengkar denganku". Min Ra mengerucutkan bibirnya sebal.
"Kau bertengkar dengannya?" Tanya Hyurin menahan tawa.
Masih dengan wajah kesal Min Ra mengangguk. "Lee Jonghyun itu memang pria yang sangat keras kepala sekali. Dari luarnya saja dia kelihatan pria yang cool. Tapi aslinya dia menyebalkan. Kemarin aku suruh dia mencari baju untuknya, tapi dia tetap saja asyik dengan ponselnya. Setelah berkali-kali aku suruh dia tidak mau juga akhirnya dia ku bentak tapi dia balas membentakku dan langsung saja dia pergi"
Tawa Hyurin semakin geli mendengar Min Ra marah-marah. Meskipun baru 6 bulan Hyurin menjadi kekasih Lee Jonghyun tapi Hyurin sepertinya sudah mengenal karakter kekasihnya itu. Dari luar terlihat Lee Jonghyun memang pria dewasa yang dingin dan kaku, seperti terkaan Hyurin sebelum mengenalnya. Tapi setelah Hyurin mengenalnya lebih jauh, tidak ada bedanya otak dan hati Lee Jonghyun dengan anak kecil yang berusia 5 tahun. Sangat manja. Dan itu yang membuat Hyurin semakin mencintai pria itu.
"Hyurin-ssi~ kau jangan tertawa saja. Bantu aku! Ini untuk acara besok, bagaimana nanti kalau Lee Jonghyun memakai pakaian sesukanya? Image dia sebagai Burning selama ini akan berantakan, dan Han sajangnim pasti akan marah padaku!" Wajah Min Ra semakin memelas dan memohon ke Hyurin minta bantuan.
"Baiklah baiklah kau jangan khawatir lagi.. Untuk hal Lee Jonghyun kali ini biar aku saja yang tangani" Jawab Hyurin mencoba menghentikan tawanya.
Mata Min Ra langsung melebar mendengar jawaban Hyurin. Dia akan selamat dari Han sajangnim. Masalah Lee Jonghyun akan diambil oleh Hyurin. "Kau yakin yang akan menangani dia?" Min Ra meyakinkan lagi.
Hyurin mengangguk yakin. "Tentu saja!" Ia tersenyum lebar ke arah Min Ra yang sudah sumringah terlihat lega di wajahnya. Kalau hanya menangani Lee Jonghyun itu hanya pekerjaan mudah. Dia kekasihnya, ya walaupun di gedung ini belum ada yang tahu tentang hubungan mereka kecuali para member CNBLUE yang lain.
"Kau baik sekali telah menolongku Hyurin-ssi! Gomawo!!" Min Ra memeluk Hyurin dengan kencang kemudian dia bergegas keluar ruangan dengan senyuman yang sangat lega sekali.
Mata Hyurin melihat ke jam dinding. Baru jam 9 pagi. Dan Hyurin tahu hari ini CNBLUE tidak ada jadwal. Pasti Jonghyun tidak ada disini, ia ada di dorm. Hyurin kembali ke depan komputer mengerjakan pekerjaannya yang lagi-lagi tertunda secepat mungkin. Karena sudah ada lagi pekerjaan baru yang baru saja dia ambil.
***
2.. 5.. 8.. 5..
Hyurin menekan tombol didepan pintu dorm. Angka yang mudah sekali ia hafal. Hanya angka terakhir tanggal lahir mereka yang digunakan untuk password pintu dorm CNBLUE.
Tadinya ia tidak mau meminta password ini. Tidak enak jika seorang wanita masuk sembarangan ke dalam dorm yang isinya pria semua. Lebih baik ia memencet bel tunggu sampai ada orang yang membukakan. Tapi akhirnya Hyurin pun hafal dengan sendirinya saat Jonghyun memberitahu kalau passwordnya kombinasi tanggal lahir mereka waktu ia memintanya untuk datang kesini.
"Eoh? annyeonghaseyo noona!" Sapa Jungshin saat melihat Hyurin masuk sambil menutup pintu.
"Annyeong Jungshin-a, Kau mau kemana?" Tanya Hyurin melihat Jungshin masih pagi sudah rapi berpakaian. "Jadwal kalian kosong kan hari ini?"
