home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Dreaming - Complex

Dreaming - Complex

Share:
Author : beylicious7
Published : 25 Jan 2014, Updated : 23 Feb 2014
Cast : Fictional Character Park Chan Byul, SHINee MinHo, SJ KyuHyun, EXO Chanyeol, Kai, Luhan, D.O, Thunder
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |12744 Views |1 Loves
Dreaming - Complex
CHAPTER 1 : Dreaming - Reach It

Disini aku, berdiri ditengah panggung yang megah. Tata lampu yang mewah, begitu menyilaukan. Memandang lautan manusia yang terus menyorakkan namaku. Membawa beberapa tulisan sebagai bentuk dukungan untukku. Menyalakan sebuah lightstick kecil namun indah ketika menyala bersama yang lain.
 

Aku masih tertegun. Beberapa detik kemudian alunan musik mulai dimainkan. Lampu sorot terus mengarah kepadaku. Sejumlah penari latar ikut bergabung, bergerak lincah mengikuti irama. Gerakan yang lembut namun tetap indah.
Aku mengangkat microfon yang sedari tadi ada digenggamanku. Menarik nafas dalam. Inilah waktuku. Namun belum sempat aku melantukan senandungku, sebuah benda keras terlempar tepat mengenai kepalaku.
 

Spidol? Apa maksudnya ini? Aku mendongakkan kepalaku, mencoba menerjapkan pandanganku yang sedikit kabur. Seorang pria berkacamata berdiri sambil berkacak pinggang.
 

"apakah tidurmu nyenyak nona Park?" ujarnya. Belum sempat aku menjawab ia kembali melanjutkan kalimatnya.
 

"pergilah ke kamar mandi dan basuh mukamu sekarang juga. CEPAT!" kali ini ia berbicara dengan nada yang lebih tinggi.
 

Aku segera berdiri dan berlari menuju kamar mandi wanita yang letaknya tak terlalu jauh dari kelasku. Aku langsung membuka kran wastafel untuk membasuh mukaku yang aku yakin sudah sangat merah sekarang.
 

Setelah merasa sedikit lebih segar dan kantukku mulai sedikit berkurang, aku keluar dari toilet. Baru beberapa langkah, aku berhenti. Tepat didepan seorang pria muda berpawakan tinggi dan atletis, tengah berdiri sambil menyandarkan punggungnya ke tembok dan menyimpan tangannya disaku celananya. Sambil bersiul, ia menarik sedikit ujung bibirnya. Senyum yang menawan.
 

"ketahuan tertidur dikelas lagi Chan?" ucapnya masih dengan posisinya yang tadi. Aku hanya menghembuskan nafasku panjang.

 

"apa yang kau lakukan disini Minho-ya? Bukankah kau juga masih ada jam pelajaran?" tanyaku.

 

Kini kami tengah duduk di bangku taman. Hanya berdua, karena memang cukup sepi di jam pelajaran efektif seperti sekarang. Hanya ada beberapa murid yang berlalu lalang.
 

"kau tau kan aku bosan. Aku tak pernah menyukai pelajaran sejarah." jawab Minho sambil menatap langit-langit biru.
 

"tidak berubah." ucapku singkat.
 

"kau juga tak pernah berubah. Apa insomniamu kambuh lagi? Kali ini apa yang kau mimpikan tadi?" kali ini Minho yang bertanya panjang lebar.
 

"mollayo, aku juga lelah jika terus begini." aku mengambil nafas sejenak lalu melanjutkan,
 

"kau tau, tadi aku bermimpi bahwa aku tengah berada disebuah panggung besar dan mewah. Puluhan ribu penonton meneriakkan namaku. Ketika musik mulai dimainkan beberapa penari latar menari dengan indahnya. Saat aku baru akan bernyanyi Kim seongsaenim yang menyebalkan itu malah melemparku dengan spidol dan membangunkanku, menyuruhku pergi ke kamar mandi untuk membasuh mukaku. Dan disinilah aku sekarang, bersamamu." ternyata melelahkan juga bercerita panjang lebar tanpa jeda. Minho hanya terkikih lalu mengacak rambutku lembut.
 

"kau ingin menjadi penyanyi?" ucapnya. Aku mengangguk mantap.
 

"kau tau, terkadang tak perlu tidur untuk bermimpi."
 

"bangun dan berlarilah."
 

"jika kau ingin meraih mimpimu maka kau tak boleh tidur lagi. Karena jika kau tidur sebelum impianmu itu terwujud, maka kau akan bermimpi yang lain lagi."
 

Setelah berkata panjang lebar, Minho laku berdiri dan mengecup pipiku sekilas. Kemudian berlalu masuk ke dalam kelasnya.

 

Sejenak aku berfikir. Apa yang Minho katakan memang benar. Aku terlalu sibuk bermimpi dalam tidur, namun aku tak pernah bergerak untuk mewujudkannya. Karena aku terlalu takut untuk menghadapi kenyataan tentang takdir keluarga.

***

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK