home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Anonymous

Anonymous

Share:
Author : chosm96
Published : 24 Jan 2014, Updated : 26 Jan 2014
Cast : EXO, Lee Yoonji, Kim Sunghee, Lee Junho (2PM), Jack, Jill (Choi Minji), Aron
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |6072 Views |0 Loves
Anonymous
CHAPTER 3 : My Brothers Are So Different With Me,I?m A Human..

My Brothers are so different with me, I’m a human and they’re not. But I love them, so much.

 

Baekhyun sunbae adalah salah satu diantara duabelas orang itu? Berarti, yang kurasakan kemarin memang nyata.

“Memangnya apa yang kau rasakan? Sentuhan yang membuatmu hangat itu?” sepertinya aku sudah menyuarakan pikiranku sendiri. Ne, sentuhan yang terasa hangat itu akan kurasakan jika duabelas orang pemilik kemampuan itu menyentuhku.

“Ne. Awalnya kukira karena...” aku menggantungkan kalimatku dan melirik Baekhyun sunbae, tidak mungkin aku mengatakan kalau aku gugup karena dia dihadapannya.

Ia tersenyum tipis lalu meletakkan tangannya dipuncak kepalaku. “Seperti ini? Aigoo, aku memang tidak salah berpendapat! Kau benar-benar manis dan menggemaskan!” goda Baekhyun sunbae membuatku tidak bisa menahan semburat merah dikedua pipiku.

“Kenapa yeoja yang bernama Lee Yoonji itu bisa tau rahasiamu? Dan, kenapa kau terlihat santai-santai saja?” tanya Chanyeol sunbae mengalihkan pembicaraan.

“Karena dia sudah tau.”

“Mwo?”

“Ne. Dia adalah cucu Lee Hwansang Harabeoji.” Chanyeol sunbae tersentak. Kenapa? Siapa Lee Hwansang? Chanyeol sunbae tidak pernah cerita.

“Kau serius?!” tanya Chanyeol sunbae dengan mimik terkejut. Aku semakin penasaran mengapa Chanyeol sunbae sampai sekaget itu.

“Ne. Aku emmang cucu Lee Hwansang.” Kami berbalik dan mendapati Yoonji yang menatap dingin kearah kami.

“Yoonji-ya...”

“Sunghee-ya, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan padamu. Bisa luangkan waktu?”

# # # # #

Sunghee mengambl posisi duduk bersandar pada dinding pembatas. Sedangkan aku berdiri seraya menikmati pemandangan dari atas sini.

Baru saja aku membuka mulut hendak berbicara, Sunghee menyela. “Kau pasti ingin bertanya darimana aku tau ini semua, kan?” tanya Sunghee sambil tersenyum tipis. “Kau ingat kan, kedua Oppa-ku yang sama sekali tidak mirip denganku?”

“Minseok Oppa dan Jongdae Oppa?” tanyaku. Ia mengangguk lalu meneruskan penjelasannya.

“Sebenarnya mereka bukan Oppa kandungku.”

“Mwo?”

“Aku baru mengetahuinya ketika kita lulus SMP. Waktu itu aku melihat Jongdae Oppa mengeluarkan petir-petir kecil dari tangannya. Dan akhirnya Eomma dan Appa menjelaskan kalau mereka di angkat ketika aku masih balita.” Jelasnya sambil tersenyum kecil. Aku ingat kedua Oppa-nya, memang sama sekali tidak mirip.

“Lalu, bagaimana kau mengenal Chanyeol sunbae?”

“Kedua Oppaku yang memperkenalkannya padaku sebulan yang lalu.” Kami sama-sama terdiam. Aku tidak bertanya lagi karena pertanyaanku sudah terjawab semua.

“Err, apa hubungan mereka dengan Harabeoji-mu?” kini giliran dia yang bertanya.

Aku menghela nafas lalu menceritakan mulai dari Harabeoji menemukan mereka sampai Harabeoji wafat. Sunghee mengangguk-angguk paham. “Jadi, kau berniat mempersatukan mereka?” tebak Sunghee tepat sasaran.

“Ne, memang itu yang harus kita lakukan, Sunghee-ya.”

“Jika aku memohon padamu jangan melakukannya, apa kau bersedia?” tanya Sunghee membuat keningku berkerut. Apa yang dipikirkan yeoja ini? Dia mau mati?

“Kenapa kau bertanya seperti itu?”

“Aku memahami mereka.”

“Mwo?”

“Anniya! Sebentar lagi bel, ayo ke kelas!” Sunghee menarik tanganku menuju pintu atap, sedangkan aku masih berusaha mencerna kata-katanya. Dia memahami mereka?

# # # # #

Aku keluar dari ruangan dosen Lee sembari mengamit sebuah buku yang cukup tebal. Huft, makalahku ditolak untuk yang kesekian kalinya. Itu berarti aku harus mengoreksinya dan mengetik ulang. Aish, jinjja!

BRUKK

Seorang namja menubrukku dan membuat buku tebal ditanganku terjatuh. Untung saja tidak jatuh ke kakiku. “Ah, jeosonghamnida!” namja itu mengambil bukuku dan menyerahkannya padaku.

Tunggu, dia kan...

“Ah, ne. Gwaenchana.” Ketika ia mulai berjalan menjauhiku, aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Apa yang harus kulakukan ya?

“Err, jogyeo!” panggilku dan iapun berbalik. “Boleh aku tanya sesuatu?”

“Apa itu?” tanyanya balik.

“Err, bagaimana mengatakannya ya? Eng, aku pernah melihat tato frost dilehermu.”

“Kau bisa melihatnya?!” tanyanya dengan mata terbelalak. Aku hanya mengangguk bingung. “Sebenarnya siapa kau?”

“Na? Lee Junho. Beberapa temanmu pernah dirawat oleh Harabeoji-ku, jadi aku tau tentang kalian berduabelas.” Jelasku singkat.

“Beberapa temanku?”

“Em, yang kutau ada Kim Joonmyun, Byun Baekhyun, dan Chanyeol. Selebihnya, molla.”

“Lalu, apa kau tau namaku?”

“Anniyo. Untuk itu aku mengajakmu berbicara karena aku ingin tau namamu.”

“Sebaiknya jangan temui aku lagi.” Ujarnya sinis lalu berbalik pergi.

“Ya! Jamkkanman! Aish!” aku mengacak-acak rambutku kesal sembari menatap kepergian namja itu. Sialan! Sombong sekali orangnya.

Tanpa buang-buang waktu, akupun pulang ke rumah dan menceritakan semuanya pada Yoonji yang sudah dirumah. Ia hanya diam menyimak ceritaku. “Hmm, apa semuanya seperti itu ya? Tapi Baekhyun sunbae tidak sombong.”

“Sebagian besar mungkin bersifat sinis seperti itu. Menyebalkan.” Sungutku kesal.

“Oh iya, Oppa, aku baru saja diberitahu sebuah rahasia yang tidak terduga hari ini.” Seru Yoonji bersemangat sembari mengambil posisi duduk dihadapanku.

“Apa itu?” tanyaku penasaran.

“Apa Oppa ingat sahabatku Kim Sunghee?”

“Ah, sahabatmu satu-satunya sejak pertama kali masuk itu? Wae?”

“Kedua Oppanya, juga pemilik kinesis sama seperti duabelas orang itu. Mereka adalah dua namja yang tidak ditemukan oleh Harabeoji.” Jelas Yoonji singkat membuatku terkejut.

“Jeongmal? Oppanya? Bagaimana bisa?!” Yoonji pun menceritakan semuanya padaku, tentang orangtua Sunghee yang mengangkat kedua Oppa-nya, hingga Oppa-nya yang kepergok oleh Sunghee sedang menggunakan kemampuannya. Woaah, dunia memang sempit!

“Dan rencananya, weekend nanti Sunghee mengajakku piknik dengan kedua Oppa-nya, dan aku juga disuruh mengajakmu, Oppa. Kau mau kan?”

“Tentu saja! Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan bertemu dua orang itu!”

# # # # #

Yoonji memandang langit yang kelabu itu. Sudah dua jam hujan berlangsung dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. “Aish. Aku tidak mau merepotkan Junho Oppa.” Gerutunya sembari melirik jam tangannya.

Ia pulang terlambat karena ia harus mengikuti ulangan susulan. Ingat kan, dia pernah membolos?