Jungshin mengangguk. "Aku ada urusan sebentar.." Mulutnya tersenyum penuh arti sambil menggulung lengan kemeja nya agar tampilannya lebih sempurna.
"Waaa kau mau kencan?" Goda Hyurin melihat gelagat Jungshin yang seperti itu.
"Kencan dengan siapa dia?? Palingan dia mau keliling tidak jelas lagi.." Celetuk Minhyuk yang sedang menonton tv menyambar percakapan mereka.
"Ya! Tidak jelas apa? Aku hanya mencari ide! Ide untuk design ku nanti!" Jungshin langsung sewot ke arah Minhyuk yang masih santai menggigit pisang sambil menonton.
Minhyuk mencibirkan bibirnya mendengar jawaban Jungshin yang sepertinya dia sudah hafal dengan alasannya.
"Oh? Ku tunggu ide mu! Kalau sudah dapat beritahu aku apa itu, siapa tahu kau bisa kucarikan acara untuk kesukaanmu mendesign". Kata Hyurin memberikan ide dengan baiknya menghargai apa yang dikerjakan Jungshin selain ia bermain musik. Ia tahu design yang selalu Jungshin berikan untuk style mereka selalu bagus. Apalagi Jungshin sering diminta menjadi model catwalk para designer ternama di Korea. Jadi Hyurin percaya dengan semua design Jungshin.
"Yang benar noona?? Kalau bisa acara seperti runaway model, aku suka sekali seperti itu" Tawar Jungshin tersenyum girang mendengar ide Hyurin.
"Kalau kau bersungguh akan kubicarakan dengan Han sajangnim nanti" Janji Hyurin.
"Pasti aku akan bersungguh-sungguh! Kalau begitu aku pergi dulu gomawo noona! Annyeong!" Pamit Jungshin tersenyum kepada Hyurin sebelum ia bergegas keluar.
"Jangan lupa juga kau mencari wanita diluar sana!" Hyurin berteriak sesaat pintu belum ditutup. Ia yakin Jungshin mendengarnya.
Setelah meletakan kantong plastik berisi makanan di meja makan, Hyurin melangkahkan kakinya ke arah sofa diruang tv. Ia menjatuhkan tubuhnya di samping Minhyuk yang sudah bergeser memberinya tempat. "Kau tidak kemana-mana hari ini? Tanya Hyurin tanpa menoleh dari layar tv.
"Tidak.. Aku mau istirahat saja.." Jawab Minhyuk menggigit pisangnya lagi.
"Kau juga tidak kencan?" Pancing Hyurin menggoda Minhyuk.
"Noona aku tidak punya pacar.." Jawab Minhyuk datar.
"Kristal? Kudengar kau cukup dekat dengan dia?"
Hyurin bisa mendengar Minhyuk berhela nafas dengan pertanyaannya.
"Aku hanya berteman saja dengannya, lagipula sudah ada pria yang dekat dengan dia.." Trik Hyurin ternyata berhasil. Minhyuk sudah mau mulai curhat padanya.
"Siapa?"
"Junmyeon. Ia sangat dekat dengannya sekarang.. Tapi aku tidak tahu mereka berpacaran atau tidak"
"Kim Junmyeon yang biasa dipanggil Suho? Leader grup EXO kan?"
Minhyuk mengangguk dan lagi-lagi ia mendengus mencibirkan bibirnya saat mendengar nama Suho.
Hyurin tersenyum melihat Minhyuk. Sepertinya ia ada perasaan yang lebih dengan Kristal tapi pria yang bernama Suho itu lebih dekat dengannya. Apalagi mereka 1 agensi.
Hyurin mendekatkan lagi duduknya. Tangannya mulai merangkul bahu Minhyuk. Dan Minhyuk tidak mengelak saat Hyurin mulai menepuk-nepukan tangan dibahunya. "Aku tahu perasaan mu.. Kalau kau memang serius suka padanya, kejarlah dia.."
Minhyuk hanya menghelakan nafasnya lagi. "Aku juga tidak tahu dengan perasaanku sebenarnya.. Memang aku merasa nyaman saat bersamanya, tapi mungkin saja itu hanya perasaan sesaat karena aku sering bertemu dengannya selama syuting drama kemarin."
"Kalau ku boleh beri saran, kejarlah dia jika kau serius suka padanya.. Jangan hanya memperhatikan dari jauh saja. Karena kau tidak tahu takdir yang akan mendekatkan kau dengannya akan datang cepat atau lambat. Mungkin saja dia keburu disambar orang.."
Minhyuk mendenguskan tawanya mendengar saran dari mulut Hyurin. "Sepertinya aku pernah tahu dengan cerita cinta semacam itu. Bodoh sekali hanya memandang wanita yang ia sukai sampai 4 tahun. Untung saja takdir mempersatukan mereka..." Kekehan Minhyuk semakin keras.
Hyurin ikut tertawa mendengarnya. Ia mengacak-acak rambut Minhyuk dengan tangannya yang masih ada dibahunya. "Lalu dimana sekarang orang bodoh itu?"
"Biasa, Jam segini hyung masih tidur! Begadang lagi dia semalam..."
Tangan Hyurin menepuk kepala Minhyuk pelan. "Kalau begitu aku ke orang bodoh itu dulu! Lalu Yonghwa-ssi? Dimana dia?" Ia mengangkat tubuhnya dari sofa mau beranjak ke tempat orang bodoh yang baru saja mereka bicarakan.
"Yonghwa hyung? Sepertinya dia masih dikamar. Kudengar dari dalam ia sedang memainkan pianonya. Mungkin idenya sedang mengalir deras sejak tadi belum keluar juga.." Beritahu Minhyuk ia mulai mengganti chanel di tv dengan remote.
"Oh..." Hyurin menangguk lalu melangkahkan kakinya ke kamar yang berada dibelakang sofa ruang televisi ini.
"Oh iya, aku membawakan mu sarapan, sudah kutaruh di meja makan.." Beritahu Hyurin sebelum masuk kekamar.
"Eoh? Gomawo noona!" Dengan cepat Minhyuk mengangkat pantatnya yang menempel di sofa sejak bangun tidur menuju ke meja makan. Pasti Hyurin membawakan sarapan kesukaannya.
Masuk ke kamar ini Hyurin harus selalu benar-benar menghelakan nafasnya. Ditutup pintu dibelakangnya. Kakinya mulai masuk kedalam kamar yang berantakan ini. Diinjaknya celana panjang yang bekas pakai berserakan dilantai. Ia langsung ambil dan melipatnya. Matanya masih mengamati keadaan kamar yang seperti baru saja habis perang dunia ketiga. Baju bersih yang menumpuk disamping meja komputer. Dilihat ada tshirt yang berjuntai dari tumpukan itu karena sepertinya pemilik kamar ini mau mengambil baju yang ada ditengah tapi ia langsung menariknya begitu saja jadinya tshirt yang berada diatasnya berjuntai berantakan. Tangan Hyurin pun mulai merapikan sudut tumpukan baju-baju itu.
Di meja komputer pun juga tidak kalah hebatnya. Hyurin merapikan album CD yang berserakan diatasnya. Ada beberapa kepingan CD yang tidak ditutup. Dibiarkan saja terbuka. Hyurin meniup dulu takut ada debu yang menempel sebelum ia tutup.
Setelah Hyurin selesai beres-beres. Tangannya bertolak pinggang menatap gundukan diatas tempat tidur. Selimut berwarna biru tua yang senada dengan sprei nya menutupi tubuh pemilik kamar ini.
"Ya Lee Jonghyun! Bangunlah!" Teriak Hyurin dengan kencang. Tapi percuma saja, bergerak saja pun tidak gundukan itu.
Ditariknya selimut itu dan langsung Hyurin buang didekat kakinya. Terlihat Lee Jonghyun yang masih mengenakan tshirt belel abu-abunya dan celana panjang kusutnya masih meringkuk diatas tempat tidur. Tidak bergerak sama sekali dengan teriakan Hyurin tadi.
Hyurin duduk diatas tempat tidur disamping tubuh Jonghyun. Ia mengguncang-guncangkan lengannya. "Jonghyun cepat kau bangun.."
