“aku menyukaimu..”
Aku kembali teringat kejadian kemarin saat aku untuk pertama kali menyatakan cinta.
“Hyunnie.. gwenchana? Wajahmu terlihat pucat..” saat ini aku dan Nicole sedang berdiri di stasiun menunggu kereta tiba.
“Nicoleee... huaa!! bagaimana ini aku takut kalau nanti bertemu dia dikereta!” semalam sesampainya aku dirumah, aku langsung menceritakan kejadian itu ke Nicole. Ugh. dan mataku pun bengkak karena semalaman menangis.
“belum tentukan kita akan satu kereta dengan “coffee prince” itu..” alih-alih menyebutkan namanya, aku dan Nicole mempunyai julukan tersendiri untuknya.
“iyaa sih. tapi kalau kita satu kereta gimana? Aku harus bilang apa? Apa aku naik bus saja yaa ke kampus?” perasaan panik itu kembali menyerangku. Aku masih takut untuk bertemu dengannya.
Aku sudah menyatakan cinta. Setelah dipikir-pikir, aku ini memang nekat. YongHwa.. namja itu benar, kami memang belum saling kenal. Tapi.. saat itu aku memang sangat ingin mengatakannya. Aku sudah membuatnya susah, wajahnya saja sampai begitu. Padahal akhirnya aku bisa ngobrol dengannya, sia-sia semuanya.
“sudah tidak usah kamu pikirkan Hyunnie.. kalau nanti kita satu kereta, kamu cukup diam saja. Kalau dia melihatmu, kamu pasang senyum saja bereskan. kajja!” Nicole memang tipe yang cuek, semuanya dia anggap gampang. Tapi kalau kasusnya seperti ini, masa dia masih bisa bilang seperti itu sih.
Kereta itu tiba juga akhirnya. dengan perasaan campur aduk aku melangkah masuk dan benar saja namja itu, yang bernama YongHwa ada disana. dia berdiri didepan pintu kereta bersama kedua temannya. Aku melihatnya sekilas dan menarik tubuh Nicole untuk menutupi tubuhku. Tapi semua itu terlambat. dia.. namja itu telah melihatku yang sedang bersembunyi dibalik tubuh Nicole, mata kami bertemu. aku terpaku sesaat dan tiba-tiba dia tersenyum.
Senyum itu.. lagi-lagi dia melakukannya. Duniaku serasa berhenti berputar. kemudian berputar lagi secara lambat dengan senyumnya sebagai titik putarnya. Apa yang harus aku lakukan? Aku juga tidak tahu, yang aku tahu aku masih mencintainya.
Only me, only I am
hurting and hurting
Only me, only I am
comforting my aching heart
You don’t know my heart
or my loving confession
Is the love – what to do?
When I see you, tears keep falling
Love – what to do?
I try to hold it in
but my love seeps out
I guess my love
has to be you
My heart says it doesn’t
know anyone but you
Is the love – what to do?
When I see you, tears keep falling
Love – what to do?
I try to hold it in
but my love seeps out
Is the love – I love you,
when I see you, my heart tells me
Love – I love you,
even if it hurts,
it tells me that it’s okay
Melody day – Only Me
Aku berharap bisa menghindarimu. Namun, kamu selalu ada ditempat yang aku tuju.
# # #
Aku menatap hamparan lautan luas didepan mataku dengan tatapan kosong. Hari ini masih cukup bisa dibilang pagi untukku duduk-duduk ditepian pantai seperti sekarang, karena saat ini aku bolos kuliah jam pertama. Dan Nicole sangat kaget begitu mendengarku ingin bolos satu mata kuliah hahaha yaa memang ini kali pertamanya aku absen kuliah.. ah, kecuali ketika aku sakit.
“haaahh~ YongHwa..” bagaimana ini aku masih tidak bisa melupakannya begitu saja. tapi.. “aaah! Aku harus menyeraah~” tanpa sadar aku berteriak cukup kencang.
“kenapa menyerah?” tiba-tiba dari balik pohon terdengar suara seseorang. Dan begitu aku menoleh kearah pohon itu, YongHwa muncul dibaliknya dengan senyumnya yang yah, kau tahu bisa buatku meleleh saat ini juga.
“YongHwa-ssi..” tanpa sadar aku mengucapkan namanya.
“kamu sering bolos kuliah yaa?” dia menempatkan dirinya duduk disebelahku.
“a-aniyo. aku kesini yaa umm.. i-itu karena tiba-tiba ingin melihat laut saja..” karena gugup bicaraku jadi terbata-bata. “kamu sendiri kok bisa ada disini?” aku heran kenapa dia bisa ada tempat yang sama denganku, atau jangan-jangan..
“aku mengikutimu..” DEG. Di-dia bercanda kan. “hehe becanda kok. jangan pasang tampang begitu aahh..” ugh. tuh kan.. ternyata dia orangnya iseng juga.
“aku tidak sengaja melihatmu.. kau sering kesini?”
“eh? Tidak juga. kadang aku kesini kalau sedang sedih..” ups, kelepasan. babo SeoHyun! “a-aku suka tempat ini. Sejauh mata memandang yang terlihat hamparan pasir putih dan laut biru..” aku mencoba menutupi kata-kataku tadi.
“iyaa.. indah yaa. Aku juga suka tempat ini, tapi baru kali ini aku bertemu denganmu disini.” Dia menyungingkan senyumnya sambil menatapku.
“hahaha yaa mungkin baru kali ini kita mendatanginya dihari yang sama..”
Dia kembali melihat ke arah laut. Aku memperhatikannya sejenak, tanpa sadar mengagumi sosoknya. Bulu matanya panjang, alisnya hitam tidak terlalu tebal tapi juga tidak terlalu tipis, hidungnya cukup mancung, matanya.. aah mata itu yang paling aku suka dari wajahnya. Matanya bersinar teduh berwarna coklat gelap dan bibirnya.. bibirnya penuh dan sepertinya lembut. Ugh. SeoHyun babo! Apa yang kau pikirkan sih!
“ada sesuatu diwajahku?” omoo.. dia sadar aku memperhatikannya? Ottokhae? “a-an-aniyoo!” aku hanya bisa menjawab itu dan kemudian aku mengalihkan pandanganku kearah laut.
“itu.. hari itu ada yang lupa aku katakan kepadamu.” Dia membalikan badannya sehingga menghadapku, dan aku juga menoleh kearahnya.
“... terima kasih atas pernyataan cintamu..” dia membungkukkan badannya, “aku memang tidak bisa semudah itu pacaran. tapi aku senang sekali atas pernyataan cintamu..” dia terlihat malu-malu sambil menggaruk kepalanya dan tidak berani menatap langsung mataku.
Cinta ini terasa manis lagi.. memang ada bagian yang akan terasa pahit. tapi aku bersyukur telah jatuh cinta kepadamu.
Rindu ini masih sama. Masih bercerita tentangmu.
# # #