Karena semakin sore, Yoonji nekat menerobos hujan. Toh, ia masih punya seragam cadangan dirumahnya. Ia berlari menyusuri trotoar. Saat ini ia sedang tidak punya uang jadi ia tidak naik bus. Ia terus berlari hingga tubuhnya basah kuyup.

Setelah sekian lama berlari, ia tidak merasakan titik-titik hujan membasahinya lagi. Yang ada hanya kedinginan karena baju dan rambutnya basah. Aneh, padahal hujan masih berlangsung.

“Kenapa diam saja? Ayo jalan.” Yoonji berbalik dan mendapati seorang pria memasang wajah datar yang tidak basah sama sekali. Kering total.

“KIM JOONMYUN?!” seru Yoonji terkejut. Pria itu hanya tersenyum tipis lalu berjalan mendekat kearah Yoonji.

“Kau mau berdiam diri sampai kapan, nona? Tanganku sudah pegal menahan air hujan agar tidak membasahi kita, tau!” Yoonji mendongak dan benar saja. Air hujan itu sudah seperti payung baginya. Iapun melihat tangan Joonmyun yang terkepal dibawah, menahan air hujan dengan kekuatannya.

“Apa pedulimu? Aku tidak meminta kau menahan air hujan itu, turunkan saja!” seru Yoonji kesal. Entah kenapa, mungkin ia masih emosi terhadap perlakuan Joonmyun padanya waktu itu.

“Kau yakin?” tanya Joonmyun sembari menyeringai.

“Jangan pedulikan aku! Payungi saja dirimu sendiri!”

“Baiklah.”

BYUUUURR

Air yang tertahan diatas kepala Yoonji itu langsung mengguyur tubuh gadis itu. Joonmyun terkikik melihat Yoonji yang kaget karena air hujan yang dalam volume banyak itu mengguyur tubuhnya. “YA, KIM JOONMYUN!”

“Mwo?”

“Kenapa kau mengguyurku?!”

“Kau yang meminta. Kau bilang, turunkan saja. Ya sudah aku turunkan.” Jawabnya santai. Kedua tangan Yoonji terkepal erat, menahan emosinya.

“Kau benar-benar menyebalkan, Kim Joonmyun! Kenapa selalu aku yang menjadi sasaran guyuranmu?!” seru Yoonji tanpa memedulikan sekitar. Untung saja trotoar sedang sepi karena hujan.

Pandangan mata Joonmyun beralih ke belakang Yoonji. “Ah, itu ada minimarket! Ayo kita kesana!” pria itu menggandeng tangan Yoonji dan menariknya ke minimarket yang tidak jauh dari situ. “Kau tunggu disini, jangan kemana-mana, ne?” Joonmyun pun masuk meninggalkan Yoonji diluar dengan keadaan bingung.

Kenapa sifat namja itu cepat sekali berubah? Batin Yoonji.

Tidak lama kemudian Joonmyun keluar dengan sebuah payung transparan dan dua kaleng kopi ditangannya. “Bisa pegang ini?” ia menyodorkan payung transparan itu dan langsung disambut oleh Yoonji.

Pria itu menggerakkan tangannya seperti menarik sesuatu dari Yoonji, perlahan namun pasti kumpulan air tertarik dari tubuh Yoonji membuat gadis itu menjadi kering kembali. “Nah, pakai payung itu untuk pulang dan ini untukmu.” Pria itu membukakakan salah satu kaleng kopi itu dan memberikannya pada Yoonji yang hanya menatapnya penuh tanda tanya. “Jangan hujan-hujanan lagi, arra? Aku pergi dulu.”

Joonmyun menahan air hujan lagi dan membuat payung lalu melangkah santai sembari meneguk kopinya.

“JOONMYUN-SSI!” panggil Yoonji membuat pria itu berbalik. Yoonji membuka payungnya lalu berlari kecil menyusul Joonmyun. “Apa ada alternatif yang bisa kupakai untuk bertemu kembali denganmu?”

Joonmyun nampak berpikir sejenak lalu menjawab, “kau menyukaiku, huh?” pertanyaannya menbuat Yoonji tersentak.