Tubuh Jonghyun hanya bergerak kesamping kearahnya. Matanya masih terpejam. Hyurin bisa melihat wajah Jonghyun yang sedang tertidur. Bibirnya tersenyum melihat wajah Jonghyun. Ia sangat mencintai wajah tampan yang ada didepannya ini. Hyurin mendekatkan duduknya agar lebih dekat ke wajah Jonghyun. Tangannya mulai mengelus-elus pipi putihnya. Merasakan geli di tangannya saat menyentuh dagu Jonghyun yang belum bercukur. Bibirnya. Bibir merah Jonghyun sangat minta digoda sekali oleh Hyurin. Dielusnya bibir itu perlahan berharap Jonghyun segera bangun. Tapi tidak juga.
Didekatkan lagi kepalanya ke wajah Jonghyun. Bibir Hyurin mulai mengecup bibir merah itu. Mata Hyurin masih melihat mata Jonghyun terpejam. Ia menekankan mulutnya lagi mengecup bibir Jonghyun. Masih saja matanya terpejam. Namun tak lama kemudian kepalanya tidak bisa diangkat lagi, tangan Jonghyun sudah menahan kepala Hyurin agar tetap berada dibibirnya.
"Bagaimana aku mau bangun kalau memakai cara seperti ini?" Kata Jonghyun dibibir Hyurin dengan suara seraknya baru bangun.
Dengan mata masih terpejam Jonghyun membalas kecupan di bibirnya. Ia bisa merasakan bibir Hyurin tersenyum diatas bibirnya. Ternyata cara menggoda seperti ini yang bisa membangunkan Jonghyun.
Hyurin juga tidak mau mengangkat kepalanya. Ia masih mau menikmati balasan kecupan Jonghyun dibibirnya. Ia terkekeh pelan merasakan Jonghyun lama sekali menciuminya. Hanya kecupan-kecupan singkat yang dilakukan terus menerus oleh Jonghyun tanpa membuka mata.
Hyurin meletakan kedua sikunya disamping leher Jonghyun. Kepalanya masih menunduk diatas wajah Jonghyun. Jemarinya memain-mainkan rambut Jonghyun sambil menikmati kecupan dibibirnya. Memberikan morning kiss seperti ini sungguh menyenangkan sekali.
Lama kelamaan bukan kecupan lagi yang Jonghyun berikan. Bibirnya mulai menekan bibir Hyurin memaksanya membuka. Erangan penolakan Hyurin pun tidak digubris olehnya. Kalau begini kapan Jonghyun akan bangun? Pikir Hyurin. Tapi ia juga tidak tahan menolak bibir Jonghyun yang terus menuntut dibibirnya.
Dibuka mulutnya lebih lebar lagi dan langsung saja bibirnya dengan cepat dilahap oleh Jonghyun. Decapan suara bibir Jonghyun mencium terdengar oleh telinga Hyurin. Semakin Hyurin menikmati ciumannya.
Sejak pertama kali Jonghyun menciumnya, Hyurin memang selalu ketagihan akan ciuman Jonghyun. Ia selalu menciumnya dengan kelembutan, yang membuat Hyurin tidak bisa menghentikannya. Seperti sekarang ini. Jonghyun mengemut bibir atas Hyurin dengan sangat perlahan tapi berkali-kali. Menghisapnya lembut. Membuat Hyurin tidak ingin berhenti.
Jemari Hyurin terus meremas pelan rambut Jonghyun saat tangan Jonghyun memeluk bahunya. Semakin menekan tubuhnya ke atas tubuh Jonghyun. Hyurin memperingati dirinya agar tidak lebih dari sekedar berciuman. Ia harus bisa menahan Jonghyun supaya tidak melampaui gairahnya pagi ini. Karena ia harus berurusan dengannya dalam pekerjaan.
"Ehhmm.." Tolak Hyurin disela ciumannya saat tangan Jonghyun sudah menempel dipayudaranya. Ia mengambil tangan Jonghyun dan menahannya agar tidak kembali kedadanya lagi.
Merasakan ada penolakan, ciuman Jonghyun semakin ganas dibibir Hyurin. Desahan Hyurin pun tak terelakan lagi merasakan nikmatnya ciuman Jonghyun yang semakin ada nafsu di bibirnya.
Kini tangan Hyurin sudah tidak ada dirambut Jonghyun lagi. Tangan yang satunya kembali mengambil tangan Jonghyun yang sudah menjalar dipahanya.
"Hyurin-a~" Rengek Jonghyun menghentikan ciumannya ketika kedua tangannya sudah ditahan kuat oleh Hyurin.
"Wae?" Hyurin menempelkan hidungnya di hidung Jonghyun. Mengecup bibir Jonghyun yang sedang cemberut. Ia juga tidak perduli kecupannya tidak direspon Jonghyun.
Matanya sekarang menatap mata Jonghyun yang sudah terbuka. Ia menatap mata yang sedang memohon kepadanya. "Tidak.." Ucap Hyurin kepada mata itu.
"Hyurin-a~~~!!!" Erang Jonghyun merengek seperti anak kecil ingin dibelikan mainan. Tapi untuk hal ini mainan yang dimaksud Jonghyun adalah tubuh Hyurin.
Hyurin masih tetap menahan kedua tangan Jonghyun diatas dada pria ini. Masih duduk diatas tempat tidur disamping Jonghyun yang masih tiduran dan kepalanya sudah terangkat jadi ia bisa menatap mata Jonghyun yang sudah bangun sepenuhnya. Hyurin menahan tawanya melihat wajah Jonghyun yang sedang cemberut memandangnya. Wajahnya kekanakan sekali membuat Hyurin gemas ingin terus menggoda. Tidak ada wajah tampan Jonghyun yang dingin dan kaku seperti biasa terlihat. Didepan Hyurin wajah ini yang selalu Jonghyun lihatkan padanya. Wajah cemberut, merengek, dan manja.
"Ayo bangunlah! Sekarang aku harus mengurusmu untuk acara besok!" Perintah Hyurin supaya Jonghyun cepat bangun.
"Sirheo!" Tolak Jonghyun keras kepala. Ia terus menatap wajah Hyurin dihadapannya. Masih cemberut
"Iisshh.." Hyurin mendecakan lidahnya. Kini ia sedang tidak berhadapan dengan anak kecil yang sedang dibangunkan untuk pergi ke sekolah. Tapi berhadapan dengan pria berumur 23 tahun. Pria dewasa yang sudah jago dalam hal bercinta. Dan sekarang Hyurin tidak melihat perbedaan antara anak kecil dan pria dewasa di diri Jonghyun. Sama saja.
"Kau tidak mau bangun juga?" Hyurin memicingkan matanya. Wajahnya ia dekatkan lagi ke wajah Jonghyun. Tangannya masih tetap menahan Jonghyun didada.
Merasa wajah Hyurin semakin dekat, Jonghyun mengernyit memejamkan matanya lagi. Ia masih bersikeras tidak mau bangun. Hyurin semakin ingin tertawa melihat sikap Jonghyun seperti ini.
Ada satu cara lagi yang bisa membuat Jonghyun bangun. Hyurin meniupkan mulutnya ditelinga kanan Jonghyun. Dan benar saja tubuh Jonghyun langsung menggeliat kegelian. Cengiran di bibir Hyurin semakin lebar. Ia mendekatkan lagi wajahnya ke telinga Jonghyun. Dengan cepat Hyurin langsung menggigit-gigit daun telinga Jonghyun.
"Hyurin-a~~~!!" Jonghyun mengerang kegelian sambil tertawa keras. Ia menggelengkan kepalanya kuat menghindari gigitan Hyurin sambil menghentak-hentakan kakinya dikasur membuat sprei nya berantakan. Tangan Hyurin semakin kuat menahan tangan Jonghyun yang terus memberontak agar tidak terlepas.
"Hentikan Hyurin-a!! Geliiiii!!" Jonghyun menggerakan tubuhnya merasa kegelian saat Hyurin semakin asyik memainkan lidahnya di telinga Jonghyun. Tanpa henti Hyurin terus menyiksa Jonghyun.
Hyurin mengetahui kelemahan Jonghyun ini saat terakhir mereka bercinta lagi. Tak sengaja Hyurin mencium belakang telinga Jonghyun. Dan langsung saja saat itu Jonghyun mengerang kegelian. Dan ini menjadi senjata pamungkas untuk Hyurin.
"Hahhaa Hyurin-a!! Baiklah aku menyerah!!" Erang Jonghyun terus tertawa tidak kuat lagi menahan geli.