“Apa maksudmu aku menyukaimu?! Aku hanya ingin bertemu lagi denganmu karena ada banyak hal yang ingin aku ceritakan! Kalau kuceritakan sekarang, waktunya tidak tepat!”

“Hmm, baiklah. Kau bisa menemuiku di cafe seberang sekolahmu kapan saja. Aku berkerja disana.”

“Ne, gomawo. Ah, gomawo juga untuk payung dan kopinya.”

“Cheonmaneyo. Pulanglah.” Pria itu melanjutkan langkahnya meninggalkan Yoonji yang tersenyum penuh arti.

# # # # #

Sunghee berlari kecil menyusuri lorong kampus kedua kakaknya. Ia disuruh sang ibu mengantarkan buku milik Jongdae yang ketinggalan. Untung ia pulang cepat hari ini, jadi tidak masalah. Ia menundukkan kepala sejak tadi karena pasang-pasang mata dilorong tersebut mengarah padanya. Bagaimana tidak, ia satu-satunya yang berseragam sekolah dilorong itu.

“Eh, Kim Sunghee?” gadis itu mendongak dan mendapati Lee Junho tersenyum padanya.

“Ah, Junho Oppa, annyeong haseyo!” Sunghee membungkuk sambil tersenyum.

“Apa yang kau lakukan disini? Memakai seragam sekolah pula.”

“Igeo, aku mau mengantarkan buku milik Oppa-ku.” Jawab Sunghee sembari menunjuk buku tebal ditangannya.

Oppa-mu? Yang Frost atau yang Lightning?” Sunghee tersentak mendengar pertanyaan kakak sahabatnya itu.

Oppa tau?”

“Yoonji bercerita padaku. Tentu saja aku tau.”

“Em, yang Lightning.”

“Oh, tidak kusangka Oppa-mu juga kuliah disini. Ah, kalau begitu aku duluan ya. Kelasku limabelas menit lagi dimulai, annyeong!”

“Ne, annyeong, Oppa!” setelah Junho pergi, Sunghee melanjutkan langkahnya. Sampailah ia pada lorong yang lumayan sepi, karena ini bukan lorong utama yang biasa dilewati para mahasiswa. Sepertinya Sunghee mencari aman dengan memilih lorong yang sepi, toh, dia sudh hafal seluk-beluk kampus ini.

Tiba-tiba hawa dingin menusuk-nusuk tubuhnya dan membuatnya kaku dalam sekejap. “Ah!” Sunghee mencoba menggerakkan anggota tubuhnya namun tidak ada yang mau bergerak kecuali bola mata dan mulutnya.

“Minseok Oppaa! Jangan main-main!” seru Sunghee membuat tubuhnya menghangat kembali. Muncullah seorang pria yang hanya beberapa senti lebih tinggi darinya dan berwajah imut, pria itu tertawa ketika muncul dari tempat persembunyiannya.

“Ahahahah, wajahmu saat panik lucu sekali! Ya, apa yang kau lakukan disini? Sekolahmu di Jungsang bukan disini, dongsaengie.” Ujar pria yang bernama Kim Minseok itu sembari mencubit pipi kiri Sunghee.

Oppa! Sakit tau! Aku kesini mau memberikan buku ini pada Jongdae Oppa, jadi minggir.”

“Aigoo, sejak kapan dongsaeng-ku menjadi jutek seperti ini? Sedang kedatangan tamu yaa?” goda pria itu membuat dirinya mendapat pukulan kecil menggunakan buku tebal dari adiknya itu.

“Tidak lucu!”

“Yaa, apa yang sedang kalian lakukan? Aku menunggu buku itu dari tadi, Kim Sunghee.” Mereka menoleh bersamaan kearah seorang pria yang melipat tangannya dan berdiri satu meter dari mereka.

“Salahkan Minseok Oppa, dia menggangguku!” seru Sunghee sambil berjalan mendekati pria itu dan menyerahkan bukunya. “Kau juga salah, Jongdae Oppa. Ceroboh sekali sampai tertinggal!”

“Uri dongsaeng sudah berani menasehatiku rupanya. Hyung, dia harus kita beri pelajaran dirumah nanti.” Seru Jongdae disambut anggukan semangat Minseok.