Akhirnya Jonghyun menyerah juga. Hyurin tersenyum lebar masih menggigit telinga Jonghyun. Diciumnya sebentar leher Jonghyun yang didekat telinga sebelum mengangkat kepalanya. Membuat erangan Jonghyun berubah menjadi desahan keras.
"Aku menang!" Sorak Hyurin tertawa lepas melihat wajah Jonghyun dibawahnya yang sudah lelah diserang Hyurin tadi. Hyurin juga bisa mendengar nafas Jonghyun yang terengah karena lelah tertawa kegelian sambil menggeliatkan tubuhnya atas siksaan Hyurin tadi.
Hyurin melepaskan tangan Jonghyun saat melihat ada air mata disudut mata Jonghyun. Saking gelinya Jonghyun tertawa sampai mengeluarkan air mata.
"Kasihan sekali kau.." Kekeh Hyurin sambil mengusapkan jari nya menghapus air mata di mata Jonghyun.
Blak!
"Jonghyun! Aku punya irama baru yang baru saja kutemukan!" Terdengar teriakan suara Yonghwa dan pintu kamar Jonghyun menjeblak terbuka.
"Oooppss!!" Ucap Yonghwa mengangkat kedua tangannya didepan pintu saat melihat Hyurin ada didalam sedang duduk diatas tempat tidur. Disamping Jonghyun yang masih tiduran. Hyurin menoleh ke arahnya kaget.
"Hyung!! Ketuk pintu dulu!!" Kepala Jonghyun melongokan kesamping melihat ke arah Yonghwa karena terhalang tubuh Hyurin didepannya. Untung saja mereka sudah selesai 'bercanda' nya disaat Yonghwa masuk kedalam.
"Mianhae mian! Aku mengganggu kalian! Lain kali kau kunci pintunya, oke!?" Teriak Yonghwa meminta maaf dan menutup pintunya kembali.
"Memang tadi kau tidak mengunci pintunya?" Tanya Jonghyun pelan menatap Hyurin.
Hyurin menggelengkan kepalanya seraya menjulurkan lidah sedikit. Mengetahui kecerobohan dirinya.
"Iisshhh!" Jonghyun menjitak kepala Hyurin. "Besok kau kunci pintunya kalau kesini".
"Aku kan niatnya hanya membangunkanmu! Ayo cepat lah sekarang kau bangun! Cepat kau mandi!!" Hyurin bangun dari duduknya dan menarik tangan Jonghyun agar berdiri. Diraihnya handuk yang tersangkut didekat lemari langsung diberikannya ke Jonghyun.
"Kau mau mandi bareng denganku tidak?" Goda Jonghyun sebelum ia beranjak keluar.
"Kau gila!" Hyurin melepaskan tangannya dari lengan Jonghyun.
Jonghyun tertawa geli melihat wajah Hyurin yang memerah karena digodanya. Ia menarik tangan Hyurin mendekat. "Aku memang sudah gila denganmu.. Berikan aku ciuman sebentar sebelum aku mandi" Pinta Jonghyun.
"Ya! Lee Jonghyun!" Hyurin mencoba menarik tangannya menjauh dari genggaman Jonghyun.
"Sebentar saja~~" Tangan Jonghyun menarik tangan Hyurin lagi.
Baiklah hanya sebentar. Hyurin menuruti keinginan Jonghyun. Diciumnya sebentar lalu dilepasnya lagi dan langsung mendorong tubuh Jonghyun keluar. "Cepat lah kau mandi! Aku akan menyiapkan pakaianmu!"
"Ok my lady!" Jonghyun bersiap mendengar perintah Hyurin dan melangkahkan kakinya keluar kamar.
Hyurin menghelakan nafasnya ketika pintu sudah tertutup. Susah sekali membangunkan pria itu. Hyurin berjalan mendekati lemari pakaian mulai mencari pakaian yang akan dikenakan Jonghyun. Kalau dia tidak memilihkannya pasti Jonghyun akan mengambil pakaian yang menurut dia enak dipakai saja. Sedangkan Hyurin akan mengajaknya ke butik sponsor yang ada didaerah Gangnam untuk mencari baju acara besok. Karena hanya Jonghyun saja yang belum memilih pakaian. Dan Hyurin selalu tidak lupa Lee Jonghyun adalah artis yang terkenal. Pasti ada beberapa pasang mata yang akan mengambil foto Jonghyun diluar nanti. Ia pun harus memilih pakaian yang tepat untuk Jonghyun sekarang. Selain dia menjadi kekasih Jonghyun, pekerjaan dia juga sebagai manager CNBLUE untuk menjaga image artisnya agar tetap terlihat sempurna.
***
Benar apa yang dikatakan stylist Min Ra. Jonghyun memang tidak ada minat jika disuruh memilih pakaian. Didalam butik pun Jonghyun langsung duduk tidak mau memilih. Tapi kali ini Jonghyun datang dengan Hyurin, bukan dengan stylist Min Ra yang bisa saja dia semena-mena terhadapnya. Hanya dengan menatap tajam matanya saja Jonghyun langsung berdiri melihat tatapan Hyurin yang seperti itu.
Karena Jonghyun tidak bisa memilih pakaian, maka Hyurin yang bergerak sendiri memilih pakaian yang kira-kira cocok untuk Jonghyun. Mondar mandir mencocokan ke tubuh Jonghyun lalu ia kembali lagi mencari pakaian yang lebih cocok.
Melihat Hyurin yang sibuk bolak balik ke arahnya Jonghyun hanya diam saja. Terkadang ia mengecek ponselnya membalas beberapa pesan. Ia tidak mau kena omelan lagi. Baru saja Hyurin mengomel karena Jonghyun mengeluh banyak sekali terhadap pakaian yang Hyurin bawa. Dibilang tidak enak dipakai, style nya ia tidak suka dan masih banyak alasan lagi.
Para pegawai butik yang membantu Hyurin pun menahan tawanya melihat Jonghyun dimarahi.
"Akhirnya dia menurut juga.." Ujar salah satu pegawai butik saat Jonghyun masuk kedalam kamar ganti untuk mencoba pakaian yang baru saja berikan.
"Eoh?" Hyurin menoleh ke arah pegawai butik itu.
"Iya dia mau nurut juga.. Kemarin stylist Min Ra sampai benar-benar kewalahan dengannya. Sampai akhirnya Jonghyun-ssi pulang duluan meninggalkan stylist Min Ra dan member lain disini. Yonghwa-ssi juga memarahinya tapi tetap saja dia tidak perduli dan terus saja keluar.." Beritahu staff itu mengadu kepada Hyurin. Karena sikap Jonghyun berbeda dengan kemarin.
Hyurin tersenyum mendengar pengaduan staff itu. "Karena Jonghyun tidak akan bisa membantahku" Jawab Hyurin tersenyum geli. Seorang Lee Jonghyun pasti akan menurut apa yang dikatakan Choi Hyurin.
"Sampai anda yang turun tangan membawa Jonghyun-ssi kesini.." Kata staff pegawai itu lagi. Merasa sedikit heran karena Choi Hyurin yang datang kesini dengan Jonghyun. Mereka tahu siapa Choi Hyurin bagi CNBLUE. Staff muda tapi senior di agensi FNC. Dan mereka sangat menghormati Hyurin. Jika Hyurin tidak memilih butik ini maka merknya tidak dapat diiklankan oleh artis FNC.
"Aku rasa ini cocok.."
Mereka berdua mendengar Jonghyun yang sudah keluar dari kamar ganti. Bukan hanya staff butik ini yang menahan nafas melihat Jonghyun, tetapi Hyurin pun juga harus menahan nafasnya melihat Jonghyun memakai pakaian yang ia pilih tadi. Setelan jas model terbaru dipadu dengan kemeja putih dan dasi hitam. Jonghyun jadi terlihat semakin tampan.
"Bagaimana? Ini saja ya?" Tanya Jonghyun lagi ke arah Hyurin.
Detik itu juga Hyurin tersadar Jonghyun sedang bicara dengannya. "Iya ini saja!" Jawab Hyurin setuju. Ia berjalan mendekati Jonghyun membenarkan dasi nya lagi. Dan merapikan kerah kemeja di leher Jonghyun.
"Aku tidak mau berlama disini, kau sudah selesai kan?" Keluh Jonghyun sambil tangannya memainkan rambut Hyurin.
"Iya sudah selesai.. Kau cocok sekali memakai baju ini, cepat ganti dan langsung bawa pulang" perintah Hyurin lagi.
"Oke!" Telunjuk Jonghyun mencolek hidung Hyurin sebelum ia berbalik ke kamar ganti lagi.
Segera Hyurin ke tempat manager butik ini untuk bilang ia sudah menemukan baju yang cocok untuk Jonghyun dan akan membawanya. Tapi Hyurin tidak sadar para staff pegawai tadi memperhatikan tingkah mereka. Mereka sedikit terkejut melihatnya. Khususnya Jonghyun yang bersikap manja terhadap Hyurin. Sikap yang 180 derajat berbeda sekali dengan kemarin. Namun mereka tidak curiga sampai sejauh itu. Mereka pikir Jonghyun cukup dekat dengan salah satu manager di FNC. Dan mau menuruti apa yang diperintahkan oleh managernya.
***
Mata Hyurin mengamati jalanan sekitar saat Jonghyun menghentikan mobilnya di depan gedung FNC. Cukup sepi.
"Ayo turun.." Ajak Jonghyun sambil melepaskan safety belt nya kemudian beralih melepaskan safety belt yang Hyurin pakai.
"Tumben sekali didepan sepi, biasanya selalu saja ada yang menunggu disana sambil membawa kamera" Ujar Hyurin heran masih memperhatikan jalanan diluar dari balik kaca mobil.
"Bukannya bagus? Aku bisa menggandeng tangan mu.." Jawab Jonghyun memamerkan cengirannya ke Hyurin.
Hyurin menjulurkan lidahnya melihat cengiran Jonghyun. "Ayo kita turun! Aku harus cepat-cepat memberikan laporan ku kepada Han sajangnim"
Mereka berdua keluar bersamaan dari mobil mercedez benz putih milik Jonghyun. Tanpa ada yang melihat, benar saja dengan santainya Jonghyun menggandeng tangan Hyurin seperti yang tadi ia inginkan. Karena di dalam pikiran Jonghyun selama ia bersama Hyurin ia tidak akan ada masalah.
"Kau tahu? Setiap aku lewat gerbang ini aku selalu ingin tertawa mengingat waktu pertama kali kita ketemu, kau menangis kesal gara-gara kau terkena cat bacaan ini" Beritahu Jonghyun sambil terkekeh.
"Ya! Waktu itu aku kesal sekali! Aku pikir interview ku gagal dan tas ku menjadi kotor. Makanya bacaan itu aku suruh naikkan lebih ke atas lagi setelah bekerja setahun disini biar tidak ada yang menjadi korban seperti ku!" Ketus Hyurin memukul lengan Jonghyun.
Jonghyun mengacak-acak rambut Hyurin dengan gemas saat Hyurin memukul lengannya. Kekasihnya itu lucu sekali kalau diledek.
"Hyurin-a!"
Kepala Jonghyun dan Hyurin menoleh bersamaan mendengar ada bunyi klakson mobil. Sebuah mobil mewah bermerk Audi tipe R8 berwarna putih berhenti disamping mereka.
"Siwon oppa.." Kata Hyurin saat jendela supir setengah terbuka dan terlihat lah pria tampan didalamnya. Choi Siwon salah satu member grup Super Junior.
"Hyung?" Kata Jonghyun juga merasa kenal dengan pria itu.
"Hyurin-a ppali! Ikut aku cepat!" Perintah Siwon dengan terburu-buru.
"Waegeure?" Tanya Hyurin heran. Dan ia semakin bingung saat Siwon turun dari mobil dan langsung menggiring nya masuk kedalam.
"Cepat ikut aku! Oh Jonghyun-a?" Sapa Siwon menepuk bahu Jonghyun singkat dan ia masuk kedalam mobil lalu ia langsung melaju cepat meninggalkan Jonghyun dengan berjuta pertanyaan.
Hyurin kenal dengan Choi Siwon?
Ada hubungan apa mereka dengan seenaknya dia menyuruh Hyurin pergi dengannya secara paksa?
Walaupun mobil mewah itu telah pergi namun tetap Jonghyun masih menatap kemana mobil itu menghilang dengan kesal.
Bersambung...