“Aah, molla! Aku mau pulang!” gadis itu berbalik meninggalkan kedua Oppa-nya.

“Ya, Sunghee-ya, jamkkanman!” Minseok mengejar gadis itu sedangkan Jongdae kembali ke kelasnya. “Ayo pulang bersama, kelasku sudah bubar.” Ujar Minseok sembari menggenggam tangan adiknya itu.

“Aku tidak mau pulang dengan Oppa nakal sepertimu!” Sunghee melepaskan genggaman Minseok lalu mempercepat langkahnya.

“Ya! Kim Sunghee!”

“Pokoknya tidak mau–Gyaaaaaaaa!!” Sunghee terjatuh sangking kagetnya. Minseok juga menghentikan langkahnya.

Sedangkan objek yang membuat Sunghee terkejut hanya menatap gadis itu heran. Lalu ia menoleh pada Minseok yang tidak jauh dari Sunghee.

Bagaimana bisa namja itu tiba-tiba muncul dihadapanku? Tanya Sunghee dalam hati.

Ketika pandangan pria itu dan Minseok bertemu, tato yang ada dileher mereka langsung terlihat. Membuat keduanya tersentak. “Keyhole.” Gumam Minseok.

“Frost.” Gumam pria itu. Sunghee menatap heran pada keduanya.

“Nuguya?” seru pria itu dan Minseok bersamaan.

# # # # #

“Apa sebaiknya kita mengajak Chanyeol sunbae dan Baekhyun sunbae?” tanya Yoonji ketika kami sedang membuat daftar apa saja yang harus dibawa saat piknik nanti.

“Kenapa mereka?” tanyaku heran.

“Yaa, kita buat juga reuni kecil-kecilan untuk mereka. Dan itu juga kalau kau setuju.” Jelas Yoonji sembari mengangkat bahunya. Aku berpikir sejenak menimang usul Yoonji.

“Hmm, sebenarnya itu ide bagus, tapi aku yakin mereka tidak akan suka. Cukup Oppa kita saja.” Yoonji mengangguk-angguk paham mendengar penolakanku.

Apa yang ada dipikiran yeoja itu? Mempersatukan mereka kembali?

“Ah, ye. Kemarin aku bertemu dengan Junho Oppa, Yoonji-ya.”

“Oh ya? Dimana?”

“Di kampus. Kemarin, aku mengantarkan buku Jongdae Oppa, lalu bertemu dengan Junho Oppa.” Jawabku sembari mengambil posisi duduk disamping Yoonji. “Apa kau memberitahu Oppa-mu mengenai kedua Oppa-ku?”

“Ah, ne. Mianhae, aku tidak pernah cerita.” Ujar Yoonji dengan tampang bersalah. Aku terkikik pelan lalu menepuk bahunya.

“Gwaenchana. Toh, Oppa-mu sangat pintar menyimpan rahasia kan?” Yoonji mengangguk lalu ikut tertawa.

“Sunghee-ya, sore ini aku mau bertemu dengan Kim Joonmyun. Kau ikut ya? Aku ingin sekali mengenalkanmu padanya.” Kim Joonmyun? Pengedali air itukah?

“Kau berhubungan dengannya? Bukannya Kim Joonmyun tidak mau bertemu lagi denganmu?”

“Aku belum cerita padamu, ya? Kemarin, aku bertemu dengan Joonmyun. Ia menahan air hujan agar tidak membasahiku ketika aku hujan-hujanan. Akhirnya ia membelikanku payung dan sekaleng kopi. Ketika aku tanya bagaimana agar aku bisa bertemu dengannya lagi, dia bilang datang saja ke cafe diseberang sekolah, dia bekerja disana. Itu berarti ia tidak menghindariku, kan?”

“Tidak kusangka sifatnya berubah secepat itu.” Komentarku disambut tawa Yoonji.

“Aku juga berpikir begitu kemarin, entah mengapa, kemarin itu dia sangat manis.” Aku melirik Yoonji yang senyum-senyum sendiri dengan mata berbinar. Aigoo...

“Ya, kau menyukainya?” godaku sembari menyikut lengannya. Ia langsung gugup membuatku ingin menertawakannya.

“A–anniyo! Siapa bilang aku menyukai namja berkepribadian ganda itu!” elaknya.

“Aah, mengaku saja.”

“Hentikan, Kim Sunghee.” Seru Yoonji dengan tatapan tajamnya. Omo, jurus itu selalu ampuh untukku.

“Ne, ne, ne. Aku berhenti.” Aku mengangkat kedua tanganku tanda menyerah. Tatapan tajamnya berubah menjadi wajah berbinar lagi. “Aigoo, kau juga berkepribadian ganda!”

“Apa katamu?!”

“Eh, ngomong-ngomong, kemarin aku juga bertemu dengan satu orang namja lagi. Dan, sepertinya ia salah satu namja yang pernah dirawat kakekmu.”

“Oh ya? Siapa dia? Apa kemampuannya?” tanya Yoonji bersemangat. Aku menopang daguku dengan kedua telapak tangan.

“Teleportasi. Namanya....”

# # # # #

KLINING~

Aku tidak menghiraukan suara bel itu dan tetap membaca buku yang ada ditanganku, sembari sesekali menyeruput secangkir Hot Cappucino.

“Err, permisi. Apa namja yang bernama Kim Joonmyun ada?” tubuhku sedikit menegang ketika mendengar namaku disebut. Siapa yang mencariku sore-sore begini?

“Ah, maksudmu Kim sajangnim? Disana, yang sedang membaca buku.”

“S–sajangnim?! Ah, ne. Kamsahamnida!” aku mengintip dari balik buku. Tunggu, itu kan yeoja yang bernama Lee Yoonji? Dan dia tidak sendirian.

“Kim Joonmyun-ssi, annyeong haseyo!” sapanya membuatku terpaksa menyingkirkan bukuku dari hadapan wajahku.

“Oh, wasseo? Kukira kau tidak akan pernah datang.” Balasku santai. Ia nyengir.

“Aku pasti datang! Oh iya, kau tidak mempersilakan pelangganmu duduk?”

“Ah, ne. Duduklah sesukamu.” Jawabku asal membuat wajahnya merengut. Yeoja yang tidak kukenal pun duduk disampingnya. “Aku baru melihatmu, boleh kutahu siapa namamu?” tanyaku dengan wajah yang dibuat seramah dan setampan mungkin.

“Oh–joneun Kim Sunghee imnida. Sahabat Yoonji.” Jawab yeoja itu lalu membungkuk sedikit. Aku tersenyum lalu mengulurkan tangan kananku.

“Joneun Kim Joonmyun imnida. Senang bisa berkenalan denganmu.” Seruku sembari menjabat tangannya. Kulirik Yoonji yang sudah bermuka mendung saat ini.

“Kau tidak seramah itu ketika berkenalan denganku.” Gerutunya membuatku menoleh.

“Oh, jadi kau cemburu, begitu?”

“Enak saja! Aku tidak akan pernah cemburu padamu, Kim Joonmyun!”

“Tidak sopan sekali kau. Aku lebih tua darimu tau!”

“Untuk apa aku memanggil namja dengan kepribadian ganda ini dengan sebutan Oppa? Menjijikkan!”

“Jadi kau kesini hanya ingin mengajakku adu mulut? Sebaiknya kau keluar sekarang juga sebelum kenyamanan cafe-ku terganggu.”

“Aaah, bukan begitu, Joonmyun-ssi! Sudah kubilang aku ingin menceritakan banyak hal padamu.” Ujarnya dengan wajah memohon. Aku menyeringai penuh kemenangan lalu memanggil salah satu pelayan cafe.

“Tolong bawakan minuman untuk kedua yeoja ini. Kalian mau apa?”

“Terserah saja.”

“Kelihatannya Ice Coffee enak.” Ujar Yoonji sembari memandang papan menu yang ada dibelakang kasir.

“Dingin-dingin begini minum Ice Coffee? Cappucino saja untuk mereka berdua.” Setelah pelayan itu pergi aku menoleh pada Yoonji.

“Jadi, apa yang mau kau ceritakan?”

“Baiklah, aku mulai dari dia dulu. Sahabatku, Kim Sunghee, juga mengetahui tentang duabelas orang itu.” Ujarnya membuatku sedikit terkejut. “Karena kedua Oppa angkatnya termasuk ke dalam kawanan kalian. Dua orang yang tidak ditemukan Lee Harabeoji.”

“Boleh aku tau nama kedua Oppa-mu?” tanyaku pada yeoja bernama Sunghee itu.

“Kim Minseok dan Kim Jongdae.”

“Lalu, ada dua sunbae-ku yang juga dari kawanan kalian. Namanya Byun Baekhyun dan Park Chanyeol.”

“Aku tau mereka, mereka termasuk yang dirawat oleh Lee Hwansang, bersamaku.” Responku ditanggapi anggukan Yoonji.

“Dan, Sunghee juga baru bertemu dengan si pemilik teleportasi.” Lanjut Yoonji membuat keningku berkerut.

“Anak nakal itu maksudmu? Sejak dulu dia sudah dicap anak nakal oleh kami karena kemampuannya yang bisa berpindah tempat dan memakai kemampuan itu untuk mengerjai kami. Apa sekarang dia hidup layak? Aku tidak yakin hidupnya bahagia setelah kami pergi dari rumah Lee Hwansang.”

“Entahlah, Sunghee yang bertemu dengannya, bukan aku.”

“Setelah memperkenalkan diri padaku dan Minseok Oppa, dia langsung menghilang. Jadi aku tidak tahu mengenai kehidupannya.” Jelas Sunghee sembari mengangkat bahu.

“Lalu, ada lagi yang ingin kau ceritakan?” Yoonji menggeleng lalu aku tersenyum puas. “Baiklah, sekarang aku yang ingin bercerita.”

“Cerita apa?” kedua yeoja itu terlihat antusias.

“Belakangan ini aku bertemu dengan seorang yeoja. Sebenarnya ia cantik, tapi mulutnya itu benar-benar... Dan hari ini ia menceritakan hal yang tidak penting padaku. Bukankah itu membuang-buang waktuku?” Sunghee mengangguk-angguk semangat sedangkan Yoonji sudah mulai mendung.

“Siapa yeoja itu?” tanya Sunghee sambil melirik yeoja yang duduk disampingnya.

“Namanya Lee Yoonji. Dia benar-benar yeoja yang cerewet.”

“KIM JOONMYUN, MATI KAU!”

# # # # #

“Yaa, apa kau masih kesal dengan kejadian kemarin? Jangan murung terus doong, ayo senyum!” seru Sunghee pada sahabatnya yang sejak tadi menekuk wajahnya.

Terang saja, ia masih kesal pada Kim Joonmyun akibat insiden kemarin, dan ia belum sempat memukuli pria itu karena keburu tubuhnya dikunci oleh kemampuan pria itu. Pria itu menghentikan aliran cairan ditubuhnya membuatnya tidak bisa bergerak.

“Hari ini kau harus ceria, ne? Kita kan akan piknik!” seru Sunghee lagi berusaha menyemangati Yoonji. Akhirnya gadis itu tersenyum juga.

“Baiklah. Ayo kita bereskan sebelum Oppa-ku datang.” Mereka menata tikar (?) dan makanan-makanan yang sudah mereka persiapkan dari rumah. Rencananya kakak Yoonji, Lee Junho, akan datang terlambat karena ada suatu urusan. Sedangkan kedua kakak Sunghee, Kim Minseok dan Kim Jongdae sedang bersantai dipinggir danau menunggu adiknya menyiapkan tempat.

Limabelas menit kemudian, Junho pun datang. Ia langsung menghampiri Yoonji dan Sunghee tanpa menyadari keberadaan Minseok dan Jongdae yang ada dipinggir danau taman tersebut. “Oppa sini!” seru Yoonji yang sudah duduk bersama Sunghee. Sahabatnya pun ikut memanggil kedua kakaknya.

“MINSEOK OPPA! JONGDAE OPPA!”

Kedua pria itu berlari menuju tempat dimana tikar digelar. Mereka pun duduk dikanan-kiri Sunghee sambil memegangi perut yang sudah keroncongan. “Oppa, kenalkan dulu ini Oppa Yoonji, Lee Junho.”

Baru saja Minseok dengan menjabat tangan Junho, matanya terbelalak, sama halnya dengan Junho.

“NEO?!”

# # # # #

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK